Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96764 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Firmanto Agung Purawan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Franciscus Irawan
"ABSTRAK
Penelitian Purawan pada tahun 1994 membuktikan bahwa harmoni
pada paduan suara berpengaruh terhadap interpersonal attraction di antara
an^ota paduan suara mahasiswa. Berdasarkan kerangka tersebut, penulis
tertarik untuk memodifikasi dan mengaplikasikan penelitian tersebut pada
Ungkup paduan suara gereja, dalam hal ini adalah Gereja KatoUk, khususnya di
Paroki St. Marias, Cinere.
Penelitian ini, seperri yang sudah dikatakan tadi, mengambil kerangka
yang satna dengan penelitian Purawan (1994) dimana peneliri mencoba
menghubungkan dua variabel dari konstruk yang berbeda, yaitu musik dan
psikologi. Disini peneliri mencoba menggali aspek yang lebih luas dari
khasanah musik yaitu kualitas paduan suara dimana aspek ini lebih luas
daripada aspek harmoni pada musik.
Selain itu, peneliri juga mencoba melihat kelompok paduan suara dalam
bentuk group yang lebih terpadu dan kompak, ridak hanya melihat aspek "
2002
S2861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Nurfitri
"Penelitian ini membahas tentang faktor up-line dalam memotivasi individu bergabung menjadi anggota MLM. Dengan dilatar-belakangi fenomena mengenai faktor hubungan antar pribadi yang kental dalam sistem MLM, penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh ketertarikan pada up-line terhadap motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Variabel ketertarikan dipakai, karena kesediaan untuk menghabiskan waktu bersama orang lain terkait dengan ketertarikan interpersonal (interpersonal attraction) (Jung, 1978). Sehingga, saat seseorang menerima tawaran untuk menjadi anggota MLM, maka ia pasti memiliki ketertarikan berupa penilaian positif terhadap orang yang mengajaknya. Teori kebutuhan McClelland (1987) dipakai sebagai indikator tingkah laku motivasi. Sedangkan sebagai indikator ketertarikan pada up-line, digunakan teori ganjaran yang diungkapkan Berscheid & Walster (1978) yang menjabarkan lima dimensi interpersonal attraction yakni proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation serta cooperation.
Desain penelitian ini adalah field study-hypotesis testing, dengan accidental sampling sebagai metode pengambilan sampel. Partisipan penelitian ini berjumlah 85 orang anggota MLM X. Penelitian ini membuktikan bahwa ketertarikan pada up-line mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Kelima dimensi interpersonal attraction juga terbukti mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM. Dari lima dimensi interpersonal attraction yang diteliti, ditemukan bahwa reciprocity of liking merupakan dimensi interpersonal attraction pada up-line yang memberikan sumbangan terbesar dalam mempengaruhi motivasi bergabung menjadi anggota MLM.

This research studies about up-line's factor in motivating individual to join an MLM. It is based on phenomenon that shows the importance of interpersonal relationship on Multilevel-marketing system. The aim of this research is to prove The effect of interpersonal attraction to up-line on joining motivation as MLM member. Attraction is used as variabel, because willingness to spend time with others relates to interpersonal attraction (Jung, 1978). So, when somebody is intrested in joining an MLM, it means that he/she has some attractions to others who invites him/her to join the MLM. Need's theory of McCleland (1987) is used in this study as behavior indicator of joining motivation as MLM member. For attraction indicator to up-line, this research used Reward Theory by Berscheid & Walster (1978), that describes five interpersonal attraction's dimenssions as proximity, reciprocity of liking, similarity, reduction of fear, stress and isolation, and finaly cooperation.
The Design of this research is hypotesis testing-field study with accidental sampling as the sampling method. Participants of this study are 85 member of MLM X. This research proves that interpersonal attracion to up-line influence joining motivation as MLM member. This research also find that all of interpersonal attraction's dimenssion influence joining motivation as MLM member. From five dimenssion of interpersonal to up-line, it is found that reciprocity of liking has the biggest contribution in influencing MLM members to join the MLM."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
158.2 NUR p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alvia Anjani
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara self-regulated learning dengan social identification pada anggota paduan suara universitas. Self-regulated learning itu sendiri merupakan kemampuan individu untuk meningkatkan performanya dengan menjalankan proses planning, monitoring dan evaluation dalam proses belajarnya (Zimmerman, 1989, 2006, dalam Toering et al, 2011). Social identification adalah konsep diri yang dimiliki oleh individu berdasar pada pengetahuan tentang keberadaan dirinya dalam suatu kelompok karena adanya keterikatan secara emosional dan juga nilai yang dianut dalam dirinya dan juga dalam kelompok tersebut (Tajfel, 1981 dalam Jackson, 2002). Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode pendekatan kuantitatif korelasional. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kedua variabel dalam penelitian ini adalah Self-regulation Scale (Toering et al, 2011) untuk mengukur variabel self-regulated learning dan Social Identification Questionnairre (Jackson, 2002) untuk mengukur variabel social identification. Dari 60 responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dengan social identification (p>0.05), antara planning dengan social identification p = 0.314, antara monitoring dengan social identification p = 0.272 dan juga antara evaluation dengan social identification dengan p = 0.749.

The purpose of the research is to understand the relation between self-regulated learning and social identification from the University Choir members. Selfregulated learning is defined as the ability to enhance individual?s performance by regulating learning through planning, monitoring and evaluation (Zimmerman, 1989, 2006, in Toering et al, 2011). Social identification in this study is defined as self-concept based on one?s knowledge about their membership in a group where emotional attachment and values were shared (Tajfel, 1981 in Jackson, 2002). The Self-regulation Scale from Toering et al (2011) was used to measure the selfregulated learning construct. The Social Identification Questionnairre from Jackson (2002) was used to measure the social identification construct. From 60 subjects who participated in this research, analysis of results show that there is no significant correlation between self-regulated learning and social identification. The coefficient correlation between sub scale planning and social identification resulted in p = 0.314, between monitoring and social identification resulted in p = 0.272, and between evaluation and social identification resulted in p = 0.749."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S57074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Paramita Saraswati
"Perempuan adalah bagian sejarah, tapi keberadaannya kerap terpinggirkan. Penulisan perempuan membuat perempuan dapat memasukan dirinya dalam narasi sejarah. Hal itu yang dilakukan oleh Paduan Suara Dialita yang beranggotakan para perempuan penyintas tragedi 1965 yang menjadi tahanan politik karena dianggap memiliki hubungan dengan Partai Komunis Indonesia. Penelitian ini menganalisis bagaimana penulisan perempuan dilakukan oleh para perempuan penyintas 1965 melalui lirik lagu yang dinyanyikan oleh Paduan Suara Dialita. Lirik lagu dari Paduan Suara Dialita diperlakukan sebagai teks. Analisis dalam penelitian ini menggunakan perspektif feminis pendekatan analisis wacana kritis.
..... Women is part of history, but their existence often being forgotten. Feminine writing brings women into history, through writing women put themselves into a narration. A choir group called Paduan Suara Dialita consists of women survivors from 1965 tragedy did feminine writing through their songs. These women survivors used to be political prisoners because they were accused as Indonesia Communist Party sympathies or member. This research examines how the lyrics of the songs from Paduan Suara Dialita can be form of feminine writing. This research is a feminist research with critical discourse analysis approach."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Viera Yovita
"Waktu Fonasi Maksimal (WFM) dapat mengevaluasi kemampuan seseorang dalam mempertahankan fonasi, yang penting untuk penyanyi paduan sura. Latihan aerobik dianggap vital dilakukan pada populasi ini, terutama karena komponen kebugarannya dan telah terbukti meningkatkan WFM pada pasien gagal jantung kronis. Penelitian bertujuan menentukan hubungan antara latihan aerobik akut dan waktu fonasi maksimal (WFM) pada populasi penyanyi paduan suara dewasa sehat sedenter.

Studi potong lintang dilakukan pada 27 penyanyi paduan suara dewasa sehat (16 laki-laki, 11 perempuan). Pengukuran WFM menggunakan aplikasi Praat® dilakukan sebelum dan sesudah latihan aerobik 30 menit menggunakan sepeda statis komersil yang disambungkan dengan aplikasi Zwift®.Peningkatan durasi WFM (18.37± 5.34 s to 21.04± 6.66 s, p = 0.008*) ditemukan setelah dilakukan latihan aerobik akut. Korelasi signifikan antara suara alto/sopran dan WFM (0.775**, p = 0.005), antara tekanan darah diastolik dan WFM (75.07± 10.33 mmHg to 79.85± 12.50 mmHg, p = 0.034*), serta denyut nadi dan WFM ditemukan (86.51± 11.64 beats/minute to 108.51± 18.22 beats/minute, p = <0.001*). Terdapat hubungan signifikan antara latihan aerobik akut dan suara alto/sopran dengan WFM pada penyanyi paduan suara sehat sedenter


Background: Maximum Phonation Time (MPT) can assess an individual’s capability to sustain phonation, which is vital to choir singers. Aerobic exercise is considered important to execute in this population especially for its endurance component, and has proven to increase MPT in chronic heart failure patients. Study aimed to determine association between acute aerobic exercise and maximum phonation time (MPT) in healthy sedentary adult choir singers.

Cross-sectional study was conducted with 27 sedentary singers (16 males, 11 females; age range 23-54 years). Measurements of MPT using Praat® were taken before and after 30-minute aerobic exercise using a static cycle connected to Zwift®. Increased MPT duration (18.37± 5.34 s to 21.04± 6.66 s, p = 0.008*) was found after acute aerobic exercise. Significant correlation between alto/soprano voice and MPT (0.775**, p = 0.005), between diastolic blood pressure and MPT (75.07± 10.33 mmHg to 79.85± 12.50 mmHg, p = 0.034*), also heart rate and MPT were found (86.51± 11.64 beats/minute to 108.51± 18.22 beats/minute, p = <0.001*). Significant association found between acute aerobic exercise and alto/soprano voice with MPT in healthy sedentary adult choir singers."

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sriyati Kiban
"ABSTRAK
Pengunaan paduan aluminium berkembang sangat pesat terutama untuk keperluan komponen mesin dan transportasi. Paduan Al-Si dengan kadar 9 sampai 12% Si di Indonesia sudah lama dipakai dan diimport seperti J1S ADC12 dan sekarang sedang dicoba dipasok dari bahan dalam negri. Kebutuhan paduan Al-Si mencapai sekitar ser atus ribu ton pertahun. Pemakaian utama adalah untuk komponen mesin dan kendaraan bermotor, yang dibuat melalui proses cor cetak bertekanan.
Penelitian ini mencoba meningkatkan karakteristik paduan Al-Si dengan penambahan NaF sekitar 1%. Paduan yang digunakan adalah A1-5%Si, Al-12% Si dan Al-13% Si. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kekuatan tank masing-masing sebesar 20% dui 10,8 MPa menjadi 13 MPa untuk paduan AI-5% Si. Serta 17% dan !3% untuk paduan A1-12% Si dan AL-13%Si. Peningkatan kekerasan paduan mencapai 20%, 18% clan 4,8% masing-masing untuk paduan Al-5%Si, A1-12%Si.
Dari tiga variasi komposisi yang digunakan dapat disimpulkan, bahwa peningkatan kekuatan dan kekerasan tertinggi dicapai pada paduan Al-5% Si yaitu 20%. Sedangkan angka kekerasan tertinggi adalah paduan Al-13%Si dengan penambahan 1 % Si yaitu 75,29 HV dan kekuatan tank sebesar 104,33 Mpa. "
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1999
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky
"Penelitian ini mernbahas pengaruh sonikasi pada dua frekuensi gelombang suara audiosonik, yaitu 7 kHz dan 17 kHz, terhadap pertumbuhan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang dikultur dalam medium Bovine Heart Infusion (BHI) dan Plate Count Agar (PCA). Bakteri yang sudah terpapar gelombang suara dikultur dalam agar nutrisi dan diinkubasi selarna 24 jam. Kemudian pertumbuhan koloni dihitung menggunakan colony counter.
Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan koloni P.aeruginosa dipengaruhi gelombang suara pada frekuensi berbeda setelah dibandingkan dengan kontrol. Semakin tinggi frekuensi suara, semakin kuat efek inhibisi terhadap pertumbuhan, dengan efek inhibisi frekuensi 17 kHz sebesar 24,16% dan frekuensi 7 kHz sebesar 11,52%.

This research discusses the effect of sonication using two different frequencies, 7 and 17 kHz, on the growth of Pseudomonas aeruginosa which was cultured in Bovine Heart Infusion (BHI) medium and Plate Count Agar (PCA). After exposure, bacteria was recultured in nutrient agar and incubated for 24 hours. Then the growth of bacteria colonies was measured using colony counter.
The result showed that different sound frequencies have effects on the growth of P. aeruginosa. Higher sound frequency at 17 kHz had stronger growth inhibition by 24.16% as compared to control group, while sound frequency at 7 kHz only showed 11.52% growth inhibition.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Dimiati
"Pada industri die casting merupakan suatu tantangan untuk menurunkan waktu siklus dari proses pengecoran sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya produksi. Kerusakan pada cetakan merupakan penghalang pada tantangan ini karena menyebabkan perlu diadakannya perbaikan atau penggantian cetakan sehingga menurunkan produktivitas. Pada umumnya kerusakan cetakan disebabkan die soldering yang terjadi pada permukaan cetakan yang mengalami kontak langsung dengan logam cair sehingga besi yang berada pada cetakan akan berdifusi ke logam cair dan membentuk lapisan intermetalik. Untuk itu dilakukan penelitian mengenai pengaruh temperatur logam cair (melt) terhadap morfologi dan karakteristik lapisan intermetalik yaitu ketebalan dan kekerasan dari lapisan intermetalik yang terbentuk antara permukaan cetakan dan logam cair. Pada penelitian ini digunakan baja H13 as anneal sebagai material cetakan yang dicelup ke dalam paduan Al-7%Si pada temperatur 680_C, 700_C, 720_C dan Al-11%Si pada temperatur 660_C, 680_C, 700_C. Peningkatan temperatur logam cair (melt) akan meningkatkan laju difusi pertumbuhan lapisan intermetalik karena laju difusi atom-atom besi dan aluminium meningkat. Sehingga ketebalan dari lapisan intermetalik akan meningkat seiring dengan peningkatan temperatur logam cair. Oleh sebab itu, tinggiya temperatur logam cair (melt) mempermudahkan terjadinya die soldering.

In die casting a challenge is to minimize the cycle time of the casting process to increase productivity and lower operational costs. Die failure is an impediment to this challenge in that it leads to malfunctioning of die inserts that require replacement or repair, thus causing significant decrease in productivity. The major mode which lead to die failure is die soldering caused by the intimate contact between alloy and die at high temperature. Subsequently, iron in the die dissolves into the molten aluminum and a layer of intermetallic phases is formed. The effect of melt temperatures to morphology and characteristic of intermetallic layer such as thickness and hardness of intermetallic layer between die surface and aluminum has been studied. This experiment uses as anneal H13 tool steel as die material which dips into Al-7%Si alloy at 680_C, 700_C, 720_C and Al-11%Si alloy at 660_C, 680_C, 700_C. High melt temperatures favor the growth of intermetallic layer by increasing the diffusion rate of the atoms of iron and aluminum so the thickness of intermetallic layer increases. Hence, high melt temperatures facilitate die soldering."
2007
S41669
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deddy Donauw
"Dalam deposit minyak dan gas bumi banyak terdapat gas karbon dioksida dalam jumlah yang banyak. Dengan adanya kondensasi uap air dapat membentuk larutan yang mengandung CO. jenuh yang korosif. Pada penelltian ini digunakan tiga jenis material baja yang umum digunakan pada lingkungan minyak dan gas bumi dengan jumlah kandungan N~Cr yang berbeda, dan didefinisikan sebagat baja paduan Ni-Cr rendah, sedang dan tinggL Pengujian dilakukan dengan metode polarisasi Tafel pada temperalur 30, 40 dan 60 °C. Pada pangujian digunakan labu korosi dan gas co, ditiupkan ke dalam air suling terus-menerus selama pengambilan data. Pengambilan data dengan menggunakan potensiodinamlk dan program GMS 100 di laboratorium pengujian polarisasi, Balai Korosi Metalurgi, Pusprtek Serpong. Dari hasil pengujian komposisi, baja paduan N~Cr rendah mempunyai kandungan paduan di bawah 0.1% kecuali Mn 0.63%. Paduan Ni-Cr sedang mengandung paduan utama Cr 17.2837% dan Ni 10.3241%. Paduan Ni-Gr linggi mengandung Gr 23.2853% dan Ni 5.6664%. Ketahanan korosi baja paduan Ni-Cr rendah pada temperalur 30, 40 dan 60 °C sebesar 0.428, 0.352 dan 0.199 mpy'1 • Pada temperalur 30, 40 dan 60 "c ketahanan korosi baja peduan Ni-Gr sedang sebesar 1.504, 29.412 dan 18.182 mpy-' dan baja peduan Ni-Cr linggi sebesar 3.363, 36.462 dan 32.258 mpy"1 • Baja paduan Ni-Cr mempunyai ketahanan korosi tertinggi pada lemperatur 30 •c, paduan Ni-Cr sedang pada temparatur 40 •c dan paduan Ni-Gr tinggi juga pada temperatur 40 °G. Dan ketiga material, baja paduan Ni-Cr tinggi mempunyai ketahanan korosi paling tinggi. Pada paduan 10%Ni-17%Cr dan paduan 6%Ni- 23%Cr memberikan pengaruh temadap peningkatan kelahanan korosi di dalam larutan C02 jenuh pada temparatur 30, 40 dan 60 °C."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>