Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175811 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S9481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ita Yuanita
"Penjadwalan kerja salah satu aspek dari fungsi manajemen, dan kepuasan kerja adalah cerminan dari perasaan pekerja terhadap pekerjaaannya. Berdasarkan tinjauan kepustakaan Young & Hayene (1988) bahwa model penjadwalan kerja desentralisasi ini dapat memberi kepuasan karena perawat pelaksana diberikan kesempatan untuk memberikan masukan sehingga mendorong peningkatan otonomi dan fleksibelitas, akan tetapi tidak demikian yang terjadi di RSGM, berdasarkan pengamatan peneliti ternyata model desentralisasi tidak memberikan kepuasan kerja. Fenomena ini yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang analisis hubungan penjadwalan kerja dengan kepuasan kerja perawat pelaksana.
Penelitian ini bersifat deskriptif korelatif dengan pendekatan potong lintang yang dilakukan pada tanggal 21 - 25 Agustus 2003 terhadap 94 perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap R.S Graha Medika Jakarta.
Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fleksibilitas penjadwalan kerja dan kepuasan kerja(p-value = 0,000), sedangkan model penjadwalan kerja dengan kepuasan kerja tidak mempunyai hubungan (p-value = 0,711) dan pendekatan penjadwalan kerja berputar tidak memiliki hubungan dengan kepuasan kerja (p-value = 0,419)
Rekomendasi untuk direktur & manajemen keperawatan RS. Graha Medika Jakarta, adalah model desentralisasi dapat terus diterapkan dengan modifikasi pendekatan berputar dan memperhatikan kebutuhan pribadi perawat pelaksana.

Correlation Analysis between Staff Scheduling and Nurse's Job Satisfaction in Graha Medika Hospital JakartaStaff scheduling is one aspect of the management functions, and job satisfaction is a reflection of employee's feeling to their work. Base on study literature, model decentralized scheduling can satisfy the nurse because they have opportunity to give their suggestion and could enhance the autonomy and flexibility. Unfortunately this situation does not happened in Graha Medika Hospital. According to my observation, model decentralization does not satisfy the nurse. This phenomena motivated researcher to study the relationship between staff scheduling and nurse satisfaction to their work in Graha Medika Hospital Jakarta.
This is correlation research with cross sectional approach done on 21st ? 25th August 2003 to 94 staff nurses in patient unit Graha Medika Hospital.
The result was there are significant correlation between flexibility scheduling and staff nurse satisfaction (p-value < 0,001), but there was no correlation between model scheduling and staff nurse's satisfaction (p-value = 0,711) either between cycle scheduling approach and staff nurse's job satisfaction (p-value = 0,419) Recommendation for director and nursing manager in Graha Medika Hospital is to continue implementing the model decentralized and being combined with cycled approach and focused on personnel?s need of the staff nurse."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 11056
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elvira Andriani
"Rumah sakit sebagai salah satu usaha jasa di bidang kesehatan memasuki perkembangan baru dengan diberlakukannya peraturan pemerintah tentang pemberian izin bagi Penanaman Modal Asing maupun Penanaman Modal Dalam Negeri untuk bergerak di bidang kesehatan dan peraturan pemerintah tentang swadana rumah sakit pemerintah. Hal ini membuka peluang bagi PT. Siloam Health Care Tbk sebagai perusahaan PMA pertama bergerak dalam bisnis penyedia jasa pelayanan kesehatan terkemuka di Indonesia yaitu Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pelatihan dan motivasi kerja dengan kualitas pelayanan di Rumah Sakit. Siloam Gleneagles, Tangerang. Secara lebih khusus penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis signifikansi hubungan variable bebas (Pelatihan dan Motivasi Kerja) dengan kualitas pelayanan di- Rumah Sakit. Siloam Gleneagles.
Populasi pada penelitian ini adalah para pelanggan dan karyawan Front Line Rumah Sakit Siloam Gleneagles sejumlah masing-masing 120 responden. SampeI ditetapkan menurut table Krejcie sebanyak 240 responden yang diambil dengan cara Cluster Proportionate Random Sampling, sehingga semua strata terwakili.
PengumpuIan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yang terdiri darn dua bagian. Bagian pertama bersisi pertanyaan umum yang berkaitan dengan sosio-demografi, baik untuk pelanggan maupun karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Bagian ke dua pertanyaan khusus yang berkaitan dengan dimensi pelatihan (XI), dan dimensi motivasi kerja (X2) untuk karyawan Rumah Sakit Siloam Gleneagles, sedangkan dimensi kualitas pelayanan (Y) untuk pelanggan Rumah Sakit Siloam Gleneagles.
Pengolahan dan analisis data mengunakan komputer. Untuk mengetahui kecenderungan beberapa variable sosio demografi dengan kualitas pelayanan, digunakan tabulasi silang ( Crosstab ), sedangkan untuk menguji hubungan antara pelatihan, motivasi kerja dengan kualitas pelayanan digunakan korelasi.
Hasil analisis yang dilakukan balk menguunakan model regresi linier sederhana dan berganda Step Wise, menunjukkan bahwa variable pelatihan dan motivasi kerja mempunyai pengaruh yang signifikan sebesar terhadap kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles. Secara keseluruhan kontribusi ketiga variable tersebut terhadap kualitas pelayanan yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi 0, 501 pada pelatihan dan 0, 483 pada motivasi_
Berdasarkan analisis melalui regresi sederhana ditemukan adanya pengaruh positif antara pelatihan terhadap kualitas pelayanan menunjukkan nilai koefisien korelasi r = 0, 877 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara pelatihan dengan kualitas pelayanan positif. Besarnya sumbangan variable pelatihan terhadap kualitas pelayanan adalah 87,7 %, sisanya 12,3% ditentukan oleh variable lainnya.
Sedangkan nilai koefisien korelasi antara motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan sebesar r = 0, 853 pada tingkat signifikansi 0,000. Artinya hubungan antara motivasi kerja dengan kualitas pelayanan positif Besamya sumbangan variable motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan adalah 85,3%, sisanya 14,7% ditentukan oleh variable lainnya.
Berdasarkan analisis regresi berganda menunjukan bahwa pelatihan (X1) secara konsisten memiliki hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,991 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya. Begitu pula hubungan antara motivasi kerja (X2) secara konsisten - menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan sebesar R2 = 0,770 walaupun dikontrol oleh variable bebas lainnya.
Kesimpulan terhadap penelitian ini adalah adanya pengaruh positif antara pelatihan dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan dapat diterima pada taraf signifikansi 0,000. Selain persepsi pelanggan terhadap 5 dimensi kualitas pelayanan di Rumah Sakit Siloam Gleneagles secara keseluruhan menunjukkan basil yang valid.
Sedangkan saran-saran terhadap penelitian ini adalah apabila pelatihan dan motivasi kerja yang diberikan belum memadai dan belum dapat diterima secara penuh oleh seluruh karyawan, akan berdampak pada penurunan kualitas pelayanan, yang pada gilirannya dapat menimbulkan berbagai akibat kerugian pada perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia,
T410
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maftuhah
"Tugas pengawasan tambahan seorang manajer adalah menentukan seberapa baik perawat melaksanakan tugas kerjanya. Hal ini bisa dilakukan melalui penilaian kinerja. Dengan penilaian kinerja, perawat mengetahui tugas kerjanya sesuai dengan yang diharapkan organisasi terhadap mereka.
Penilaian kinerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta bertujuan untuk kepentingan manajerial antara lain, sistem penggajian, training dan pengembangan atau promosi. Oleh karenanya penilaian kinerja semestinya memiliki hubungan positif dengan motivasi kerja perawat. Akan tetapi dari observasi awal tahun 2002 terhadap 17 perawat UGD didapatkan fakta bahwa penilaian kinerja dipersepsikan kurang baik oleh sebagian besar perawat Rumah Sakit Graha Medika Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bersifat cross sectional. Tujuannya adalah untuk melihat hubungan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dan hubungannya dengan motivasi kerja di rumah sakit Graha Medika Jakarta dengan melibatkan 145 responden perawat pelaksana.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan signifikan antara persepsi perawat pelaksana terhadap penilaian kinerja dengan motivasi kerja dengan nilai p = 0,000. 53% responden memiliki persepsi baik terhadap penilaian kinerja dan 55,9% memiliki motivasi kerja tinggi. Dari analisa chi-square komponen strategi penilaian memiliki nilai (p = 0,000) penilai (p = 0,001), metode penilaian (p = 0,003) dan manfaat penilaian (p = 0,000). Satu komponen penilaian kinerja yang tidak berhubungan dengan motivasi kerja adalah periode penilaian (p = 0,342) kerja. Hasil uji statistik regresi logistik didapatkan bahwa variabel strategi penilaian yang memiliki hubungan paling erat dengan motivasi kerja perawat di Rumah Sakit Graha Medika.
Hasil penelitian ini merekomendasikan kepada pimpinan rumah sakit Graha medika untuk menilai kembali kemampuan kepala unit dan manajernya dalam melakukan penilaian kinerja secara adil, akurat dan dapat dipertangguang jawabkan, sehingga mampu menumbuhkan motivasi kerja.

Nurses Perception on Component of Performance Appraisal Related to Their Work Motivation in Graha Medika Hospital Jakarta An additional managerial controlling responsibility is determining how well employees carry out the duties of their assigned jobs. This is done trough performance appraisal. Performance appraisal let employees know the level of their job performance as well as any expectations the organization may have of them.
Performance appraisal at Graha Medika Hospital had many purposes related to managerial policies, such as salary adjustment, training and advancement or promotions. Because of that, performance appraisal must be having positive correlation with nurses work motivation. In fact, from observation to 17 staff nurses at A&E unit on early 2002 founded that lower of nurses? perception on performance appraisal.
This was a quantitative study which used a correlation descriptive design with cross sectional approach. It was conducted to determine the correlation between nurses? percept-ion to component of performance appraisal and their work motivation. The study took place in Graha Medika hospital Jakarta which was participated by 145 nurses as the respondents.
The study showed that the degree of significant correlation between nurses perception on component of performance appraisal to their work motivation. 53% respondents have good perception on performance appraisal and 55, 9 % have high work motivation. A chi square bivariat statistics test result showed that there is significant correlation between strategies (p 0.000), evaluator (p=0.001), method (p=0.003), purposes (p=0,000), to work motivation periodic (p=0.342) do not have correlation with work motivation. The logistic regression test result demonstrated that the most dominant variable is the strategies.
Based on the result of this study, some recommendations are conveyed to the management of Graha Medika Hospital Jakarta. The recommendations are the need to re-evaluate about capabilities and competencies all head unit and managers to do with performance appraisal by high accuracy and fairness. Accuracy and fairness can improve nurses beliefs to performance appraisal and work motivation can be maintenance. It is recommended that the other researchers who are interested in conducting a study which deals with the nurses work motivation would have covered more variables with different design as well as the use of valid and reliable instruments.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T11036
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Nyeri adalah sesuatu yang tidak menyenangkan dan bersifat sangat individual,
keluhannya sangat bervariasi dan tidak dapat diukur secara subyektif. Banyak faktor
yang mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi. Diantaranya faktor
internal (umur, jenis kelamin, ansietas, pengalaman masa lalu tentang nyeri, budaya
dan efek placebo) dan faktor eksternal (aktivitas, batuk, dukungan keluarga,
pemasangan drain). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi di RS. Graha Medika
Jakarta. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif korelasi yaitu untuk
mempelajari hubungan antara dua variabel. Jumlah responden yang diambil adalah 24
responden dan cara pengambilannya dengan metode acak sederhana. Instrumen yang
digunakan adalah lembar kuesioner dan lembax observasi. Dari 24 responden post
operasi apendiktomi, sebanyak 45,8% mengalami nyeri sedang, 37,5% mengalami
nyeri berat dan 16,7% mengalami nyeri ringan. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa
faktor yang mempengamhi rasa nyeri pasien post operasi adalah jenis kelamin,
dengan p value 0,009 pada alpha 0.05. Sedangkan variabel yang lainnya tidak
berpengaruh terhadap rasa nyeri pasien post operasi apendiktomi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5165
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kebutuhan tidak terpenuhi mendorong perilaku seseorang termasuk perawat RS. Sentra Medika, Depok untuk mencapainya, sehingga mempengaruhi pula motivasi.
Berdasarkan hal itu, penelitian dilakukan di RS. Sentra Medika, Depok bertujuan mengetahui gambaran motivasi perawat berlandaskan teori hierarki kebutuhan Maslow.
Desain penelitiannya deskriptif sederhana dengan total sampling 118 perawat berpurposive sampling. Penggunaan instrumen berupa quesioner 16 item pertanyaan skala likert 1-4 di analisa menggunakan proporsi. Penelitian menghasilkan rata-rata usia perawat 26 tahun, jenis kelamin terbanyak perempuan 91 %, DIII Keperawatan mendominasi tingkat pendidikan 89 %, serta Iama kerja berata-rata 3 tahun. Sedangkan motivasi didapatkan tinggi sebanyak 80 % pada kebutuhan sosial 81 %. Urutan kedua kebutuhan penghargaan 80 %, ketiga aktualisasi diri 65 %, keempat fisiologi 61 %, dan kelima keamanan 25 %. Dengan demikian kebutuhan sosial menjadi motivator tertinggi dalam peningkatan motivasi."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5386
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Restiyanti
"Dokter spesialis dan perawat merupakan inti dari pelayanan kesehatan. Krisis SDM Kesehatan khususnya dokter spesialis dan perawat, tingkat persaingan antar rumah sakit yang tinggi, adanya perubahan kebijakan baik dari pemerintah maupun organisasi membuat RS perlu mengantisipasi dan membuat strategi untuk mengatasi hal tersebut. Tesis ini membahas tentang rencana aksi pengembangan SDM dokter spesialis dan perawat di RS Graha Juanda Bekasi tahun 2014- 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan analisis konten melalui wawancara mendalam, telaah dokumen, dan CDMG (Consensus Decision Making Group). Kerangka konsep menggunakan analisis SWOT meliputi input stage yaitu dengan matriks EFE dan IFE, tahap kedua adalah mathcing stage dengan pencocokan menggunakan TOWS matriks dan penentuan posisi menggunakan IE matriks, serta tahap ketiga adalah desicion stage yaitu penentuan alternatif dan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM. Hasil penelitian didapatkan RS Graha Juanda berada pada posisi sel V yaitu hold and maintain dengan alternatif strategi market penetration dan product development dengan prioritas strategi product development. Pengembangan pelayanan dan optimalisasi kinerja pelayanan RS serta SDM dokter spesialis dan perawat dalam jumlah, jenis, pengelolaan dan diklat adalah usulan yang diterjemahkan dalam bentuk rencana aksi.

Specialist and nurses are the core of health care. The crisis in human resources of health particularly specialist and nurses, the competition levels among hospitals that are also high, and the changing of the policy either from the goverment or from the organization itself makes the hospital needs to anticipate and create their strategies to ovecome this situation. This thesis discusses the action plan for human resources development specialist and nurses at Graha Juanda hospital in Bekasi year 2014 – 2018. The design study is a content analysis of qualitative research through in-depth interviews, document review, and CDMG (Consensus Decision Making Group). The framework uses SWOT analysis by using the input stage includes EFE and IFE matrix, the second stage is the mathcing stage using TOWS matrix and matrix positioning using IE, the third stage is the stage to determinate the alternative decision and priority strategies using QSPM. The results showed Graha Juanda hospital is in the position of the V cells and that means hold and maintain. The alternative strategy is market penetration and product development strategies with the priority of product development. Hospital service development, optimization of hospital services performance and human resources specialist dan nurses in number, type, management, and training is proposed to be translated in the form of the action plan."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T39382
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Anjarwati
"ABSTRAK
Prevalensi penyakit Gagal Ginjal Kronik cenderung makin tinggi sejak 3 tahun
terakhir ini (sejak tahun 2015). Sehingga mereka harus menjalani hemodialisis
(cuci darah). Adapun komplikasi saat hemodialisis yaitu demam, menggigil,
hipotensi, dan keram. Faktor-faktor yang mempengaruhi komplikasi saat
hemodialisis pada pelayanan mulai dari faktor pasien terdiri dari durasi HD, akses
HD, lama menjalani HD, komorbiditas pasien). Selain itu juga ada peran dari sisi
manajemen yaitu Standar Operasional Prosedur (SOP) tentang pencucian dialiser
ulang dan kebijakan direktur. Faktor pasien dan manajemen penting dalam kualitas
pelayanan hemodialisis rawat jalan. Metode penelitian yang digunakan adalah mix
method. Tahapan yang dilakukan pertama adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross-sectional dan melanjutkan dengan wawancara mendalam dari
hasil penelitian. Hasil analisis bivariat, didapatkan bahwa durasi hemodialisis
berhubungan signifikan secara statistik dengan komplikasi hemodialisis (p
0.005). Hasil analisis multivariat, diperoleh durasi hemodialisis 4 jam 30 menit
berisiko menyebabkan komplikasi sebesar 2.76 (IK 95% 0.9-8.47) kali dan akses
AVF-Shunt berpengaruh paling tingi menyebabkan komplikasi sebesar 3.32 (IK
95% 0.76-14.57) kali. Dari hasil wawancara mendalam dengan informan, bahwa
kurangnya implementasi Standar Operasional Prosedur (SOP) pencucian dialiser
ulang meningkatkan risiko komplikasi. Triangulasi sumber data didapatkan bahwa
RS. Anna belum menjalankan Standar Operasional Prosedur (SOP) dengan baik
dibandingkan RS. Anna Medika dalam pengukuran volume primming atau Total
Cell Volume (TCV) dan tidak dilakukan penandaan dialiser setelah dicuci ulang.
Adanya data pencantuman volume priming pada dialiser ulang merupakan bentuk
penjaminan mutu layanan unit hemodialisis RS. Dan hal ini bisa menjadi kebijakan
direktur terkait penggunaan dialiser ulang. Kejadian komplikasi saat hemodialisis
di Rumah Sakit dapat diatasi dengan memperhatikan aspek keselamatan pasien
yaitu melakukan Standar Operasional Prosedur dengan baik dan menjamin mutu
layanan hemodialisis dengan cara membuat kebijakan penggunaan dialiser ulang.

ABSTRACT
Prevalence of Chronic Kidney Failure tends to be higher since the last 3 years
(since 2015). So they have to undergo hemodialysis (dialysis). The complications
of hemodialysis are fever, chills, hypotension, and cramps. Factors that influence
complications during hemodialysis in services are from patient factors consist of
duration, access, length of time hemodialysis, patient comorbidity. In addition,
there is also a role from the management side, namely the Standard Operating
Procedure (SOP) reuse dialyzer and director policies. Patient and management
factors are important in the quality of outpatient hemodialysis services. The
research method used is the mix method. The first step is quantitative research
with a cross-sectional approach and continues with in-depth interviews from the
results of the study. The results of the bivariate analysis showed that the duration
of hemodialysis was statistically significant with complications of hemodialysis (p
0.005). The results of multivariate analysis, obtained the duration of 4 hours 30
minutes hemodialysis at risk of causing complications of 2.76 (95% CI 0.9-8.47)
times and the highest effect of AVF-Shunt access caused complications of 3.32
(95% CI 0.76-14.57) times. From the results of in-depth interviews with
informants, that the lack of implementation of the Standard Operational Procedure
(SOP) for repeated dialysis washing increases the risk of complications.
Triangulation of data sources was found that Anna hospital has not run the
Standard Operating Procedure (SOP) well compared to Anna Medika hospital in
measuring primming volume or Total Cell Volume (TCV) and dialysis marking is
not done after repeated washing. The data of inclusion priming volume on repeated
dialiser is a form of hemodialysis unit service quality assurance. And this could be
the director's policy regarding the use of repeated dialiser. The occurrence of
complications during hemodialysis at the hospital can be overcome by paying
attention to the aspects of patient safety, namely performing the Standard
Operating Procedure properly and ensuring the quality of hemodialysis services by
making a policy of using dialiser again.
"
2019
T53875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risdawaty Rizar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34572
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.G.A. Nyoman Partiwi
"Characteristic of Working Time Allocation of in Patient Room of Graha Medika General Hospital Nurses According to Their Activities and Nursing ProcessHospital is a health organization delivering service as its product. Nursing as a part of hospital manpower working for 24 hour need specific attention for either their quality or their quantity. Nursing with a professional ability can do prevention care previously done by doctor with lower cost.
The aim of this study is to know how nurses allocate their time in Graha Medika Hospital according their activities and nursing process.
This cross Study sectional is done to analyze nurse?s activities, with the mean of Work Sampling Method.
This study showed nurses spent their time with one patient for 79,3 minutes in the morning, 54 minutes in the afternoon and 41 minutes in the evening. Indirect Care showed 37,4 minutes in the morning, 40,3 minutes in the afternoon and 40,3 minutes in the night for one patient.
The activity of nurses according to nursing process showed most of their time or about 80% is devoted to Implementation Activities. Assessment on Evaluation Activities showed only 8% of their time is this study also showed that they have no Nursing Care Plan for their patient."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T5915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>