Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164454 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridanti Indraswari Prasiwi
"Obesitas menjadi epidemi global di negara berkembang. Tak hanya dewasa, namun remaja bahkan anak usia sekolah telah mengalami obesitas. Obesitas pada masa sekolah dan remaja dapat berlanjut menjadi obesitas di kala dewasa dan berisiko menimbulkan penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku makan remaja di SMPN 115 Jakarta Selatan tahun 2012. Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional yang dilakukan terhadap sampel penelitian sebesar 125 orang siswa/i yang ditentukan dengan cara acak sistematik. Penelitian dilakukan pada April 2012. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran status gizi (IMT) serta pengisian kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji chi square.
Hasil penelitian menemukan proporsi responden yang memiliki perilaku makan buruk sebesar 52%. Penelitian ini menyimpulkan bahwa status gizi, persepsi body image, dan tingkat keseringan konsumsi fast food berhubungan dengan perilaku makan. Siswa/i di SMPN 115 sebaiknya diberi edukasi mengenai perilaku makan yang baik mencegah dan menanggulangi status gizi yang tidak normal. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara sekolah dan Dinas Kesehatan untuk mengadakan sosialisasi perilaku makan sehat dalam bentuk penyuluhan dan publikasi poster PUGS di sekolah.

Obesity comes to be global epidemic in developing countries. Not only adult, but also adolescents even children have got obesity. Obesity in childhood and adolescence can continue to be obesity in adulthood and being worse as degenerative disease. The objective of this study was to determine the description and relationship of factors with eating behavior among adolescent at SMPN 115. The method used in this study is cross sectional design which was conducted towards 125 samples which were taken with simple random sampling. The study was done at April 2012. The data were collected through measurement of nutritional status (BMI) and the fulfillment ofthe questionnaire.
The result of this study found that proportion of respondents who had unhealthy eating behavior was 52%. The conclusion of this study is nutritional status, body image perception, and level of fast food consumption frequency have significant association with eating behavior. The students of SMPN 115 should be educated about healthy eating behavior to prevent and overcome the abnormal nutritional status. Therefore, the school and ministry of health need to build teamwork to socialize about healthy eating behavior through counseling and publish some posters about PUGS in school areas.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Trulyana Tantiani
"Salah satu transisi gaya hidup yang teljadi adalah perubahan perilaku makan. Hal ini terutama paHng berdampak pada kaum perempuan karena bagi perempuan penting sekali untuk tedihat cantik dan menarik dengan tubuh yang kurus dan tinggi (Logue, 1998). Salah satu caranya adalah dengen berdiet berlebihan yang dapat menjurus ke arah Perilaku Makan Menyimpang (PMM) (Weiss, 2005). Walaupun peda awalnya laporan mengenai terjadinya PMM hanya terjadi di Negara Barat, sejak 5 tahun terakhir ini PMM mulai merambah ke Negara-negara di Timur (Efron, 2005). Penyebab PMM rnenurut Logue (1998), Krummel (1996), dan McComb (2001) antara lain latar beiakang etnis informan, kebiasaan makan keluarga, usia dan jenis kelamin infom1an, pengaruh citra tubuh dan konsep diri, stress, pengaruh media massa. adanya masalah keiuarga, adanya pengalaman pelecehan seksual di masa lalu, adanya anggota keluarga lain yang bermasalah dengan berat badan, adanya faktor sosial ekonomi, sosial budaya, genetik, ternan sebaya, peketjaan, ketakutan menjadi dewasa, acuan makanan, trcn makanan dan pola asuh keluarga.
Prevalensi penderita anoreksia nervosa di Amerika adalah sebesar 0,5u/o pada perempuan (Holmes, 2006). Prevalensi di Jepang adalah sebesar 0,025%-0,030%. Sementara itu di Cina menurut suatu studi, prevalcnsi penderita anoreksia nervosa adalah sebesar 0,01% (Lee, 2005). Sedangkan prevalensi penderita bulimia nervosa di Amerika adalah sebesar l-3% (Holmes. 2006), Dl Asia setengah dari seluruh pasien yang melaporkan kejadian PMM adalah penderita bulimia nervosa (Lee, 2005). Prevalensi penderita PMM di Indonesia sendiri belum tercatat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penyebab, mekanisme, dan proses teljadinya PMM dari persepsi penderita. Desain penelitian ini adalah kualitatif dan kuantitatif. Subjek peneltian kualitatif, akan disebut dengan lnfonnan, diperoleh sebanyak 3 informan dari mereka yang pemah/sedang mengalami PMM. Subjek penelitian kuantitatif, akan disebut dengan responden, diperoleh sebesar 397 orang diperoleh dari mereka yang belum terdeteksi mengalami PMM. Waktu pengambilan data adalah bulan Mei-Juni 2007, Data akan diambil dengan menggunakan metode wawancara mendalam untuk penelitian kualitatif dan pengisian kuesioner untuk penelitian kuantitatif.
Hasil dari penelitian kualitatif menunjukkan bahwa semua informan penelitian kualitatif memiliki masa1ah dengan anggota keiuarganya, memiliki pengaruh pola asuh keluarga yang cukup besar memiliki citra tubuh dan konsep diri yang terdistorsi, dan berada di lingkungan yang tidak mendukung adanya orang yang gemuk. HasH penelitian kuantitatif menemukan prevalensi kecenderungan PMM yang terjadi di Jakarta dengan menggunakan kuesioner dari Sarafino 0994) diperoleh sebesar 37,3%. Prevalensi kecenderungan PMM di Jakarta dengan menggunakan kuesioner darl Stice (2000) diperoleh preva!ensi kecenderungan rnengalarnJ anoreksia nervosa sebesar 11,6 % dan prevalensi kecenderungan bulimia nervosa sebesar 27 %.
Dari hasil tersebut diharapkan akan muncul peneHtian-penelitian lain untuk mendalami mengenai PMYI. Perlu juga dilakukan pendidikan gizi pada anak~anak sekolah dan orang tua agar dapat menurunkan dan mencegah terjadinya PMM dan dapat menerapkan perilaku makan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga kesehatan. Orang tua juga diharap dapat menanamkan konsep diri dan citra tubuh yang benar pada anak-anaknya.

One of the life style changes that occur lately is the eating behavior. This changes gives it affect mostly to women because it is important for women to look beautiful with a thin and tall body (Logue, 1998). One way to achieve this figure is to diet which can lead to eating disorders (Weiss, 2005). Even though early reports of eating disorders state that eating disorders only happens in the Western Country, in the last 5 years eating disorders has been rising in the East (Efron, 2005). The cause of eating disorders according to Logue ( 1998), Krummel (1996), annd McComb (200 I) are the patient ethnic background~ family eating pattern, age, sex, self-concept, body image, stress, mass media, family problems, sexual abuse1 members of family have a weight problem, social economic, social culture, genetics, peer influence, occupation. fear or growling up, food reference, food trends, and parenting practice.
The prevalence for anorexia nervosa in the US are 05% females (Holmes, 2006). Anorexia nervosa prevalence in Japan are 0.025% - 0.030o/o, while in China, according to some studies, anorexia nervosa prevalence are 0.01% (Lee, 2005). Prevalence of bulimia nervosa in the US are 1-3% (Holmes, 2006). In Asia, half of the eating disorders reported are bulimic (Lee, 2005). In Indonesia, there hasn't been any report of eating disorders prevalence.
The objective of this research is to understand about what are the cause, mechanism; and process of eating disorders. The methods in this research are qualitative and quantitative. The subjects of the qualitative research are three persons who are willing to be the subject and hove a past history of eating disorders. The quantitative subjects are 397 respondent that have not been diagnose with eating disorders. The research is being held at May~June 2007, The information are being gathered by inF depth interview for the qualitative research and by filling a self reported questioner for the quantitative research.
The result from qualitative research shows that aU of the subjects have problems with their family, the parenting practice have a big influence in their life, they also have a distorted body image and poor self:.concept, and they are living in an environment that have a negative behavior towards overweight problems. TI1e quantitative research shows that using Sarrlino (!994) questioner, there are 37.3% adolescents who have a tendency toward eating disorders. By using the Stice (2000) questioner, there are 1 L6% adolescents that have a tendency towards anorexia nervosa, and 27% adolescents that have a tendency towards bulimia nervosa.
From the results, we hope that there will be more research about eating disorders. There should also be a nutritional education for students and parents so they can adopt a balance diet to a healthy body. Parents should also be encourages to tell their children about the right body image and self concept.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarcisia Purnamasari
"ABSTRAK
Tesis ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai membentuk perilaku makan yang baik pada anak prasekolah. Perilaku makan yang baik meliputi sikap menyukai makan dan makanan, makan makanan bervariasi, memiliki regulasi diri, dan memiliki tata krama ketika makan. Partisipan psikoedukasi ini adalah tiga puluh ibu, yang memiliki anak 3-5 tahun. Pengetahuan ibu akan diukur sebelum dan sesudah psikoedukasi dengan pre-test dan post test. Alat ukur yang digunakan adalah dibuat sendiri oleh pelaksana psikoedukasi. Pre-test dan post-test itu terdiri dari empat aspek perilaku makan yang baik. Psikoedukasi ini dilaksanakan selama dua kali, tiga sampai empat jam per sesi di mana para ibu memperoleh pengetahuan yang luas mengenai perilaku makan yang baik. Hasil analisis data menunjukkan pengingkatan nilai rata-rata pre-test dan post-test sebesar 7.83, di mana data dianalisis menggunakan uji t (pair sample t test). Berdasarkan analisis, ditunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan antara pre-test dan post-test. Evaluasi dari hasil menunjukkan bahwa program ini merupakan pendekatan yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu mengenai perilaku makan yang baik pada anak prasekolah.

ABSTRACT
The objective of this study was to increase mother’s understanding of good eating behavior in preschooler. Good eating behavior of appreciating food, eating variety of foods, having self-regulation, and eating manners. Thirty mothers of children aged three-until-five years completed a psychoeducation about assembling good eating behavior in preschooler. Mothers’ understanding was measured after and before psychoeducation using a pre-test and post-test design. The questioner was made by the writer. It consists of four aspect of good eating behavior. The program consists of two days, three to four hour sessions in which a small group of parents become more knowledgeable in assembling good eating behavior in preschooler. The result was showed the increasement of pre- test and post-test’s mean, which it was analyzed with T-test (pair sample t test). The result was significant. The evaluation indicates that psychoeducation was an effective approach for educating mothers about good eating behavior in preschooler."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sanitianing Anggraini
"Perilaku peralihan produk bahan bakar untuk memenuhi kebutuhan pemilik kendaraan menjadi hal yang penting bagi penyedia bahan bakar. Persaingan bisnis National Oil Company (NOC) yang melibatkan penyedia asing menjadi menarik untuk dikaji perilaku switchingnya. Untuk mengisi kesenjangan akademis, penelitian ini berfokus pada pemikiran logis yang diterapkan pada konsep teoritis push, pull, dan mooring (PPM). Nasionalisme yang menjadi salah satu faktor tambatan penting untuk menilai sejauh mana sensitivitas dalam upaya menahan pelanggan untuk berpindah dan juga fasilitas sebagai faktor penariknya. Data yang digunakan adalah data time series longitudinal dan sebanyak 139 orang mengisi kuesioner online berskala 6 likert dengan 293 data masukan dan dianalisis menggunakan sistem dinamik. Diagram causal loop disusun berdasarkan konteks penelitian untuk melihat polaritas antar variabel pada setiap faktor dan menjadi dasar hipotesis dinamis. Temuan melalui penelitian ini mengkonfirmasi perilaku peralihan pada kondisi yang ada dibandingkan dengan sensitivitas skenario untuk menjawab hipotesis dinamika. Kerangka kerja push-pull-mooring dapat berguna dalam system dynamics untuk mengidentifikasi perilaku peralihan antara empat penyedia. Temuan penelitian ini memberikan implikasi tersirat terhadap strategi kompetitif penyedia bahan bakar.

The switching behavior of fuel products to meet the needs of vehicle owners become critical for fuel providers. Business competition for the National Oil Company (NOC) involving foreign providers becomes interesting to examine switching behavior. To fill an academic gap, this study focuses on logical thinking which is applied to the theoretical concepts of push, pull, and mooring (PPM). Nationalism which is one of the mooring factors is important to assess the extent of sensitivity in an effort to restrain customers from switching and also facilities as the pull factor. The data used is longitudinal time series data and as many as 139 people filled out a 6 Likert-scale online questionnaire with 293 input data and analyzed using system dynamics. Causal loop diagrams are prepared based on the research context to see the polarity between variables in each factor and become the basis for dynamic hypotheses. The findings through this study confirm the switching behavior on the existing conditions compared with the sensitivity by scenarios to answer the dynamics hypotheses. The push-pull-mooring framework can be useful in system dynamics to identified switching behavior between four providers. These research findings offer imply implications for the competitive strategy of fuel providers."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deny Rakhmawati
"Program KB dapat mengendalikan laju pertumbuhan penduduk. program ini terutama untuk ibu grande mutipara. Pengambilan keputusan kontrasepsi ibu grande multipara dipengaruhi beberapa faktor: Akses pelayanan, pengetahuan, peran pasangan, bias gender, agama dan kepercayaan, sosial kultural.
Tujuan penelitian mengeksplore faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan penggunaan Kontap ibu grande multipara. Desain penelitian cross sectional untuk menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi ibu grande multipara menentukan pilihan kontrasepsi yang sesuai. Sampel penelitian 58 responden.
Hasil penelitian ada hubungan yang signifikan antara faktor: bias gender, pengetahuan, peran pasangan, akses pelayanan, sosial kultural dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor agama dan kepercayaan hasil penelitian ini tidak ada hubungan signifikan dengan pengambilan keputusan penggunaan Kontap. Faktor dominannya adalah pengetahuan dan bias gender, pengaruhnya 14,6%.
Rekomendasi perlunya meningkatkan pengetahuan kontrasepsi ibu grande multipara dan bias gender dalam pengambilan keputusan penggunaan kontrasepsi.

Family planning programs can control the rate of population growth. This program specially for grande multiparous. Contraception decision making for grande multiparous influenced by several factors: accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, religion and belief, social culture.
The purpose of Research to explore the factors that influenced decision of Grande multiparous who use tubectomy technic. Research design : The crosssectional is used to analyze the background factors grande multiparous that determinane the compatible contraceptive choice. The sample of research is 58 respondents.
Result : there is a significant relationship between factors : accsess service, knowledge, role of partner, refraction gender, social culture and decisioan making tubectomy. the religion and belief factors in the results of this research there is no significant relationship with decision- making for Tubectomy. The dominat factors is knowledge and refraction gender influence 14,6%.
Recommendation : Improving contraceptive knowledge grande multiparous and refraction gender in decisioan making contraseptive use.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T43140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianita Ratnasari
"Perilaku makan menyimpang adalah gangguan perilaku makan yang menyebabkan efek atau dampak yang serius untuk berdiet setiap hari, seperti mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat sedikit atau makan secara berlebihan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor individu dan faktor lingkungan dengan perilaku makan menyimpang yang dilakukan dengan studi crosssectional. Hasil penelitian menunjukan bahwa 6,8% remaja putri menderita anoreksia nervosa, 50,0% menderita bulimia nervosa, 6,4% menderita binge eating disorder, 0,4% menderita EDNOS, dan 36,4% remaja putri normal. Variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku makan menyimpang adalah pengetahuan diet, citra tubuh, rasa percaya diri, pengaruh keluarga, pengaruh teman sebaya, keterpaparan terhadap media massa khususnya acara televisi dan situs internet.
Penulis menyarankan agar dilakukan upaya konseling dan penyuluhan dengan mengembangkan peran sekolah, orang tua, dan media massa dalam melaksanakan program edukasi gizi pada remaja putri tentang pengetahuan diet, citra tubuh yang ideal, rasa percaya diri, dan pentingnya asupan gizi pada remaja.

Deviation of eating behavior is a disorder of eating behavior that causes serious effects or impacts to diet every day, such as eating foods in very small amounts or eat excessively. This study aims to determine the relationship of individual factors and environmental factors with eating behavior deviation is done by cross-sectional study. The results showed that 6.8% of adolescent girls suffering from anorexia nervosa, 50.0% suffering from bulimia nervosa, 6.4% suffering from binge eating disorder, 0.4% had EDNOS, and 36.4% are normal girls. Variables that have a significant relation with deviation of eating behaviors are knowledge about diet, body image, self-confidence, family influence, peer friendship influence, exposure to mass media, especially television and internet sites.
The author suggested that counseling and education efforts to develop the role of schools, parents, and the mass media in implementing the nutrition education program on teenage girls on a diet of knowledge, the ideal body image, self-confidence, and the importance of nutrition in adolescents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nelvi
"Prevalensi pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Data Survei kesehatan Nasional pada bayi usia 0-3 bulan baru mencapai 48,0% dart pada usia 4-5 bulan hanya 14,0%. Kegagalan ASI eksklusif telah dimulai sejak 3 hari kelahiran bayi dengan inisiasi pemberian ASI yang terlambat dan pemberian makanan/minuman dalam tiga hari pertama kelahiran. Keadaan ini sangat memprihatinkan dan berdampak dengan kejadian diare pada bayi berusia kurang 6 bulan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui inisiasi pemberian ASI pada ibu- ibu yang melahirkan di RB Puskesmas Jakarta Pusat tahun 2004 dan faktor-faktor apa yang berhubungan.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, pengumpulan data dilakukan dari data primer di 8 RB Puskesmas Jakarta Pusat. Yaitu RB Puskesmas Kemayoran,Cempaka Putih, Tanah Abang, Menteng, Sawah Besar, Senen, Gambir, Johar Baru. Jumlah sampel 243 responden, dilaksanakan pada tanggal 14 Agustus s/d 27 September 2004. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner meliputi variabel umur ibu, pendidikkan, pekerjaan, pengetahuan, paritas, jarak kelahiran, rencana kehamilan, jenis kelamin bayi, berat badan lahir bayi, dukungan keluarga, pengetahuan petugas.
Analisis data yang dilakukan adalah analisis univariat, analisis bivariat menggunakan chi quire dan analisis multivariate menggunakan regresi logistic.
Hasil penelitian ini menyimpulkan inisiasi pemberian ASI lambat cukup tinggi 32,9% seharusnya semua ibu post partum melakukan inisiasi pemberian ASI dini. Hasil analisis bivariat menunjukkan faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan inisiasi pemberian ASI adalah pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan rencana kehamilan.
Dari hasil uji analisis multivariat terdapat dua variabel yng berhubungan bermakna dengan inisiasi pemberian ASI yaitu pekerjaan ibu (OR = 2,068) dan rencana kehamilan (OR = 0,145). Dari kedua variabel tersebut dapat disimpulkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan inisiasi pemberian ASI adalah pekerjaan ibu.
Mengingat cukup tingginya proporsi inisiasi pemberian ASI lambat di RB puskesmas Jakarta Pusat disarankan agar lebih meningkatkan peran petugas kesehatan tentang pemberian ASI. Tidak melakukan promosi susu formula untuk bayi. Perlu ditingkatkan ceramah ilmiah secara rutin yang berkesinambungan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di Rumah Bersalin serta dibuat kebijakan tentang keberadaan susu formula.

The Factors that are Related to the Initiation of Breast Feeding at Public Health Center (Puskesmas) RB Jakarta Pusat, 2004The prevalence of exclusive time for breast feeding in Indonesia is still at low level. The result of a National Health Survey shows that infant at age of 0-3 months have achieved 48,0% and only 14,0% at age of 4-5 months. The failings of the exclusive breast feeding has been started at 3 days from the delivery day by the lateness of the initiation time of breast feeding and nutrition giving in the first three days of delivery day. This condition is so sadden and results in diarrhea in babies at age less than 6 months.
The objective of this research is to discover the initiation of breast feeding in mothers who have delivered their babies at Maternal Care Health , Jakarta Pusat in 2004 and the related factors.
The model for this research is Cross Sectional. The compilation of the primary data has been done at 8 different Maternal Care health at Jakarta Pusat; which are: Puskesmas Kemayoran, Cempaka Putih, Tanah Abang, Menteng, Sawah Besar, Senen, Gambir and Johar Baru. The size of the respondents is 243, which has been done from August 14th 2004 until September 27th, 2004. The methods for data compilation were interviews complete with questionnaires about mother's age, education level, occupation, knowledge level, parity, time between delivery, pregnancy planning, babies' sex, babies weight, family support and the knowledge of the health provider.
The data analysis which have been done are univariant, bivariant (Chi Square) and multivariant (logistic regression).
The results of this research conclude that the late initiation of breast feeding is relatively low (32.9%), where all post partum mothers should have early initiation of breast feeding. Bivariant analysis shows that the factors that are significantly related to the initiation of breast feeding are mother's education, occupation and pregnancy planning.
Multivariant analysis shows that there are 2 variables that are significantly related to the initiation of breast feeding, which are mother's occupation (OR=2.068) and pregnancy planning (OR=0.145). Based on those 2 variables, it can be concluded that the most dominant variable is mother's occupation.
In relation with the proportion of initiation of late breast feeding at Puskesmas RB, Jakarta Pusat, these following points are suggested: to empower the role of Puskesmas' officer, to hold the promotion of formulas for babies, to support the regular public oration and to formulate a policy on formulas for babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubinem
"Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa tambahan makanan dan cairan lain kecuali vitamin, mineral, dan obat. ASI bermanfaat untuk kesehatan ibu dan bayi tetapi cakupan pemberian ASI eksklusif belum memenuhi target. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Srondol, Kota Semarang tahun 2012 dengan metode cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur, pendidikan, tempat dan penolong persalinan tidak berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif sedangkan yang berhubungan adalah pekerjaan, pengetahuan, sikap, keterpaparan informasi, dukungan keluarga dan dukungan petugas. Pekerjaan merupakan faktor yang paling berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif (OR=6,84). Oleh karena itu diperlukan penerapan 10 langkah keberhasilan menyusui, peningkatan pengetahuan petugas dan masyarakat serta adanya dukungan peraturan.

Exclusive breastfeeding is breastfeeding only with no additional foods and fluids except vitamins, minerals, and medications. Breastfeeding beneficial for the health of mothers and babies, but the scope of exclusive breastfeeding has not reach the target. The study was conducted to determine factors associated with exclusive breastfeeding behavior in Srondol Health Center, the City of Semarang in 2012 using cross sectional design.
The results showed that age, education, place and helper labor are not related to the exclusive breastfeeding, but the job, knowledge, attitudes, exposure information, family and health staff support are related. Working status is the most important factor associated with exclusive breastfeeding (OR=6,84). Therefore we need the implementation of 10 steps to success breastfeeding, increase health staff and public knowledge as well as the enforcing existing of regulatory support.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riki Satya Nugraha
"Coronary Arteri Bypass Graft masih menjadi tindakan bedah jantung terbanyak yang dilakukan diseluruh dunia, Komplikasi yang terjadi paska prosedur CABG dapat dikategorikan menjadi dua yaitu mayor dan minor. Salah satu komplikasi mayor adalah infeksi daerah operasi. Factor preoperasi yang mungkin dapat memicu infeksi daerah operasi mulai dari usia, status gizi, DM, kebiasaan merokok, durasi operasi dan penggunaan benang penutup operasi menjadi factor pre operasi yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi kejadian infeksi daerah operasi pada pasien operasi coronary artery bypass graft di RS Jantung Jakarta. Penelitian ini menggunakan analitik observasional. Desain yang digunakan adalah case-control study. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien CABG di kamar bedah RS.Jantung Jakarta periode 2019-2021. Sampel yang dipeorleh yaitu 64 sampel, 32 kasus infeksi, 32 non infeksi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara usia, DM, riwayat merokok, status gizi, lama operasi dengan kejadian infeksi daerah operasi pada pasien pascaoperasi CABG di RS Jantung Jakarta. Dan tidak ada hubungan antara peggunaan benang penutup luka operasi dengan kejadian. Bagi pelayanan keperawatan diharapkan dilakukan skrining yang lebih yang lebih lengkap untuk pasien-pasien yang akan dilakukan operasi CABG.

Coronary artery bypass grafting is still the most common heart surgery performed worldwide. The complications occurring after the CABG procedure can be categorized into two types, namely major and minor complications. One of the major complications is infection at the surgical site. Age, nutritional status, diabetes mellitus, smoking habits, surgery duration, and the use of surgical sutures are all pre-operative risk factors that can lead to infection in the operating room. Those are preoperative risk factors that must be considered. The purpose of this study is to determine the factors that influence the incidence of surgical site infection in coronary artery bypass graft surgery patients at the Jakarta Heart Hospital. This study employs observational analytic techniques. The design research study is a case-control study. The population in this study were CABG patients in the operating room of the Jakarta Heart Hospital for the 2019–2021 period. 64 samples were collected, 32 of which were infected and 32 of which were not. The results showed that there is a relationship between age, diabetes mellitus, smoking history, nutritional status, the duration of surgery, and the incidence of surgical site infection in post-operative CABG patients at the Jakarta Heart Hospital. As a result, there is no link between the use of threads to cover surgical wounds and incidents. For nursing services, it is hoped that more comprehensive screening will be carried out for patients who will undergo CABG surgery."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosliyanti
"

Efikasi diri keputusan karier sangat dibutuhkan oleh remaja dalam rangka membuat keputusan karier. Namun demikian, perubahan yang terjadi ditengah perkembangan informasi dan teknologi dapat membuat remaja yang memiliki kecenderungan thinking style tipe II kesulitan untuk beradaptasi dan fleksibel sehingga menyebabkan mereka ragu dalam pembuatan keputusan karier. Oleh sebab itu, remaja diharapkan dapat menggunakan planned happenstance skills untuk membantu mereka dalam proses eksplorasi diri dan kemudian dapat memiliki efikasi diri yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh thinking style tipe II terhadap efikasi diri keputusan karier melalui mediasi planned happenstance skills pada remaja. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang melibatkan 720 orang partisipan dari tiga sekolah unggulan di Jakarta. Data penelitian didapatkan dengan menggunakan tiga  skala: Career Decision Self-Efficacy-Short Form (CDSE-SF), Thinking Style Inventory – Revised II (TSI-RII), dan Planned Happenstance Career Inventory (PHCI) yang telah diadaptasi oleh peneliti ke dalam bahasa Indonesia. Data penelitian dianalisis menggunakan macro PROCESS. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa thinking style tipe II dapat berpengaruh secara langsung terhadap efikasi diri keputusan karier maupun tidak langsung melalui planned happenstance skills. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan jika siswa memiliki planned happenstance skills yang baik, maka keterampilan tersebut dapat membantu siswa yang cenderung memiliki thinking style tipe II untuk dapat memiliki efikasi diri yang baik.

 


Career decision self-efficacy is needed by teenagers in making career decision. However, the changes that happens in the midst of globalization can make teenagers who have type II thinking style face some difficulties in making career decision. Therefore, adolescents who have type II thinking style are expected to be able to use planned happenstance skills which can help them in the process of self exploration and help them to improve their career decision self-efficacy. This study aimed to examine the influence of type II thinking style on career decision self-efficacy through mediation of planned happenstance skills in adolescence. This is quantitative study by using of 720 students from three excellent schools in Jakarta. The data were collected by using three scales: Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form, Thinking Style Inventory – Revised II, and Planned Happenstance Career Inventory, that have been adapted to Indonesian version by the researcher. Researcher were used macro PROCESS to analyzed the data. The result showed that type II thinking style can affect career decision self- efficacy directly, also indirectly. Based on the result of this study, researcher concluded when adolescents have good planned happenstance skills, these skill can help adolescence who have type II thinking style have a good career decision self-efficacy.

"
2019
T53249
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>