Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 61200 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S7709
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Musa Maliki
"This article argues that in the era of globalization, the European Union as 'the ultimate of modernity" is having a supremacy among other international actors. The preeminence is not laid only on hard powers such as military, economy,or political power, but mostly on the "area of knowledge" , signed by the domination of European discourses.European discourses are constructed by the history and traditions which are based on Hellenism.The dominance of European discourses is seen in every aspect in Indonesia. From this point, the article addresses us a reflective question: " Who are we,actually?""
2006
JKWE-II-2-2006-74
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998
790.259 8 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
Jakarta: Departemen P & K, 1998
306 SOE s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
D. Suryaman
"Peraturan dalam bidang lembaga notariat berakar pada "Notariswet? peninggalan Belanda. Peraturan Jabatan Notaris (PJN) termasuk hukum publik, sehingga ketentuan-ketentuan yang ada di dalamnya adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa. Namun dalam era globalisasi dan teknologi informasi, dirasakan ketinggalan zaman, terutama untuk menanggapi, apakah kini para pihak masih harus menghadap Notaris dan Notaris harus membacakan akta, karena harus rnemenuhi kewajiban menyusun, membaca dan menandatangani akta (verlijden). Keinginan serba praktis dan cepat, baik bagi para pengguna jasa Notaris, maupun Notaris sendiri, menimbulkan fenomena pembuatan akta yang dikenal dengan istilah akta terbang. Untuk melakukan perubahan, kini dalam era teknologi informasi ini, diperlukan pemahaman bahasa Inggris oleh para Notaris, sehingga akan membantu untuk memahami tentang teknologi informasi, Hukum Perdata Internasional dan Cyber Law. Mini dimungkinkan untuk melakukan pembacaan akta melalui teleconference dan videoconference dan penanda tanganan akta melalui tanda tangan elektronik (electronic signature), tanda tangan terkunci (secure signature) dan atau tanda tangan digital (digital signature) dan dikirim melalui lampiran e-mail. Namun, selama belum ada peraturannya, jika Notaris melanggar verlijden, maka akta yang dibuatnya akan senilai akta di bawah tangan. Sebagai terobosan sebaiknya dilakukan reformasi PJN, kalau tidak, akan memberi kesan dibiarkannya pelanggaran itu berulang-ulang. Sekarang ini, berlomba dan berpacu dengan waktu dan tidak membiarkan perangkat hukum yang mengatur Notaris tertinggal dan terasing baik dikalangan para pengguna jasa Notaris sendiri maupun dikalangan masyarakat pada umumnya."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T14457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didiet Naharani Bahariyanti Purnama Dewi
"Tesis ini membahas mengenai liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia sebagai bentuk komitmen Indonesia di WTO, khususnya ketentuan General Agreement on Trade in Services (GATS) dengan melihat pada Schedule of Commitment dan regulasi domestik Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan metode nonnatif preskriptif untuk melihat scjauh mana perkembangan liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia serta kesiapan Indonesia dalam rnenghadapi liberaJisasi agar dapat memanfuatkan peluang sekaligus melindungi kepentingan nasional Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa liberalisasi sektor telekornunikasi di Indonesia telah dimulai dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi serta berakhimya konsep monopoli di sektor telekomunikasi Indonesia. Dalam perkembangannya pemerintah telah melakukan upaya yang cukup menunjang dalam rangka menghadapi liberalisasi agar dapat efektif memanfaatkan hasil libernlisasi.

This thesis is concerning about liberalization of telecommunication sector in Indonesia as Indonesian's commitment in WTO, especially stipulation in General Agreement on Trade in Services (GATS) by refers on Schedule of Commitment and domestic regulation in Indonesia. This research is conducted using nonnative prescriptive methods to discover how far are the liberalizations of telecommunication sector development in Indonesia and the preparation of the country in dealing with liberalization so it will be able to take advantage of opportunities and also to protect Indonesia’s interests. The result of the research shows that the liberalizations of telecommunication sector in Indonesia has initiated by the Act no 36, 1999 About Telecommunication and the end of monopoly concept in Telecommunication sector of Indonesia. Within the development, the govermment conducted moderate value of supporting effort in order to deal with liberalization to be effective in utilize liberalization output."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T 25137
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Soedarsono
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999
709.598 SUD s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abednego Soebari
"Tidak dapat disangkal lagi, sejak jaman dahulu komunikasi memegangperanan penting dalam kehidupan manusia. Peranan komunikasi tersebut saat ini bukan saja hanya untuk - kepentjngan pribadi atau perorangan, tetapi sudah merambah ke segala bidang, tidak terkecuali dalam sektor bisnis. Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia, maka sektor komunikasipun mengalami perkembangan yang cepat. Dengan kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, berbagai fasilitas komunikasi baik yang modem maupun gederhana dapat dimanfaatkan masyarakat. Hubungan manusia antar tempat dapat di erpendek dengan fasilitas komunikasi tersebut.
Industri perposan sebagai salah satu bagian dari bisnis komunikasi, saat ini menghadapi dilema yang kompleks. Di satu sisi perkembangan teknologi membawa dampak positif terhadap bisnis komunikasi secara keseluruhan namun di pihak lain kemajuan teknologi dikawatirkan akan memperburuk kondisi bisnis perposan yang mengandalkan komunikasi tertulis bahkan dengan elektronika, sehingga semakin. menurunkan pangsa pasar industri perposan. PT. Pos Indonesia sebagai salah satu penyedia sarana komunikasi tertulis secara umum menghadapi dilema yang sama dan harus terus-menerus berupaya untuk mengembangkan diri agar mampu bersaing dengan perus.a haan-perusahaan penyedia fasilitas komunikasi yang lain . Persaingan tersebut juga dirasakan semakin tinggi akibat. arus globalisasi sehingga semakin mudahnya perusahaan asing masuk Indonesia serta semakin beragamnya tuntutan masyarakat dalam menggunakan jasa komunikasi.
Tujuan penulisan karya akhir ini pada dasamya adalah nntuk mengetahui strategi tingkat korporasi yang telah dilakukan oleh PT. Pos Indonesia dalam menghadapi persaingan tersebut. Demikian juga akan mempelajari faktor-faktor internal dan ekstemal yang mempengaruhi industri perposan umumnya untuk mengungkapkan kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang mimgkin dihadapi oleh PT. Pos Indonesia.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang pengiriman surat, uang dan barang, PT. Pos Indonesia memiliki pesaing yang cukup besar antara lain dari perusahaan jasa telekomunikasi, jasa titipan, jasa pengurusan transportasi, perbankan, dan bisnis penyiaran. Sedangkan pesaing yang paling utama adalah perusahaan jasa telekomunikasi yang menawarkan altenatif lain dalam komunikasi dan perusahaan jasa titipan baik domestik maupun asing yang menawarkan jasa courier.
Adanya perubahan lingkungan dan tingginya tingkat persaingan dalam bisnis perposan, telah dilakukan antisipasi oleh manajemen PT. Pos Indonesia melalui upaya penetapan visi dan misi yang relevan dengan tuntutan masa depan; penjadwalan pelaksanaan reformasi hingga tahun 2020; langkah restrukturisasi organisasi antara lain dengan melakukan efisiensi terhadap 16 posisi di tingkat pusat, penciutan jumlah wilayah usaha dari 14 buah menjadi 11 buah dan penggabungan kantor-kantor Sentral Giro di seluruh Indonesia.
Melalui analisa lingkungan intemal, diperoleh gambaran bahwa PT. Pos Indonesia mempunyai kekuatan dalam hal pengalaman untuk mengelola bisnis perposan karena kehadirarmya telah ada sejak dahulu; memiliki sumber daya yang cukup besar baik sumber daya manusia maupun fasilitas pelayanan (sampai dengan akhir tahun 1996 kurang lebih terdapat 20.000 titik pelayanan dengan 28.573 orang karyawan); memiliki kompetensi inti dalam keunggulan penguasaan daerah antaran di seluruh pelosok wilayah Indonesia; tingkat likuiditas dan kesehatan perasahaan yang balk; serta sarana pelayanan yang lengkap dan memadai.
Namun masih terdapat beberapa kelemahan yang haras diperbaiki oleh PT. Pos Indonesia seperti; rendahnya citra perasahaan di mata masyarakat karena masih seringnya kegagalan dalam memenuhi waktu tempuh kiriman yang telah dijanjikan; sistem informasi yang belum terintegrasi; terlalu banyaknya ragam produk yang ditawarkan sehingga membingungkan konsumen; ketergantungan yang tinggi terhadap sistem transportasi pihak ketiga; sistem dan prosedur pelayanan yang birokratis dan kaku sehingga kurang customer friendly, serta meskipun telah memiliki produk-produk unggulan namun brand image-nya kurang melekat pada konsumen.
Sedangkan melalui analisa lingkungan ekstemal, PT. Pos Indonesia dinilai masih mempunyai peluang karena prospek pertumbuhan pasar yang masih bagus; perkembangan demografi dan kualitas pendidikan masyarakat yang makin meningkat; transaksi bisnis yang semakin tinggi sehingga akan meningkatkan volume hibrida mail berapa surat bisnis elektronik dan direct mail; perkembangan teknologi yang memungkinkan untuk meningkatkan mutu pelayanan jasa pos melalui efisiensi, pengembangan produk dan peningkatan produktivitas.
Meskipun demikian ancaman yang haras dihadapi oleh PT. Pos Indonesia juga dinilai cukup besar karena; sikap konsumen yang semakin kritis, rasional dan selektif dalam menggunakan jasa pos sehingga tuntutan kualitas haras mendapat perhatian utama; semakin tumbuh dan berkeihbangnya perasahaan perposan sejenis/peqastip; semakin tersedianya produk substitusi terutama yang berbasis teknologi informasi sehingga mempengaruhi tingkat pemakaian komunikasi tertulis.
Berdasarkan kondisi lingkungan ekstemal dan situasi internal yang dihadapi oleh perusahaan tersebut di atas maka untuk menghadapi era persaingan global dan tingkat persaingan yang cukup tinggi, peningkatan mutu pelayanan menjadi kunci utama kesuksesan perusahaan. Melalui analisa SWOT, PT. Pos Indonesia dapat menerapkan strategi korporasi melalui: membentuk team work yang melayani pasar bisnis secara khusus di setiap titik pelayanan yang potensial; melengkapi service point dengan sarana pelayanan yang modem dan terintegrasi guna meningkatkan motivasi dan produk^vitas; peningkatan kerjasama dengan penyedia jasa transportasi dan pembenahan intemal dalam material handling; strategi customer satisfaction focus dengan konsep utama pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen; meningkatkan akurasi penyerahan kiriman, peningkatan waktu tempuh kiriman dan pelayanan yang konsisten untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen; serta perlunya digalakkan promosi terhadap produk xmggulan agar memiliki brand image yang kuat.
Sedangkan untuk mengatasi kelemahan pemsahaan dapat diambil langkah-langkah strategi melalui penyederhanaan jenis produk yang ditawarkan dan untuk memberikan kemudahan kepada konsumen hams diupayakan sistem dan prosedur keqa yang sederhana dan tidak berbelit sehingga terkesan birokratis. Dengan deipikian kepuasan konsumen akan terwujud dan loyalitas mereka juga teijamin meskipun banyak produk sejenis yang ditawarkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1993
658.009598 MAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>