Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151768 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S9350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Refianto
"ABSTRAK
Perkembangan industri perbankan, terutama produk atau instrumen perbankan semakin meluas dan beragam, telah memberikan banyak opsi bagi para konsumen atau pengguna jasa perbankan. Disisi lain, risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank menjadi semakin banyak dan kompleks, sehingga manajemen Bank dan pihak otoritas pengawas Bank semakin dituntut untuk memahami hal tersebut. Kinerja perbankan di masa krisis tahun 1997 - 1998, membuktikan bahwa perbankan nasional kurang atau belum mampu mengantisipasi risiko yang dihadapi secara lebih memadai. Pada dasarnya risiko perbankan tersebut harus dikelola secara hati-hati oleh manajemen Bank dan pihak otoritas pengawasan Bank perlu mengembangkan teknik pengawasan yang mampu mengantisipasi risiko yang dihadapi oleh Bank tersebut. Dengan pendekatan yang demikian diharapkan terdapat kesamaan tujuan antara manajemen Bank dan otoritas yaitu memastikan bahwa risiko-risiko Bank dapat diidentiflkasi, diukur, dipantau, serta dikendalikan secara efektif Dengan kata lain, hasil pengawasan yang menentukan tindak lanjutnya diharapkan lebih bermanfaat bagi kedua belah pihak.
Pendekatan penilaian Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan metode CAMEL dinilai belum dapat memberikan gambaran secara utuh tentang kondisi Bank serta dianggap tidak lagi memadai untuk mengakomodasi hasil dari pengawasan berbasis risiko. Oleh sebab itu Bank Indonesia sebagai otoritas pengawas dan pembina perbankan mengeluarkan Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank yang terbaru. Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 6 /10/PBV2004 tanggal 12 April 2004 yaitu metode CAMELS (Capital, Assets Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market Risk). Diharapkan penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan metode CAMELS merupakan langkah yang tepat agar kompatibel dengan pola pengawasan berbasis risiko tersebut.
Analisis dilakukan terhadap Bank XYZ Jakarta yang merupakan salah satu Bank Asing yang ada di Indonesia, dengan melakukan analisis selama 4 (empat periode triwulan pada tahun 2004. Hasil yang diperoleh dari analisis adalah faktor permodalan dinyatakan mempunyai predikat sehat, Hal ini direfleksikan dengan hasil KPMM yang dimiliki oleh Bank XYZ jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan KPMM minimum yang diwajibkan serta dengan memperhatikan kecukupan modal Bank untuk menyerap kerugian dari aktivitas usaha Bank yang terlihat pada Komposisi permodalan sebagian besar berasal dari modal inti bank. hal ini mengindika.sikan bank memiliki buffer (real capital) yang lebih kuat untuk menyerap potensi kerugian. baik yang ada saat ini maupun yang akan dilakukan di masa mendatang. Faktor Kualitas Aset Bank XYZ Jakarta mendapat peringkat cukup sehat, dikarenakan beberapa komponen faktomya belum bisa mendapat peringkat sehat. Faktor Manajemen Bank mendapat peringkat sehat walaupun rnasih ada beberapa komponen faktor manajemen ini yang belum mencapai basil kinerja yang sehat. Dari analisis yang dilakukan terhadap Faktor Rentabilitas, ternyata Bank XYZ Jakarta memiliki tingkat kesehatan yang sangat sehat. Bank mampu menghasilkan penilaian terhadap komponen faktor ini dengan sangat memuaskan. Hal ini diindikasikan antara lain dengan Return on Asset yang tinggi) Net Interest Margin yang cukup besar, perkembangan laba operasional yang baik se.rta penerapan sistim akuntansi yang benar. Penilaian Faktor Likuiditas yang merupakan indikator kemampuan manajemen dana perbankan mengindikasikan bahwa Bank XYZ Jakarta mampu mengelola posisi likuiditas bank secara baik. HaJ ini dicerminkan basil analisis yang menyatakan bahwa Faktor Likuiditas Bank XYZ Jakarta berada pada predikat sehat. Dan penilaian terhadap Sensitivitas Terhadap Risiko Pasar akibat perubahan suku bunga maupun nilai tukar menyatakan bahwa walaupun Bank XYZ Jakarta memerlukan analisis yang lebih kompleks terhadap risiko ini, namun bank masih dinyatakan sehat terhadap faktor tersebut. Hal ini dikarenakan Bank XYZ Jakarta tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap risiko tersebut
Dengan menggunakan Metode CAMELS, basil analisis secara keseluruhan menghasilkan nilai komposit akhir tingkat kesehatan bank 2 (dua) yang mengindikasikan bahwa Tingkat Kesehatan Bank, Bank XYZ Jakarta tergolong baik (sehat). Kemudian penilaian menggunakan metode ROCA (Risk Management, Operational Control, Complience, Asset Quality) yang menggunakan Faktor Kualitas Aset dan Manajemen, khusus untuk perhitungan bank asing, yang mana Bank XYZ Jakarta merupakan salah Bank Asing di Indonesia. Metode ROCA ini menghasilkan nilai komposit akhir tingkat kesehatan bank asing 3 (tiga) mengindikasikan tingkat kesehatan bank tergolong cukup baik. Bank masih memiliki kelemahan pada kualitas asetnya.
Bank XYZ Jakarta yang merupakan bank dengan skala tidak besar, mampu menjalankan praktek perbankan yang sehat guna mendukung perkembangan dan pulihnya perbankan di Indonesia. Hasil dari Metode CAMELS ini dapat memberi masukan bagi pihak yang berkepentingan, atas faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari keenam aspek tersebut.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ratna Vidyani
"Merger dan akuisisi telah banyak dilakukan oleh industri perbankan dari tahun 2004 hingga 2008. Pada prinsipnya lerdapat dua faktor yang pelaku usaha melakukan merger dan akuisisi, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi. Merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh Bank-Bank tersebut tentu saja akan mempengaruhi nilai saham pada bank yang telah go public. Tujuan dari merger dan akuisisi salah satunya adalah meningkatkan kesejahteraan bagi para pemegang saham baik bagi bank pengakuisisi maupun bank yang menjadi target akuisisi.
Untuk meneliti dampak suatu kejadian (event) terhadap harga saham maupun retum saham, dikembangkan suatu metode penelitian yang dinamakan event study. Event study adalah suatu teknik penelitian empiris yang memungkinkan para peneliti melakukan penelitian tentang dampak peristiwa-peristiwa terhadap harga saham suatu perusahaan. Terdapat empat langkah prosedur event study yang akan dilakukan dalam penelitian ini, yaitu prosedur desain dan pengumpulan data, prosedur time series, prosedur event study dan prosedur analisis. Tanggal kejadian dan periode estimasi yang akan digunakan adalah [-30,30] dan [-330,-31] atau selama 300 hari untuk menghitung expected reiurn dengan menggunakan Single Index Market Model. Data-data yang digunakan adalah data harga saham individual harian dan data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harian. Data-data tersebut diubah kedalam bentuk return-nya.
Tiga hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian kali ini antara lain: bahwa tindakan merjer dan akuisisi memberikan rata-rata cumulative abnormal return positif bagi shareholder, rata-rata cumulative abnormal return setelah pengumuman mengalami penurunan dibandingkan rata-rata cumulative abnormal return sebelum pengumuman; serta rata-rata cumulative abnormal return dari bank-bank yang dikategorikan kedalam bank milik pemerintah atau Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan bank bukan milik pemerintah atau non BUMN adalah berbeda.
Bank-Bank yang menjadi sampel dalam penelitian kali ini adalah Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk. Hasil dari penelitian kali ini adalah nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari seluruh sampel yang digunakan dalam penelitian ini nilainya lebih kecil dari pada nol. Yang kedua adalah bahwa setelah pengumuman nilai dari rata-rata cumulative abnormal return menjadi kecil dari pada sebelum pengumuman. Nilai dari rata-rata cumulative abnormal return dari Bank BUMN jika dibandingkan dengan Bank Non BUMN adalah berbeda. Berdasarkan hasil penelitian, tindakan merjer dan akuisisi yang dilakukan oleh bank-bank tersebut tidak memberikan peningkatan terhadap shareholder value bagi bank pengakuisisi.

From 2004 to 2008 Banking industrial has been doing Merger and acquisition. Basically, there are two factors become the reason why company doing merger and acquisition, economic factor and non-economic factor. Merger and acquisition will affect stock value of those banks which has go public in certain. One of its purposes is to increase stock holder's wealthiness, for both acquirer and the target.
To analyze the impact of an event to stock price or stock return some research method called event study were developed. Event study is a technique of empirical financial research that enables an observer to assess the impact of a parlicular event on a firm 's stock price. There are four procedure event study that will be doing in this research, they are design procedure and data collective, time series procedure, event study and analysis procedure. Event period and estimation period that will be used is [-30, 30] ad [-330,-31] or during 300 days to calculate expected return using single index inarket model. Data that will be used are daily individual stock price and daily composite index. Those data has been changed to the return form.
Three hypothesis will be usedfor this research are: merger and acquisition are giving a positive effect of average cumulative abnormal return for shareholder, average cumulative abnormal return after announcement is decrease compared with average cumulative abnormal return before announcement, and the average cumulative abnormal return of banks which categorized into Government Bank's or BUMN bank and non BUMN bank is different.
The sample of this research are using Bank Artha Graha Internasional Tbk, Bank Century Tbk, Bank Danamon Indonesia Tbk, Bank Internasional Indonesia Tbk, Bank Lippo Tbk, Bank Mandiri Tbk, Bank Rakyat Indonesia Tbk, Bank Victoria Internasional Tbk Result of this research is a value of average cumulative abnormal return of all the samples used in this research is smaller than zero (0). Second, value of average cumulative abnormal return after announcement is smaller before the announcement. The value of average cumulative abnormal return BUMN bank compared with non BUMN bank is different. Based on research, mergering and aguisitioning doesn't give an increasing to shareholder value of the acguirer.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T25807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marcella
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Jasfar
"Gejolak tingkat bunga sebagai akibat dari perubahan- perubahan yang sering terjadi di bidang moneter dan perbankan ditambah dengan semakin berkembangnya pasar keuangan internasional (international financial market), mengharuskanmanajemen bank siap mengembangkan strategi untuk mengantisipasi setiap keadaan secara cepat dan cermat. Salah satu aspek manajemen yang sangat penting untuk menghadapi situasi yang bergejolak ini adalah Asset Liability Management (ALM) yaitu pengelolaan Asset dan Liability secara terpadu dengan memperhatikan kedua sisi neraca yang peka terhadap resiko perubahan tingkat bunga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sampai seberapa jauh penerapan ALM pada perbankan di Indonesia, kesulitan apa yang dihadapi dalam pelaksanaannya, faktor- faktor apa saja yang menunjang keberhasilannya, dan apakah terdapat hubungan antara penerapan ALM dengan tingkat kesehatan (kinerja) bank. Dari basil penelitian Binder and Linquist tahun 1982 pada 60 bank komersial di Amerika Serikat dan pendapat praktisi perbankan kita, ternyata aspek kualitatif dari pengelolaan Asset dan Liability merapakan faktor yang sangat menentukan berhasilnya fungsi operasional manajemen bank tersebut. ALM yang pelaksanaannya dilembagakan dalam Asset Liability Committee (ALCO) akan efektif apabila terdapat komitmen yang-tinggi dari pimpinan bank.
Hasi1 pene1itian menyimpulkan bahwa penerapan ALM sangat dipengaruhi o1eh karakteristik bank yang me1iputi besar keci1nya bank, status kepemi1ikan, port fo1io asset, Iingkup kegiatan dan jum1ah cabang-cabangnya. Secara keseluruhan terlihat penerapan ALM pada industri perbankan kita sudah berja1an dengan cukup baik, terutama di1ihat dari tingkat pemahaman serta kesediaan para penge1o1a mengerahkan sumberdaya untuk terlaksananya proses manajemen tersebut. Dukungan (support) dan tingkat keyakinan dari penge1o1a bank tentang berperannya ALM dalam meningkatkan kinerja bank di ukur masih kurang baik. Ha1 ini ter1ihat dart masih sangat berperannya pen11aian-peni1aian (judgement) dari pimpinan bank terhadap keputusan-keputusan strategis yang akan diambil, yang terutama dipengaruhi oleh Iingkungan perbankan Kita yang masih be1um mendukung berkembangnya profesiona1isme dalam manajemen perbankan.
Keberhasi1an bank menerapkan manajemen yang profesiona1 be1um tercermin me1alui tingkat kesehatan bank tersebut. Keberhasi1an ditentukan tidak hanya oleh "good management" tetapi juga o1eh "good luck". Dengan disyahkannya Rancangan Undang-Undang Perbankan yang baru diharapkan profesiona1isme perbankan dapat ditingkatkan secara optimai.Hasi1 pene1itian menyimpulkan bahwa penerapan ALM sangat dipengaruhi o1eh karakteristik bank yang me1iputi besar keci1nya bank, status kepemi1ikan, port fo1io asset, Iingkup kegiatan dan jum1ah cabang-cabangnya. Secara keseluruhan terlihat penerapan ALM pada industri perbankan kita sudah berja1an dengan cukup baik, terutama di1ihat dari tingkat pemahaman serta kesediaan para penge1o1a mengerahkan sumberdaya untuk terlaksananya proses manajemen tersebut.
Dukungan (support) dan tingkat keyakinan dari penge1o1a bank tentang berperannya ALM dalam meningkatkan kinerja bank di ukur masih kurang baik. Ha1 ini ter1ihat dart masih sangat berperannya pen11aian-peni1aian (judgement) dari pimpinan bank terhadap keputusan-keputusan strategis yang akan diambil, yang terutama dipengaruhi oleh Iingkungan perbankan Kita yang masih be1um mendukung berkembangnya profesiona1isme dalam manajemen perbankan. Keberhasi1an bank menerapkan manajemen yang profesiona1 be1um tercermin me1alui tingkat kesehatan bank tersebut. Keberhasi1an ditentukan tidak hanya oleh "good management" tetapi juga o1eh "good 1uck". Dengan disyahkannya Rancangan Undang-Undang Perbankan yang baru diharapkan profesiona1isme perbankan dapat ditingkatkan secara optimal."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfi Rochmatika
"Pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah turunnya laba tahun 2010 dibanding laba tahun 2009 dari Bank DKI Unit Usaha Syariah. Berdasarkan laporan keuangan periode tersebut, teijadi penurunan pendapatan operasional dan kenaikan BOPO Bank DKI UUS tahun 2010. Hal ini mengindikasikan adanya kecenderungan ketidakefisienan unit keija dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.
Salah satu cara mengukur kineija antar unit keija Bank DKI UUS dapat dilihat dari tingkat efisiensinya, sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat efisiensi teknik Bank DKI UUS dengan UUS BPD lainnya. Selain itu, menganalisis pula tingkat efisiensi antar unit keija Bank DKI UUS yang terdiri dari 6 unit keija yang memiliki karakteristik bisnis yang sama.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Data Envelopment Analysis (DEA) dengan biaya operasional dan total simpanan sebagai input dan total pembiayaan dan pendapatan operasional sebagai output. Data diambil dari laporan keuangan tahunan UUS BPD periode 2009-2010 untuk analisis efisiensi relatif antar UUS BPD, sedangkan laporan triwulan masing- masing unit keija dibutuhkan untuk analisa antar unit keija Bank DKI UUS sehingga terdapat empat laporan triwulan selama tahun 2010.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa teijadi penurunan efisiensi Bank DKI UUS di tahun 2010. CB4 merupakan cabang yang paling efisien dan CB3 yang paling tidak efisien dalam asumsi constant return to scale, sedangkan dalam asumsi variabel return to scale menunjukkan bahwa CB1, CB4, dan CB6 merupakan unit keija yang paling efisien dengan CB3 yang paling inefisien.

The main issue in this study is the decline in profits in 2010 of Bank DKI Sharia Business Unit. Based on financial statements, Bank DKI sharia Business Unit declines in operating income and an increase BOPO ratio in 2010. This indicates a trend of branch inefficiency in running its operations.
One way to measure the performance of branch Bank DKI sharia can be seen from the level of efficiency, so this study aims to determine and analyze the level of technical efficiency of Bank DKI Sharia with other Regional Development Bank. In addition, analyzing the same level of relative efficiency among branch of the Bank DKI Sharia which consists of six branch that have similar business characteristics.
The method in this study is Data Envelopment Analysis (DEA) with operating expenses and total deposits as inputs and total financing and operating income as outputs. Data taken from annual reports Regional Development Bank period 2009-2010 and Bank Indonesia database. This data will be used to analyze the relative efficiency between Sharia Regional Development Bank, while the quarterly reports of each branch will be used to analyze of six branch of Bank DKI sharia so there are four quarterly reports during 2010.
Results from the study showed that Bank DKI Sharia experiencing inefficiencies in 2010. CB4 is a branch of the most efficient and CB3 is the most inefficient in the assumption of constant returns to scale. The assumption of variable returns to scale indicates that CB1, CB4, and CB6 are branch of most efficient with the most inefficient is CB3.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T44106
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firrouz Alhaqiqi
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27177
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Desinta Hatmaria
"Seiring dengan semakin tingginya kebutuhan masyarakat, semakin tinggi pula transaksi menggunakan kartu kredit yang mencerminkan makin tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kartu. Tetapi disisi lain, ratio kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) kartu kredit cenderung meningkat. Sebagai salah produk perbankan yang bersifat massal, kartu kredit memiliki risiko yang tinggi biasanya penerbitannya tanpa mernerlukan jaminan atau agunan, Bank selaku penerbit harus melakukan prinsip kebati-hatian dalam menerbirkan kartu kredit dan selain itu, Bank juga harus mengantisipasi risiko kerugian kredit baik expected loss maupun unexpected loss dengan menerapkan manajemen risiko. CreditRisk+ adalah sa1ah metode yang sederhana yang dapat diterapkan untuk pengukuran risiko kredit khususnya Kartu Kredit. Meialui perbitungan dengan CreditRisk+ dapat diketahui eronomic capital yang harus dipersiapkan untuk mengantisipasi unexpected Joss. Pengujian pennodelan divalidasi dengan metode Kupiec untuk mengetahui akurasi model resiko kredit dalam memproyeksi potensi kerugiannya

The increasing needs of society reflects on the incresing number of number credit card transaction. But on the other hand. non performing loan of credit card tends to increase as well. Credit card is considered as a high risk banking product since it is a mass product and need no collateral required Bank is advised to be prudent while issuing credit card and also should anticipate either expected loss or unexpected loss by implementing risk management. In assessing credit risk especially credit card risk. CreditRisk+ is one of simple method that may be implemented Through CreditRJsk+ยท method, Bank will be able to detennine the economic capital in anticipating any unexpected lass. Kupiec method is used to authenticated the validation of model to ensure the accuracy of credit risk model in projecting the loss."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27169
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Retno Gunarsih
"Iklim investasi yang cenderung menurun tidak menyurutkan pemberian kredit konsumtif. Hal ini terjadi karena kredit konsumtif merupakan jenis kredit yang banyak ditawarkan oleh perbankan saat ini karena kemudahan memperolehnya dan sifatnya yang individual sehingga menarik para calon debitur. Namun demikian, proses pemberian kredit tersebut tidak luput dari risiko kredit. Bank pemberi kredit harus mengetahui manajemen risiko, khususnya risiko kredit terlebih menyangkut berapa besarnya economic capital yang harus disiapkan dalam mengantisipasi risiko expected loss dan unexpected loss yang mungkin timbul. Perhitungan economic capital dilakukan dengan menggunakan Internal Model CreditRisk+. Pengujian karakteristik distribusi kerugian dilakukan dengan tes Chi-Square dan permodelan divalidasi dengan metode Kupiec untuk mengetahui akurasi model risiko kredit dalam memproyeksi potensi kerugiannya.

Although investment climate has relatively descended, but it has not descended the granting of consumer loan since such variety of credit can be easily attained as provided by many banks and also by its individual characteristic which attracts prospective debtor. However, its granting process must not be separated from credit risk. The lender bank must recognize its risk management aspect, especially relates to the sum which has to be provided for anticipating either expected loss or unexpected loss risk may be aroused in the future. Economic capital can be exercised by Internal Model CreditRisk+ method after which testing on loss distribution characteristic can be exercised by Chi-Square and validation of the modeling can be exercised by Kupiec Test as purposed to obtain a certain accuracy on credit risk model in predicting potential loss."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26379
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>