Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 112426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fairus Ali Abdad
"ABSTRAK
Komunikasi terapeutik merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan perawat
setiap kali berinteraksi dengan klien. Untuk dapat melakukan komunikasi
terapeutik dengan baik setiap perawat perlu memiliki pengetahuan yang baik.
Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif sederhana. Tujuan
penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi
terapeutik di Unit Rawat Inap Umum RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
91,5% responden termasuk kedalam kategori tingkat pengetahuan tinggi. Hasil
pembahasan dapat disimpulkan bahwa karakteristik dan tingkat pengetahuan
perawat yang tinggi merupakan beberapa hal yang dapat menjadi modal dasar
bagi pelayanan keperawatan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap
klien.

ABSTRACT
Therapeutic communication is an activity that should be practiced every
interaction between nurse and clients. To perform a good therapeutic
communication every nurses have appropriate knowledge. This research used
descriptive design methode. The main purpose of this study is to identify the level
of nurses knowledge about therapeutic communication in non-psychiatric ward at
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Data were collected by questionnaire. This
study shows that 91,5% of respondent are an high category level. As the result,
nurses characteristics and knowledge are some fundamental points to improve
nursing care quality."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43126
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Jackqualina
"Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan perawat saat berinteraksi demi kesembuhan pasien. Tujuan penelitian mengetahui gambaran persepsi pasien dan faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap RS MMC Jakarta. Menggunakan disain penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan kuesioner, observasi dan wawancara mendalam. Besar sampel 90 pasien. Hasil penelitian gambaran persepsi pasien untuk komunikasi terapeutik diterapkan baik 65,6% dan kurang diterapkan 34,4%.
Hasil observasi dan wawancara mendalam rata-rata perawat telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik, walaupun masih perlu perbaikan. Analisis bivariat variabel yang berhubungan signifikan adalah usia, pendidikan, kondisi fisik dan kelas kamar. Analisis multivariat variabel yang memiliki hubungan paling kuat adalah usia.

Therapeutic Communication is an interpersonal communication done by the nurse when she interacts and for curing the patient.The purpose of this study is to identify the perception of the patient and the factors that influenced the nurse therapeutic communication in the inpatient ward at MMC Hospital. Using the quantitative and qualitative method, data collected by questionnaire, observation and in-depth interview. Amount of sample is 90 patients.
The result showed that 65,6% of respondent had a good perception. Observation and in-depth interview showed good result in general. Bivariate analysis showed the variable which has significant relationship with the perception are age, education, physical condition and Room Class as well. Multivariate analyses showed that age has the strongest relationship with the perception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Iskandar
"ABSTRAK
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan di RSUD Tasikmalaya tahun 2006 adalah 65% dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada 10 pasien di 3 ruang rawat inap RSUD Tasikmalaya didapatkan pernyataan perawat yang judes dan galak. Hal ini merupakan bentuk dari ketidakpuasan pasien terhadap layanan yang diberikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik pada perawat terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap dewasa RSUD Tasikmalaya” dengan tujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pelatihan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien. Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain pre and post test with control group. Populasi penelitian ini adalah 171 pasien dengan besar sampel 110 pada 4 ruang rawat inap dewasa. Untuk kelompok intervensi, perawat yang memberikan layanan perawatan diberikan pelatihan komunikasi terapeutik. Hasil penelitian didapatkan peningkatan kepuasan pasien yang bermakna terhadap kenyataan layanan yang diterima dengan pemenuhan harapan pasien terhadap layanan dari perawat yang dilatih komunikasi terapeutik. Karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah pendidikan terakhir pasien dan persepsi terhadap sakit. Sedangkan karakteristik keluarga yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kelas perawatan yang dipilih. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kepuasan pasien akan meningkat sesudah perawat dilatih komunikasi terapeutik. Kepuasan pasien pada kelompok intervensi lebih tinggi dibandingkan kepuasan pasien pada kelompok kontrol. Dari penelitian ini disarankan agar pelatihan komunikasi terapeutik dilaksanakan secara berkesinambungan dan diteliti faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien menggunakan dimensi yang lain dari kepuasan.

ABSTRACT
Patient satisfaction level of service at RSUD Tasikmalaya in 2006 was 65% of interview result which has been done by researcher to 10 patients at 3 adult inpatient rooms of RSUD in Tasikmalaya, there were not familiar and fearful statements of nurses. These statements were not satisfaction form of patient to service which has given by nurse. Based on the mentioned above, researcher interests of studying ”Effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya" by purposing to know effect of nurse therapeutic communication training on patient satisfaction who is taken care at Adult Inpatient Room of RSUD in Tasikmalaya. This research was a quasi experiment by pre and post test with control group. These research populations were 171 patients with 110 samples at 4 adult inpatient rooms. Nurse who gave nursing service was given therapeutic communication training on intervention group. Research result indicated that there was increasing of patient satisfaction significantly to service reality which was received by accomplishment of patient hope to service nurse who was trained by therapeutic communication. Patient characteristic which effected of patient satisfaction consist of last education of patient and patient perception of pain. Family characteristic which effected patient satisfaction was nursing class which they chose. This research concluded that patient satisfaction will increase after nurse was trained by therapeutic communication. Patient satisfaction on intervention group was higher than patient satisfaction on control group. From this research, it was suggested that therapeutic communication training has been done continually and it was studied factors which patient satisfaction from the other dimension of patient satisfation."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Suryani
"Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan adalah komunikasi terapeutik. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara kemampuan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien yang di rawat di RSUD dr. Rasidin Padang. Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 56 orang perawat dan 90 orang pasien yang di ambil dengan cara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat ada hubungan yang signifikan antara kemampuan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien (p=0,001). Semakin tinggi kemampuan komunikasi terapeutik perawat maka pasien akan semakin puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
Rekomendasi penelitian ini, sebagai tambahan pengetahuan bagi perawat khususnya terkait kemampuan komunikasi terapeutik perawat dalam meningkatkan kepuasan pasien dengan cara salah satunya mengadakan pelatihan dan supervisi untuk perawat yang terkait komunikasi terapeutik.

All nurses must have therapeutic communication ability in order to be able to give professional nursing and health care. The purpose of this study is to examine the correlation between nurses? ability on therapeutic communication with patient?s satisfaction who are hospitalized in Dr. Rasidin Hospital Padang. This is descriptive correlation using cross sectional approach where 56 nurses and 90 patients recruited using total sampling approach.
The result shows that there was significant correlation between nurses? ability on therapeutic communication with patient?s satisfaction (p=0.001). The conclusion was the higher therapeutic communication ability of nurses the more satisfaction of patient in receiving nursing care.
It is recommended that all nurses should have therapeutic communication course as their basic competencies as general nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Merry Juliana
"Penyakit HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit menular dan berbahaya. Jumlah penderita HIV/AIDS setiap tahun bertambah. Kurangnya kesadaran pelaksanaan standar pencegahan umum menyebabkan resiko penularan HIV/AIDS pada perawat. Perawat masih ada yang menunjukkan sikap diskriminasi terhadap pasien HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap perawat terhadap pasien HIV/AIDS.
Metodologi penelitian ini adalah deskriptif sederhana, menggunakan teknik proporsional sampling terhadap 106 responden. Alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang telah melewati tahap uji validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 66% responden memiliki pengetahuan sedang; 30,2% tinggi dan 3,8% rendah. Sementara hasil sikap perawat terhadap HIV/AIDS 52,8 % responden menunjukkan sikap kurang baik dan 47,2% bersikap baik.

HIV/AIDS is one of contagious and dangerous diseases nowdays. The number of people with HIV/AIDS has increased every year. Lack of awareness of the implamentation of standard precaution lead to the risk of transmission of HIV/AIDS on nurses. Patient with HIV/AIDS were still receiving discrimination from health worker. The purpose of this study was to describe the knowledge and attitude of nurses towards patients with HIV/AIDS.
The methodology of this study is descriptive, by using proportional sampling on 106 respondents. The instument of this study used questionnaires that has passed validity and reliability test.
The results showed that 66% of respondents had moderete knowledge; 30, 2% had high and 3.8 % had low. Where the result of nurses attitude toward patient with HIV/AIDS showed 52,8% respondent had unfavorable attitude and 47,2% respondent showed favorable attitude.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43437
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eden Florida
"Kepuasan seseorang menunjukkan terpenuhinya kebutuhan yang diinginkan, diperoleh dari pengalaman melakukan sesuatu, pekerjaan atau memperoleh perlakuan tertentu dan sesuatu sesuai kebutuhan. Kepuasan klien/keluarga terhadap layanan kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor, yang diantaranya adalah kemampuan komunikasi terapeutik perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan klien/keluarga terhadap kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik. Penelitian ini dilakukan di unit stroke RS PGI Cikini Jakarta terhadap 19 orang responden. Desain penelitian yang digunakan deskriptif sederhana. Instrumen yang digunakan untuk adalah kuesioner. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis univariat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 84% responden menyatakan komunikasi perawat baik., 11% menyatakan cukup baik, dan 5% menyatakan kurang baik. Dari hasil analisis juga terlihat bahwa 79% responden sangat puas terhadap kemampuan perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik.

Satisfaction of someone show fulfilled of wanted requirement, to be obtained from experience do something work or obtain get certain treatment and something according to wanted requirement. Satisfaction of client/family to health service influenced by various factor; what among others is ability of communications nurse. Ute purpose ofthe smofv to know satisfaction of client/famib: to ability of nurse in applying terapeutic communication. This study took place in unit stroke RS PGI Cikfni Jakarta to 19 responden. The study was using descriptive design. lnstrument used for data collecting is kuesioner. The datas analised use analysis univariat. Result of this study indicate that 79% client/family very satisfied to ability of nurse in applying therapeutic communications."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5799
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Santa
"Komunikasi terapeutik adalah suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien, dimana saling membagi pikiran, perasaan dan perilaku untuk membentuk keintiman yang terapeutik sehingga mempercepat proses penyembuhan klien. Kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien sangat dipengaruhi oleh kualitas hubungan antara perawat dan klien. Komunikasi terapeutik diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan. supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara karakteristik individu dan organisasi dengan penerapan komunikasi terapeutik. Karakteristik individu meliputi umur, pendidikan, status perkawinan, lama kerja, pelatihan, sedangkan karakteristik organisasi terdiri dari supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan. Janis penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh perawat pelaksana yang sedang bertugas sebanyak 147 orang, penentuan besarnya sampel menggunakan rumus uji beda proporsi. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang diisi sendiri oleh responden. Analisis data dilakukan secara univariat dalam bentuk distribusi frekuensi, kemudian analisis bivariat melalui uji statistik Chi-Square serta multivariat dengan uji Regresi Logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan komunikasi terapeutik di ruang rawat inap Perjan RS Persahabatan masih relatif kurang (46,3 %). Dari analisis Chi-Square diperoleh ada hubungan yang bermakna antara umur, status perkawinan, lama kerja, pelatihan, supervisi, disain pekerjaan dan penghargaan dengan penerapan komunikasi terapeutik. Sedangkan dari, hasil uji regresi logistik terdapat tiga variabel yang paling signifikan terhadap penerapan komunikasi terapeutik, yaitu: disain pekerjaan. lama kerja dan pelatihan.
Untuk meningkatkan penerapan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan, maka disarankan adanya pelatihan secara berkala terhadap perawat pelaksana, penyusunan disain pekerjaan perawat secara jelas dan tertulis serta perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang komunikasi terapeutik dan faktor-faktor lainnya yang nienyebabkan kurangnya penerapan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan.
Daftar Pustaka 53 (1980 - 2002)

The Relationship between Individual and Organizational Characteristics and the Application of Therapeutic Communication in Treatment at Persahabatan Hospital in JakartaTherapeutic Communication is a process of building therapeutic relation between nurse and client in which they shares opinions, feeling and behavior to build therapeutic relationship so that the process of client treatment can be accelerated. The quality of nursing care provided by the nurse to her client highly depends on the quality of relationship established between nurse and client. Therapeutic communication is predicted influenced by age, education, marital status, length of work, training, supervision, and job design as well as appreciation.
The purpose of this study was to explore the relationships between individual and organizational characteristics and the application of therapeutic communication as perceived by subjects nurse characteristics consists of age, education, marital status, length of work, and training while organizational characteristics consist of supervision, job design and appreciation. The research used a descriptive design with cross sectional approach. One hundred fourty-seven nurse providers were involved as the sample of this study. The data was collected utilizing the questionnaire developed by the earcher. Different statistical treatments were used to analyze the collected data.
The research result revealed that the application of therapeutic communication by nurses at the treatment room of Persahabatan Hospital was relatively low (46,3%). From the chi-square analysis, it was found that there were mutual relationships between age, marital status, length of work, training, supervision, job design and appreciation with the application of therapeutic communication. While from the logistic regretion test result, there were three most significant relationships of variables in the application of therapeutic communication, namely: job design, length of work, and training.
To improve the application of therapeutic communication in nursing care_ it is recomended to conduct reguler training for nurse -providers. to developed clear and written work design for nurses, and conduct advanced research on therapeutic communication and other possible factors alfecting minimal implementation of therapeutic communication in nursing care.
Bibliography: 53 (1980 -2002)"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T 10870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Savitri
"Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan crosssectional yang dilakukan pada periode rawat 4-15 Maret 2013 pada 114 pasien sebagai responden. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap RSU Bhakti Yudha Depok.
Hasil penelitian menggambarkan 66,7% responden menilai komunikasi perawat efektif, analisis lebih lanjut dengan regresi logistik menujukkan tidak ada hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, pendidikan, tipe kepribadian dengan persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat. Hanya variabel motivasi yang menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara persepsi pasien terhadap efektivitas komunikasi terapeutik perawat.
Dengan hasil penelitian ini disarankan kepada rumah sakit agar diadakan rencana pelatihan komunikasi terapeutik secara berkelanjutan bagi perawat. Selain itu, mengupayakan adanya penerapan komunikasi terapeutik perawat dengan optimal serta adanya pengawasan dari supervisor maupun kepala ruangan, dan pembinaan dari komite keperawatan bagi perawat.

The study was a quantitative cross sectional study conducted during the periodMarch 4th to March 15th 2013 and covering 114 client. The aim of the study was to determine the factors associated with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing inpatient unit.
The result was found 66,7% respondents think nurses have effectiveness communication and with the logistic regression analysis showed there was no association between age, sex, education, personality traits with patient’s perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing. It also found that there was association between motivation with patient's perceptions about effectiveness of therapeutic communication nursing.
This study recommends to hospital for make therapeutic communication periodic training. Besides that, seek the implementation of therapeutic communication nursing and monitoring from supervisor and the head of the room, also coaching from nursing committee for nurses.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35560
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fathonah
"Komunikasi menjadi suatu yang sangat esensial di dalam setiap aktivitas organisasi. Keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dapat diteropong dari keberhasilan komunikasi. Rumah sakit telah ditetapkan sebagai organisasi. Salah satu kegiatan pokok rumah sakit adalah rawat inap yang sering dijadikan indikator baik buruknya manajemen rumah sakit. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak dan paling lama di ruang rawat inap, sehingga perawat dapat dikatakan sebagai penentu baik-buruknya pelayanan rumah sakit. Untuk itu di ruang rawat inap harus diciptakan iklim kerja yang kondusif, salah satu yang membentuk iklim kerja adalah iklim komunikasi. lklim komunikasi mempengaruhi cara hidup anggota organisasi dan dapat menjadi salah satu pengaruh yang penting dalam produktivitas anggota organisasi, karena iklim mempengaruhi usaha anggota organisasi.
Di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek, berdasarkan hasil survei dari rumah sakit rata-rata kepuasan kerja adalah kurang, dimana kepuasan kerja akan berdampak terhadap perilaku pegawai antara lain: produktivitas, absensi, kecelakaan kerja, dan perputaran pegawai. Karena itu penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang produktivitas kerja perawat pelaksana, iklim komunikasi ruang rawat inap dan hubungan antara iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana. Metode yang dipakai adalah diskripsi korelasi dan pengumpulan data dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 172 orang, waktu penelitian bulan mei, 2002. Instrumen penelitian terbagi tiga bagian yaitu: karakteristik responden, iklim komunikasi dan produktivitas kerja perawat pelaksana.
Karakteristik responden berumur antara 20 - 54 tahun, paling banyak wanita, pendidikan terakhir D III Kep/Keb, masa kerja antara 6 bulan - 34 tahun. Hasil analisa univariat pada variabel iklim komunikasi menunjukkan rata-rata kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, mendengar dalam komunikas ke atas, dan memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi masuk dalam kategori baik. Untuk variabel dependen yaitu produktivitas kerja perawat pelaksana secara komposit masuk dalam kategori baik. Hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara iklim komunikasi dengan produktivitas kerja perawat pelaksana, dan hasil analisa multivariat sub variabel iklim komunikasi yang paling berperan dalam peningkatan produktivitas kerja adalah memperhatikan pada tujuan-tujuan berkinerja tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian disarankan kepada pimpinan rumah sakit dan bidang keperawatan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan iklim komunikasi, menterjemahkan visi, misi, dan tujuan rumah sakit kedalam uraian tugas, adanya program orientasi pegawai, pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan komunikasi dan manajemen serta memberikan penghargaan bagi pegawai yang produktif. Untuk penelitian selanjutnya disarankan: yang tertarik dengan iklim komunikasi, mengembangkan metode penelitian yang bersifat kualitatif dengan observasi atau wawancara langsung dan penelitian ini sebagai dasar untuk penelitian-penelitian yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat pelaksana."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T10959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Lisna Yuliawati
"Perilaku caring merupakan bentuk dukungan emosional perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang merupakan komitmen moral untuk melindungi, meningkatkan martabat manusia, dan merupakan inti dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode survey deskriptif, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap Umum RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor berdasarkan penilaian dari pasien. Sampel sebanyak 108 pasien yang sedang menjalani perawatan yang diambil dengan cara stratified random sampling. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah CBA (Caring Behaviour Assessment) yang telah dimodifikasi oleh peneliti. Hasil Penelitian menunjukan 98,1% responden menilai perilaku caring perawat sudah baik. Peningkatan pengetahuan dan menciptakan iklim motivasi untuk menerapkan perilaku caring menjadi rekomendasi dari penelitian ini.

Caring is an emotional support in providing nursing care to protect patiens, enhance human dignity, and it was the core which made a difference from other professions. This is quantitative study that used descriptive survey methods. The purpose of this study was to know behavior of nursing care in non psychiatric ward Marzoeki Mahdi Hospital, based on patient valuation. Samples used in this study were 108 patients being treated, taken by stratified random sampling. The instrument of this study used CBA (Caring Behavior Assessment Tool) which has been modified by researchers. The results showed 98.1% of respondents high nurse caring behavior. Increase of knowledge and creating the motivation that support nurses to apply the nurse caring behavior, that had recommendations of this study."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>