Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168964 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wijang Nastitiono
"Studi ini membahas pengaruh interpersonal trust yang terdiridari affect based trust dan cognition based trust terhadap teamwork. Penelitian ini dilakukan pada kantor pelayanan percontohan XYZ di Jakarta yang baru di-launching pada bulan November 2011, dan sejauh ini dideteksi terdapat beberapa masalah yang terkait dengan isu teamwork. Tipe penelitian ini adalah applied research dengan menggunakan alat ukur interpersonal trust McAllister (1995) untuk mengukur variable affective dan cognitive based trust, serta Parker team-development survey (2007) untuk mengukur variable teamwork. Teknik regresi digunakan untuk menganalisis pengaruh affect based trust dan cognition based trust terhadap teamwork. Hasil menunjukkan adanya pengaruh affect based trust yang signifikan terhadap teamwork, sedangkan cognition based trust tidak berpengaruh secara signifikan terhadap teamwork. Untuk meningkatkan affect based trust kemudian diajukan intervensi pelatihan team building. Pretest-and-posttest digunakan sebagai analisis untuk melihat efektivitas dari intervensi, dan hasil menunjukkan adanya perbedaan nilai yang signifikan sebelum dan sesudah intervensi.

This study will look at the effect of interpersonal trust which consist of affect based trust and cognition based trust towards teamwork. This study was conduct at XYZ pilot project service office in Jakarta, which was launch on November 2011 and so far there are several problems have been detected related to teamwork issue. The type of this research is applied research, using regression technique to analyze the effect of affect based trust and cognition based trust towards teamwork. Interpersonal trust assessment by McAllister (1995) was used as a tool to measure affect based trust and cognitive based trust variables and Parker team-development survey (2007) was used to measure teamwork variable. The result shows that there is a significant effect of affect based trust towards teamwork, but there is no significant effect of cognition based trust towards teamwork. To improve affect based trust, team building training intervention was proposed. The pretest and posttest was used to analyze the effectiveness of team building intervention program, and result showed that there is a significant score difference before and after the intervention."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T31488
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Puspasari
"Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan feedback environment para anggota tim yang nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas team member exchange sehingga nantinya diharapkan kerjasama antar anggota dalam tim meningkat. Berdasarkan data awal yang diperoleh, diketahui bahwa kerjasama tim pada PT.X masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu hal yang dapat menyebabkannya adalah feedback environment yang belum mendukung terjadinya pertukaran umpan balik antar anggota tim, sehingga dapat menyebabkan kualitas hubungan antar anggota tim menjadi kurang baik, hal ini dapat mengarah kepada kinerja tim yang kurang optimal. Untuk mengetahui apakah asumsi peneliti benar, dilakukan penelitian untuk melihat korelasi antara feedback environment dengan kualitas team member exchange.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara feedback environment dan kualitas team member exchange. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha untuk meningkatkan feedback environment melalui pemberian pelatihan team building. Untuk mengetahui efek dari pelatihan team building ini, peneliti membandingkan skor alat ukur feedback environment (Steelman, Levy & Snell, 2004) dan kualitas team member exchange (Seers, Petty & Cashman, 1995) antara sebelum dan setelah pelatihan team building. Hasil menunjukkan bahwa pelatihan team building yang diberikan belum berhasil untuk meningkatkan feedback environment dan kualitas team member exchange.

This research is aimed to improve feedback environment poses by team member. By improving feedback environment, researcher assume there will be improvement on team member exchange quality, so team performance will improve also. Based on initial data, result showed that at PT.X, the teamwork still need to improve. One of the reason is the feedback environment poses by team member didn't support feedback exchange between team members, thus it can cause poor team member exchange quality which affect poor team performance. To determine whether the assumption is true, researcher correlates the feedback environment and team member exchange quality.
Result showed that there is a significant and positive correlation between feedback environment and team member exchange quality. Therefore, the researcher improves the feedback environment by giving team building training for PT.X employees. To determine the effect of the training, researcher compare the feedback environment (Steelman, Levy & Snell, 2004) and team member exchange (Seers, Petty & Cashman, 1995) inventory score of before and after the training. Result showed that the training haven't improve whether the feedback environment nor team member exchange quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31841
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Cahyadi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap rekan kerja terhadap kualitas teamwork di PT. S. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 66 karyawan. Alat ukur adalah adaptasi Teamwork Quality (Hoegl & Geumenden, 2001) dan Kuesioner Kepercayaan Terhadap Rekan Kerja (McAllister, 1995). Hasil perhitungan uji regresi berganda memperoleh hasil R2 =0,508 (p<0,05) yang berarti kepercayaan terhadap rekan kerja mempengaruhi kualitas teamwork sebesar 50,8%. Intervensi team building training dirancang untuk meningkatkan kepercayaan terhadap rekan kerja dan kualitas teamwork.
Hasil perhitungan efek intervensi menunjukan signifikansi perbedaan pre-test dan post-test kepercayaan terhadap rekan kerja dan kualitas teamwork dengan uji t-test; diperoleh nilai t untuk kepercayaan terhadap rekan kerja sebesar -1,683 (p>0,05) dan untuk kulitas teamwork sebesar -4,460 (p<0,05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor kepercayaan terhadap rekan kerja secara signifikan namun terjadi peningkatan skor kualitas teamwork secara signifikan setelah diberikan intervensi team building training. Dengan demikian team building training mampu meningkatkan kualitas teamwork, namun belum mampu meningkatkan kepercayaan terhadap rekan kerja di PT.S.

This study aims to determine the effect of interpersonal trust in co-workers to the teamwork quality at S Company. The type of this study is action research study by the number of study participants as many as 66 employees. Measuring instrument used is a measure of adaptation Teamwork Quality (Hoegl & Geumenden, 2001) and the Trust in Co-workers Questionnaire (McAllister, 1995). The results of calculations using multiple regression showed R2 = 0.508 (p <0.05), which means interpersonal trust in co-workers affects the teamwork quality at 50.8%. Therefore, the interventions made in the study was designed to increase interpersonal trust in co-workers and teamwork quality. The intervention is a team building training. Intervention effects were measured by comparing the pre-test and post-test measurements of interpersonal trust in co-workers and teamwork quality.
The results of tests of significance differences in the calculation of pretest and post-test interpersonal trust in co-workers and teamwork quality using a t-test. The t-test values obtained for interpersonal trust in co-workers is -1.683 (p> 0.05) and the value of t for teamwork quality is - 4.460 (p <0.05). This means there is no significantly scores increased in interpersonal trust in co-workers after a given intervention but teamwork quality scores increased significantly. The results of this analysis indicate that a given intervention can improve teamwork quality, but have not been able to increase the interpersonal trust in co-workers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30503
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raihatul Jannah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program team building untuk meningkatkan kerja tim. Mengetahui hambatan atau masalah yang terjadi di organisasi ini dan apa intervensi yang dapat dilakukan maka melalui survey organization blockage kepada 60 karyawan dilanjutkan dengan wawancara kepada CEO, HR manager, kepala unit dan staf maka ditemukan bahwa core problem di PT XX ini adalah lemahnya kerja tim. Intervensi yang dilakukan di organisasi ini adalah program team building diakomodir dari Noe, Hollenback, Gerhart, dan Wright 2009, p307 dengan metode Adventure Learning, Team Training, dan Action Training Noe, 2005 . Untuk mengetahui efek dari program team building ini dilakukan evaluasi kembali kepada karyawan yang hasilnya adalah bahwa program team building ini apabila diadakan secara rutin setahun dua kali akan membawa membawa efek yang positif lebih positif kepada setiap indvidu, yang kemudian menjadi efekyang positif pada kerja tim, sehingga dapat meningkatkan kerja tim di PT XX. Kata kunci: Kerja tim, intervensi, team building.

This study was conducted to determine the effectiveness of team building programs to improve teamwork. Knowing the obstacles or problems that occur in PT XX through the survey organization to 60 employees blockage followed by an interview to the CEO, HR manager, head of the unit and the staff it was found that the core problem in PT XX this is the weakness of teamwork. Interventions in this organization is a team building program accommodated from Noe, Hollenbeck, Gerhart and Wright 2009, P307 method Adventure Learning, Team Training, and Action Training Noe, 2005 . To determine the effect of team building programs have re evaluated to employees that the result is that the team building programs have if held on a regular basis twice a year will bring bring a positive effect to the individual, who later became a positive effect on teamwork, so as to improve teamwork at PT XX."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Giovedi
"Permasalahan kerjasama merupakan salah satu masalah yang dapat menjadi faktor penghambat tercapainya efektivitas tim dalam Organisasi X. Begitu pentingnya tim dalam organisasi, maka perlu bagi organisasi X membentuk tim yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan organisasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan program team building.
Team building merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk meningkatkan kerjasama anggota dalam suatu tim sehingga efektivitas tim dapat tercapai. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas tim adalah faktor kepribadian. Dalam tugas akhir ini, team building akan dilakukan melalui pelatihan "Pengenalan diri sendiri dan orang lain" berdasarkan prinsip-prinsip MBTI. Dalam pelatihan ini, peserta diajak untuk mengenali tipe kepribadian diri sendiri dan tipe kepribadian rekan kerjanya, menentukan tujuan tim, memahami peran serta dan tanggungjawabnya dalam organisasi, serta mengidentifikasi permasalahan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas dan kerjasama di dalam tim.
Dengan adanya usulan rancangan pelatihan ini, anggota Organisasi X diharapkan dapat memahami cara-cara seseorang dalam hal memperoleh energi; mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan informasi; menyelesaikan permasalahan, serta mengambil keputusan sehingga dapat meminimalkan munculnya perbedaan persepsi antar anggota mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan dan perilaku yang harus ditampilkan dalam tim. Dengan demikian, diharapkan anggota organisasi X dapat bekerjasama secara lebih baik lagi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Christyani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh konflik tugas dan konflik afektif terhadap resistensi karyawan untuk berubah yang terjadi di Bagian PM PT. XYZ. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ford, Ford, dan D?amelio (2008), resistensi karyawan untuk berubah merupakan suatu akibat dari adanya konflik yang terjadi di tempat kerja. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada jenis konflik dalam kelompok (konflik tugas dan konflik afektif).
Tahapan penelitian ini menggunakan tahapan penelitian action research dengan desain penelitian ex-post facto study. Pengukuran konflik tugas dan konflik afektif dilakukan berdasarkan alat ukur Jehn (1995) yang telah diadaptasi oleh Temaluru (2012). Sedangkan pengukuran resistensi karyawan untuk berubah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Oreg (2006) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik tugas dan konflik afektif secara bersama-sama berpengaruh (R2 = 69,1%) pada resistensi karyawan untuk berubah. Namun di antara kedua jenis konflik dalam kelompok, konflik afektif memiliki kontribusi yang lebih besar (sr2 = 20%) terhadap sikap resistensi karyawan untuk berubah dibandingkan dengan konflik tugas (sr2 = 1%). Besarnya kontribusi inilah yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar dalam penyusunan intervensi.

The study was conducted to see the effect of task conflict and affective conflict on employee resistance to changes that occurred in PM unit PT. XYZ. Based on the results of previous studies conducted by Ford, Ford, & D?amelio (2008), employee resistance to change is a result of the intragroup conflict. In this study, researchers focused on the type of intragroup conflict (task conflict and affective conflict).
Stages of the research phase of this study using action research to the design of ex-post facto research study. Measurement of task conflict and affective conflict is based on measuring instruments Jehn (1995) which has been adapted by Temaluru (2012). While the measurement of employee resistance to change is done by using a measuring instrument Oreg (2006) which has been adapted into Indonesian.
The results of this study suggest that task conflict and affective conflict jointly affect (R2 = 69.1%) on employee resistance to change. But in between these two types of intragroup conflict, affective conflict has a greater contribution (SR2 = 20%) of employee resistance to change attitudes in comparison to the conflict task (SR2 = 1%). The magnitude of this contribution is used by researchers as a basis in the preparation of the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30579
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izazi Anwar
"Karya tulis ini meneliti bagaimana budaya dapat mempengaruhi manusia dalam memiliki preferensi tertentu untuk bekerja dalam tim. Untuk lebih spesifik, apakah kolektivisme kelompok anggota dalam memiliki efek pada preferensi untuk kerjasama tim dengan kelompok anggota luar. Salah satu sifat kepribadian, yaitu keterbukaan pikiran, dianggap dapat memoderasi hubungan ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mahasiswa internasional dari University of Groningen dan Universitas Indonesia sebagai sampel. Setelah analisis dijalankan, terungkap bahwa budaya dan sifat kepribadian tidak berpengaruh terhadap preferensi untuk memilih anggota tim. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberi implikasi untuk praktek manajerial, salah satunya adalah manajer harus melihat lebih jauh dari factor budaya dan kepribadian dalam mengelola tim multikultural.

This research examined how culture might affect people in having certain preference for teamwork. To be specific, whether collectivism in in groups members has an effect on the preference for teamwork with out groups members. A personality trait, which is open mindedness, is considered to moderate this relationship. The study was conducted using international university students of University of Groningen and University of Indonesia as samples. After the analysis was run, it is disclosed that culture and personality trait does not matter in selecting teamwork members. Thus, this has implications for managerial purpose, one of them being managers should look further from cultural and personality factors in managing multicultural teams.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose, Edward, 1946-
"This issue defines a self-directed work team (SDWT) as a small group of people who are empowered to manage themselves and their daily work. Inside you'll learn the steps involved to achieve a cultural transformation to a team-based culture. It clarifies both the trainer's and management's role in the transition."
Alexandria, VA: American Society for Training & Development Press, 2001
e20435406
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Lynn, Adele B.
"Issues like lack of trust and commitment, unresolved conflicts, and the inability of individuals to understand how their actions impact others often stop the most promising teams from delivering great results. This simple, easy-to-use book gives busy managers activities they can use to help their employees improve their levels of emotional intelligence and become more effective. The exercises included will help employees deal with anger and emotional triggers, pick up on cues from teammates, encourage communication, and much more."
New York: American Management Association, 2007
e20443580
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Malik
"Variasi individu-individu anggota kelompok kerja serta interaksi individu di dalam kelompok diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas kelompok. Studi ini berupaya untuk melakukan identifikasi dan mendeskripsikan tentang pengaruh dari keanekaragaman atau neterogenitas. Keragaman atau nomogenitas anggota kelompok kerja serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok atau kohesititas kelompok ternadap produktifitas kelompok.
Pada studi ini, 30 orang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari 8 organisasi yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan masalan remaja dan pengembangan masyarakat di Bandung, Jawa Barat digunakan sebagai subyek. Mereka merupakan pengurus inti dari organisasi dan telah 1 tahun atau lebih, aktif mengembangkan program di organisasi.
Studi dilakukan dengan metoda eksperimen lapangan. Data dianaiisa dengan menggunakan analisa statistik non parametik. Hasil anaiisis varian ranking satu arah menunjukkan, bahwa keanekaragaman anggota kelompok kerja Serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap produktiritas kelompok kerja.
Hasil analisis ranking bertanda untuk data berpasangan mendapatkan, bahwa kelompok kerja heterogen kohesif secara signifikan lebih produktif dibandingkan kelompok kerja homogen yang kohesit. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kerja yang keanggotaannya beraneka ragam, anggota kelompoknya berasal dari beberapa organisasi, Serta merasa terikat untuk tetap berinteraksi guna mencapai tujuan kelompok, akan jauh lebih produktif dibandingkan kelompok kerja yang anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.
Ada satu hal yang menarik sebagai hasil dari penelitian ini yaitu faktor kohesifitas kelompok ternyata tidak berpengaruh terhadap produktiiitas yang anggota-anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.Namun Studi ini masih perlu lebin dipertajam dan diperluas, dimana kelompok kerja yang diteliti diperbanyak dan di bandingkan kelompok kerja yang misi dan programnya juga berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>