Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 195929 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shella Rachmawaty
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai gambaran perbedaan tingkat pengetahuan
mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non-kesehatan Universitas Indonesia
tentang teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP) pada dewasa. Karateristik responden
dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, dan pengelaman mengikuti
pelatihan resusitasi jantung paru, sedangkan tingkat pengetahuan sebagai variabel
penelitian. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif. Jumlah
sampel adalah 283 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah stratified
random sampling. Hasil yang didapatkan pada mahasiswa kesehatan adalah 9
orang memiliki pengetahuan rendah dan 83 orang memiliki pengetahuan tinggi
(n=92). Sedangkan mahasiswa non-kesehatan yang memiliki pengetahuan
rendah sebanyak 99 orang dan yang memiliki pengetahuan tinggi 92 orang
(n=191). Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan
antara tingkat pengetahuan mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non-kesehatan
tentang teknik resusitasi jantung paru pada dewasa dengan nilai p=0,000 (p<0,05).

Abstract
The topic of this research is description knowledge level of medical students and
non-medical students in Universitas Indonesia about cardiopulmonary
resuscitation techniques in adult. Respondent characteristics on this research are
age, gender,and training experience,while knowledge as variable research. Design
of this research is correlative descriptive. The samples are 283 people. Sampling
technique that are used is stratified random sampling. in medical students, we
have 9 students that have low knowledge and 83 students have high knowledge
(n=92). While non-medical students have 99 students have low knowledge and 92
students have high knowledge (n=191). The conclusion of this research that there
is significant differences between knowlodge level of medical students and nonmedical
students about cardiopulmonary resuscitation in adult with p value 0,000
(p<0,05).
;"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43469
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linda Atika Sari
"Salah satu  kompetensi prosedur yang harus dicapai mahasiswa profesi pada mata kuliah praktik klinik gawat darurat adalah melakukan tindakan resusitasi jantung paru. Efikasi diri menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat keberhasilan tindakan resusitasi jantung paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sumber-sumber yang berhubungan dengan tingak efikasi diri dalam melakukan resusitasi jantung paru menggunakan metode survei analitik pendekatan cross sectional. Penelitian ini melibatkan 84 mahasiswa profesi ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia yang merupakan lulusan sarjana reguler. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner online kemudian data dianalisis menggunakan SPSS 24. Berdasarkan hasil analisis data menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara verbal persussion (p = 0,047) dan physiological and affective state (p = 0,003) dengan tingkat efikasi diri dalam melakukan resusitasi jantung paru. Fasilitator diharapkan untuk selalu memberikan feedback positif terhadap pencapaian mahasiswa meskipun belum maksimal dan menyampaikan komentar dan kritik yang positif sehingga memotivasi mahasiswa untuk terus meningkatkan kemampuannya. Selain itu, mahasiswa diharapkan untuk selalu berpikir positif guna mengurangi tingkat kecemasan, stres, mauun depresi dan meningkatkan physiological and affective state.

One of the competency procedures that must be achieved by internship nursing students in clinical emergency practice courses is to perform cardiac pulmonary resuscitation. Self-efficacy is one of the factors that influences the success rate of cardiopulmonary resuscitation. The research aimed to identify the sources that related to the level of self-efficacy in performing cardiopulmonary resuscitation used analitic cross sectional design study. The research involved 84 internship nursing students of Faculty of Nursing Universitas Indonesia who came from regular undergraduate program. The research shown a significant association between verbal persussion with cardiopulmonary self-efficacy rate (p = 0,047) and physiological and affective state with cardiopulmonary self-efficacy rate  (p = 0,003). Facilitators are expected to always provide positive feedback on student achievement even though it has not been maximized and deliver positive comments and criticisms so it can motivates students to continue improve their abilities. In addition, students are expected to always think positively in order to reduce levels of anxiety, stress, depression, and improve their physiological and affective state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kamila Pangestuti
"Abstrak

Latar Belakang: Kecemasan terhadap perawatan gigi disebut kecemasan dental yang menjadi tantangan dokter gigi dan pasien karena seseorang akan menghindari, bahkan menolak perawatan gigi, sehingga berdampak buruk bagi kesehatan mulut dan kualitas hidup seseorang. Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan tingkat kecemasan dental mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan di Universitas Indonesia, serta hubungannya dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut. Metode: Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, berupa self report questionarre. Responden berasal dari mahasiswa aktif Universitas Indonesia dengan teknik convenience sampling. Instrumen kuesioner ini, yaitu Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Data dianalisis menggunakan IBM SPSS software versi 25 dengan uji chi square. Hasil Penelitian: Sebanyak 72% mahasiswa mengalami cemas rendah dan 33,2% mahasiswa dengan prosedur sangat cemas adalah suntikan anestesi lokal. Berdasarkan analisis bivariat, terdapat perbedaan signifikan mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan dengan tingkat kecemasan dental (p-value 0,003). Sebaliknya, faktor demografi (jenis kelamin dan tahun studi) memiliki p-value >0,05 atau tidak berbeda signifikan. Kemudian, perilaku kesehatan gigi dan mulut berbeda signifikan dengan tingkat kecemasan dental (p-value <0,05). Kesimpulan: Mahasiswa kesehatan dan nonkesehatan berbeda signifikan terhadap tingkat kecemasan dental. Begitu juga dengan perilaku kesehatan gigi dan mulut walaupun faktor demografi tidak berbeda signifikan. Maka dari itu, perlu manajemen efektif dari dokter gigi  dalam meminimalisasi kecemasan dental.


Background: Anxiety towards dental treatment is called dental anxiety which is a challenge for dentists and patients because people will avoid, even refuse dental treatment, thus adversely affecting their oral health and quality of life. Objective: To determine the difference in dental anxiety levels between health and non-health students at the University of Indonesia, and its relationship with oral health behavior. Methods: This study used a cross-sectional method, in the form of a self-report questionarre. Respondents came from active students of the University of Indonesia with convenience sampling technique. This questionnaire instrument, the Modified Dental Anxiety Scale (MDAS). Data were analyzed using IBM SPSS software version 25 with chi square test. Results: A total of 72% of students experienced low anxiety and 33.2% of students with very anxious procedures were local anesthetic injections. Based on bivariate analysis, there was a significant difference between health and non-health students with dental anxiety level (p-value 0.003). In contrast, demographic factors (gender and year of study) had a p-value >0.05 or not significantly different. Then, oral health behavior was significantly different from the level of dental anxiety (p-value <0.05). Conclusion: Health and non-health students have significantly different levels of dental anxiety. Likewise, oral health behavior despite demographic factors is not significantly different. Therefore, effective management from dentists is needed to minimize dental anxiety."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindyah Panthoko Ratri
"Jumlah dari pelajar yang melaporkan nyeri punggung karena menggunakan backpack mencapai 64%. Selain itu, tingkat pengetahuan pelajar tentang backpack safety belum diketahui. Penelitian bertujuan mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap penggunaan backpack yang baik dengan menggunakan desain deskriptif sederhana. Pengambilan sampel pada 87 mahasiswa S2 FIK UI pengguna backpack menggunakan stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan 90,8% mahasiswa memiliki tingkat pengetahuan baik mengenai pengertian backpack safety, cara memilih, teknik menggunakan, dan berat backpack, serta dampak dari penggunaan yang tidak sesuai dengan backpack safety. Meskipun pengetahuan mahasiswa baik, ternyata masih ditemukan keluhan nyeri punggung sebanyak 45,5% dan belum diketahui penyebabnya. Perilaku pengguna backpack perlu dikaji kembali untuk mengetahui penyebab terjadinya nyeri punggung terhadap penggunaan backpack sebagai tindakan pencegahan terjadinya nyeri punggung.
The number of students who reported back pain due to backpack use reaches 64%. In addition, the level of student knowledge about backpack safety is unknown. This study aims to determine the knowledge level of students about backpack safety uses simple descriptive research design. Sampling at 87 backpack users on S2 FIK UI students using stratified random sampling. The results showed 90.8% of students have a good level of knowledge regarding the understanding of backpack safety, how to choose backpack, the technique in used backpack, maximum weight when carrying backpack, and the impact of the use that is incompatible with backpack safety. Although respondents have a good knowledge, back pain complain is still found as much as 45.5% and the cause is unknown. Backpack user behavior needs to be reassessed to determine the cause of back pain to backpack use as a preventive action to back pain."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42580
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jason Alexander Tjoa
"Latar Belakang
Tremor merupakan gangguan neurologis dengan prevalensi tinggi, tetapi masih sering terjadi misdiagnosis akibat kurangnya pengetahuan sejak masa mahasiswa kedokteran. Pengetahuan dapat dipengaruhi juga oleh tingkat pendidikan dan jenis kelamin. Penelitian terkait ini pada kalangan mahasiswa kedokteran di Indonesia masih terbatas.
Metode
Penelitian ini membuat kuesioner Indonesian Medical Students' Tremor Knowledge Questionnaire (IMSTK-Q) dan menguji validitas serta reliabilitasnya pada 80 mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dengan Corrected- Item Total Correlation dan Cronbach’s Alpha. Kuesioner yang telah diuji disebar ke 184 mahasiswa FKUI pada Juni-Agustus 2024 untuk menilai pengetahuan tentang tremor. Perbedaan skor pengetahuan berdasarkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan dianalisis menggunakan uji Independent T-test atau Mann-Whitney U test dan hubungan dengan tingkat pengetahuan diuji dengan Chi-Square atau Fisher’s exact test.
Hasil
IMSTK-Q dianggap valid dan reliabel dengan Corrected-Item Total Correlation >0.3 dan Cronbach's α 0.834. Dari 184 mahasiswa, 83 (45.1%) memiliki tingkat pengetahuan yang cukup, 50 (27.2%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 35 (19.0%) memiliki pengetahuan yang rendah, 8 (4.35%) memiliki pengetahuan yang baik sekali, dan 8 (4.35%) memiliki pengetahuan yang sangat rendah. Dari 63 (34.2%) mahasiswa laki-laki dan 121 (65.8%) mahasiswa perempuan, tidak ada perbedaan skor dan hubungan yang signifikan pada tingkat pengetahuan terhadap tremor (p=0.248). Perbedaan skor dan hubungan yang signifikan ditemukan pada 82 (44.6%) mahasiswa Klinik yang mendapatkan skor yang lebih tinggi daripada 102 (55.4%) mahasiswa Preklinik (p=0.000).
Kesimpulan
Kuesioner ini terbukti valid dan reliabel. Pengetahuan mahasiswa FKUI mengenai tremor tergolong cukup, dengan perbedaan yang signifikan antara mahasiswa Klinik dan Preklinik, tetapi tidak berdasarkan jenis kelamin.

Introduction
Tremor is a neurological disorder with a high prevalence, but misdiagnosis still occurs frequently due to a lack of knowledge among doctors since medical school. Knowledge can also be influenced by education level and gender. Research on this topic among Indonesian medical students is still limited.
Method
This study developed the Indonesian Medical Students' Tremor Knowledge Questionnaire (IMSTK-Q) and tested its validity and reliability on 80 students from the Faculty of Medicine, University of Indonesia (FMUI), using Corrected-Item Total Correlation and Cronbach’s Alpha. The validated questionnaire was distributed to 184 FMUI students from June to August 2024 to assess their knowledge of tremor. Differences in knowledge scores based on gender and education level were analyzed using the Independent T-test or Mann-Whitney U test, while associations with knowledge levels were evaluated using the Chi-Square or Fisher’s exact test.
Results
IMSTK-Q was considered valid and reliable with Corrected-Item Total Correlation >0.3 and a Cronbach's α of 0.834. Out of 184 students, 83 (45.1%) had an adequate level of knowledge about tremor, 50 (27.2%) had good knowledge, 35 (19.0%) had a low knowledge, 8 (4.3%) had level of knowledge, and 8 (4.35%) had very low knowledge. From the 63 (34.2%) male students and 121 (65.8%) female students, no significant differences in scores or associations with knowledge levels were found (p=0.248). Significant differences were found among 82 (44.6%) clinical students who had better scores and knowledge levels compared to 102 (55.4%) preclinical students (p=0.000).
Conclusion
The questionnaire proved to be valid and reliable. FKUI students' knowledge of tremor is considered adequate, with significant differences between clinical and preclinical students but not between genders.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Nurvika Putri
"ABSTRAK
Air mempunyai peranan penting untuk tubuh. Akan tetapi, dehidrasi menjadi salah satu masalah di Indonesia. Pada mahasiswa kesehatan diperkirakan mempunyai pengetahuan, sikap, dan perilaku terkait masalah kesehatan dibandingkan dengan mahsiswa non-kesehatan.
Tujuan: Untuk membandingkan pengetahuan, sikap, dan perilaku asupan cairan dan status hidrasi antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan di Asrama Universitas Indonesia, Depok.
Metode: Penelitian potong lintang ini mempunyai responden yaitu mahasiswa yang tinggal di Asrama Universitas Indonesia usia 18-21 tahun. Kuesioner pengetahuan dan sikap (kuesioner FIHS) yang tervalidasi digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan sikap terkait asupan cairan dan status hidrasi, pengukuran perilaku asupan cairan menggunakan catatan minuman 7 hari, pengukuran status hidrasi menggunakan metode urine color (Ucol) dan Urine specific gravity (Usg), kuesioner aktivitas fisik internasional untuk mengetahui aktivitas fisik, dan sosio-ekonomi demografi menggununakan kuesioner terstruktur.
Hasil: Pada penelitian ini ditemukan pada kedua kelompok, antara mahasiswa kesehatan dan non-kesehatan mempunyai aktivitas fisik yang rendah, yaitu masing-masing 71.2% and 72,4%. Berdasarkan kuesioner FIHS mahasiswa kesehatan mempunyai nilai sikap yang lebih tinggi daripada mahasiswa non-kesehatan (p<0.001), sementara itu pada nilai pengetahuan tidak ada perbedaan antara mahasiswa kesehatan (7.37±1.37) dan non-kesehatan (7.28±1.25). Lebih dari 50% responden di kedua grup ditemukan dehidrasi bedasarkan pengukuran hidrasi status menggunakan Ucol dan Usg. Pada mahasiswa kesehatan dan non-keseehatan yang cukup minum signifikan lebih tinggi tingkat pengetahuan mengenai asupan minum dan status hidrasi daripada mahasiswa yang kurang minum.
Kesimpulan: Maka dari itu, dibutuhkan intervensi untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap sehingga perilaku dan status hidrasi dapat lebih baik berdasarkan jurusan responden.

ABSTRACT
Water has an important role in normal body function. However, dehydration becomes one of the health problems in Indonesia. It is assumed that health science students have greater knowledge, attitude, and practice related to health issues compared to non-health science students.
Objective: To compare the knowledge, attitude, practice of daily fluid intake and hydration status between health and non-health science students in Dormitory of Universitas Indonesia, Depok.
Method: The respondents were the undergraduate students who stayed in the dormitory of Universitas Indonesia aged 18-21 years. Validated questionnaire of knowledge and attitude (FIHS Questionnaire) were used to assess knowledge and attitude regarding fluid intake and hydration status, practice of daily fluid intake was used 7-day fluid record, hydration status measurement was used Urine color (Ucol) and Urine specific gravity (Usg) methods, short international physical activity questionnaire (Short-IPAQ) was used to assess physical activity, and socio-eco demographic characteristics were assessed using structured questionnaire.
Results: In this study found both in two groups, health science and non-health science had low physical activity, 71.2% and 72.4% respectively. Based on FIHS questionnaire, health science students had a higher score of an attitude than non-health science students (p<0.001), meanwhile for their knowledge there was no difference score both in health science students (7.37±1.37) and non-health science students (7.28±1.25). More than 50% of respondents both in the two groups were dehydrated based on hydration measurement used Ucol and Usg. Among health science and non-health science students who had enough drinking significantly higher in knowledge regarding fluid intake and hydration status than the students with less drinking.
Conclusion: Therefore, it was needed to conduct the intervention for increasing knowledge and attitude to make better practice and hydration status based on respondent majority.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amma Rahmala Sari
"ABSTRAK
Literasi kesehatan menjadi prediktor status kesehatan individu. Literasi kesehatan dapat diartikan sebagai pengetahuan, keterampilan kognitif dan sosial individu untuk menerima, memproses, memahami dan menggunakan informasi untuk membuat keputusan bagi kesehatannya. Literasi kesehatan ini dapat mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang, termasuk kebiasaan makan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan literasi kesehatan dengan kebiasaan makan pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa kesehatan dan non kesehatan. Metode dalam penelitian ini menggunaan metode cross sectional dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 350 mahasiswa. Literasi kesehatan diukur menggunakan kuesioner Health Literacy Questionnaire, sedangkan kebiasaan makan diukur menggunakan Food Frequency Quesionnaire modifikasi. Penelitian ini diikuti oleh 212 mahasiswa perempuan, 174 memiliki suku Jawa, 264 mahasiswa non kesehatan, dan 189 mahasiswa tinggal bersama orang tua. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat literasi kesehatan dengan kebiasaan makan yang diuji menggunakan chi square p=0,024;OR=8,438 . Peningkatan kemampuan literasi kesehatan pada mahasiswa diperlukan untuk membantu pembentukan perilaku kebiasaan makan yang baik. Untuk itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan literasi kesehatan dengan menyediakan website informasi kesehatan yang terpercaya dan pembuatan aturan tentang kebiasaan makan di lingkungan organisasi.

ABSTRACT
Health literacy is a predictor of an individual 39 s health status. Health literacy can be interpreted as knowledge, cognitive and social skills to receive, process, understand and use information to make health decisions. Health literacy will affect on one 39s health behavior including eating habits. The aim of study was to identify relationships of health literacy with eating habits on health and non health students rsquo executive council SEC . This study used cross sectional method with accidental sampling. Samples in this study are 350 students. Health literacy used the Health Literacy Questionnaire, whereas eating habits used a Food Frequency Quesionnaire which has been modified. This study consist of 212 females, 174 Javanese, 264 non health students, and 189 students live with parents.The results showed a significant relationship between health literacy level and eating habits with chi square statistical test p 0,024 OR 8,438. Improving students 39 health literacy skills is needed to establish good behavior of eating habits. Therefor, we need an effort to improve health by providing a trusted and integrated health information website and create regulation about eating habits in organization circle. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paulus
"ABSTRAK
Jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini berada di peringkat keenam dan
akan terus bertambah setiap tahunnya. Kejadian diabetes melitus dapat dicegah
dengan meningkatkan pengetahuan faktor risiko diabetes di masyarakat. Disain
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Jumlah responden yang
terlibat dalam penelitian ini adalah 101 responden. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukan bahwa responden mayoritas berusia 18-20 tahun (n=56 atau 55,4%),
berjenis kelamin perempuan (n=56 atau 55,4%), jurusan akuntansi (n=46 atau
45,5%), angkatan 2009 (n=47 atau 46,5%), sumber informasi dari internet (n=87
atau 86,1%). Tingkat pengetahuan responden tentang faktor risiko diabetes
mayoritas pengetahuan responden dikategorikan cukup dengan 73 responden
(72,3%). Peran perawat sebagai edukator dan fasilitator dapat memberikan
pendidikan kesehatan dengan cara promosi kesehatan dan penyuluhan kesehatan
di masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang diabetes melitus.

ABSTRACT
Diabetic in Indonesia is in the sixth rank worldwide and increase continuously
each year. Diabetes mellitus can be prevented by promoting awareness of the
diabetes risk factor among the society. In this research, the writer used
descriptive design methodology. This research involves 101 respondents. The
research shows that respondent generally aged 18 to 20 years old (q=56, or
55,4%), female (q=56 or 55,4%), accounting studies (q=46 or 45,5%), 2009
enrolled students (q=47 or 46,5%), obtain information from the internet (q=87 or
86,1%). The awareness and knowledge of diabetes of most of the respondents are
considerably well informed, 73 respondent (72,3%). The result will be informed to
Students and Alumni Faculty of Economy University of Indonesia. This aimed to
give information about health education in Faculty of Economy University of
Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43697
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Stigma adalah atribut yang mengabaikan suatau kelompok sosial dalam berinteraksi sehingga timbul diskriminasi. Semakin meningkatnya angka prevalensi ODHA memicu terbentuknya stigma di masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan, persepsi dan perilaku mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS di Universitas Indonesia. Responden pada penelitian ini berjumlah 70 orang yang terdiri dari 35 orang mahasiswa kesehatan dan 35 orang mahasiswa non kesehatan. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif perbandingan dengan desain cross sectional dan alat ukur menggunakan kuisioner. Analisa data berupa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa kesehatan yang tidak tahu tentang stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86, mahasiswa non kesehatan yang tahu sebanyak 54,29 %, dengan P value = 0,942 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara tingkat pengetahuan. Mahasiswa kesehatan dan mahasiswa non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Mahasiswa kesehatan yang memiliki persepsi menolak stigma HIV-AIDS sebanyak 51,43%, sedangkan mahasiswa non kesehatan yang memiliki persepsi menerima stigma HIV-AIDS sebanyak 62,86 %, dengan P value = 2,084 berarti tidak ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV AIDS. Mahasiswa kesehatan yang berperilaku positif
terhadap ODHA sebanyak 54,29 % dan mahasiswa non kesehatan yang berperilaku negatif terhadap ODHA sebanyak 54,29 %, dengan p value = 3,914 berarti tidak ada perbedaan signifikan antara mahasiswa kesehatan dan non kesehatan tentang stigma HIV-AIDS. Melihat fenomena ini, peneliti menyarankan agar memperbesar akses informasi dan pendidikan tentang HIV - AIDS dan stigma sehingga dapat mereduksi stigma dan tindakan diskriminasi pada ODHA."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5526
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhila Nurul Hastuti
"Mahasiswa keperawatan perlu memiliki pengetahuan tentang pertolongan pertama saat menghadapi situasi yang membutuhkan bantuan ataupun perawatan medis. Mahasiswa keperawatan tingkat akhir khususnya sebagai calon perawat profesional yang akan menghadapi berbagai kasus kesehatan membutuhkan tingkat pengetahuan pertolongan pertama yang baik. Beberapa penelitian menunjukkan rendahnya pengetahuan mahasiswa tentang pertolongan pertama.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi gambaran tingkat pengetahuan mahasiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia tingkat akhir tentang pertolongan pertama. Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan pendekatan potong lintang menggunakan 106 responden mahasiswa reguler 2010 FIK UI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pertolongan pertama responden secara umum masih kurang (88,68%). Tingkat pengetahuan responden buruk pada aspek survei primer dan resusitasi jantung paru, survei sekunder, dan penanganan kasus pertolongan pertama. Keaktifan mencari dan memperbaharui pengetahuan pertolongan pertama melalui berbagai sumber perlu dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa.

Nursing students should have first aid knowledge when faced with situations that require assistance or medical care. Final year nursing students in particular as a candidate of a professional nurses who will face various health case require a good first aid knowledge. Some studies showed the low level of first aid knowledge among students.
This study aimed to determine the first aid knowledge level of final year students in the Faculty of Nursing Universitas Indonesia. This study involved 106 regular nursing student batch 2010 as respondents and used simple descriptive cross-sectional approach.
The results showed that the respondents? level of knowledge was still low generally (88,68%). Respondents have a low level of knowledge regarding to primary survey and cardiopulmonary resuscitation, secondary survey, and the handling of first aid cases. In order to improve the knowledge of nursing students on first aid, their knowledge should be updated actively by using a variety of sources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57428
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>