Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amir Rochkyatmo
"ABSTRAK
Di dalam tradisi kehidupan masyarakat Jawa senantiasa akrab dengan unsur alam sekitarnya. Salah satu unsur hayati yang berhubungan erat dan akrab dengan kehidupan insan adalah bangsa unggas.
Sejak manusia dilahirkan hingga akhir hayatnya lazim­nya terikat oleh upacara-upacara tradisi sepanjang daur hidupnya. Dalam hal ini kehadiran jenis unggas ikut berpe­ran serta di dalam kegiatan upacara adat itu baik sebagai unsur upacara ataupun kelengkapan upacara itu.
Masih di dalam kehiduan tradisi pula, apabila seseorang telah memiliki lima unsur pokok dalam hidupnya, yaitu wisma, wanita, curiga, turangga dan kukila (rumah kediaman, isteri, keris, kuda tunggangan dan burung) dianggap telah mapan kehidupan sosial ekonominya. Kukila (burung merupakan salah satu unsur yang meningkatkan tataran prestige pemiliknya.
Hingga saat ini di antara anggota kelompok etnis Jawa ada yang gemar memelihara burung perkutut, nuri, platuk bawang, puter, bekiser sampai burung merak, bahkan burung-burung dari mancanegara pun tidak luput dari sasaran perburuan untuk memeliharanya. Pemilihan jenis-jenis unggas itu mengisyaratkan status sosial pemiliknya dan derajat kemampuannya. Selain itu unggas-unggas yang dipelihava itu dianggap dapat memberi daya pengaruh tertentu yang sifatnya positif terhadap pemiliknya : derajat, pengkat, rejeki dan sebagainya.
Tujuan penelitian ini dimaksud memberi jawaban atas perntanyaan yang dikemukakan di atas serta memberikan uraian keterlibatan jenis unggas di dalam segala aspek kehidupan manusia, seperti : upacara adat, makna simbolis, kepercayaan, pengobatan, pantangan, ragam hias, tata gelar perang sampai kepada perhitungan Pakuwon dan sebagainya.
Didalam penelitian ini dipergunakan metode pengumpulan data yang materinya, sumber-sumbernya digali dari karya tulis naskah, karya tulis cetak serta sumber tradisi lisan, berupa donggeng, ibarat, peribahasa dan sebagainya.
Hasil yang dicapai adalah paparan mengenai peran serta unggas atau jenis burung selaku sumber daya hayati dalam kaitan hubungan yang akrab dengan kehidupan manusia yang ternyata dapat memberi pengaruh baik serta memiliki makna simbolis, kekuatan mistis, dan lain sebagainya bahkan sampai keberadaannya sebagai lambang negara Republik Indonesia, dalam upaya meningkatkan dan memperluas wawasan."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
"Di dalam tradisi kehidupan masyarakat ok ub dengan unsur slam sek± arnya. Salah ti yang berhubungan erst dan akrab dengan
adaloh bengsa unggas.
Jawa aenontiasa sQtu unsur haye­ kehidupan insan
Sejak manusia dilafiirkan nhg!ga khir hayatnyo lazim­ nyo terikat oleh:.upacara-upacara tradisi sepanjang daur hidupnya. Dale hal ini kehadiran jer:1 s unggas ikut berpe­
ran serta di dalam kegiatan upacara adat itu baik sebagai
unsur upacara atap
Masih ai dalam kehiduan tvadisi pula, apab a seseo rang telah memiliki lima unsupokok de am hidupnya, yaitu wisma, wanita, curige, turangga dan kukila (rumah kcdiaman, isteri, keris, kuda tunggangan d n burung) dianggatelah
mapan kehidupan sosial ekon0minY,a. Kuki a (burunsmerupa­
kan selah satu unsur yang meningkatkan tataran prestige pe miliknya.
Hingga seat ini di antara anggota kelompok etnia Jaws atla yang gemar memelinar.a burung perkutut, nuri, plntuk ba wang, puter, bekiser sampai burung meFRk, bahkan burung-bu rug pun tidak luput dari sasaran perbu - ruan untuk memelihP:rsnva. Pemili. all _jPnis-jenis ungges itu
mengisyaratkan stAtus sosial pemiliknya dan derajat kemam- puennya. Selain itu unggas-unggas yang dipelihava itu di - anggap dapat memberi aya pengaruh tertentu yensifatnya positif terhadap pemiliknya : derajat, pengkat, rejeki dan sebagainya.
"
Fakultas Ilmu Pengatahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1996
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Depok Fakultas Sastra Universitas Indonesia 1996
LAPEN 02 Roc k
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra Universitas Indonesia , 1999
899.222 3 UNI K
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1999
572.792 KIB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sundari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur hubungan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, dan lingkungan kerja dengan kinerja instruktur. Subyek penelitian ini berjumlah 62 orang instruktur yang bertugas di lima BPPD Pulau Jawa. Jumlah tersebut merupakan jumlah seluruh instruktur yang ada di Pulau Jawa. Instrumen untuk pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berupa pernyataan-pernyataan untuk motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja, sedangkan variabel kinerja instruktur menggunakan pertanyaan-pertanyaan untuk mengungkapkan pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh instruktur sebagai pengajar.
Analisis yang digunakan dengan metode Zero Order Correlation dan Multiple Correlation. Untuk memperjelas korelasi variabel bebas dengan variabel terikat, dilakukan dengan pembentukan composite variabel, yaitu mengkelompokkan butir-butir pertanyaan menjadi satu composite atau lebih. Butir-butir pertanyaan yang saling berkorelasi diasumsikan mempunyai karakteristik yang sama.
Hasil analisis menunjukkan bahwa hubungan motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri, lingkungan kerja secara sendiri-sendiri mempunyai hubungan positif terhadap kinerja instruktur yaitu masing-masing sebesar 0,2446; 0,2161; dan 0,2707. Sedangkan antara motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja secara bersama-sama mempunyai hubungan positip yang lebih besar yaitu menjadi 31,42 persen, r2 sebesar 9,87 persen artinya; variasi kinerja instruktur dijelaskan oleh motivasi berprestasi, kemampuan pengembangan diri dan lingkungan kerja sebesar 9,87 persen.
Hasil penelitian ini memberikan isyarat bahwa peningkatan kinerja instruktur bukan semata-mata permasalahan manajemen saja, tetapi juga menyangkut faktor-faktor psikologis individu instruktur. Berdasarkan kecenderungan pada penelitian ini, disarankan bahwa suasana kerja dapat menjadi pra-kondisi bagi peningkatan kinerja instruktur. Dengan adanya pra-kondisi ini faktor motivasi berprestasi dan ruang bagi kemampuan pengembangan din menjadi sasaran intervensi dalain upaya peningkatan kinerja instruktur."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sam Hadi
[Place of publication not identified]: AlMa'arif, 1981
301 SAM m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nannie Hudawati
"Penelitian tentang Faktor-Faktor yang Berperan dalam Proses Institutional Arrangements: Studi Kasus di Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Penanganan Pengungsi, yang selanjutnya disingkat BAKORNAS PBP, dilakukan terdorong oleh kenyataan bahwa kelembagaan BAKORNAS PBP dalam arti organisasi tersebut, tidak sesuai seperti yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang mengatur organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP. Mengikuti perkembangan kelembagaan penanggulangan bencana pada masa lalu, awalnya hanya berbentuk organisasi yang sederhana yaitu Panitia Ad Hoc dengan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah sebagai Ketua dengan tugas mengurus bencana alam yang pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Presiden kemudian mengalami perubahan kelembagaan seiring dengan perubahan situasi dan kondisi peristiwa bencana dan sosial politik yang saat ini menjadi organisasi non struktural dengan sebutan BAKORNAS PBP diketual oleh Wakil Presiden dan dibantu oleh suatu Sekretariat berbentuk organisasi struktural yang besar terdiri dari 5 jabatan eselon I, 16 jabatan eselon II dan 36 jabatan eselon III serta 8 jabatan eselon IV dibantu Kelompok Pakar dan Kelompok Kerja sebanyak 36 orang dengan sejumlah staf. Pengaturan organisasi dan tata kerja BAKORNAS PBP beserta Sekretariatnya dituangkan dalam bentuk Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 2001, Surat Keputusan Sekretaris BAKORNAS PBP Nomor 1 Tahun 2001 dan Keputusan Presiden Nomor 111 Tahun 2001.
Pokok permasalahan penelitian ini berkisar pada tingkat organisasional, yaitu : Bagaimana proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut. Bertolak dari pokok permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses institutional arrangements atau penjabaran aspirasi pada tingkat kebijakan diimplementasikan melalui kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP dan peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu beroperasi, serta faktor-faktor yang berperan dalam proses institutional arrangements atau penjabaran tersebut.
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif dimana peneliti terlibat langsung pada objek penelitian yaitu BAKORNAS PBP, dengan teknik studi dokumentasi, studi lapangan dan studi kepustakaan, serta wawancara tambahan dengan informan (Kepala Biro HukumlStaf Ahli Menko Kesra, Mantan Pejabat Direktorat Urusan Korban Bencana Departemen Sosial1Widya Iswara Luar Biasa pada Departemen Sosial, Mantan Tenaga Ahli Sekretariat BAKORNAS PB, Mantan Staf Direktorat Urusan Korban Bencana yang diperkerjakan pada Sekretariat BAKORNAS PB).
Kerangka pemikiran dan teori dalam proses "institutional arrangements° atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP menerapkan pada pemahaman Bromley (1989: 18,33-34), pemahaman tentang koordinasi berkaitan dengan kebijakan kebencanaan menurut Carter (1991 : 25-29). Dari temuan penting di lapangan dalam proses ?institutional arrangements? atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP para perumus kurang dapat menterjemahkan keinginan dan aspirasi ditingkat kebijakan dan tidak mengikutsertakan para stakeholders yang tertibat langsung dalam penanganan kebencanaan dan kepengungsian. Hal ini berakibat antara lain timbulnya kritik dan komentar tentang kelembagaan BAKORNAS PBP.
Hasil analisis penelitian ini menunjukkan kurangnya pemahaman tentang kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah dalam proses 'institutional arrangements' atau penjabaran kelembagaan BAKORNAS PBP terutama penjabaran aspirasi ditingkat kebijakan ke tingkat organisasional mengacu pada pemikiran Bromley (1989 : 18,33-34) tentang hirarki proses kebijakan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses ?institutional arrangements? penjabaran kelembagaan organisasi maupun peraturan perundangan yang mengatur organisasi itu saling terkait satu dengan lainnya dan akan berdampak pada operasional atau kinerja organisasi. Pemahaman kelembagaan, koordinasi serta otonomi daerah harus disertai dengan pemahaman tentang kebencanaan itu sendiri. Kondisi sosial politik sangat mewarnai proses penjabaran kelembagaan organisasi BAKORNAS PBP. Lembaga BAKORNAS PBP dan Sekretariat BAKORNAS PBP merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan yang merupakan lembaga strategis yang sarat dengan masalah-masalah dan tugas-tugas kemanusiaan. Tesis ini diharapkan dapat memberi masukan untuk penyempumaan kelembagaan BAKORNAS PBP sehingga tugas dan fungsi di bidang penanggulangan bencana dan penanganan pengungsi dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>