Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahra Aulia Syahidah
"ABSTRAK
Unit Pengolahan Sampah (UPS) adalah implementasi dari sebuah cara pandang bahwa sampah merupakan sumber daya yang dapat diolah dan dikelola untuk memberikan manfaat yang besar. Namun, desain tata letak bangunan UPS yang kurang tepat dapat menyebabkan berkurangnya potensi UPS dalam memberikan nilai tambah dari sampah. Salah satunya adalah kurang tepatnya proporsi penyediaan ruang untuk setiap kegiatan di UPS. Untuk meningkatkan keefektifitasan pengelolaan sampah ini diperlukan perancangan ulang tata letak UPS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2012, timbulan sampah rata-rata UPS Bojong Pondok Terong sebesar 6,881 m3/hari atau 1.346,643 kg/hari. Komposisi sampah terdiri dari 66,75% organik, 9,65% plastik, 9,36% pembalut wanita dan popok sekali pakai, 5,4% sachet makanan, 4,75% kertas, 2,83% kain, 0,69% kaca, 0,23% kaleng, 0,16% logam, 0,12% karet, 0,02% elektronik dan 0,01% kristal. Perancangan ulang tata letak bangunan UPS dilakukan berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan di UPS, jumlah timbulan sampah sebesar 6,881 m3/hari, serta luas bangunan 240 m2. Perancangan ulang ini
meliputi perubahan proporsi pembagian ruang untuk setiap kegiatan di UPS yang disertai adanya batasan yang jelas antar ruang serta pengadaan beberapa fasilitas dan kelengkapan baru.

ABSTRACT
Material Recovery Facility (MRF) is an implementation of a paradigm that waste can be reprocessed and have added value. However, the design layout of the building that is not good enough can reduce the potential for MRF in providing added value from waste. One of them is bad precision of proportion on the provision of space for each activity in the MRF. Therefore, in order to improve the effectiveness of waste management, it is necessary to redesign the layout of the MRF. The results showed that in 2012, the average waste generation MRF
Bojong Pondok Terong reached 6,881 m3/day or 1346.643 kg/day. Solid waste composition consisted of 66,75% organic, 9,65% plastic, 9,36% sanitary napkins and disposable diapers, 5,4% food sachet, 4,75% paper, 2,83% fabric, 0,69 % glass, 0,23% tin, 0,16% metal, 0,12% rubber, 0,02% electronic and 0,01% crystal. Redesigning the layout of the building MRF based on the type of activities that is
done in MRF, the amount of waste generation that are 6.881 m3/day, and a building area of 240 m2. This redesigning includes changes in the proportion of the division of space for each activity in the MRF is accompanied by a clear boundary between space and also procurement of several new facilities and peripherals."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42795
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmal Kenan
"Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana pemaknaan dan bentuk partisipasi laki-laki dalam care work pada program penurunan stunting di Kelurahan Bojong Pondok Terong. Studi-studi terdahulu telah menunjukkan bahwa partisipasi laki-laki dalam care work berdampak positif pada kesehatan ibu dan anak, meski sering terhambat oleh pandangan maskulinitas dan stereotip gender. Meskipun telah ada studi yang membahas partisipasi laki-laki dalam care work mengenai stunting, namun hanya membahas partisipasi laki-laki dalam domestik care work sebagai peran ayah dan tidak membahas partisipasi laki-laki dalam community care work. Sehingga, kontribusi laki-laki dalam care work, baik di tingkat domestik maupun komunitas, sangat penting untuk mengurangi stunting. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan pengumpulan data dengan berupa metode pengambilan data wawancara mendalam. Temuan dalam penelitian ini memperlihatkan laki-laki memaknai dan merasa bertanggung jawab untuk berpartisipasi dalam pekerjaan care work di rumah dan komunitas, termasuk tugas rumah tangga, merawat anak, dan program penanganan stunting. Namun, perubahan signifikan dalam partisipasi mereka belum terlihat. Hal ini dikarenakan, partisipasi laki-laki dalam pekerjaan care work masih terbatas dan belum setara dengan perempuan, dikarenakan persepsi masyarakat dan konsep tradisional maskulinitas yang cenderung apatis terhadap pekerjaan perawatan. Kemudian, di komunitas meski perempuan sering diandalkan untuk pekerjaan perawatan di berbagai area, pekerjaan ini seringkali kurang dihargai.

This study aims to explain the meaning and forms of male involvement in care work in the Bojong Pondok Terong Village stunting reduction program. Previous studies have shown that men's involvement in care work has a positive impact on maternal and child health, although views of masculinity and gender stereotypes often hamper it. Although there have been studies that discuss men's involvement in care work regarding stunting, they only discuss men's involvement in domestic care work as a father's role and do not discuss men's involvement in community care work. Thus, the contribution of men in care work, both at the domestic and community levels, is very important to reduce stunting. This research uses a qualitative approach and data collection using in-depth interviews. The findings in this study show that men interpret and feel responsible for participating in care work at home and in the community, including household tasks, caring for children, and stunting prevention programs. However, significant changes in their involvement are yet to be seen. This is because men's involvement in care work is still limited and not equal to that of women, due to societal perceptions and traditional concepts of masculinity that tend to be apathetic towards care work. Furthermore, in communities where women are often relied upon for care work in various areas, this work is often undervalued."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farlisa Zahra
"Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Meningkatnya produksi sampah saat ini belum dapat diimbangi dengan pengolahan yang baik. Sampah menjadi masalah tersendiri khususnya di daerah perkotaan salah satunya di kota Depok. Unit Pengolahan Sampah (UPS) adalah salah satu komponen penting dalam sistem pengelolaan dan pengolahan sampah di Kota Depok. Salah satu alternatif pengolahan sampah adalah dengan mengubah sampah menjadi suatu bahan yang mudah terbakar atau memiliki nilai kalor yang tinggi yaitu Refuse Derived Fuel (RDF). Di kota Depok saat ini belum ada produksi RDF melihat dari sedikitnya informasi dan teknologi yang memadai. Dengan melihat hal tersebut maka penulisan penelitian ini dibuat untuk menyajikan informasi terkait dengan potensi sampah di UPS Depok menjadi RDF. Pengambilan data lapangan, laboratorium dan studi literatur dilakukan untuk mengetahui parameter fisik dan nilai kalor dari sampah di UPS Depok. Hasil yang didapatkan untuk sampah di UPS Depok ini berupa kadar air, kadar abu, dan nilai kalor. UPS Pondok Terong memiliki nilai kalor sebesar 9.92 ? 10.98 MJ/Kg dengan kadar air sebesar 35.41% serta kadar abu 19.36% sedangkan UPS Kampung sasak memiliki nilai kalor 8.93 ? 9.67 MJ/Kg dengan kadar air dan kadar abu adalah 32.92% dan 18.64%.

Waste is the unwanted material remaining after the end of a process. Increased production waste has yet to be offset by good processing. Waste become a particular problem especially in urban areas, one of which is Depok city. Material Recovery Facility (UPS) is one of the important component of management systems and waste treatment in Depok City. One of the alternative waste processing is to convert the waste into a combustible material or have a high heating value named Refuse Derived Fuel (RDF). In Depok city there has been no production of RDF considered of the lack of information and appropiate technology. Taking into account at the matter, the compile of this study was made to present information related to the potential of waste in Depok UPS into RDF. Field data retrieval, laboratory and literarture studies conducted to determine the physical parameters and heating value of waste in Depok UPS. The result obtained for the waste in Depok UPS is in the form of water content, ash content and heating value. UPS Pondok Terong has 9.92 - 10.98 MJ/kg of heating value, 35.41% of water content and 19.36% of ash content while UPS Kampung Sasak has 8.93 - 9.67 MJ/kg of heating value with the water content is 32.92% and ash content is 18.64% respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42835
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Melalatoa, Muhammad Junus
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1993
307.74 MEL b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aristiati Ratna Sharadvita
"ABSTRAK
Sampah merupakan permasalahan lingkungan yang harus ditangani. Kota Depok memiliki unit pengolahan sampah (UPS) sebagai upaya mengurangi jumlah sampah, salah satunya adalah UPS Kampung Sasak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi dan alur perjalanan material daur ulang sampah, residu sampah serta upaya meningkatkan daur ulang sampah. Metode penelitian dilakukan dengan survey lapangan dan wawancara. Potensi recycling rate sebesar 83,18% dan nilai ekonomi sampah setiap harinya adalah sebesar Rp 551.179,-. Alur perjalanan sampah daur ulang dimulai dari UPS Kampung Sasak, lapak kecil, lapak besar, dan industri daur ulang. Residu sampah terdiri atas pembalut dan popok bayi, sterofoam, plastik kemasan, plastik kaca, tekstil, kayu, tisu, debu, dan sisa ayakan kompos. Upaya peningkatan daur ulang dilihat dari segi kinerja UPS, kualitas sampah, dan pelaku daur ulang.

ABSTRACT
Solid waste is one of environmental issues that must be handled. As a result, Depok has material recovery facilities (UPS) for reducing solid waste, one of them is UPS Kampung Sasak. The focus of this study are potential and material flow of recycling waste, residual wastes, and measures to increase recycling waste. This study used observation and interview methods.. Potential of recycling rate is 83,18% and the economic value is Rp 551.179,-/day. Residual wastes consist of pampers, sterofoam, plastic packaging, plastic glass, textiles, woods, tissues, dusts, and residual compost. Material flow starts from UPS Kampung Sasak, small and large waste collectors, and recycling industries."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43246
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Irmayati
"Tempat yang ideal untuk persalinan adalah fasilitas kesehatan dengan perlengkapan dan tenaga yang siap menolong bila sewaktu-waktu terjadi komplikasi persalinan, minimal di Puskesmas PONED (pelayanan obstetrik dan neonatal emergensi dasar ). Puskesmas Bojong Rawalumbu adalah salah satu dari 7 Puskesmas Poned di Kota Bekasi, namun hasil capaiannya masih sangat rendah. Pada tahun 2011, dari 1535 ibu yang bersalin di pelayanan kesehatan, hanya 20 orang ibu yang memanfaatkan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan instrumen kuesioner. Pemilihan sampel dilakukan secara cluster sampling dengan jumlah sampel 103 ibu yang yang bersalin pada januari- desember 2012 di wilayah kelurahan Bojong Rawalumbu.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya 19,4% responden yang menggunakan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu . Dari analisis bivariat dengan CI 95 % dan pvalue <0,05 didapatkan variable sikap, biaya persalinan, keterpaparan informasi serta dukungan keluarga, tokoh masyarakat, teman dan tetangga menunjukkan hubungan bermakna dengan penggunaan pelayanan persalinan puskesmas Bojong Rawalumbu.
Dari penelitian ini disarankan agar puskesmas Bojong Rawalumbu meningkatkan promosi melalui media cetak dan meningkatkan penyuluhan tentang persalinan yang aman pada ibu hamil dan keluarganya dengan melibatkan tokoh masyarakat dan kader posyandu untuk meningkatkan pengetahuan masarakat.

The ideal place for childbirth service is well equipped health facilities and health workers that are ready to help if complications of childbirth happen at anytime, at least in PONED (basic emergency obstetric and neonatal service) Health Center. Bojong Rawalumbu Health Center is one of the 7 PONED Health Centers in Bekasi, but the result of its performance is still very low. In 2011, from 1535 mothers who gave birth at health care, only 20 mothers who use the maternity service in Bojong Rawalumbu Health Center.
The purpose of this study is to determine the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center and the factors that influenced it. The research design used was a cross sectional and questionnaire as the instrument. The sample collection method is cluster sampling that was taken from 103 mothers who gave birth on January to December 2012 in Bojong Rawalumbu area.
This study showed that only 19.4% of respondents who use the maternity service at Bojong Rawalumbu health center. From bivariate analysis with 95% CI and p values <0.05, we found attitudes variable, maternity service costs, exposure information and the support from family, community leaders, friends and neighbors that showed significant association with the utilization of maternity service at Bojong Rawalumbu health center.
This study recommends Bojong Rawalumbu health center to improve promotional information through printed media and to increase education about safe childbirth for pregnant women and their families by involving community leaders and kaderposyandu to improve publik knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S53320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent
"Analisis dan Optimasi Kinerja Bank Sampah dan Unit Pengolahan Sampah UPS Dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Beji Depok. Timbulan sampah Kota Depok terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk yang meningkat setiap tahunnya. Peningkatan timbulan sampah membuat kondisi TPA Cipayung tidak mampu lagi menampung sampah yang dihasilkan oleh penduduk Kota Depok. Upaya yang dilakukan pemerintah Kota Depok dalam menangani hal tersebut adalah dengan membangun UPS Unit Pengolahan Sampah. Kondisi tersebut juga menggerakkan masyarakat untuk membangun bank sampah sebagai solusi dari permasalahan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah dan UPS serta timbulan dan karakteristik sampah di Kelurahan Beji. Selain itu dilakukan pula peninjauan manfaat ekonomi langsung dari dua model pengelolaan sampah yaitu bank sampah dan UPS serta optimasi kedua model pengelolaan tersebut dengan menggunakan analisis SWOT. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengukuran timbulan dan komposisi sampah yang sesuai dengan SNI 19 3964 1994 serta menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian sebelumnya ataupun yang berasal dari para stakeholder yang bersangkutan.
Penelitian ini memberikan hasil berupa nilai recycling rate dan recovery rate dari bank sampah yang nilainya sama yaitu 0 17 Nilai recycling rate dan recovery rate dari UPS adalah sebesar 7 7 dan 53. Keuntungan dari penjualan material daur ulang oleh bank sampah adalah sebesar Rp 4 055 560 00 tahun sedangkan perhitungan keuntungan penjualan material daur ulang di UPS tidak dilakukan. Melalui optimasi secara analisis SWOT diperoleh strategi S O yang disarankan untuk mengoptimasikan kedua jenis pengolahan sampah tersebut. Pengurangan sampah yang masuk ke TPA dapat dilakukan dengan meningkatkan participation rate dari bank sampah dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengolahan sampah di UPS dengan batas maksimal 30m3 hari juga dapat membantu mengurangi sampah yang masuk ke TPA.

Analysis and Optimization of Waste Bank and Material Recovery Facility Performance In Solid Waste Management at Beji Sub district City of Depok. The amount of waste in Depok is undoubtedly increasing each passing year in line with the growing number of its population. This leads to the insufficiency of space in Cipayung landfill site In order to solve the problem of insufficient space the local government has developed a unit named MRF. Meanwhile the community is attempting to build a waste bank on their own to reduce their own waste.
The objectives of this research are to determine the value of recycling rate and recovery rate of waste banks and MRF as well as waste characteristics in Beji sub district. Moreover this research also attempts to observe direct economic benefits along with the optimalization of the two models through SWOT analysis. The data of this research were collected through the measurement of waste generation and composition in accordance with SNI 19 3964 1994.
This research revealed that the value of recycling rate and recovery rate is 0 17 for waste bank while the value for MRF is 7 7 and 53. The profit gained through the sale of recycled materials from waste bank is approximately Rp4 055 560 00 year However the sale for MRF is not calculated. The S O strategy gained through SWOT analysis could be used to optimalize both models. Furthermore the reduction of waste in landfill site could be achieved by increasing the participation rate of waste bank supported by the socialization to the community. The research showed that the waste processing in MRF with the maximum value of 30m3 day was able to reduce the amount of waste in the landfill site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S52384
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Usadi H
"Urbanisasi merefleksikan tuntutan penambahan fasilitas kehidupan warga kota, teristimewa pada aspek pemukiman. Naiknya grafik penambahan fasilitas pemukiman ini akan menjumpai kendala pada aspek penyediaan tanah. Hal ini akan menyebabkan invasi oleh masyarakat golongan menengah ke bawah pada tanah-tanah yang relatif murah di tepi kota dan terjangkau oleh sarana transportasi.
Hal tersebut di atas nampaknya telah tercermin dalam data sebaran pemukiman di Jakarta. Sebaran tersebut menunjukkan tingginya kepadatan pemukiman di tepi kota Jakarta pada jalur Jakarta-Tangerang, Jakarta-Bekasi dan jalur Jakarta-Bogor. Bila disingkap lebih lanjut, data ini juga mencerminkan sebaran perubahan dari tanah dengan okupasi untuk persawahan yang dominan menjadi okupasi untuk pemukiman.
Untuk mencermati penyataan tersebut secara tajam, penelitian diarahkan pada data yang ada di Selatan DKI Jaya dan wilayah Selatan DKI Jaya di koridor Kota Administratif Depok serta Kecamatan Bojong Gede sepanjang 26 km. Data akan ditilik melalui peta penggunaan tanah tahun 1912, tahun 1976, tahun 1979 dan tahun 1992.
Dalam kerangka inventarisasi data pertanahan dari waktu ke waktu pada wilayah kajian dikaitkan dalam analisisnya dengan tuntutan kebutuhan pemukiman serta melihat implikasinya pada fungsi sistem irigasi yang telah ada, dapat dikemukakan permasalahan yang terbagi atas Permasalahan Pokok dan Permasalahan Spesifik. Permasalahan pokok menekankan pada inventarisasi pola pemilikan, penguasaan, penggunaan tanah dan inventarisasi kebutuhan air irigasi di wilayah kajian pada rentang waktu pengematan tahun 1912, 1976, 1979 dan tahun 1992. Sedang permasalahan spesifik lebih mengkaji perihal harga tanah, perubahan harga tanah dikaitkan dengan perubahan penguasaan dan penggunaan tanah serta karakteristik wilayah spekulatif dikaitkan dengan perubahan harga tanah.
Hasil analisis menunjukkan hal-hal sebagai berikut :
1. Keterangan pemilikan tanah dari tahun pengematan ke tahun pengamatan berikutnya didominasi dalam bentuk girik.
2. Penguasaan tanah dalam bentuk kontrak ditemukan mendekati pusat fasilitas kegiatan.
3. Luas jenis penggunaan tanah persawahan ditemukan dalam luas yang lebih sempit dibandingkan untuk bukan persawahan pada wilayah kajian mulai dari ketinggian 50 meter.
4. Arah perubahan penggunaan tanah lebih diorientasi oleh faktor-faktor ekonomi.
5. Harga tanah ditemukan naik menuju pusat fasilitas kegiatan dan turun manakala menjauhi pusat fasilitas kegiatan.
6. Ditemukan bahwa kebutuhan pasokan air irigasi dari tahun pengamatan ke tahun pengamatan berikutnya semakin berkurang.
7. Wilayah spekulatif umumnya ditemukan mendekati pusat fasilitas kegiatan. Luas wilayah spekulatif akan mengikuti intensitas pusat fasilitas kegiatan.

Urbanization reflecting on requirements of additional living facilities for towns people, especially on the aspects of settlement. The rising curve of facility addition for settlements will meet with obstacles regarding the aspect of land supply. This fact will lead to invasion by the middle class and lower on the lands that are relatively cheap at the city periphery and are within the reach of means of transportation.
The above fact seems to be-reflected in the data of settlement spreading in Jakarta. This spreading indicates the density of settlements at the city periphery of Jakarta on the Jakarta - Tangerang, Jakarta - Bekasi and Jakarta - Bogor corridor. If further disclosed, these data also reflect the distribution of changes of land occupied by wet rice fields s dominant factors into occupations for settlements.
In order to pay closer attention to this reality, research must be directed to data available in the South of the DKI Jakarta and the Southern Region on the DKI Jakarta on the corridor of the highway connecting the district of Lenteng Agung and the Administrative Towb of Depok besides the District of Bojong Gede, 26 kilometers long. The data will be checked by using land use maps of 1912, 1976, 1979 and 1992 edition.
In connection with the inventorization of land data from time to time, the analysis of the area study is related with the demands of settlement and viewing its implication in the function of the existing irrigation system. The problem can be presented as being divided into the Main Problem and the Specific Problems. The main problem stresses the inventorization of the pattern of ownership, land tenure, utilization of land and inventorization of the need for irrigation water in the area being studied, during the time of observation from 1912 through 1976 and 1979 until 1992.
Meanwhile the specific problems are more occupied with land prices, changes in land prices connected with changes in land tenure and land use and characteristics of the speculative area connected with changes in land prices.
The result of the analysis indicate the following matters :
1. The data of landownership from one year of observation to the next year are still dominated by "girik".
2. Land tenure in the from of "kontrak" is found in the regions near the center of activity facilities.
3. The extent of the types of utilization of dry rice fields is found in a smaller area compared to non-wet rice fields in the area being studied, beginning from an altitude of 50 meters.
4. Direction of changes in land use is more deter-mined by economic factors.
5. The land prices are found to be rising toward the center of activity facilities and falling as they get more remoe from the center of activity facilities.
6. It is concluded that the need for supply of irrigation water from one observation year to the next keeps decreasing.
7. The speculative area is in general found near to the center of activity facilities. The extent of the speculative area will follow the intensity of the activity facilities.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irtanty Nur Rachmatika
"ABSTRAK
Stunting berdampak pada keterlambatan tingkat pertumbuhan serta keterhambatan perkembangan. Dampak akan terasa hingga masa dewasanya kelak, jika tidak diintervensi secara dini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak intervensi responsive feeding terhadap tingkat pertumbuhan anak risiko usia 6-23 bulan. Desain penelitian yang digunakan adalah randomized control trial RCT . Sampel pada penelitian ini dibagi menjadi 26 responden kelompok intervensi dan 26 responden kelompok kontrol yang dipilih dengan cara randomisasi blok. Analisis data dilakukan dengan uji beda rata- rata. Penelitian ini menghasilkan adanya pengaruh intervensi yang ditunjukan oleh perbedaan nyata pada selisih tingkat pertumbuhan p value < 0.05 dan sebaran pada kelompok intervensi kategori anak risiko menurun 58 dan kontrol kategori anak risiko tetap 100 dengan p value < 0.05. Peneliti menyarankan agar dapat menjadi suatu metode pemberian MPASI yang berperan dalam menurunkan risiko stunting .

ABSTRACT
Stunting impacts child rsquo s growing stage and developing delay which could be the series negative legacy when they grown up if the intervention it did not given an early intervention. This research has a purpose to discover the responsive feeding influence to the level of children rsquo s grow with risk in age 6 23 month. Randomized control trial RCT is the design used and randomized block strategy is chosen to take the sample by dividing 26 respondents in intervention groups and 26 respondents in control group in this research methodology. The data analysis to the research is done by mean different test. This research result shows the influence of responsive feeding stated the difference on the level of growing p value "
2018
T49967
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sista Anggarani
"Permukiman di daerah pinggiran kota seperti Kota Depok dan Kabupaten Bogor mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut ditandai dengan semakin banyaknya pemukim-pemukim yang berdatangan ke daerah pinggiran tersebut. Daerah pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede merupakan daerah-daerah yang cukup banyak diminati oleh para pendatang karena ketersediaan lahan dan aksesibilitas yang cukup memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam dan Bojong Gede serta variabel apa saja yang mempengaruhinya. Proses penelitian dilakukan melalui pengumpulan data dengan menggunakan observasi, peta dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif untuk menjawab masalah bagaimana pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede dengan melihat perubahan luasan permukiman yang terjadi di daerah penelitian selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 1995 – 2005. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede cenderung berpola linier mengikuti jalan dan variabel yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan pemukiman adalah aksesibilitas.

Settlements at the outskirts in the city like Depok Municipal and Bogor Regency experienced growth every year. Growth was marked by the growing number of settlers who flocked to their outskirts/bank. The outskirts of Depok Lama, Citayam, and Bojong Gede railway station are areas that are mostly staked to newcomers because of the availability of land and adequate accessibility. The study aims to find out how the growth pattern of settlements at the outskirts of the railway station Depok Lama, Citayam and Bojong Gede and what variables influence it. The research process carried out by collecting data using observation, map, and documentation. Analysis of data is using descriptive to answer the question on how patterns of settlement growth at Depok Lama, Citayam, and Bojong Gede railway station outskirts to see the changes that occurred in residential area during a 10 year of study period, from 1995 to 2005. The result shows the pattern of settlement growth at the outskirts tend to grow in linear pattern in line with the road, and the most influential variable in their growth is the accessibility. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>