Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 102896 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilda Nur Fitriati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang akses informasi anak jalanan di Depok. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui kebutuhan informasi, akses informasi anak jalanan dan
mengidentifikasi hambatan yang dialami anak jalanan dalam mendapatkan informasi.
Partisipan dalam penelitian ini adalah 74 anak jalanan yang beraktivitas di Depok, baik
laki-laki maupun perempuan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan menyebarkan kuisioner dan menggunakan metode survei. Hasil dari
penelitian ini adalah anak jalanan di Depok mempunyai akses yang mudah dalam
mendapatkan informasi.

ABSTRACT
This research discus information access for street children in Depok. The aim of this
research is to find the need of information, information access of street children and
identify the obstacle which is experienced by them in getting information. The
participants for this research consist of 74 street children who are doing their activity in
Depok, both male and female. In this research, the researcher uses quantitative approach
by spreading questioners and using survey method. The result shows that the street
children in Depok are able to access information they need easily.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42354
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Mirza Apriani
"Skripsi ini membahas mengenai tahapan pelayanan anak jalanan di Yabim Depok. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan desain deskriptif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tahapan pelayanan dan sumber pendukung pelayanan anak jalanan di Yabim Depok. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pendekatan personal sering digunakan pada proses pelayanan mulai dari tahap penjangkauan, masuk rumah singgah, persiapan penerimaan kegiatan, penerimaan kegiatan, dan pengakhiran pelayanan. Pada penelitian ini terlihat relawan dan peer group sebagai sumber daya manusia mempunyai peran yang penting dalam proses pelayanan.

The focus of the study is about service for street children at Yabim Depok. Qualitative method used in this research with descriptive design. The aim of this study is to know the description of the service?s step and supporting system for the street children at Yabim Depok. The result of this study shows the personal approaches usually used in the service?s step which are started from outreach?s step, joins halfway-house, preparation program acceptance, acceptance program until ends of service. In those social services, volunteer and peer groups play majoring roles.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Flora Agustina
"Seks bebas pada anak jalanan dapat mengakibatkan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS. Tujuan penelitian diketahuinya gambaran perilaku seksual anak jalanan di Yayasan Bina Insan Mandiri Terminal Depok Tahun 2011. Penelitian menggunakan metode kualitatif desain Rappid Assessment Procedures. Pemilihan dengan quota sampling terdiri dari 4 informan kordinator anak jalanan dan 4 informan anak jalanan.
Hasil penelitian adalah semua tingkat pendidikan informan rendah, rentang umur 14-18 tahun, sebagian besar bekerja sebagai pengamen. Sebagian besar informan mempunyai keluarga yang tidak utuh, mengalami kekerasan fisik dan verbal di rumah. Seluruh informan berpengetahuan rendah mengenai kesehatan reproduksi dan memandang penting nilai keperawanan/keperjakaan juga seluruh informan mengalami pelecehan seksual. Sebagian informan telah melakukan hubungan seksual yang mengakibatkan kehamilan dan PMS. Seluruh informan pernah terpapar pornografi dan norma perilaku seksual anak jalanan permisif terhadap seks bebas.
Disarankan bagi Dinas Kesehatan Kota Depok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan reproduksi anak jalanan melalui penyuluhan kesehatan reproduksi dan melakukan revitalisasi Klinik Dokter Pra Sejahtera YABIM. Kata Kunci: Anak Jalanan, Perilaku Seksual.
Free sex amoung street children could lead to sexually transmitted diseases (STDs) and HIV/AIDS. Design of the study was assessment sexual behavior amoung street children in Bina Insan Mandiri Foundation Depok. The study used qualitative methods with design of Rappid Assessment Procedure. The selection of informants based on quota sampling comprise with four informant leader street children and four informant street children.
The results are informant educational level of low, age 14 year to 18 years, mainly worked as a singing beggar and has not full families, physically and verbally abused at home. The informant had knowledge about reproductive health is low, consider to infortant virginity/bachelorhood price. All informant had sexual harassment and some informants have had sexual intercourse have an impact on pregnancy and STDs, all informants had expose pornography, norms of sexual behavior among children of street permissive to free sex.
It is recommended to the District of Health to improve reproductive health knowledge Children of The Street through reproductive health education and revitalization YABIM Pra Sejahtera Clinic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rakhmawati
"Tesis ini tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Sekolah Masjid Terminal Depok. Merupakan penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Populasi dan sampel adalah seluruh anak jalanan yang terdaftar sebagai siswa di Sekolah Masjid Terminal Depok, dengan cara snow balling sampling didapat jumlah sampel minimal sebanyak 87 anal.
Hasil penelitian didapat 33% anak jalanan berperilaku seksual berisiko, faktor-faktor yang berhubungan bermakna adalah umur, pendidikan, riwayat pacaran, hubungan dengan orang tua, riwayat perlakuan salah seksual, pemakaian zat psikoaktif dan perilaku berkelahi. Pemakaian zat psikoaktif merupakan faktor paling dominan, dengan nilai p 0,001 dan OR 6. Meskipun secara kuantitatif jumlah anak jalanan yang berperilaku seksual berisiko kecil, namun perilaku seksual belum saatnya dilakukan oleh anak-anak, sehingga secara kualitatif hal tersebut merupakan hal yang serius.

This thesis is about the factors related to a risky sexual behavior on the street children in Sekolah Masjid Terminal Depok. This is a quantitative study with cross-sectional design. The population and the sample were all street children enrolled as students in Sekolah Masjid Terminal Depok, by way of snow balling sampling obtained 87 midwives in minimum as the sample.
The results showed that 33% of street children have a risky sexual behavior, those related factors are age, education, history of courtship, relationships with parents, history of misconducted-sexual, psychoactive substances usage and fighting behavior. Psychoactive substances usage becomes the most dominant factor, with p values of 0.001 and OR 6. Quantitatively, the number of street children having a risky sexual behavior is a little. Nevertheless, sexual behavior should not be done by the children, so that qualitatively it becomes a serious thing to be concerned of.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T39079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berliana
"Banyaknya stresor yang dihadapi oleh anak jalanan di SMP Master Kota Depok mengakibatkan beragam tingkat stres dan strategi koping yang digunakannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, tingkaat stres, dan strategi koping anak jalanan di SMP Master Kota Depok. Desain penelitian yang digunakan yaitu deskriptif sederhana dengan menggunakan teknik total sampling dan analisis data univariat. Instrumen penelitian tingkat stres yang digunakan yaitu Perceived Stres Scale PSS . Instrument strategi koping menggunakan Ways of Coping Questionnaire, sedangkan instrumen pola asuh menggunakan Parenting Style Questionaire. Responden dalam penelitian ini sebanyak 60 anak dari kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 SMP Master Kota Depok. Hasil penelitian ini menggambarkan mayoritas anak jalanan di SMP Master Kota Depok 88 mengalami stres tingkat sedang. Adapun jenis strategi koping yang sering digunakan adalah Emotional Focused Coping 60 . Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi untuk perawat agar dapat agar dapat bekerja sama dengan pihak sekolah untuk memfasilitasi kegiatan yang dapat meminimalisasi stresor dan menangani stres dengan strategi koping yang tepat.

The number of stressor faced by street children in Master Junior High School Depok led to different stress level and coping strategies. This study aims to identify characteristics, stress levels, and coping strategies of street children in Master Junior High School Depok. The research design used is simple descriptive using total sampling technique and univariat analysis of data. Stress Perceived Stress Scale research instrument PSS is obtained from mind garden website. For coping strategy tools use Ways of Coping Questionnaire, while parenting instruments use Parenting Style Questionaire Robinson. Respondents in this study are 60 children from 1st class, 2nd class, and 3rd class of Master Junior High School Depok. The results of this study illustrate the majority of street children in Junior High School Depok 88 experience moderate stres. The type of coping strategy that is most often used by street children in Junior High School Depok is emotional focused coping 60 . This study recommend nurses to be able to work together with the school to facilitate activities that could minimize stressor and handle stres with appropriate coping strategies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67329
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Yuhasril Efendi
"Anak jalanan adalah salah satu masalah sosial yang rumit di banyak negara, termasuk Indonesia. Fenomena ini tidak hanya terkait dengan aspek ekonomi, tetapi juga menyangkut kesehatan, pendidikan, dan hak asasi manusia. Pemerintah Indonesia telah mengimplementasikan kebijakan Program Kesejahteraan Sosial Anak untuk anak jalanan, memberikan mereka akses ke rehabilitasi sosial, jaminan sosial, dan pemberdayaan sosial. Kota Depok menjadi salah satu kota yang aktif menjalankan kebijakan ini sebagai program unggulan oleh Dinas Sosial. Keberhasilan ini tercermin dari penurunan jumlah anak jalanan yang signifikan dibandingkan dengan kota-kota lain di wilayah Jabodetabek, serta penghargaan sebagai Kota Layak Anak yang diterima. Penelitian ini mengadopsi konsep implementasi kebijakan co-production, yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1980-an.  Teori ini diperkuat oleh Ostrom (2001) di mana ia mengusulkan co-production sebagai strategi untuk meningkatkan penyediaan layanan publik melalui kerjasama aktif antara pemerintah dan masyarakat. Co-production mengkonseptualisasikan pemberian layanan sebagai suatu proses di mana pemerintah dan masyarakat berbagi tanggung jawab dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program atau kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan fokus pada observasi dan pengujian teori yang ada, serta menerapkan konsep governance dalam konteks co-production sebagai landasan konseptual. Data dikumpulkan melalui observasi non-partisipan, wawancara semi-terstruktur dengan berbagai pihak terkait, dan studi dokumen dari arsip internal Dinas Sosial Kota Depok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi program pemberdayaan anak jalanan oleh Dinas Sosial Kota Depok telah menerapkan konsep co-production dengan empat tahapan utama: perencanaan bersama, implementasi, keterlibatan masyarakat, dan penilaian bersama. Partisipasi aktif dari anak jalanan, keluarga mereka, dan masyarakat merupakan kunci keberhasilan program ini. Program berhasil menurunkan jumlah anak jalanan di Kota Depok meskipun beberapa titik masih ditemukan anak jalanan. Meskipun menghadapi tantangan seperti keterbatasan sumber daya dan stigma sosial, kerjasama yang baik antara semua pihak terlibat telah membantu mengatasi hambatan tersebut. Evaluasi bersama menunjukkan bahwa program ini efektif dan relevan, meskipun perlu perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan dampak jangka panjangnya.

Street children are a complex social issue in many countries, including Indonesia. This phenomenon encompasses not only economic aspects but also health, education, and human rights concerns. The Indonesian government has implemented the Child Social Welfare Program for street children, providing them access to social rehabilitation, social security, and empowerment. Depok City is actively implementing this policy as a flagship program through its Social Welfare Office. Success is evident in the significant reduction in the number of street children compared to other cities in the Jabodetabek region, along with recognition as a Child-Friendly City. This research adopts the concept of co-production in policy implementation, first developed in the 1980s. The theory, reinforced by Ostrom (2001), proposes co-production as a strategy to enhance public service provision through active collaboration between government and the community. Co-production conceptualizes service delivery as a process where government and the public share responsibility in designing, implementing, and evaluating programs or policies. The study employs a post-positivist approach focusing on observation, theory testing, and applies governance concepts within the context of co-production as a conceptual foundation. Data collection utilized non-participant observation, semi-structured interviews with various stakeholders, and document studies from Depok City Social Welfare Office's internal archives. Findings indicate that the implementation of the street children empowerment program by Depok City's Social Welfare Office follows four main stages of co-production: joint planning, implementation, community engagement, and joint evaluation. Active participation from street children, their families, and the community is crucial to the program's success. Despite challenges such as resource limitations and social stigma, effective collaboration among stakeholders has helped overcome these barriers. Joint evaluations show the program's effectiveness and relevance, though continuous improvement is necessary to enhance its long-term impact."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdiand Rahmadya
"Penelitian ini mencoba menggambarkan terutama mengenai bagaimana pandangan anak jalanan terhadap pendidikan dan upaya-upaya pemenuhannya dalam program penanganan anak jalanan melalui pendidikan, pada kerangka penilaian kebutuhan (needs assessment) yang menganalisa kebutuhan-kebutuhannya secara kualitatif berdasarkan teori-teori kebutuhan Maslow (1971), Bradshaw (1972), dan Maslow & Lowery (1998). Hasil penelitian menggambarkan bahwa anak-anak jalanan lebih melihat pendidikan pada kaitannya dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang termasuk dalam kelompok kebutuhan naluriah (instictual) atau disebut juga kebutuhan kekurangan (deficiency), yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan perlindungan, kebutuhan sosial dan kebutuhan pengakuan, dibandingkan dengan para relawan yang lebih melihat pada kebutuhan pendidikan sebagai kebutuhan normatif, yang berada pada hirarki kebutuhan yang lebih tinggi.
Meskipun pemenuhan pada kebutuhan-kebutuhan naluriah atau kebutuhan-kebutuhan kekurangan tersebut tidak menjamin tumbuhnya kebutuhan anak jalanan terhadap pendidikan, namun pemenuhan terhadap kebutuhan-kebutuhan tersebut perlu diupayakan untuk menciptakan kondisi kesiapan pada anak jalanan dalam menerima program-program pendidikan yang ditujukan sebagai investasi masa depan dengan mengubah pola pikir, meningkatkan kompetensi akademik, mengembangkan keterampilan, dan menumbuhkan kemandiriannya dalam beradaptasi dan berubah sesuai dengan lingkungan kehidupannya, yang pada akhirnya berkaitan dengan upaya peningkatan kesejahteraannya.

This research describes mainly street childrens perspective on education and its fulfillment efforts, by conducting a qualitative needs assessment based on the theories of needs by Maslow (1971), Bradshaw (1972), and Maslow & Lowery (1998). It shows how street children see education in relation with their instinctual or deficiency needs, which are physiological needs, protection needs, social needs and self esteem needs, then to be compared with how the program volunteers normatively see street childrens needs of education.
The fulfillment of the instinctual or deficiency needs do not warrant their demand to education, however it is necessary to build conducive environtment for street children to be ready to receive educational programs, as are intended as an investment for their future through changing their mindset, build academic competences, develop their lifeskills and ability to adapt and cope with their life circumstances, with which they will be able to improve their welfare in the future."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T38627
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novi Ariyanto
"Hasil penelusuran dokumen Jumlah anak jalanan di Depok mengalami peningkatan pada tahun 2010 sebesar 80 %, jumlah tersebut dikarenakan perpindahan secara besar-besaran (eksodus) dari daerah lain yang berada di sekitar kota Depok. (Dinaskersos Kota Depok, 2009). Penelitian yang berjumlah 112 halaman ini bertujuan untuk Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik anak jalanan dengan perilaku seksual berisiko pada anak jalanan di Kota Depok dan latar belakang yang mendasarinya.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis penelitian cross sectional dan kualitatif dengan jenis penelitian Rapid Assesment Procedures (RAP) yang dilakukan pada bulan Mei-Juni 2013 di Kota Depok dengan 240 orang anak jalanan (kuantitatif) dan 24 orang informan anak jalanan (kualitatif), yang menjadi sample penelitian.
Hasil penelitian didapatkan risiko anak untuk melakukan seks dengan satu atau lebih dari satu pasangan yang tinggal di jalanan 17,4 kali lebih tinggi dibandingkan risiko anak yang tinggal di rumah singgah setelah dikontrol usia, jenis kelamin, pendidikan ayah, pendidikan ibu, peran orang tua, peran teman.

The number of search results document in Depok street children has increased in 2010 by 80%, the amount of displacement due to the massive (exodus) from other areas around the city of Depok. (Dinaskersos Depok City, 2009). Which amounts to 112 pages of research aims to To determine the relationship between the characteristics of street children with risky sexual behavior of street children in the city of Depok and the underlying background.
This study uses quantitative methods to the type of cross-sectional research and qualitative research types Rapid Assessment Procedures (RAP) which was conducted in May-June 2013 in the city of Depok with 240 street children (quantitative) and 24 informants street children (qualitative), that a research sample.
Results, the risk of a child to engage in sex with one or more than one spouse living on the street 17.4 times higher than the risk of children living in a halfway house after controlling age, sex, father's education, mother's education, the role of parents, the role of friend.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Mulyadi
"Anak jalanan laki-laki dalam menjalani masa puber sangat rawan dengan masalah kesehatan karena lebih banyak berinteraksi dengan sesama anak jalanan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan arti dan makna pengalaman anak jalanan laki-laki dalam menjalani masa puber. Penelitian dilaksanakan melalui pendekatan kualitatif desain fenomenologi deskriptif. Metode pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan catatan lapangan. Partisipan adalah anak jalanan laki-laki yang beraktifitas di kecamatan Pancoranmas Kota Depok yang sudah mengalami masa puber. Data diolah dalam bentuk verbatim, selanjutnya dianalisa dengan menerapkan teknik Collaizi. Penelitian ini mengidentifikasi 8 tema pengalaman anak jalanan laki- laki dalam menjalani masa puber, yaitu : respon menjalani masa puber adalah perubahan emosional, fisik, dan psikososial; hambatan dalam menjalani masa puber berasal dari keluarga dan masyarakat seperti ; kurang perhatian, ditertawakan, dan diajak berbuat salah; dukungan dalam menjalani masa puber berasal dari keluarga, masyarakat, dan media, seperti : memberi harapan, nasehat, pembelaan, dan pengetahuan; makna dalam menjalani masa puber yaitu kematangan perkembangan, sikap, dan mampu menasehati orang lain; harapan dalam menjalani masa puber yaitu keinginan mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat dalam bentuk perhatian, pengertian, nasehat, dan pengetahuan serta keinginan merubah sikap positif dan keinginan mencoba perilaku negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan pengalaman anak jalanan laki-laki dalam menjalani masa puber sangat bervariasi dan unik sehingga memerlukan dukungan semua pihak agar anak jalanan laki-laki mencapai perkembangan yang sehat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar program promosi kesehatan reproduksi pada anak jalanan laki-laki dalam menjalani masa puber di Indonesia dengan mengintegrasikan model intervensi keperawatan dan melibatkan instansi terkait.

Male Street children are facing high risk to their health problem during their puberty age due to their deep interaction amongst Street children. The goal of this study is to providc good understanding on experiences of male Street children during their puberty age. This research was conducted through descriptive phenomenology design approach where data collections were made through in-depth interview and other cases found in their real life. The participants were puberty age of male Street children who did their activities in Pancoran Sub-District area, Depok City. The data were processed in to verbatim form followed by applying Collaizi technique to analyze. This research identified eight ( 8) themes, consist of : Responses of male Street children having their puberty age in line with change of emotional, physical, and psychosocial. Obstacles came from family and society in Street children’s puberty age, such as: less attentions, being laughed and led to do wrong deeds. Support from family, society and media in puberty life such as: giving hope, advice, protection and knowledge. The sign of good understanding having puberty age are maturity of attitude and ability to advise others. The hope in puberty lives such as support from family and society in terms of attentions, understanding, advice, and knowledge as weli as intension to change negative to positive attitudes. Result of this research shows unique and various experiences amongst male Street children having their puberty age, and the needs of support from all related sectors for better living of male Street children."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26568
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Konsep diri merupakan cara pandang seseorang mengenai dirinya sendiri. Motivasi untuk rneraih rnasa depan merupakan suatu dorongan dari dalam atau luar dirinya sendiri yang mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku dengan tujuan meraih impian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsep diri anak jalanan usia remaja dan motivasi untuk meraih masa depan. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini benjumlah 134 responden yang merupakan anak jalanan di Terminal Depok yang berusia 15-18 tahun dan bersekolah di Sekolah Masjid Terminal Depok yang dipilih secara random sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar kuesioner mengenai konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan. Untuk mengukur konsep diri digunakan Tennessee Self Concept Scale yang telah dimodiiikasi, sedangkan untuk rnengukur motivasi untuk meraih masa depan digunakan kuesioner yang telah dibuat sendiri oleh peneliti. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsep diri dan motivasi untuk meraih masa depan pada anak jalanan usia remaja di Terminal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; dan OR = 9,646).

Self-concept is the individual perspective to describe their own self. Motivation to achieve the fiiture is a force either from the outside or inside of individual itself leading them to behave and its purpose is to fulfill their dreams. The purpose of this research is to know the correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Terminal Depok. The methodology that being used in this research is descriptive correlation. The total amount of the sample of this research is 134 respondents that are adolescence street children at Tenninal Depok which age around 15 through 18 years old and they go to school at Sekolah Masjid Terminal Depok, they were being chosen by random sampling. The data was collected by using a questionnaire sheet about self concept and motivation to achieve the future. To measure self concept, researchers used Tennessee Self Concept Scale that has been modified. Besides that, to measure motivation to achieve the future, researchers used the questionnaire that made by ourselves. The collected data is being analyzed by using Chi-Square test. The results of this research showed that there was a significant correlation between self-concept and motivation to achieve the future on adolescence street children at Tenninal Depok (alpha = 0,05; p value = 0,000; and OR = 9,646)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
TA5915
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>