Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 186480 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Chrisayu Natasha
"ABSTRAK
Lignoselulosa merupakan sebuah komponen organik yang jumlahnya berlimpah dan
merupakan sumber utama dalam menghasilkan gula dari hasil fermentasi dengan adanya
peristiwa pendegradasian lignoselulosa oleh selulase. Pelepah kelapa sawit yang merupakan
salah satu tanaman mengandung lignoselulosa akan digunakan sebagai substrat dalam penelitian
ini. Pada penelitian ini, pelepah kelapa sawit akan didegradasi oleh Pleurotus ostreatus dan
diberikan perlakuan yang berbeda yakni menggunakan bervariasi komposisi serta sumber nutrisi
untuk pertumbuhan miseliumnya. Jenis nutrisi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dedak
serta beras jagung. Hasil penelitian ini menunjukkan kandungan pelepah kelapa sawit awal
adalah lignin 60,56%, selulosa 16%, dan hemiselulosa 17,73%. Setelah diberikan perlakuan,
hasil pendegradasian terbaik adalah menggunakan dedak 0,6 gram dan CaCO3 0,4 gram yaitu
22,01% untuk kadar lignin dan 32,74% untuk kadar selulosa.

ABSTRACT
Lignocellulose is an abundant amount of organic components and the main source of
sugar produced from the fermentation by lignocellulose degradation by cellulase. Midrib of palm
oil which is one of lignocellulosic-containing plant will be used as a substrate in this study. In
this study, the midrib of palm oil will be degraded by Pleurotus ostreatus and given a different
treatment that uses varying composition and source of nutrients for miselium growth. Types of
nutrients used in this study were rice bran and corn. The results of this study indicate the content
of the initial palm midrib is 60.56% lignin, 16% cellulose, and hemicellulose 17.73%. After
giving a treatment, the best degradation is using rice bran 0.6 grams and 0.4 grams of CaCO3
22.01% for lignin and 32.74% for cellulose.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42350
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Konversi biomassa lignoselulosa membutuhkan proses perlakuan pendahuluan yang bertujuan
untuk memisahkan lignin dari selulosa. Beberapa metode telah banyak diketahui untuk proses perlakuan
pendahuluan biomassa lignoselulosa, diantaranya perlakuan pendahuluan secara fisika, fisika-kimia,
kimia dan biologi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan kultur campur jamur
pelapuk putih Phanerochaete crysosporium (Pc), Pleurotus ostreatus (Po), dan Trametes versicolor
(Tv) terhadap penurunan kadar lignin bagas dengan kehilangan minimal α-selulosa. Inokulum yang
digunakan sebesar 5% (w/v) dengan variasi kultur Po dan Tv (1:1), Po dan Pc (1:1), Pc dan Tv (1:1)
dan Po, Pc dan Tv (1:1:1). Kultur campur jamur diinokulasikan ke dalam bagas dan diinkubasi masing-
masing selama 1, 2, 3, dan 4 minggu. Analisa kimia dilakukan untuk mengetahui kehilangan berat, kadar
lignin serta selulosa bagas sebelum dan setelah perlakuan pendahuluan. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penurunan optimal kadar lignin bagas dengan kehilangan minimal α-selulosa terjadi pada waktu
inkubasi dua minggu untuk setiap variasi kultur campur. Dari empat variasi kultur campur pada waktu
inkubasi dua minggu menunjukkan bahwa kehilangan rata-rata lignin bagas tertinggi (325,26±1,57%)
dengan kehilangan minimal α-selulosa (17,27±3,76%) terjadi pada kultur campur Pc dan Tv."
630 JS 1:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Salsabila
"Tandan Kosong Sawit (TKS) merupakan limbah padat utama dari industri pengolahan kelapa sawit. Salah satu polimer penyusun TKS adalah lignin. Saat ini pemanfaatan lignin paling banyak digunakan sebagai perekat kayu. Aktivitas antioksidan lignin telah menerima banyak perhatian karena struktur polifenol yang dimiliki oleh lignin. Meskipun penelitian terdahulu membuktikan bahwa lignin mempunyai aktivitas antioksidan, namun lignin mudah teroksidasi dalam penyimpanan. Oleh karena itu dibutuhkan bahan untuk menjaga stabilitas lignin. Penelitian ini menganalisis kelayakan investasi dari pabrik produsi lignin terenkapsulasi dari TKS sebagai bahan baku. Pabrik akan dibangun di daerah Kertajaya, Banten, dengan masa usia proyek 15 tahun dan ditargetkan untuk mampu memenuhi target 1% market share. Penelitian ini membandingkan empat macam proses praperlakuan, yaitu basa dengan NaOH, asam-basa, steam explosion, dan basa dengan NH4OH. Simulasi proses produksi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer untuk memperoleh data neraca massa, energi, dan parameter keekonomian. Simulasi menunjukkan produksi lignin terenkapsulasi dengan metode praperlakuan menggunakan NaOH sebagai alternatif terbaik dengan parameter profibilitas berupa NPV, IRR, PBP, sebesar USD USD 6.078.000; 35,23 % dan 3,19 tahun; secara berurutan pada harga jual produk sebesar USD 40/kg.

Oil Palm Empty Fruit Bunch (EFB) is the main solid waste from the palm oil processing industry. One of the main constituent polymers of Oil Palm EFB is lignin. Currently, the use of lignin is most widely used as wood adhesives. The antioxidant activity of lignin has received much attention recently because of the structure of the polyphenols possessed by lignin. Although previous studies have shown that lignin has antioxidant activity, lignin is easily oxidized while in storage. Therefore we need materials to maintain lignin stability. This research analyzes the investment feasibility of a lignin production plant encapsulated from oil palm empty fruit bunches (TKS) as raw material. The factory will be built in theKertaja area Banten, with a project life span of 15 years and is targeted to be able to meet 1% market share. This study compared four kinds of pretreatment processes, namely bases with NaOH, acid-bases, steam explosion, and bases with NH4OH. The production process simulation is carried out by using the SuperPro Designer software to obtain mass, energy, and economic parameter data. Simulations show the production of encapsulated lignin with the alkaline pretreatment using NaOH method as the best alternative with the profitability parameters in the form of NPV, IRR, and PBP, of USD 6.078.000; 35,23 % and 3,19 years, respectively, at the product selling price of USD 40/kg."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Andre Fahriz Perdana
"Penggunaan Tandan Kosong Kelapa Sawit TKKS sebagai bahan baku bioetanol generasi kedua menghasilkan limbah lindi hitam yang kandungan utamanya adalah lignin. Sebagai senyawa polimer fenolik, gugus hidroksifenolik pada lignin memungkinkannya bertindak sebagai antioksidan. Pada penelitian ini, isolat lignin lindi hitam diuji aktivitasnya sebagai antioksidan pada biodiesel. Lignin diperoleh dengan pertama-tama melakukan praperlakuan TKKS dengan metode organosolv pada suhu 170 C selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan melakukan isolasi lignin teknis. Isolat lignin ditambahkan ke dalam biodiesel dengan variasi konsentrasi 500, 1000, dan 1500 ppm. Lignin komersial dan antioksidan sintetik butylated hydroxytoluene BHT digunakan sebagai kontrol positif. Uji stabilitas oksidasi biodiesel dilakukan dengan metode Rancimat. Sedangkan uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menghitung bilangan asam, bilangan peroksida, dan viskositas kinematik biodiesel pada pekan ke-0, 1, 2, 3, dan 4. Karakteristik isolat lignin organosolv yang diperoleh dari penelitian ini meliputi: rendemen lignin 13,7 kadar lignin 64,5 bobot ekuivalen 1822,1 g/ekuivalen dan kadar hidroksifenolik 6,8. Spektrum FTIR lignin organosolv menunjukkan kesamaan pita serapan dengan lignin komersial. Penambahan lignin organosolv, lignin komersial, dan BHT mampu menghambat laju oksidasi biodiesel dengan urutan aktivitas antioksidan dari yang terbesar hingga yang terkecil secara berturut-turut yakni BHT, lignin komersial, dan lignin organosolv.

Utilization of Palm Oil Empty Fruit Bunch POEFB as second generation bioethanol feedstock produces black liquor waste which the main content is lignin. As phenolic polymer compound, the hydroxyphenolic group in lignin enables it to act as antioxidant. In this study, lignin isolate from black liquor was tested for their activity as antioxidants in biodiesel. Lignin was obtained by first performing POEFB pretreatment by organosolv method at 170 C for 2.5 hours and followed by technical lignin isolation. Lignin isolate was added to biodiesel with variation of concentration 500, 1000, and 1500 ppm. Commercial lignin and synthetic antioxidant butylated hydroxytoluene BHT were used as positive control. The biodiesel oxidation stability test was performed by Rancimat method. While antioxidant activity test was done by identifying the acid number, peroxide number, and kinematic viscosity of biodiesel at week 0, 1, 2, 3, and 4. Characteristics of organosolv lignin isolate obtained from this research include lignin yield 13,7 64.5 lignin content equivalent weight of 1822.1 g equivalent and hydroxyphenolic content of 6.8. The organosolv lignin FTIR spectrum shows the similarity of absorption bands to commercial lignin. The addition of organosolv lignin, commercial lignin, and BHT are able to inhibit the rate of oxidation of biodiesel with the sequence of antioxidant activity from the largest to the smallest successively BHT, commercial lignin, and organosolv lignin."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Herry Cahyana
"Proses biokatalisis dengan pemanfaatan enzim sangai mendukung konsep kimiawi yang ramah lingkungan dan mempunyai jenis produk yang spesifik karena selektifitasnya. Jamur tiram putih (Pleurotus ostrealus), adalah jamur yang aman dikonsumsi, dan dikembang biakkan dan media berupa serpihan kayu, secara kimiawi merupakan Hgnin dan dimanfaatkan sebagai sumber energi bagi jamur lersebut. Kemampuan jamur tersebut dapat mendegradasi lignin menarik perhatian untuk diteliti, bahwa sisa proses metabolisme yang terjadi diduga masih mengandung suatu sistem enzim golongan oksidoreduktase. yang salah satunya dikenal enzim lakase (laccase}. Ekstrak enzim kasar lakase diperoleh dan media tumbuh jamur dengan bufer fosfal pH 6.0 dan dengan tahapan pemurnian parsial, enzim ini mampu mengkatalisis reaksi dengan substral senyawa fenolik, guatakol. Hasil reaksi dapat ditandai dengan terbentuknya produk yang tidak larut dalam sistem akueusnya, membentuk kekeruhan berwarna kemerahan. Tahap pemurnian terhadap hasil reaksi ini dapat diperoleh suatu senyawa yang dalam uji lanjut secara spektroskopik dengan alat UV-Vis dan GC-MS diketahui merupakan senyawa berbeniuk dimer dari substrat awalnya yaitu 4,4'-biguaiakoI dan menunjukkan aktivitas sebagai antimikroba terhadap B. subtilis dan e. coli"
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2005
SAIN-10-2-2005-22
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Susanti
"Pendahuluan: Prevalensi penyakit kanker payudara di Indonesia terus meningkat. Keberhasilan terapi kanker saat ini tidak lepas dari efek samping serta biaya yang tinggi, sehingga mendorong eksplorasi bahan alam yang berpotensi antikanker. β-glukan dari jamur tiram (Pleurotus ostreatus) berpotensi sebagai anti kanker melalui sifatnya sebagai imunostimulator. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis aktivitas imunostimulasi dan anti proliferasi β-glukan pada tikus Sprague-Dawley yang diinduksi kanker payudara dengan DMBA.
Metode: Tikus dibagi dalam 7 kelompok yang terdiri atas kelompok normal (5 ekor) dan 6 kelompok perlakuan yang diinduksi DMBA (8 ekor per kelompok). Kelompok perlakuan terdiri atas kelompok DMBA, kelompok DMBA dengan β-glukan yang diberikan secara preventif dosis 0,25 g/kg BB (P 0,25) dan 1 g/kg BB (P 1,00) selama 28 minggu dan sebagai adjuvan bersama dengan Doxorubicin (10 μg/kg BB) dengan 2 dosis yang sama (A 0,25 dan A 1,00), β-glukan diberikan selama 30 hari. Induksi tumor dilakukan dengan pemberian DMBA per oral dengan dosis 20 mg/kg BB, selama 3 minggu (2x/minggu, total 5x).
Hasil: Pemberian β-glukan secara preventif cenderung menurunkan insidensi tumor sebesar 37,5% (P 0,25) dan 50 % (P 1,00) dibandingkan kontrol karsinogen DMBA (87,5 %). Volume total tumor terendah didapatkan pada kelompok P 0,25 (5,3 cm3), sedangkan jumlah total tumor terendah pada kelompok P 1,00 (5 nodul). Penurunan volume total dan jumlah total tumor juga tampak pada kelompok adjuvan. Kelompok A 0,25 memiliki volume total tumor (6,5 cm3) dan jumlah total tumor (8 nodul) terendah. Pemberian β-glukan secara preventif tampaknya memicu pelepasan TNF-α yang diikuti oleh NO dan memberikan hambatan karsinogenesis sehingga menurunkan volume dan jumlah total tumor. Terdapat gambaran Ductal Carcinoma Invasive (DCIV) pada semua kelompok perlakuan dengan rerata skor dan gradasi yang bervariasi, dimana kelompok P 0,25 memiliki rerata skor terendah (2,4). Pemberian β-glukan menghambat proliferasi sel tumor secara bermakna, dengan indeks AgNOR yang terendah pada P 0,25 (1,4 ; p < 0,05), dan A 0,25 (1,6; p <0,05). Ekspresi CD8+ pada kelompok β-glukan lebih rendah daripada kelompok DMBA.
Simpulan: β-glukan yang diberikan secara preventif memediasi respon imun antitumor yang diperantarai oleh TNF-α dan NO.

Introduction: The prevalence of breast cancer in Indonesia continues to increase. Since current therapy of cancer is accompanied by the presesnce of side effects and high costs, exploration of potentially natural anticancer material needs to be encouraged. β-glucan from oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) have potency as anti-cancer through its nature as an immunostimulatory. The purpose of this study is to analyze the activity of immunostimulation and anti-proliferation of β- glucan in Sprague-Dawley rats induced breast cancer with DMBA.
Methods: Rats were divided into 7 groups: i.e. 1 group of normal/control (5 rats) and 6 groups of DMBA-induced treatment (8 rats each). The treatment group consisted of DMBA and DMBA groups with β-glucan fed, which were given as preventive at dose of 0.25 g/kg-body weight (P 0.25) and 1 g/kg-body weight (P 1.00) everyday for 28 weeks and as adjuvant with doxorubicin (10 μg/kgbody weight) at the same dose (A 0.25 and A 1.00) everyday for 30 days. Cancer induction was conducted by giving DMBA orally at a dose of 20 mg/kgbody weight, for 3 weeks (twice a week, totally 5 times).
Results: The result showed decreasing tendency in the incidence of tumors in group P, i.e. 37.5% (P 0.25) and 50% (P 1.00), in comparison with DMBA (87.5%). The lowest total tumor volume was found in group P 0.25 (5.3 cm3), while the lowest total number of tumors were in group P 1.00 (5 nodules). A decrease in the total volume and the total number of tumors was also seen in the adjuvant group. Group A 0.25 has total tumor volume (6.5 cm3) and the total number of tumors (8 nodules) the lowest. Administration of β-glucan preventively seem to trigger the release of TNF-α followed by NO and inhibit carcinogenesis resulting in lower volume and the total number of tumors. Invasive Ductal Carcinoma (DCIV) were found in all treatment groups with varied mean score and gradation, where in group P 0.25 had the lowest mean score (2.4). Administration of β-glucan inhibits tumor cell proliferation significantly, with a low AgNOR index at P 0.25 (1.4; p <0.05), and A 0.25 (1.6; p <0.05). Expression of CD8+ in the group of β-glucans were lower than DMBA group.
Conclusion: β-glucan given preventively could favorably modify antitumor immune response mediated by TNF-α and NO."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Pertiwi Putri Rahayu
"Selenium merupakan mikronutien yang penting dibutuhkan tubuh bagi pertumbuhan dan perkembangan, dan banyak digunakan dalam bidang kesehatan. Selenium diperlukan untuk mencegah kerusakan sel dalam tubuh dengan cara melindungi sel-sel jaringan tubuh, menangkal radikal bebas dan bersama-sama dengan vitamin E sebagai antioksidan. Penelitian sebelumnya dilakukan di Laboratorim Biologi LIPI Cibinong, penambahan selenium pada media tanam P. ostreatus sebanyak 25 ppm menghasilkan peningkatan kandungan selenium pada tubuh buah tetapi masih jauh dari kebutuhan tubuh manusia 60 mdash;70 g/hari pada orang dewasa.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis penambahkan senyawa selenium ke dalam media tanam P. ostreatus sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kandungan selenium dalam tubuh buah jamur, dan menganalisis apakah penambahan selenium dapat meningkatkan aktivitas antioksidan pada tubuh buah jamur. Penambahan konsentrasi selenium pada media tanam menggunakan beberapa konsentrasi berbeda yaitu 0, 50, 75, dan 100 ppm.
Metode yang digunakan pada penelitian untuk melihat hasil produktivitas yaitu dengan menganalisis berat basah, panjang tangkai, diameter tudung, dan untuk menganalisis kandungan selenium pada tubuh buah yaitu dengan menggunakan teknik spektrofotometer serapan atom AAS. Sedangkan untuk menganalisis aktivitas antioksidan yaitu dengan metode ?-carotene bleaching BCB.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas P. ostreatus mengalami peningkatan setelah dilakukan penambahan konsentrasi berbeda pada media tanam, dianalisis pada hasil berat besar tertinggi tubuh buah diperoleh dengan berat 80,00 6,35 g, diameter tertinggi tubuh buah diperoleh sebesar 10,56 0,43 cm, kandungan selenium pada tubuh buah P. ostreatus mengalami peningkatan setiap penambahan konsentrasi selenium semakin tinggi 100 ppm yaitu sebesar 22,19 ppm, dan nilai aktivitas antioksidan tertinggi setelah penambahan Se pada media tanam yaitu pada perlakuan penambahan Se 50 ppm yaitu sebesar 2,13 0,77 p

Selenium is an essential micronutrient which is needed for the body growth and development, and is much used in the health care. Selenium prevents cells damage in the body by protecting the tissues work together with vitamin E as the antioxidant to counteract free radicals. The previous research was conducted in Biology Laboratory of LIPI Cibinong, showed an increase of selenium level in P. ostreatus fruit body after 25 ppm selenium addition in its cultivation medium, but it was still inadequate for human body needs, particularly in adults 60 mdash 70 mg day.
The aim of the study was analysis of selenium compound addition into the P. ostreatus culture medium could increase selenium levels, the productivity and antioxidant activity in mushrooms fruit bodies. The addition of selenium concentration in the growing media applied some different concentrations, namely 0, 50, 75 and 100 ppm.
The method applied in this research was finding out the productivity by analyzing wet weight, stem length, cup diameter, and selenium content in the fruit body by applying atomic absorption spectrophotometric technique AAS . To analyze antioxidant activity, however, was to apply carotene bleaching BCB.
The results showed that the productivity of pleurotus ostreatus increased after conducting some additions of different concentrations on the growing media, which was analyzed as a result of the highest heavy weight of fuit body which was obtained as much as 80,00 6,35 g, the highest diameter of fruit body was obtained as much as 10,56 0,43 cm, the content of selenium in the fruit body of pleurotus ostreatus increased more 100 ppm, namely as much as 22,19 ppm, and the highest value of antioxidant activity after adding selenium on the growing media, as well as additional treatment of 50 ppm selenium, namely as much as 2,13 0,77 p
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49385
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistiawati
"ABSTRAK
Saat ini di alam dikenal dua kelompok jamur yang mempunyai aktivitas pelapukan kayu. Pertama, jamur pelapuk putih ( White rot fungi), yaitu jamur yang dapat merusak lignin dan selulosa kayu. K dua, jamur pelapuk coklat (Brown rot fungi), yaitu jamur yang dapat merusak selulosa kayu. Beberapa jamur yang tergolong jamur pelapuk putih (Scizaphyllum commune, Tinctoporia borbonica, Phanerochaete chrysosporium, Tremetes versicolor, Aspergillus niger, Trichoderma sp, Coriolus versicofor) dilaporkan mampu mendegradasi komponen sisa lignin yang terdapat pada air limbah pabrik pulp dan kertas. Dalam penelitian ini diuji kemampuan Pleurotus ostreatus HHB1 (yang juga tergolong 'White rot fungi') mendegradasi sisa lignin yang terdapat dalam air Iimbah pabrik pulp dan kertas.
Pada tahap awal penelitian dilakukan adaptasi yang bertujuan agar Pleurotus ostreatus HHB1 dapat menyesuaikan diri dengan air limbah yang akan didegradasi. Selanjutnya terhadap jamur yang sudah beradaptasi dilakukan evaluasi kurva pertumbuhannya dengan mengukur perubahan berat kering spora selama selang waktu 72 jam. Didapatkan bahwa fase lag atau fase adaptasi terjadi dalam selang waktu 16 jam pertama, sedangkan fase eksponensial terjadi pada selang waktu 32 jam berikutnya. Pengamatan selanjutnya selama 24 jam tidak menunjukkan terjadinya perubahan berat kering spora (fase stasioner). Pengamatan nilai BOD dan Unit warna ditentuan dalam selang waktu dari 0 sampai 72 cenderung turun dengan persentase penurunannya masing - masing sebesar 40,22 %, dan 67,01%. pH cenderung naik dari 6,4 hingga 7,5. Sedangan COD cenderung tidak berubah. Evaluasi laju pengurangan Unit warna dalam selang waktu yang diamati menunjukkan bahwa reaksi penghilangan Unit warna secara umum berorde dua. Pada percobaan kondisi optimum (pengocokan 100 goyangan/menit, pada 260000 unit warna awal air limbah, 2 gll glukosa, 2,5 x 109 spora/mL inokulum, pH 6,0 dan 0,1 gll NH4NO3) penghilangan Unit warna dapat mencapai 93,08% dalam waktu 48 jam. Dari data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jamur Pleurotus ostreatus HHB1 yang diteliti mempunyai kemampuan mendegradasi sisa lignin yang terdapat dalam limbah pabrik pulp dan kertas. Aktivitas jamur Pleurotus ostreatus HHB1 juga diamati pada terjadinya perubahan poly kromatogam (GCMS) dari estrak dietil eter sebelum dan sesudah perlakuan.

ABSTRACT
There are two groups of fungi, which are known having an activity to decompose wood. Firsty, white rot fungi which is able to decompose lignin and cellulose. Secondly, brown rot fungi which is able to decompose cellulose. Many of white rot fungi groups ( such as, Scizophyllum commune, Tinctoporia borbonica, Phanerochaete chrysosporium, Tremetes versicolor, Rspergillus niger, Trichoderma sp, Carlo/us versicolor) were reported having an activity to degrede lignin residues in pulp and paper mill waste water. In this research an examination on activity of Pleurotus ostreatus HHB1 ( white rot fungi group) to reduce unit colour of waste water was carried out.
In the early stage of the research the Pleurotus ostreatyus HHB1 was subjected to an adaptation experiment employing the waste water sampel, in order to obtain suitabel strain. Fathermore a growth curve was evaluate to adapted starin by measuring the dry weight of spore at certain interval time during 72 hours observartion. The result indicate that the lag ( adaptation stage), exponential and stationary stage were observed for the first 16, the next 32, and the last 24 hours respectively. When the similar strain ( adapted strain) was applied to treat the pulp and paper mill waste water the following results were observed. Respected to initial value, as much as 98.08 % decreasing in colour unit (in Pt1Co unit) could be reach in 48 hours, while the BOD value was decreased as much as 40.22 % in 72 hours. The COD value, however, showed no significant changing during observation time. During the treatment the pH was observed increasing from initial value. For the additional information, the changing in cromatogram profile ( measured with quadrupole GCMS) of the diethyl ether extract of treated and untreated waste water was observed. With the assumption that lignin is a main constribution of colour developing in a pulp and paper mill waste water and from the presented result it is concluded the Pleurotus ostreatus HHB1 has an activity to degrade lignin. Based on the simple kinetic evalution the rate of colour reduction observed in this research generally has a second order.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nofal Lazuardi
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China pada tahun 2010 dimana polipropilena adalah salah satu jenis kantong plastik yang banyak digunakan dan sangat non-biodegradable. Selain itu indstri kertas Indonesia banyak menghasilkan limbah pulp lignin yang dimana lignin memiliki sifat sebagai surfaktan dan sifat ini dapat dimodifikasi lebih lanjut. Disisi lain, Indonesia sedang sangat mempercepat pembangunan infrastruktur terutama jalan raya dan membutuhkan bitumen dengan kualitas baik. Sifat fisik bitumen dapat dimodifikasi dengan mencampurkan polimer membentuk polymer modified bitumen PMB . Penelitian ini membahas pengaruh pencampuran bitumen dengan limbah plastik PP sebagai zat pengisi dan lignin termodifikasi sebagai surfaktan penstabil campuran, diharapkan dapat dihasilkan produk bitumen yang memiliki nilai mekanis lebih baik. Pencampuran dilakukan dengan menggunakan alat hot melt mixer. Komposisi lignin termodifikasi yang digunakan adalah 0.1 , 0.3 , dan 0.5 . Suhu pengadukan dilakukan pada 160oC, 180oC, dan 200oC. Waktu dilakukan selama 15, 30, dan 45 menit. Untuk mengkarakterisasi hasil produk, dilakukan pengujian FE-SEM, FT-IR, STA, Sessile Drop Test, Uji Daktilitas, dan Uji Penetrasi. Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa lignin termodifikasi memiliki kompabilitas yang lebih baik dari lignin murni. Karakterisasi produk menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi lignin termodifikasi maka sifat mekanik PMB semakin baik, suhu pengadukan meningkatkan dispersi dan distribusi plastik didalam matriks bitumen, dan waktu pengadukan paling efektif adalah 30 menit.

ABSTRACT
Indonesia is the second biggest plastic producer in the world after China in 2010 and polypropylene is one of the most used platic that is non biodegradable. Futhermore, Indonesia paper industry produce many paper waste known as pulp lignin . Lignin can be used as coupling agent and be modified to improve the properties. On the other hand Indonesia accelerate the infrastructure development especially roadways and hence need high quality bitumen. Bitumen physical properties can be enhanced by the addition of polymer, creating polymer modified bitumen PMB . By mixing polypropylene plastic waste as filler and modified lignin as surfactant to bitumen, the bitumen properties expected to be improved. The mixing done hot melt mixer. The composition of modified lignin used were 0.1 , 0.3 , and 0.5 . The mixing temperature were 160oC, 180oC, and 200oC, and the processing time were 15, 30, and 45 minutes. Characterization the properties of PMB used FE SEM, FT IR, STA, Sessile Drop Test, Ductility Test, and Penetration Test Method. The test results show that modified lignin has better compatibilty than normal lignin. More modified lignin added to PMB, More the properties improved. Mixing temperature at 200oC has better dispertion and distribution of filler than 180oC, and the optimum time of mixing is 30 minutes."
2017
S67217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>