Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151940 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S9434
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelin Pranata
"Total Productive Maintenance (TPM) merupakan suatu program pemeliharaan yang menggabungkan antara konsep Total Quality Control, Preventive Maintenance dan Totak Employee Involveement dengan tujuan mencapai zero decident, sero breakdown, sero crisis, dan sero defect. Keterlibatan seluruh pihak dalam perusahaan merupakan faktor penunjang suksesnya penerapan TPM.
PT. Z merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang perakitan truk merek I. Saal ini PT. Z sedang menjalankan program TPM untuk lebih meningkatkan sistem pemeliharaan yang sudah ada. Karena itu dilakukan analisa untuk mengelahui apakah penerapan program TPM sudah berjalan dengan baik atau belum.
Analisa sistem manajemen TPM di PT. Z pertama kali dilakukan dengan menganalisa efektifitas mesin-mesin kritis dengan menggunakan metode perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE). Kemudian dilakukan perbandingan antara nilai OEE tahun 2000 dengan tahun 2001 dan diketahui bahwa persentase nilai OEE tahun 2000 cenderung menurun sedangkan di tahun 2001 cenderung meningkat. Dengan demikian telah terjadi peningkatan terhadap efektifitas penggunaan mesin setelah PT. Z menerapkan TPM.
Analisa selanjulnya dilakukan melalui penyebaran kuesioner keseluruh level bagian di PT. Z, untuk mengetahui keberhasilan penerapan TPM ditinjau dari faktor manusianya. Dari penelitian diperoleh bahwa belum terdapat komitmen penuh dari pihak manajemen level atas terhadap program TPM yang telah dijalankan selama ini.
Secara keseluruhan, sistem manajemen TPM di PT. Z merupakan tahap persiapan, dan pelaksanaannya masih jauh dari sempurna. PT. Z belum memiliki suatu manajemen pelaksanaan TPM yang terstruktur sehingga diperlukan suatu langkah-langkah perbaikan guna meningkatkan program TPM yang sedang berjalan saat ini."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S49944
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Budiyono
"PT Pos Indonesia (Persero) adalah sebuah BUMN yang bergerak dibidang pelayanan jasa pos. Beragamnya pelayanan jasa yang diberikan dan semakin meningkatnya jumlah konsumen menyebabkan volume pengiriman barang dan jasa lewat pos meningkat secara signifikan. Pesatnya perkembangan sektor jasa menyebabkan bisnis jasa titipan meningkat pula. Kehadiran mereka sangat dirasakan pengaruhnya oleh pihak manajemen. Banyaknya jumlah konsumen yang menggunakan jasa titipan ini menjadi pemacu PT Pos Indonesia (Persero) untuk meningkatkan terus kualitas pelayanannya sehingga konsumen tidak lari ke jasa titipan.
Salah satu usaha yang dilakukan untuk mengantisipasi hal ini adalah diterapkannya sistem mekanisasi dan otomatisasi. Diharapkan dengan keberadaan sistem ini maka proses pengolahan kiriman pos terutama untuk waktu tempuh kiriman pos (WTKP) menjadi lebih cepat dan tepat. Sistem pemeliharaan yang dilakukan pada bagian mekanisasi dan otomatisasi sampai saat ini belum mampu memberikan efektifitas pemakaian alat yang tinggi. Hal ini terlihat dari frekuensi dan jumlah mesin yang mengalami kerusakan masih cukup banyak dan hal ini sangat mengganggu aktifitas proses pengolahan pos. Untuk mengatasi hal ini maka pihak manajemen perlu melakukan maintenance improvement dengan menerapkan TPM.
TPM merupakan sistem pemeliharaan terpadu yang sedang berkembang karena keunggulan-keunggulan yang dimilikinya. Dalam melakukan penelitian ini sigunakan teknik pengambilan data dengan penyebaran kuesioner untuk segmen-segmen yang telah dibagi atas tiga segmen. Pemisahan tersebut bertujuan untuk mempermudah penulis melakukan analisa terhadap sistem secara keseluruhan. Kuesioner yang telah diisi dan dikembalikan kemudian dianalisa. Hasil analisa menunjukkan bahwa perusahaan memerlukan TPM. Langkah selanjutnya adalah membuat suatu program penerapan TPM untuk sistem mekanisasi dan otomatisasi. Dalam menerapkan TPM terdiri atas tiga tahap utama yang harus dilaksanakan dan merupakan prosedur penerapan. Masing-masing tahap diuraikan lagi menjadi beberapa langkah dan program yang dimulai dari tahan persiapan, tahap penerapan dan tahap stabilisasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shodiq
"Menghadapi era globalisasi dan liberalisasi perdagangan yang mengarah pada pembentukan pasar bebas bersama dunia menuntut standardisasi produk sebagaimana ditetapkan WTO. Dalam kondisi seperti ini hanya produk dan jasa bermutulah yang akan memenangkan persaingan dan mempertahankan posisinya di pasar.
Total Productive Maintenance (TPM) bermaksud untuk menciptakan kepuasan konsumen dan kepuasan karyawan. Sasaran ini dilakukan dengan cara memperbaiki kondisi perusahaan. Yang dimaksud dengan memperbaiki kondisi perusahaan disini ialah merubah atau meningkatkan sumber daya manusianya melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan pelatihan yang dimaksud adalah mendidik orang agar mampu meningkatkan kondisi peralataan, perbaikan bahan dan perbaikan sistem. Dengan perbaikan kondisi perusahaan berupa man, machine, material & method, maka akan mampu menghasilkan tujuan kongkrit yaitu Productivity, Quality, Cost, Delivery, Safety environment & Mental.
TPM merupakan " people oriented system", sehingga dalam melakukan evaluasi pelaksanaan program TPM di Pabrik Pengerolan Baja Lembaran Dingin PT.Krakatau Steel ini hal yang cukup panting untuk diperhatikan dan dijadikan bahan evaluasi antara lain adalah bagaimanakah mereka mendesain, mengorganisasi dan mengelola TPM serta bagaimana mereka mendesain pelatihan TPM yang melibatkan seluruh level karyawan dengan tujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai TPM serta apakah implementasi TPM ini juga mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan kerja serta kesejahteraan dan kepuasan karyawan.
Oleh karenanya alat ukur yang paling tepat dalam melakukan assesment ini adalah Assesment Tool: Human Resources Focus dari MBNQA (Malcolm Baldrige National Quality Award): 2000 Criteria For Performance Excellence.

The terms of globalization and free trading are the two things that always come up and closely related to the way we are living at this age. The simple meaning of the globalization it self is "oneness" of the world, whereas in term of business perspective this oneness leads to standardizing of the product especially for the quality. International bodies for monitoring standard of the product were established such as World Trade Organization (WTO). All these bodies will make sure by issuing the license that such product is exempted to be traded in the international market otherwise no space for the inferior product. It is simply because, the only superior product which is sustain at very high competitive environment.
The product with high quality as requirement of production and also to satisfy the need of the customers and at the same time, employee's oriented approach. Employees as a main factor of production will determine the up and down of the industry. It is obvious, the quality of product are only produced by those who have talent, skill and knowledgeable workers. For this reason, the enhancement of the employees' skills and talent are indispensable ingredient that cannot be avoided by the company. This can be achieved by means provide training course for the employees. The type of the training it self should be comprehensive program to do the job more effective and efficient. In short, the aim of the TPM (Total Productive Maintenance) is encompassing the whole aspect of production such as man, machine, material and method which will lead to ultimate achievement of productivity, quality, cost, delivery, Safety environment & Mental.
TPM is a "people oriented system", so that in the process of evaluating the program of TPM at Cold Rolling Mill PT. Krakatau Steel, it is a very important matter to be taken into consideration and attention which is later it is needed as means of evaluation how they are designing, organizing and managing the TPM which are involving all the management level in the organization for the reason of giving the basic knowledge toward the TPM, moreover, the implementation of TPM is also going to take consideration about working environment aspects and satisfaction of employees. Therefore, the exact tools in doing the assesment are Human resources focus of MBNQA (Malcolm Baldrige National Quality Award): 2000 Criteria for Performance Excellence."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T7504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fina Firdiani
"Penelitian ini bertujuan untuk menentukan KPI manajemen pemeliharaan pada penerapan TPM di industri otomotif. Metodologi pengumpulan data penelitian adalah melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner ke industri otomotif di Jakarta. Dari 8 perusahaan otomotif, 5 perusahaan berpartisipasi dalam penelitian dengan mewakilkan seorang praktisi manajemen pemeliharaan. Penelitian menghasilkan 30 indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan yang sesuai dengan konsep TPM. Indikator yang paling banyak direkomendasikan adalah indikator A1 (rasio down time terhadap waktu operasi total), B7 (pencatatan breakdown dan analisa permasalahan), dan D1 (adanya proses perencanaan dan penjadwalan yang terdokumentasi), dengan total skor 24. Sedangkan, indikator dengan skor terendah adalah M5 (competency safety skill), dengan total skor 4.

The purpose of this study is to determine KPI of maintenance management on TPM method application in automotive industry. Research methodologies are interview and deploy the questionnaires to automotive industry in Jakarta. There are 5 from 8 companies participate the research represented by maintenance expert. earch finds 30 KPIs of maintenance management in automotive industry agree with TPM concept. The most recommended performance indicators are A1 (the ratio of downtime to total operating time), B7 (breakdown recording and problem analysis), and DI (planning and scheduling documentation), with 24 point total score. The most unlike performance indicator is M5 (competency safety skill) with 4 point total score."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S52138
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firmansyah
"Penelitian ini didasari oleh kecelakaan kerja serius yang menimpa 2 orang karyawan Departemen Utility yang terbukti dan hasil investigasi diketahui sebelum terjadinya kecelakaan, mereka melakukan tindakan tidak aman.
Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara faktor personal, yaitu pengalaman kerja, pelatihan, dan kelelahan serta faktor pekerjaan, yaitu instruksi kerja dan safely promotion dengan tindakan tidak aman.
Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilakukan di Departemen Utility PT.LG PHILIPS Displays Indonesia dan populasi penelitian adalah seluruh karyawan yang levelnya di bawah supervisor yang berjumlah 88 orang.
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor personal yaitu kelelahan dan faktor pekerjaan yaitu intruksi kerja berpengaruh terhadap tindakan tidak aman. Kelelahan dapat dikurangi dengan mengubah sistem kerja dari 3 shift dan 3 grup menjadi 3 shift dan 4 grup sehingga dapat memberi kesempatan pada karyawan untuk beristirahat dengan cukup. Kewajiban bagi supervisor untuk memberikan instruksi kerja di pagi hari sebelum memulai aktifitas akan meminimalkan tindakan tidak aman. Disamping itu program safety proinorion harus melibatkan partisipasi aktif karyawan.

This research based on serious accident which injured 2 workers of Utility Department and from investigation report, they did unsafe acts before accident occurred.
The purposes of this research are knowing relationship between factors like work experience, training and fatigue and job factors like work instruction and safety promotion with unsafe acts.
Design of this research is quantitative by cross-sectional approach. This research is done at Utility Department of LG PHILIPS Displays Indonesia and population of this research are all workers who their level under supervisor. Number of workers are 88 persons.
From this research, it showed out that personal factor like fatigue and job factor like work instruction, influence the existence of unsafe acts. To reduce fatigue, it should change working system from 3 shift and 3 group with 3 shift and 4 group so will make opportunity for worker to take a rest more longer, Making compulsory for supervisor hold work instruction especially at morning before doing routine task so unsafe acts can be minimized. Beside that, safety promotion program should involve participation of worker.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12645
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Andam Dewi
"Setiap perusahaan yang bergerak di bidang industri, memiliki tujuan untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas yang baik serta menghasi lkan kuantitas yang banyak. Akan tetapi kenyataannya, tidak semua produk dihasilkar dalam kondisi bai~ sebaliknya proses produksi dapat menghasilkan produk yang rusak Produk yang rusak dihasilkan salah satu alasannya terjadi akibat mesin bekerja tidak sesuai, untuk itu dibutuhkan suatu penggukuran kinerja maintenance secarn detail untuk setiap mesin maupun terhadap seluruh sistem secara lengkap. Metode yang digunakan untuk mengukur kinerja tersebut adalah Overall Equipment Effectiveness (OEE) yang merupakan dasar dari Total Productive Maintenance (TPM). Penggukuran OEE pada PT.XXX ini sebagai acuan untuk menerapkan :sistem Total Productive Maintenance (TPM) yang merupakan salah satu rencana dari manajemen PT.XXX. lmplementasi pengukuran OEE berupa penggumpulan data., penggolahan data, analisa, serta saran-saran yang diberikan oleh penulis. Hasil dari pengukuran OEE tersebut dapat memberikan informasi tentang kerugian-kerugian yang terjadi di proses manufaktur bagian Compoun PT. XXX, kcmudian nilai OEE dibandingkan dengan teori dasar dari berbagai literatur sehingga dapat dijadikan acuan untuk melakukan eliminasi terhadap kerugian-kerugian tersebut.

Every company has the goal to make products with good quality and at the required quantity. The fact is not all products perfect, the production process could also produces bad ones. One of tho reason of bad products is the substandard function of the machines wh!:.h is caused by unmeasurabllity of the maintenance performance on each machine or as a system. One method that can be used for that is the Overali Equipment Effectiveness (OEE) which is the basic of Total Productive Maintenance (TPM). The goal of this research is to measure the OEE at PT XXX as the basic to apply the TPM. The result of the measurement are informations of the losses which actually happen at Compound manufacturing unit. The OEE values are then compared with the theories from several literatures to find ways to eliminate the losses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S50000
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nakajima, Seiichi
Cambridge, UK: Productivity Press, 1988
658.27 NAk i (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dennis Messelinus Christian
"Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang merupakan bidang usaha yang dijalankan oleh PT Lippo Cikarang dengan menyediakan layanan jasa berupa pengelolaan limbah yang dihasilkan dari kegiatan usaha atau produksi yang ada di kawasan industri Lippo Cikarang yang memiliki jumlah tenant yang beroperasi sebanyak 871 unit. Sistem pengolahan limbah tersebut bersifat kontinyu selama 24 jam. Untuk menjaga kontinyuitas proses pengolahan air limbah maka diperlukan penanganan yang tepat terhadap system perawatan yang berlaku di Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang. Berdasarkan data tahun 2020 sudah terjadi breakdown peralatan dalam semester pertama tahun 2020 dengan total waktu padam mencapai 101 jam. Hal ini berakibat pada penurunan produktivitas dan efisiensi pengolahan air limbah yang mencapai mencapai 20%. Berdasarkan analisa menggunakan Metode Total Productive dengan pendekatan Overall Equpment Efectiveness maka didapatkan kondisi eksisting OEE sebesar 58 %. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan upaya penerapan perbaikan yang dibagi menjadi 4 komponen, yaitu man power, machine, environment dan equipment. Dan pada hasil perhitungan nilai OEE menunjukkan perbaikan efektifitas peralatan dengan nilai peningkatan sebesar 38 % dari tahun 2020.

Waste Water Treatment Plant Lippo Cikarang is a line of business run by PT Lippo Cikarang by providing services in the form of managing waste generated from business activities or production in the Lippo Cikarang industrial area which has a number of tenants operating as many as 871 units. The waste treatment system is continuous for 24 hours. To maintain the continuity of the wastewater treatment process, proper handling of the treatment system applicable at the Lippo Cikarang Waste Water Treatment Plant is required. Based on data in 2020, there has been a breakdown of equipment in the first half of 2020 with a total outage time of 101 hours. This resulted in a decrease in productivity and efficiency of wastewater treatment which reached 20%. Based on the analysis using the Total Productive Method with the Overall Equipment Effectiveness approach, the existing condition of OEE is obtained at 58%. Based on this, it is necessary to implement improvements which are divided into 4 components, namely man power, machine, environment and equipment. And the results of the calculation of the OEE value show an improvement in the effectiveness of the equipment with an increase of 38% from 2020.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Irfanul Fikri
"ABSTRAK
Kemajuan teknologi demikian pesatnya yang masuk di setiap segi kehidupan, PT. "X" sebagai sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan senjata dan produk umum tidak terlepas dari perkembangan ini dan bahkan terlibat di perkembangan teknologi ini. Banyak hasil kemajuan teknologi di serap oleh PT. "X", bahkan boleh dikatakan PT. "X" membeli teknologi tersebut baik berupa mesin-mesin dan barang investasi lainnya.
Untuk menjaga kondisi peralatan produksi di PT. "X" agar tetap dalam keadaan prima, maka di PT. "X" dibutuhkan adanya program pengembangan TPM, sehingga kondisi peralatan produksi di PT. "X" selalu terjaga dalam keadaan siap pakai.
Sebelum melakukan implementasi TPM di PT. "X", terlebih dahulu diperlukan data yang terdiri dari jumlah tenaga kerja, jadwal kegiatan training, rencana alokasi biaya, rencana pembelian mesin, biaya material, biaya overhead dan biaya upah karyawan.
Kegiatan training di PT. "X" dilaksanakan dalam negeri dan luar negeri, untuk training dalam negeri sasarannya adalah pneumatik, elektrik, control sinumerik, control fanuc dan operator las. Sedangkan untuk training luar negeri sasarannya adalah mesin Swagging.
Biaya tenaga kerja yang diberikan PT. "X" adalah jasa yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya. Biaya ini dihitung dari gaji karyawan per bulan mulai dari Eselon II sampai dengan Eselon VI.
Hasil dari penelitian ini adalah berupa suatu rencana implementasi TPM untuk PT. "X", yang dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pemantapan. Disamping itu dengan adanya program TPM di PT. "X", akan dapat dicegah terjadinya kerusakan fatal yang dapat menyebabkan terhentinya kegiatan produksi dan berkurangnya biaya perbaikan

ABSTRACT
Technology development is too speedy which overwhelm every life field, PT. "X" one of the companies which does business in the field of producing guns and general products is not excluded from this development. There are many product of technology progress which are suched up by PT. "X" even it is said that PT. "X" has bought this technology, either in the form of equipments or machineries and other investment goods.
To keep production equipments always in prime condition, there needs a TPM development program so that the production equipment always keep in ready for use condition.
Before doing TPM implementation PT. ""X", first the total manpower data is needed and also training activities schedule, budgeting allocation, machinery purchasing plan, material costs, overhead costs, and employee wages costs.
Training activities in PT. "X" have being done abroad and locally the aim of local training are pneumatics. electrics, cinumeriks control, fanuc control and welding operators while the aim of training abroad is swagging.
Manpower cost spent by PT. "X"" is the payment of the service that paid to the employee by the company. This cost is computerized from the employee's wages each month begins from esselon II up to esselon VI.
The result of this survey is the form of a TPM implementation plan in PT. ""X", that held in three stages that are preparation stage, implementation stage and the last stage. Beside by the execution of this TPM program in PT. "X"" there can be prevented the happening of fatal damages causing the stop of production activities and the reduction of repairmen cost.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>