Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 46158 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arum Etikariena
"Dosen sebagai sebuah profesi juga merupakan suatu pekerjaan yang membutuhkan perhatian Ergonomi dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Penilaian terhadap kinerjanya yang dianggap belum optimal tentu harus dicari akar masalahnya. Salah satu penyebab yang bisa menjadi alasan kinerja mereka belum optimal dapat ditinjau dari sudut pandang Ergonomi. Ergonomi lahir untuk membantu manusia dalam memberikan kenyamanan, kesejahteraan dan efisiensi dalam melaksanakan aktivitasnya. Lahir dalam lingkungan industri, bukan berarti Ergonomi mutlak milik industri. Konsep-konsep yang dipakainya, dapat diterapkan secara luas, asal disesuaikan dengan kebutuhan dan aplikasi konkritnya, Penerapan prinsip Ergonomi dalam pekerjaan sebagai dosen dapat kita kenakan pada susunan lingkungan fisik dimana dosen tersebut melakukan tugasnya, yaitu mengajar di dalam kelas. Kondisi fisik kelas serta aspek-aspek yang ada didalamnya, dapat ditelaah untuk kemudian disesuaikan dengan prinsip-prinsip Ergonomi. Jika sudah sesuai, dapat dipertahankan, tetapi jika belum diperbaiki dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip Ergonomi. Adapun permasalahan yang ditemui adalah sebagai berikut : masalah susunan ruang kelas, jumlah mahasiswa dalam kelas yang terlalu banyak, peralatan yang terlalu banyak dalam kelas, bentuk dan letak kursi dan meja yang tidak sesuai, alat bantu mengajar yang tidak praktis, suhu ruang kelas yang terlalu panas, dan bising yang berasal dari dalam dan luar ruang keIas.
Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
1. meja-kursi dosen diletakkan ditengah depan ruang keias.
2. OHP diletakan dimeja, sehingga bisa dioperasikan sambil duduk
3. Layar OHP tidakjauh dan papan tulis
4. Kursi dosen dibuat agar dapat disesuaikan
5. Penggunaan wireless tanpa kabel untuk menggantikan mike
6. Susunan kursi mahasiswa dibuat seperti teater
7 . Pemasangan AC untuk mengatasi suhu ruang yang panas
8. Untuk mengatasi kebisingan, dinding dan langit-langit dipasang kedap suara.
Selain itu, jumlah siswa yang terlalu banyak dalam kelas, dapat mengatasi beberapa masalah sekaligus, yaitu masalah suhu ruangan yang panas, juga kebisingan."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38387
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahiddin
"Misi utama pelaksanaan pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan yang dilakukan Petugas Lembaga Pemasyarakatan (LAPAS) Kelas I Tangerang adalah mengantarkan kembalinya warga binaan tersebut setelah menjalani masa pidananya ke lingkungan masyarakat secara wajar, menjadi warga masyarakat yang baik, tidak mengulangi pelanggaran hukum lagi, dan dapat berperan serta dalam pembangunan serta berguna bagi diri, keluarga dan masyarakat lingkungannya.
Misi diatas, merupakan hal yang sangat mulia namun bukan pekerjaan yang mudah untuk merealisasikannya, apalagi akhir-akhir ini kejahatan baik secara kuantitas maupun kualitas meningkat dengan tajam, tingkat hunian secara umum melebihi daya tampung, disisi lain penambahan petugas hampir tidak ada; Oleh sebab itu untuk mengatasi sekaligus merealisasikan misi diatas dibutuhkan petugas LAPAS Kelas I Tangerang yang handal, professional dan berdedikasi tinggi.
Salah satu upaya untuk mewujudkan petugas LAPAS Kelas I Tangerang yang handal, professional dan berdedikasi tinggi adalah dengan pemenuhan kepuasan kerja. Adapun yang menjadi masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara Iklim Organisasi, Motivasi dan Kompensasi dengan Kepuasan Kerja petugas LAPAS Kelas I Tangerang.
Tinjauan pustaka mengindikasikan bahwa kepuasan kerja dapat dipenuhi dengan penciptaan iklim organisasi yang kondusif, pemberian motivasi yang tinggi dan pemenuhan kompensasi yang memadai, mengacu pendapat Litwin dan Stringer dalam Gibson (1984: 322 ) ... 10 dimensi iklim organisasi untuk mewujudkan kepuasan kerja meliputi struktur tugas, tantangan dan tanggung jawab, dukungan dan interaksi, hubungan imbalan dan sanksi, konflik, resiko, status dan semangat serta kompetensi dan keluwesan; berkaitan dengan motivasi yang mewujudkan kepuasan kerja meliputi pola motivasi prestasi, motivasi afiliasi, dan motivasi kekuasaan, sedangkan berkaitan antara kompensasi yang berhubungan dengan kepuasan kerja menurut Ivancevich (1995 = 304 ) meliputi kompensasi finansial langsung, kompensasi finansial tidak langsur dan kompensasi non finansial.
Populasi penelitian ini adalah petugas LAPAS Kelas I Tangerang yang berjumlah 190 orang, berdasarkan tabel KREJCLE yang dijadikan sampel sebanyak 127 orang dengan data baik primer maupun sekunder. Data diperoleh dengan menggmakan tehnik purposive sampling artinya penentuan sampel dilakukan secara sengaja untuk tujuan yang telah ditetapkan, adapun instrumen penelitiannya berbentuk kuesioner yang dibangun atas penjabaran dari indikator-indikator tiap variabel dengan alat ukur skala Likert; Sebelum dilakukan analisis, instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya, kemudian data dianalisis berdasarkan frekwensi, median, modus dan kategori selanjutnya dilakukan analisis hubungan antar variabel penelitian dengan metode korelasi non parametric Spearman 'S rho.
Hasil penelitian ini ternyata dengan tingkat kepercayaan 99% terdapat hubungan yang sedang antara variabel iklim organisasi dengan kepuasan kerja sebesar 0.491, dan hubungan antara variabel motivasi dengan kepuasan kerja mempunyai hubungan yang kuat yaitu sebesar 0.655, sedangkan hubungan antara variabel kompensasi dengan kepuasan kerja mempunyai hubungan yang sedang yaitu sebesar 4.468.
Implikasi dari temuan penelitian ini, yaitu perlu pengakuan yang wajar sehubungan amanat Pasal 8 ayat (I) Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan : "bahwa petugas pemasyarakatan adalah pejabat fungsional penegak hukum yang tentunya diharapkan perlakuannya juga setara dengan penegak hukum lainnya. Bila hal ini direalisasikan berarti dapat menciptakan iklim organisasi yang kondusif, memberikan motivasi yang tinggi dan pemenuhan kompensasi yang adil serta memadai, maka kepuasan kerja akan terpenuhi, dimana pada akhirnya diharapkan mewujudkan petugas LAPAS Kelas I Tangerang yang handal, professional dan mempunyai dedikasi yang tinggi.

The Relation of Organization Climate/ Atmosphere, Motivation, Compensation and Work Satisfaction of Correctional Officers Class I TangerangCorrectional has the main mission to establish prisoners to be good human beings. The duty is done by Correctional officers Class I Tangerang, which has the function to assist and establish the prisoners capability to live in the society after their punishment is over. They were built to be involved and participated in the progress of the society.
However, it was difficult to be implemented since the quality and quantity of crime is still increased. This condition can be seen through the over capacity of detainees in Correctional , while officers to keep the programs in Correctional is lack in numbers. Therefore, in realizing this mission Correctional Class I Tangerang needs professionals competence, and high dedication officers.
To create good officers in Correctional Class I Tangerang is by fulfilled work satisfaction for the officers. The major problem in this study is to find out the relationship of organization climate, motivation and compensation with work satisfaction of officers in Correctional officers Class I Tangerang.
Library research indicated that work satisfaction can be fulfilled by creating conducive atmosphere/ climate, high motivated officers, sufficient compensation, refer to Litwin and Stringer in Gibson (1984;322) 10 dimension organization climate to create work satisfaction includes work structure, challenge and responsibility, support , competence and flexibility; related with motivation which constructs work satisfaction includes the motivation pattern award, affiliate motivation, while the relation between work satisfaction according to Ivancevich (1995:304) includes direct financial compensation, indirect financial compensation and non-financial compensation.
The population of this study is 190 officers in Correctional Class I Tangerang, based on KREJCLE table. The sample is taken for 127 persons. Data is secondary and primer. Data is taken by purposive sampling. The sample is taken for a purpose and the research instruments use questioners which form with explanation from indicators of variables which measured by Likert Scale; Before analizing, validity and reliability of instruments are examined, then data is analyzed based on frequency, median, modus and category. Later analyze the relation between research variable and correlation method Non Parametric Spreaman's rho.
The study result 99 % means median correlation between variable organization climate with work satisfaction 0.491, and relation between motivation variable with work satisfaction has high relation 0.655, while relation of compensation variable with work satisfaction has median high 0.468.
The implication of this research is the important existence of recommendation of Chapter 8 subsection 1 UU Number 12 years/1995 about Correctional : "that correctional officer is law functional officer." If this intention can be realized, it can create conducive organization climate which gives high motivation, fair and sufficient compensation fulfillment. Therefore, work satisfaction can be fulfilled and finally the professionals, competence and high motivated officers in Correctional Class I Tangerang would be performed properly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hedwigis Esti Riwayati
"Tesis ini menggambarkan penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha (sektoral), dengan memilih Propinsi Jawa Tengah sebagai daerah observasi. Model yang digunakan dalam tesis ini didasarkan pada model J. Ledent yang berjudul Regional Multiplier Analysis: a Demometric Approach dengan daerah observasi di Tucson Arizona, USA.
Variabel yang digunakan selain variabel ekonomi juga digunakan variabel demografi. Persamaan yang dipakai dalam tesis ini terdiri dari 14 (empat belas) persamaan regresi dan 5 (lima) persamaan identitas. Semua persamaan tersebut merupakan persamaan yang simuttan dan over identrfikasi. Data yang dipakai adalah data time series dengan periode tahun 1978-1999 yang sebagian besar diambil dari data yang diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Untuk mengolah data dan melakukan simulasi ex-post dan ex-ante digunakan program komputer eviews. Dalam membuat simulasi ke depan yaitu tahun 2000 - 2005, dilakukan dengan 3 (tiga) skenario, dengan menggunakan variabel tingkat pengangguran nasional (.NUNR) dan variabel PDRB Propinsi Jawa Tengah menurut lapangan usaha (dalam juta rupiah atas dasar harga konstan 1993), sebagai variabel simulasi. Dari ketiga skenario tersebut memberikan hasil yang pada dasarnya sama, yaitu untuk penyerapan tenaga kerja menurut lapangan usaha (sektoral) di Propinsi Jawa Tengah (dalam jiwa/orang) dari tahun 2000-2005 mengalami peningkatan. Untuk pegawai negeri Sipil serta jumlah kelahiran dan jumlah kematian di Propinsi Propinsi Jawa Tengah (dalam jiwa/orang) mengalami penurunan. Sedangkan untuk tingkat pengangguran lokal Jawa Tengah (dalam %) dan pendapatan rill perkapita Jawa Tengah (dalam rupiah atas dasar harga konstan 1993) dari tahun 2000 - 2005 mengalami peningkatan.
Model dalam tesis ini baik untuk membuat simulasi ke depan dan dapat digunakan atau diaplikasikan di propinsi lainnya.
Daftar Acuan : 37 acuan (1976 - 2000)"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1638
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Tri Murtiningsih
"ABSTRAK
Kualitas udara yang buruk dalam ruang kerja dapat menyebabkan rasa tidak nyaman yang disertai keluhan medis yang disebut sebagai Sick Building Syndrome SBS . Kuesioner MM-040 NA dapat mendeteksi keluhan kesehatan yang berkaitan dengan kualitas udara dalam ruang, namun validitas dan reliabilitasnya di Indonesia belum teruji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan kuesioner MM-040 NA yang valid dan reliabel dalam versi bahasa Indonesia untuk diaplikasikan sebagai instrumen deteksi lingkungan kerja yang berisiko menimbulkan gangguan kesehatan akibat kualitas udara dalam ruangan yang buruk. Penelitian menggunakan desain deskriptif cross sectional untuk menilai gambaran instrumen kuesioner MM-040 NA adaptasi versi bahasa Indonesia yang diaplikasikan pada kelompok pekerja kantor. Kuesioner MM-040 NA yang mempunyai 31 butir pertanyaan dilakukan Adaptasi Lintas Budaya berdasarkan pedoman WHO dengan melalui tahapan proses translasi bahasa, proses sintesis, translasi balik, evaluasi oleh tim panel, proses uji coba awal, evaluasi ulang dan proses uji coba lanjutan kuesioner. Hasil uji coba lanjutan pada 35 responden dengan usia 20-55 tahun didapatkan hasil 19 butir valid dan 12 butir tidak valid. Uji validitas dengan Spearman rho didapatkan koefisien korelasi antara -0,146 - 0,752. Uji Reliabilitas didapatkan cronbach alfa 0,830 yang berarti reliabilitas baik. Sebagai kesimpulan, kuesioner MM-040 NA versi Bahasa Indonesia memiliki hasil validitas yang kurang baik karena masih terdapat pertanyaan yang tidak valid tetapi didapatakan hasil reliabilitas tinggi. Dibutuhkan uji coba lanjutan dengan kuesioner yang sudah dilakukan evaluasi untuk butir pertanyaan yang tidak valid.

ABSTRACT
Poor indoor air quality in the work space can cause discomfort accompanied by a medical comlaint called Sick Building Syndrome SBS . The MM 040 NA questionnaire can detect health complaints related to indoor air quality, but its validity and reliability in Indonesia has not been tested. The purpose of this study was to develop a valid and reliable questionnaire of MM 040 NA in Indoonesian version to be applied as a workplace detection instrument that poses a health risk due to poor indoor air quality. The study used descriptive cross sectional design to assess the description of MM 040 NA questionnaire instrument of adaptation of Indoesian version applied to office worker group. The MM 040 NA questionnaire which has 31 questions is Cross Cultural Adaptation based on WHO guideline through the process of language translation, synthesis process, reverse translation, panel evaluation, preliminary trial process, re evaluation and advanced test process of the questionnaire. The results of follow up trials in 35 respondents with age between 20 55 years obtained 19 items valid and 12 items are invalid. Validity test with Spearman rho obtained correlation coefficient between 0.146 0.752. Reliability test obtained cronbach alfa 0.830 which means good reliability. in conclusion, the Indonesian version of the MM 040 NA questionnaire has poor validity results because there are still invalid questions but high reliability results. A follow up trial with a questinnaire that has been evaluated for an invalid items is required."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumewu, Dicky A.
"Suhu panas di lingkungan kerja akan mempengamhi tubuh tenaga kerja sehingga akan mengganggu produktivitas kerja mereka. Rancangan penelitian berupa studi intervensi di mana identifikasi masalah dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara dan diperoleh hasil yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan terhadap tenaga kerja yaitu berupa faktor panas, debu, penerangan, bahan kimia, dan Esiologi kerja. Dengan cara menggunakan kriteria matriks, maka faktor cuaca panas mendapat prioritas pertama untuk diamati.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, pengukuran lingkungan kerja dan penghitungan terhadap berbagai variabel dari reaksi tubuh terhadap panas lingkungan tersebut di atas. Dari hasil pemeriksaan terhadap 10 orang tenaga kerja maka yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah 6 orang tenaga kerja.
Dilakukan intervensi berupa penyuluhan tentang lingkungan kerja panas dan pencegahannya, memasang penyekat pada sumber panas, perbaikan ventilasi. Setelah dilakukan intervensi maka ke tiga variabel menurun rata-rata menjadi ISBB 27,9 °C 1 0,07 °C, HSI 388,33% ± 6,35% dan A (akumulasi panas tubuh) - 199,31 Kcal/jam ± 2,9 Kcal/jam. Hasil uji statistik untuk ke tiga variabel di atas menutun secara bermakna.

Hot temperature in the workplace would influenced the body of workers, and will reduce work productivity. This study was intervention method study. Problem were identified through observation, questioners, and the results showed that heat, dust, lighting, chemicals, and work physiology had influenced the worker's health Using matrix criteria, heat was first priority to be studied.
Data collection study completed by personal interview, physical examination, laboratorium examination, measurement of workplace and calculation to various variables from the body reaction toward hot environment. Based on the criteria, finally 6 workers was selected as sample of study from 10 workers. The intervention were education about hot in workplace and prevention, to install aluminium shielding, and improvement ventilation.
Atter intervention WBGT Index decrease became 27,9 °C _+ 0,07 °C, body heat accumulation (A) decrease became - 199,31 Kcal/hour ± 2,9 Kcal/hour, and HSI decrease became 38,33% ± 6,35%. Statistically test showed that WBGT Index, A, and HSI decrease significantly.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinto Abimanyu
"Dalam menghadapi era persaingan ini dibutuhkan jajaran manajemen yang mampu membuat suatu kondisi dimana para karyawan dapat meningkatkan kinerja dari waktu kc waklu schingga ugiuan yang tclah ditctapkan dapat tcrcapai. Kineqia karyawan yang mcningkal dulam hal ini pcrawat dapat membcrikau kontribusi yang positif pada kineqia rumzih snkil danjuga pelayanan kcpada pasicn dapat terlaksana lebih optimal.
Penelitian ini di latarbelakangi pentingnya meningkatkan kinelja perawat agar rumah sakit mampu bcrsaing di wilayah cakupannya. Tujuan penelitizm ini untuk mcngelahui pengaruh Iingkungan keqia, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kincrja pcmwnl. Pcnclitiun dilakukun di RSIA I-lcrmina Bugor dcngan menggunakan kuesioner scbagai instrumen pengumpul data dan jumlah sampel sebanyak 45 orang dari jumlah populasi 80 orang. Analisa data dilakukan dcngan menggunakan metode analisis jaluf.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh lingkungan kerja, motivasi kexja dan kepuasan kerja tcrhadap kinerja pérawat sebesar 83 % dan signiiikan. Juga terdapat korelasi yang kuat antara variabcl-varibel tersebut.

Nowadays in globalisation an organization must have a skillfull management to raise employes job performance, therefor they can reach a goal. This raising job perfonnance give a positive contribution to the hospital performance and to the customer services.
The background of this studies are important to raise the employes performance especially nurse so the hospital can compete in the area. The goal of this studies are finding the influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. As a data collector the author use an questionare and 45 person for sample fiom 80 person in population. Path analysis is use for analyse data.
The result shows that there is an influence of work environment, work motivation and job satisfaction on nurse job performance in RSIA Hermina Bogor. The percentage is 83 % and its significant, also ther is strong correlation among those variables.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firdaus Jaya Permana
"Tujuan penelilian ini adalah untuk mengetahui pcngaruh lingkungan kerja, motivasi keija, ability perawat terhadap kinerja pcrawat. Dirnana kinerja perawal merupakan variabel terikat dan Iingkungan kerja, motivasi kerja serta ability perawat menjadi variabel bebas. Dalam penelitian ini digunakan studi korelasi dengan pendekatan analisis korelasi, regresi Iiniar sederhana dan regresi liniar ganda sei-ta analisis jalur, mcnggunakan kuesioner sebagai instrument penelitian.
Pada penelitian ini didapat hasil bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap motivasi kerja (17%) yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000 Lingkungan kexja berpengaruh secara signiiikan terhadap kinerja perawat (29,69%), yang tercapai pada tingkat signifikansi or. = 0,000. Motivasi kerja berpengaruh secara signiiikan terhadap kincrja perawat (69,39%), yang tercapai pada tingkat signinkansi <1 = 6,000 Abilinf pezawat berpengar'.:h seem. signitiknn ierhadap kinezja perawat(53,73%), yang tercapai pada tingkat signifikansi 0. = 0,000. Ability perawat berpengaruh secar signitikan terhadap motivasi kezja (56,l%), yang tercapai pada tingkat signitikansi on == 0,000. Lingkungan kerja, motivasi kerja, dan ability perawat secara simultan berpengaruh terhadap kinerja perawat (76,2%), yang secara sthtislik kebermaknaannya terjadi pada tingkat 0. = 0,001 untuk Iingkungan kerja, a= 0,000 untuk motivasi kerja , dan or. = 0,02I untuk ability perawat.
Pada penelitian ini didapatkan kcsimpulan bahwa seluruh hipotesis yang dirancang tclah terbukti secara signifikan dan model yang diajukan penulis sebagai kerangka konsep dapat dipergunakan untuk model analisisjalur pengaruh lingkungan kerja, motivasi kerja, dan abiliry perawat terhadap kinerja perawat di Rumah Sakil Umum Kota Bekasi.

The aims of this research were to investigate the effects of Work Environment, Work Motivation, and Nurse Ability to Nurse Perfonnance. Wheter Nurse Perfomance such as dependent variable and Work Environment, Work Motivation, Nurse Ability as independent variables. 4 Four methods were used in this research, i.e. Correlation analysis, Simple regression, Multiple regression, and Path Analysis approaches, with questionare as a research instrument.
The results of this research _indicated that work environment gave significant effect to work motivation (17%) in level of o. = 0,000. Work environment gave significant effect to nurse performance (29,69%) in level of or = 0,000. Work motivation gave significant effect to nurse performance (69,39%) in level of a = 0,000. Nurse ability gave significant effect to nurse performance (53,73%) in level of ot = 0,000. Nurse ability gave significant effect to work motivation (56,l%) in level of or = 0,000.Work environment, work motivation, and nurse ability gave significant simultaneous effects to nurse performance (76,2%) in differences level of ot, wheter work environment in ot = 0,00l, work motivation in o. = 0,000, and nurse ability in <1 =o,o21.
The conclusion of this research that all of hypothesis design were accepted, and path analysis model can be used as a path analysis model of effects of work environment, work motivation, and nurse ability to nurse performance in Bekasi District General Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Della Ayu Siti Fathimah
"Tesis ini membahas hubungan persepsi pekerja work-from-home pada tempat kerjanya di rumah terhadap kinerja kerja individu ketika bekerja di rumah. Pendekatan kuantitatif akan digunakan untuk melihat hubungan variabel-variabel kondisi tempat kerja dan persepsi pada tempat kerja dengan kinerja kerja individu. Pada penelitian ini, pengumpulan data akan dilakukan dengan pengisian kuesioner dan pelaksanaan semi-structured interview dengan participatory floor plan mapping . Pengisian kuesioner dilakukan untuk mengumpulkan data demografi partisipan, data kondisi tempat kerja, data persepsi partisipan terhadap tempat kerjanya, dan data penilaian kinerja kerja individu pekerja work-from-home . Pelaksanaan semi-structured interview dengan participatory floor plan mapping dilakukan untuk mengumpulkan data kondisi tempat kerja dan interaksi pekerja terhadap tempat kerjanya. Data yang terkumpul akan dianalisis dengan metode analisis statistik dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan korelasi positif antara Persepsi pada Tempat Kerja dan Kinerja Kerja Individu. Selain itu, penelitian ini menemukan adanya pengaruh dari elemen-elemen tertentu, seperti Elemen Suasana Kerja, dan persepsi-persepsi tertentu, seperti fleksibel, fokus, dan teritorial, terhadap Kinerja Kerja Individu.

This thesis examines the relationship between perceptions of work-from-home workers at their workplace on individual work performance when working at home. A quantitative approach will be used to see the relationship between the variables of home workplace conditions and perceptions of the workplace at home with individual work performance. In this study, data collection was carried out by filling out questionnaires and conducting semi-structured interviews with participatory floor plan mapping. Filling in the questionnaire was carried out to collect participant demographic data, data on home workplace conditions, data on participants' perceptions of their workplace, and data on assessment of individual work performance of the work-from-home workers. Implementation of semi-structured interviews with participatory floor plan mapping was carried out to collect data on workplace conditions and worker interaction with the workplace. The collected data will be analyzed using statistical analysis and qualitative analysis methods. The results showed that there was a correlation between conditions at work at home, perceptions at work at home, and individual work performance. Furthermore, the results also found that certain elements of the workplace conditions and certain perceptions have their own impacts on Individual Work Performance."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nindya Ayu NB
"Karyawan merupakan aset bagi suatu perusahaan, maka mereka harus sehat. Tidak hanya fisik namun juga mental dan sosial, sehingga dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengctahui hubungan antara stres kerja dengan gangguan mental emosional.
Metode :
Penelitian ini menggunakan disain kros-seksional terhadap 189 subjek penelitian yang terdiri dari karyawan administrasi dan karyawan lapangan. Data yang dikumpulkan meliputi data umum sosiodemografi, pengukuran stres kerja dengan menggunakan kuesioner Survai Diagnostik Stres, penilaian gangguan mental emosional dipergunakan kuesioner Symptom Check List 90 (SCL-90), dan penilaian stres yang ada pada kehidupan seseorang menggunakan kuesioner Skala Holmes Rahe.
Hasil :
Karyawan yang diduga mengalami gangguan mental emosional, ditemukan sebesar 49,2%. Prevalensi karyawan administrasi lebih rendah dari karyawan lapangan (47,4% : 51,1%). Gejala gangguan mental emosional yang paling banyak adalah psikotisme (48,38%) dan somatisasi (46,24%).
Karyawan administrasi mengalami stres kerja Iebih besar dibandingkan dengan karyawan lapangan. Karyawan dengan stres sedang mempunyai risiko 3,51 - 7,52 kali lebih besar, dan stres tinggi mempunyai risiko 5,69 - 97,50 kali lebih besar untuk mengalami gangguan mental emosional dibanding dengan stres rendah.
Semua stresor kerja mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun yang paling dominan adalah stresor pengembangan karier. Untuk faktor karakteristik tidak mempunyai hubungan bermakna dengan gangguan mental emosional namun faktor umur, pendidikan dan jenis pekerjaan, mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja, dan yang mempunyai hubungan bermakna paling dominan dengan stres, kerja adalah pendidikan.
Kesimpulan :
Stresor kerja berpengaruh terhadap timbulnya gangguan mental emosional. Beberapa faktor karakteristik (umur, pendidikan, jenis pekerjaan) berpengaruh terhadap timbulnya stres kerja namun tidak sampai menimbulkan gangguan mental emosional.

Analysis of the influence of work stressor to mental emotional disorders among the agency and terminal company PT "S" Jakarta, 2001.Background and objective :
As an asset to a company, employees must stay healthy. Not only physically but also mentally and socially, to be productive in term of social and economical aspects. The aim of this research is to study the relationship of work stress and mental emotional disorders.
This study was using cross sectional design with a sample of 189 subjects. The data collected were data of socio-demography, measurement of work stress using "Survai Diagnoslik Srres" questionnaire, measurement of mental emotional disorders using Symptom Check List 90 (SCL-90) questionnaire, measurement of stress to the life of a person using Holmes Rohe Scale questionnaire.
The employees who assumption had mental emotional disorders in this population was 49,2%. Administrative employees were less than field employees (47,4%: 51,1%). The dominant symptoms of mental emotional disorders were psycotism (48,38%) and soniatisation (46,24%).
The administration employees had more work stressed than fields employees. Employees with moderate stress have a risk 3,51 -- 7,52 times more and high stress have a risk 5,69 - 97,50 times more for mental emotional disorder than those having low stress.
All the work stressor had significant relationship to mental emotional disorders but the most was career development. Characteristic factor has no significant relationship with mental emotional disorders. On the other side age, education and type of work were significant with work stress and the most was education.
Conclusion :
Work stressor influenced the occurrence of mental emotional disorders. Some characteristic factors (age, education, type of work) would be able to influence the occurrence of work stress, but they did not create mental emotional disorders."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T242
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>