Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 247505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Destiana Widyaningrum
"Hasil survey RISKESDAS 2007 menunjukkan prevalensi anemia di Indonesia jika merujuk pada SK Menkes adalah sekitar 14,8%. Meskipun pravelensi tersebut dapat dikategorikan masalah kesehatan masyarakat tingkat ringan, namun terlihat adanya kesenjangan pada tingkat prevalensi anemia di berbagai wilayah di Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara faktor wilayah, yaitu malaria, konsumsi makanan dan kemiskinan pada setiap provinsi di Indonesia dengan prevalensi anemia pada tahun 2007. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain studi ekologi (multiple group comparison) dengan uji statistik yang digunakan adalah regresi linear sederhana dan hanya dapat mewakili daerah perkotaan di Indonesia. Terdapat korelasi positif antara proporsi pengeluaran untuk konsumsi buah dan sayur dengan prevalensi anemia di tingkat provinsi (R =0,358 ; p = 0,041.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, variabel konsumsi makanan menunjukkaan kontribusi yang signifikan terhadap terjadinya anemia di Indonesia pada tahun 2007, namun faktor-faktor bias perlu diperhatikan, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hubungan di tingkat individu. Namun disarankan agar promosi mengenai gizi seimbang dapat lebih ditingkatkan, sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan komprehensif mengenai pola konsumsi agar terhindar dari kondisi anemia.
The survey results showed the prevalence of anemia, based on Basic Health Survey 2007 in Indonesia referring to the decree of Minister of Health is about 14.8%. Although anaemia prevalence in Indonesia can be categorized mild public health problem, but there is a gap in the prevalence of anemia in various regions in Indonesia.
The purpose of this study was to identify the relationship between malaria, food consumption and poverty factors in each province in Indonesia with a prevalence of anemia in 2007. Study design which used in this study is the design of ecological studies (multiple group comparison) with a statistical test used is a simple linear regression and can only represent urban areas in Indonesia. There is a positive correlation between the proportion of expenditure on fruit and vegetable consumption with the prevalence of anemia at the provincial level (R = 0.358, p = 0.041.
Based on these results, the variable showned that food consumption contributes significantly to the occurrence of anemia in Indonesia in 2007, but bias factor must be awarrned, so because of that, this result is still need advance research to get magnitude of association at individu levels. But, it is still expected that the promotion of balanced nutrition can be improved, so that people gain a comprehensive knowledge about good dietary pattern in order to avoid anemia condition.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brian Santoso
"Latar Belakang: Indonesia bagian Timur memiliki beban ganda dalam infeksi parasit di negara tropis yaitu cacing usus dan malaria. Infeksi parasit tersebut secara tunggal maupun bersama-sama dapat menyebabkan kejadian anemia. Di Indonesia, kejadian anemia berhubungan dengan asupan nutrisi zat besi yang kurang dan infeksi parasit Belum diketahui bagaimana hubungan antara infeksi parasit dan anemia pada populasi anak sekolah di Kecamatan Nangapanda yang merupakan daerah ko-endemis malaria dan cacing usus.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara infeksi parasit dengan prevalensi anemia pada anak-anak sekolah dasar di Nangapanda Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Metode: Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh studi potong lintang dari tim peneliti Departemen Parasitologi FKUI. Populasi terjangkau adalah populasi anak sekolah di Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur berusia 6-10 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan total population sampling. Penentuan status gizi menggunakan aplikasi WHO AnthroPlus untuk anak usia 5-18 tahun. Pemeriksaan infeksi cacing usus pada tinja menggunakan pemeriksaan Katokatz. Pemeriksaan malaria menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR). Data diuji menggunakan uji chisquare dengan alternatifnya uji Fisher. Hubungan bermakna bila nilai p < 0,05.
Hasil: Didapatkan 240 subyek penelitian dengan rerata usia 8,21 tahun, rerata hemoglobin 11,92g/dL dengan proporsi anemia 53,3%. Proporsi infeksi cacing usus sebesar 24,2% dan infeksi malaria sebesar 6,7%. Hasil analisis didapatkan bemakna pada variabel jenis kelamin (p<0,001) sedangkan variabel infeksi cacing usus dan malaria didapatkan hasil tidak bermakna terhadap kadar hemoglobin dengan masing-masin nilai p=0,747 dan p=0,782.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara infeksi cacing usus dan malaria dengan tingkat keparahan anemia pada anak-anak sekolah dasar yang tinggal di daerah Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.

Background: East Region of Indonesia has double burden for parasitic infection endemic in tropical country such as soil transmitted helminths and malaria. These parasitic infections alone or together can cause anemia. In Indonesia, anemia was associated with low nutrition intake of iron and parasitic infection. However, this association was not known in the population of school children in Nangapanda Distric, Nusa Tenggara Timur Province which was ko-endemic between malaria and soil transmitted helminths.
Aim: To find the association between parasitic infection and prevalence of anemia in children who attends primary school in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
Method: This research used secondary data from cross-sectional study conducted by FKUI Parasitology Team. Target population was children 6-10 year who attended primary school in Ende, Nusa Tenggara Timur. The sampling method was using total population sampling. The nutritional status was determined using the application of WHO AnthroPlus for children aged 5-18 years old. Soil-transmitted helminths infection was being detected by Katokatz method and malaria infection is using PCR method. Data was being analyzed with chi-square test and Fisher test as the alternative. Association is significant when p value is<0,05.
Result: Total sample is 240 subjects with mean age 8,21 years old, mean hemoglobin is 11,92 g/dL and anemic proportion is 53,3%. Soil-transmitted helminths infection proportion is 24,2% and malaria infection is 6,7%. The analytical results is significant for gender(p<0,001) and not significant for Soil-transmitted helminths infection and malaria with p=0,747 and p=0,782, respectively versus hemoglobin concentration.
Conclusion: There is no association between Soil-transmitted helmints infection and malaria with the severity of anemia in children who attends primary school and live in Nangapanda, Nusa Tenggara Timur.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahsa Faraji
"Orang-orang di seluruh dunia berperilaku berbeda terhadap makanan yang membuat budaya dan tradisi bangsa-bangsa menganggap makanan baik dalam upacara khusus atau sepanjang tahun. Pola konsumsi makanan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, terutama oleh budaya dan tradisi, geografis tertentu, serta status sosial dan ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya meliputi jenis kelamin, pilihan makanan, kebiasaan makan, perilaku kompensasi, dan kebiasaan tidur pada mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional, dimana subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa universitas Iran yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan dalam pola konsumsi makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya antara mahasiswa universitas Iran di Tehran, Iran dan mahasiswa universitas Indonesia di Jakarta, Indonesia; sedangkan, tidak ada hubungan yang signifikan antara pola konsumsi makanan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

People all around the world behave differently towards food which makes the nationalities’ cultures and traditions regards to food whether in special ceremonies or all over the year. Food consumption patterns can be affected by several factors, particularly by culture and tradition, specific geographic, and social and economic status. This study was concluded to determine the differences in food consumption patterns and its influential factors including gender, food choices, eating habits, compensatory behaviors, and sleeping habits among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia. This research is quantitative with a cross-sectional approach with the subjects in this study are Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Tehran, Iran and Indonesian Iranian college students who are aged 18-24 years old who are in Jakarta, Indonesia. The results show that there are differences in food consumption patterns and its influential factors among Iranian college students in Tehran, Iran and Indonesian college students in Jakarta, Indonesia; while, there is no significant relationship between food consumption patterns and its influential factors."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Girry Al Farisy
"Di Indonesia, prevalensi anemia di masyarakat sebesar 14,8%. Anak usia sekolah merupakan salah satu kelompok masyarakat yang memiliki resiko tinggi terkena anemia sehingga dapat berdampak pada kemampuan siswa di sekolah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan hubungannya dengan asupan zat besi pada anak usia sekolah (13-18 tahun). Data didapatkan dari 90 subyek yang merupakan santri pondok pesantren menggunakan kuesioner food records untuk mengetahui asupan zat besi dan skrining Hb menggunakan alat ukur Hb digital untuk mengetahui status anemia. Dari penelitian didapatkan prevalensi anemia sebesar 33,33% dan 98,89% subyek dengan asupan zat besi kurang. Data kemudian dianalisis menggunakan uji Fisher's Exact Test dan didapatkan p=1,00 yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara status anemia dengan asupan zat besi.

In Indonesia, the prevalence of anemia in the community is 14.8%. School-age children is a group of community who are in high risk of anemia which may affect their ability in school. This study uses cross-sectional design to measure the prevalence of anemia and its relation with iron intake in school-age student (13-18 years old). Data were obtained from 90 subjects from an Islamic boarding school using food records questionnaires to measure the iron intake and hemoglobin screening using a digital measuring device to determine the status of anemia. The result shows that the prevalence of anemia was 33,33% while the amount of subject with lack of iron intake was 98,89%. Data were analyzed using Fisher's Exact Test test and obtained p = 1.00, which means there is no significant difference between anemia status and iron intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Traviata Prakarti
"Malaria merupakan salah satu penyakit infeksi yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan, terutama di wilayah perdesaan Indonesia. Hal ini ditunjukkan dari hasil Riskesdas 2013 dimana prevalensi malaria di wilayah perdesaan Indonesia masih mencapai 7,1% lebih tinggi dibandingkan prevalensi nasional sebesar 6,0%. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian malaria di wilayah perdesaan Indonesia. Penelitian dengan studi kuantitatif melibatkan 382.231 subjek penelitian yang diambil dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang berusia ≥15 tahun, berdomisili di wilayah perdesaan Indonesia, dan memiliki data yang lengkap (tidak missing).
Hasil menunjukkan prevalensi malaria berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan pada penduduk usia ≥15 tahun sebesar 3,3%. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna (nilai p<0,05) antara faktor karakteristik individu (umur, jenis kelamin, pekerjaan, status gizi), faktor lingkungan tempat tinggal (plafon, dinding rumah, jenis sumber air, tempat pembuangan akhir tinja, lingkungan kumuh), faktor perilaku pencegahan (kelambu, pemakaian kawat kasa pada ventilasi, pemakaian obat anti nyamuk bakar/elektrik, repellent, dan minum obat kemoprofilaksis). Untuk itu diperlukan peningkatan upaya pengendalian fisik untuk memutus rantai penularan vektor nyamuk Anopheles yang didukung oleh modifikasi perilaku hidup sehat oleh masyarakat.

Malaria is one of the infectious diseases that become a major health problem especially in rural areas of Indonesia. It is shown from the result of Riskesdas 2013 where malaria prevalence in rural areas of Indonesia was 7.1%, higher than national prevalence (6.0%). This study used cross sectional design which aims to determine the factors associated with the occurrence of malaria in rural areas of Indonesia. This quantitative studies involving 382,231 subject collected from the secondary data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2013. Samples were population aged ≥15 years, living in rural areas of Indonesia, and had complete data.
Results showed that the prevalence of malaria based on the diagnosis of health personnel in the population aged ≥15 years was 3.3%. The results of the bivariate analysis showed there was a significant association (p value<0.05) between individual factors (age, sex, occupation, nutritional status), environmental factors (ceiling, walls of houses, types of water sources, landfills feces, seedy neighborhood), health prevention behavioral factors (use of bed nets, use of wire netting on the ventilation, use of anti-mosquito drugs/electric, repellent, and taking chemoprophylaxis). Therefore, it?s necessary to increase environmental control to break the chain of malaria transmission supported by people?s health behavior modification.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Fitrianingsih
"Anemia menunjukkan rendahnya konsentrasi hemogloblin darah, yang penyebab utamanya secara signifikan karena kekurangan zat besi. Selama masa remaja, anemia diperkirakan merupakan masalah gizi terbesar, baik di negara maju maupun negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi Sumatera terpilih. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional memanfaatkan data Survey Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia SAKERTI tahun 2007.
Hasil penelitian menyatakan bahwa prevalensi anemia pada remaja usia 15-19 tahun di provinsi Sumatera terpilih sebesar 15,5 . Variabel yang memiliki hubungan bermakna dengan kejadian anemia antara lain jenis kelamin dan tingkat pengeluaran konsumsi sayur serta buah.

Anemia show the low concentrate of hemoglobin blood, which main cause significantly due to a deficiency of iron. During adolescent, anemia estimated is a largest nutrition problem that faced not only in developed countries but also on developing countries.
This study aims to determine the factors related to anemia in adolescent in selected Sumatera province. This study using cross sectional study design based on data of Indonesian Family Life Survey IFLS in 2007.
Results of this study declare that the prevalence of anemia in adolescent 15 19 years old in selected Sumatera province is 15,5 . Variables that have a significant relationship with the incidence of anemia are gender and expenditure consumption vegetables and fruits.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Anggraini
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara faktor lingkungan dan faktor individu dengan konsumsi makanan pada mahasiswa asrama Universitas Indonesia Depok tahun 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan mahasiswa serta hubungannya dengan faktor lingkungan berupa pengaruh teman sebaya, uang bulanan, dan pendidikan orang tua serta faktor individu berupa alasan pemilihan makanan, citra tubuh, pengetahuan gizi, dan jenis kelamin di Asrama UI Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden mahasiswa, hanya 39% yang menunjukkan konsumsi makanan baik ( kecukupan Energi AKG) sementara sisanya sebanyak 61% menunjukkan konsumsi makanan yang tidak baik (<80% kecukupan Energi AKG).
Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan, uang bulanan, dan uang makan dengan konsumsi makanan. Disarankan kepada pihak Asrama untuk menyediakan makanan yang murah dengan kualitas yang baik. Selain itu kepada mahasiswa asrama untuk memiliki pola makan yang teratur sesuai dengan konsep gizi seimbang.

This study discussed about the relation between environment and individual factors with food consumption in student dormitory University of Indonesia Depok 2012.
The purpose of this study is to know about distribution of food consumption and its relation with environmental factor include peer group and parents education and also individual factors include food choice, body image, nutrition knowledge, monthly cash, and gender in student dormitory of University Indonesia year 2012. This is a descriptive study with cross-sectional design.
Result of this study showed that of 100 respondent, 39% had good category ( 80% energy recommended of AKG) and the less 61% had non good category (<80% energy recommended of AKG).
Statistical analysis shows there is a significant relationship between breakfast and monthly cash with food consumption in student. The recommendation for dormitory was to make available inexpensive food with good quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Novi
"Anemia merupakan salah satu masalah utama di Indonesia Prevalensi anemia di Indonesia cukup tinggi terutama pada anak usia dibawah 5 tahun Pada umumnya prevalensi anemia lebih tinggi pada anak perempuan dibandingkan dengan anak laki laki Anemia memberikan dampak pada proses tumbuh kembang anak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi anemia dan faktor faktor yang berhubungan pada anak usia 3 9 tahun Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional Penelitian dilakukan di Pesantren Tapak Sunan Condet pada tanggal 19 januari 2011 Sampel pada penelitian ini adalah anak usia 3 9 tahun Pemilihan sampel dilakukan dengan total sampling dengan total sampel yang didapat yaitu 51 anak Data yang digunakan adalah data primer yaitu usia jenis kelamin dan kadar hemoglobin Variabel terikat yaitu anemia dan variabel bebas yaitu usia dan jenis kelamin Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi anemia pada anak usia 3 9 tahun sebesar 25 5 dengan rincian pada anak usia 3 6 tahun sebesar 25 dan pada anak usia 7 9 tahun sebesar 28 6 sementara prevaleni anemia pada anak perempuan sebesar 39 1 dan anak laki laki sebesar 14 3 Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara usia dengan anemia Fisher p 1 000 tetapi terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan anemia Chi square p 0 043 Prevalensi anemia pada penelitian ini masih tinggi Oleh karena itu untuk mengurangi prevalensi tersebut perlu dilakukan upaya perbaikan gizi terhadap anak dengan memberikan zat gizi mikro seperti vitamin A vitamin B9 vitamin B12 dan zat besi

Anemia is a serious public health problem in Indonesia It is commonly affecting 1 to 4 years old children Generally prevalence of anemia is higher in girls than boys Anemia is negatively impacts children growth and develpoment This study aims to determine the prevalence of anemia and its associated factors This study used cross sectional survey The sample included 51 children aged 3 to 9 years old in Tapak Sunan Condet 2011 The data that used are age sex and hemoglobin concentration Dependent variable is anemia and independent variable are age and gender Result revealed that 25 5 of 3 to 9 years old chidren were anemia Anemia prevalence was lower in 3 6 years old children 25 than 7 9 years old children 28 6 The prevalence of anemia is higher in girls 39 1 than boys 13 9 Age of the children was not significantly associated with anemia Fisher p 1 000 Meanwhile sex of the children was significantly associated with anemia Chi square p 0 043 The control of anemia should be considered as serious health problem in Indonesia Micronutrient intake of children such as vitamin A vitamin B9 vitamin B12 and iron should be increased to overcome this problem"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Insani Fajri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakterististik individu usia, jenis kelamin, dan status gizi berdasarkan IMT/U , status sosial ekonomi status pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, daerah tempat tinggal, dan pengeluaran untuk konsumsi , pola konsumsi frekuensi makan, frekuensi konsumsi daging, sayuran hijau, dan buah , dan aktivitas fisik, serta faktor yang paling dominan dengan kejadian anemia pada remaja usia 15-19 tahun di Pulau Jawa. Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey IFLS 2007 dari RAND Corporation. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja di wilayah Pulau Jawa.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar hemoglobin remaja di wilayah Pulau Jawa pada tahun 2007 sebesar 13,61 g/dl. Persentase kejadian anemia di wilayah Pulau Jawa sebesar 16,6 . Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan karakteristik individu jenis kelamin , status sosial ekonomi status pekerjaan ibu , pola konsumsi frekuensi konsumsi sayuran hijau , dan aktivitas fisik terhadap kejadian anemia pada remaja di wilayah Pulau Jawa. Secara multivariat, diketahui bahwa jenis kelamin merupakan faktor dominan terhadap kejadian anemia pada remaja di wiilayah Jawa Tengah pada tahun 2007.

The purpose of this research is to know the relation between individual characteristics age, sex, and nutritional status based on BMI Age , sosio economic status parents rsquo job status, education of parents, leaving area, and spending of food consumption , consumption pattern eating frequencies, frequencies of eating meat, green vegetables, and fruits , and physical activity, also dominant factor of anemia in adolescents aged 15 19 years old on Java Island. This study use cross sectional design with Indonesian Family Life Survey data on 2007 from RAND Corporation. The population of this study are all of the adolescents in Java Island.
The result shows that the average of haemoglobin in adolescesnts at Java Island on 2007 is 13,61 g dL. Percentage of anemia in Java Island is 16,6 . Bivariate analysis shows that there are relation between sex, mother rsquo s job status, frequencies of eating green vegetables, and physical activity toward anemia in adolescents at Java Island. Multivariate analysis shows that sex is the dominant factor of anemia in adolescents at Java Island on 2007.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dianty Ayu Putri
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan karakteristik individu, perilaku, konsumsi makanan dan faktor lainnya dengan status gizi pada karyawan PT. Phyto Kemo Agung Farma tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada tanggal 16 - 20 April 2012 di PT. Phyto Kemo Agung Farma.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang karyawan memiliki status gizi kurang, 62 orang karyawan memiliki status gizi normal, dan 29 orang lainnya memiliki status gizi lebih. Melalui uji statistik didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan kebiasaan merokok dengan status gizi pada karyawan. Diharapkan karyawan dapat diberikan pengetahuan mengenai makanan yang bergizi sehingga diharapakan dapat mempertahankan status gizi yang optimal serta meningkatkan produktivitas kerja.

This thesis discusses the relationship of individual characteristics, behavior, food consumption and other factors with the nutritional status of PT. Phyto Kemo Agung Farma in 2012. The research design used in this study is through quantitative research using cross sectional study design, conducted on 16th - 20th April 2012.
The results showed that nine employees were undernutrition, 62 employees were normal nutrition, and 29 other were overnutrition. There was significant association between sex, age, educational level, marital status, and smoking habits with nutritional status of employees. Employees are expected to be given the knowledge of nutritious food that is expected to maintain an optimal nutritional status and improve work productivity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>