Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180057 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suci Ariani
"Minuman ringan berpemanis merupakan minuman ringan dalam kemasan yang menambahkan pemanis sebagai salah satu bahan atau kandungan dalam minuman. Belakangan ini minuman ringan yang mengandung pemanis berkontribusi sebanyak 9,2% terhadap total asupan energi masyarakat Amerika. Penelitian yang dilakukan Park et al (2011) terhadap remaja di Amerika menunjukkan bahwa 64,9% remaja mengonsumsi minuman ringan berpemanis ≥ 1 kali/hari. Selain itu, penelitian yang dilakukan Nurfitriani (2011) terhadap sejumlah mahasiswa menunjukkan bahwa 56% responden mengonsumsi 1-4 botol minuman berpemanis dalam satu minggu.
Menurut Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), penjualan minuman ringan berpemanis mengalami kenaikan mencapai Rp 605 triliun pada 2010 yang sebelumnya hanya Rp 383 triliun pada 2007. Tingginya konsumsi minuman ringan berpemanis ini mungkin disebabkan oleh banyak faktor seperti tingkat pengetahuan gizi, sikap, pengaruh teman sebaya, keluarga, media massa, dan faktor lainnya. Penulis melalui penelitian ini ingin mengetahui gambaran konsumsi minuman ringan berpemanis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa/i SMA Negeri 1 Bekasi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional, mengambil sebanyak 102 siswa kelas X dan XI sebagai responden penelitian dengan menggunakan metode quota sampling. Setiap responden diminta untuk mengisi sendiri (self-administered) kuesioner yang tersedia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65,7% responden sering mengonsumsi minuman ringan berpemanis yaitu sebanyak ≥ 30 kali perbulan. Hasil uji statistik dengan nilai p value = 0,038 (p < 0,05) menunjukkan bahwa sikap terhadap minuman ringan berpemanis berhubungan dengan konsumsi minuman ringan berpemanis pada remaja. Adanya upaya edukasi terkait kesehatan dan gizi yang dilakukan pihak sekolah perlu diadakan guna meningkatkan kesadaran siswa dalam memilih makanan minuman yang lebih sehat dan bergizi.

Sugar sweetened beverages is a beverage that contain the sweeteners as an ingredients in beverages. Currently, sugar sweetened beverages has contributed as much as 9.2% of total energy intake of American society. Research conducted Park et al (2011) of adolescents in the United States showed that 64.9% of adolescents consume sugar sweetened beverages ≥ 1 time/day. In addition, research conducted Nurfitriani (2011) toward a number of students showed that 56% of respondents consume sugar sweetened beverages as much as 1-4 bottles a week.
According to the data from Gabungan Asosiasi Perusahaan Makanan Minuman Indonesia (GAPMMI), sugar sweetened beverages sales increased to Rp 605 trillion in 2010, which was previously only Rp 383 trillion in 2007. The high consumption of sugar sweetened beverages may be caused by many factors such as level of nutrition knowledge, attitudes, peer influence, family, mass media, and other factors. Through the study authors wanted to know the description of sugar sweetened beverages consumption and factors that influence its consumption toward students of SMAN 1 Bekasi.
This study is a quantitative study with cross-sectional design, using 102 people from tenth and eleventh grade student as survey respondents taken by quota sampling method. Each respondent asked to fill the questionnaire by selfadministered way.
The results showed that 65.7% of respondents frequently consume sugar sweetened beverages as many as ≥ 30 times per month. Based on the result of statistic test (p value = 0,038) showed that attitude toward sugar sweetened beverages seems have a relation of sugar sweetened beverages consumption in adolescents. The educational effort related health and nutrition issue is needed to be held by the schools teachers to raise awareness of the students in choosing nutritious foods and beverages.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Anggraini
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan antara faktor lingkungan dan faktor individu dengan konsumsi makanan pada mahasiswa asrama Universitas Indonesia Depok tahun 2012.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran konsumsi makanan mahasiswa serta hubungannya dengan faktor lingkungan berupa pengaruh teman sebaya, uang bulanan, dan pendidikan orang tua serta faktor individu berupa alasan pemilihan makanan, citra tubuh, pengetahuan gizi, dan jenis kelamin di Asrama UI Depok tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional.
Hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang responden mahasiswa, hanya 39% yang menunjukkan konsumsi makanan baik ( kecukupan Energi AKG) sementara sisanya sebanyak 61% menunjukkan konsumsi makanan yang tidak baik (<80% kecukupan Energi AKG).
Hasil analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara kebiasaan sarapan, uang bulanan, dan uang makan dengan konsumsi makanan. Disarankan kepada pihak Asrama untuk menyediakan makanan yang murah dengan kualitas yang baik. Selain itu kepada mahasiswa asrama untuk memiliki pola makan yang teratur sesuai dengan konsep gizi seimbang.

This study discussed about the relation between environment and individual factors with food consumption in student dormitory University of Indonesia Depok 2012.
The purpose of this study is to know about distribution of food consumption and its relation with environmental factor include peer group and parents education and also individual factors include food choice, body image, nutrition knowledge, monthly cash, and gender in student dormitory of University Indonesia year 2012. This is a descriptive study with cross-sectional design.
Result of this study showed that of 100 respondent, 39% had good category ( 80% energy recommended of AKG) and the less 61% had non good category (<80% energy recommended of AKG).
Statistical analysis shows there is a significant relationship between breakfast and monthly cash with food consumption in student. The recommendation for dormitory was to make available inexpensive food with good quality.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dianty Ayu Putri
"Skripsi ini membahas mengenai hubungan karakteristik individu, perilaku, konsumsi makanan dan faktor lainnya dengan status gizi pada karyawan PT. Phyto Kemo Agung Farma tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah melalui penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada tanggal 16 - 20 April 2012 di PT. Phyto Kemo Agung Farma.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 9 orang karyawan memiliki status gizi kurang, 62 orang karyawan memiliki status gizi normal, dan 29 orang lainnya memiliki status gizi lebih. Melalui uji statistik didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status pernikahan, dan kebiasaan merokok dengan status gizi pada karyawan. Diharapkan karyawan dapat diberikan pengetahuan mengenai makanan yang bergizi sehingga diharapakan dapat mempertahankan status gizi yang optimal serta meningkatkan produktivitas kerja.

This thesis discusses the relationship of individual characteristics, behavior, food consumption and other factors with the nutritional status of PT. Phyto Kemo Agung Farma in 2012. The research design used in this study is through quantitative research using cross sectional study design, conducted on 16th - 20th April 2012.
The results showed that nine employees were undernutrition, 62 employees were normal nutrition, and 29 other were overnutrition. There was significant association between sex, age, educational level, marital status, and smoking habits with nutritional status of employees. Employees are expected to be given the knowledge of nutritious food that is expected to maintain an optimal nutritional status and improve work productivity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Emerita Stefhany
"Hipertensi (tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg) prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan, gaya hidup, dan Indeks Massa Tubuh dengan hipertensi pada pra lansia dan lansia di Posbindu Kelurahan Depok Jaya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional.
Berdasarkan penelitian, 55,3% responden menderita hipertensi. Terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi, kebiasaan konsumsi lemak dan natrium dengan hipertensi.
Diperlukan upaya penyuluhan kepada pra lansia dan lansia oleh kader mengenai hipertensi dan makanan yang harus dibatasi dan penyebarluasan media mengenai pencegahan hipertensi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok.

Hypertension (systolic ≥ 140 mmHg or diastolic 90 mmHg) increases with age. This study aimed to determine whether dietary pattern, life style and BMI are associated with hypertension in Middle Age and Elderly at Depok Jaya Sub District. This study is a quantitative research using cross sectional design.
Based on the results, 55,3% of respondent is hypertension. There is a significant association between family history of hypertension, diettary (fat dan sodium) pattern with hypertension.
The author suggest the cadres to give counseling to middle age and elderly about hypertension and food which should be limited. The Dinas Kesehatan Kota Depok are suggested to make a prevention media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sudartinah
"Peningkatan angka Umur Harapan Hidup suatu negara merupakan salah satu ukuran kemajuan suatu bangsa. Dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup secara otomatis akan menambah jumlah lansia. Penambahan jumlah lansia akan berdampak pada pergeseran pola penyakit di masyarakat, yaitu penyakit menular mengalami penurunan sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai adalah penyakit hipertensi. Faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain : pola makan, gaya hidup, status gizi dan riwayat penyakit keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kejiwan Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo dimana terdapat jumlah pralansia dan lansia mencapai 23 % dari jumlah penduduk dan kasus hipertensi sekitar 27 %. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada pralansia dan lansia di Kelurahan Kejiwan sebesar 53,3 %. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum kopi (p = 0,469), aktifitas fisik (p = 0,622), kebiasaan merokok (p = 0,708) dan juga status gizi (p = 0,301) dengan kejadian hipertensi. Namun untuk aktifitas fisik dan status gizi memiliki kecenderungan lebih besar untuk terjadinya hipertensi. Hanya satu variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dari kelima variabel yang dihubungkan yaitu hubungan riwayat penyakit keluarga (p = 0,025) dengan kejadian hipertensi.

Life Expectancy Increased numbers of a country is one measure of the progress of a nation. With the rise of Life Expectancy will automatically increase the number of elderly. The addition of the number of elderly will have an impact on the shifting patterns of disease in society, namely infectious diseases has decreased, while noncommunicable diseases tend to increase. One noncommunicable diseases to watch is the disease of hypertension. Risk factors that can cause hypertension include: diet, lifestyle, nutritional status and family history. The research was conducted in the village district Kejiwan Wonosobo Wonosobo district where there are number of elderly pre-elderly and reached 23% of the population and about 27% of cases of hypertension. This research was conducted with quantitative methods, cross sectional.
The results showed that the prevalence of hypertension in the elderly in the village pre-elderly and Kejiwan of 53.3%. There is no significant association between coffee drinking habits (p=0,468), physical activity (p=0,622), smoking habits (p=0,708) and nutritional status (p=0,301) with the incidence of hypertension. But for physical activity and nutritional status have a greater tendency for the occurrence of hypertension. Only one variable that has a significant relationship of the five variables, namely the relationship associated (p=0,025) with the incidence of family history of hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Zahroosita Fatikasari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) dengan beberapa faktor dan menentukan faktor yang paling dominan pada siswa SMAN 25 Jakarta. Pada penelitian ini, konsumsi Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) merupakan variabel dependen, sedangkan pengaruh paparan media sosial, frekuensi online food ordering, konsumsi fast food, pengetahuan mengenai SSBs, screen time, pengaruh teman, uang jajan, dan jenis kelamin merupakan variabel independen. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan April 2020 kepada 226 siswa-siswi kelas 10, 11, dan 12 SMAN 25 Jakarta yang dipilih secara tidak acak. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner secara daring (online). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, bivariat menggunakan chi-square, dan multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 75,2% responden memiliki tingkat konsumsi yang tinggi yaitu mengonsumsi SSBs ≥ 3 kali per minggu. Hasil juga menunjukkan bahwa pengaruh paparan media sosial, konsumsi fast food, dan screen time berhubungan dengan konsumsi SSBs pada remaja. Analisis multivariat menunjukkan pengaruh paparan media sosial sebagai faktor dominan yang memengaruhi konsumsi SSBs pada remaja. Peneliti menyarankan kepada pihak sekolah untuk dapat menambah edukasi kepada siswanya mengenai perilaku makan yang sehat khususnya dalam pemilihan jenis minuman yang sehat. Pemerintah disarankan untuk memanfaatkan media sosial sebagai media untuk intervensi mengenai pemilihan jenis makan dan minuman yang sehat untuk remaja serta merancang regulasi untuk mencegah penyebaran konten maupun iklan mengenai SSBs agar remaja tidak terpapar oleh konten maupun iklan SSBs yang dapat memengaruhi konsumsi SSBs.

This study aims to determine factors associated with Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) consumption and to determine the dominant factor among students of SMAN 25 Jakarta. The dependent variable in this study is Sugar-Sweetened Beverages (SSBs) consumption, and the independent variables are frequency of online food ordering, fast food consumption, knowledge about SSBs, screen time, peer influence, pocket money, and sex. This is a quantitative study with cross-sectional design. This study conducted in April 2020 at SMAN 25 Jakarta with a total of 226 respondents who were not selected randomly from the first grade until third grade. Data were collected through filling out online questionnaires. The data obtained were then analyzed by univariate, bivariate analysis using chi-square, and multivariate analysis using multiple logistic regression. The results show that 75,2% of the respondents had a high level of SSB consumption ie consuming SSBs ≥ 3 times per week. The results also show the influence of social media exposure, fast food consumption, and screen time related to the consumption of SSBs in adolescents. Multivariate analysis shows the influence of social media exposure as a dominant factor influencing SSB consumption among adolescents. This study suggests to the school to be able to increase education to students about healthy eating behavior, especially in choosing healthier drinks. The government is advised to use social media as a medium for interventions regarding the selection of healthy foods and drinks for adolescents and to design regulations to prevent the distribution of content and advertisements regarding SSBs so that adolescents are not exposed to SSB content or advertisements that can affect SSB consumption.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Megawindah Paramitha
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran frekuensi konsumsi buah, sayur, makanan cepat saji, tinggi gula, dan tinggi lemak dihubungkan dengan tingkat stres, jenis kelamin, pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media, dan pengaruh teman sebaya. Penelitian dengan desain cross sectional ini dilakukan di Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Indonesia selama bulan April- Mei 2012. Jumlah sampel yang pada penelitian ini adalah 106 responden. Pengumpulan data dilakukan menggunakan melalui kuesioner, Food Frequency Questionnaire, dan Perceived Stress Scale.
Hasil analisis univariat menunjukkan 55,7% responden tergolong jarang mengonsumsi buah dan sayur dan 53,8% responden sering mengonsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. 72,6% dari responden adalah wanita dan 27,4% responden adalah pria. Sebanyak 71,7% responden memiliki tingkat stres yang tergolong tinggi. 52,8% responden memiliki pengetahuan gizi baik, 52,8% responden tergolong tidak memiliki pengaruh media massa, dan 87,7% responden termasuk dalam kategori ada pengaruh teman sebaya.
Hasil analisis bivariat dengan uji chi square menemukan adanya hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan konsumsi buah dan sayur (OR = 4,366). Selain itu juga ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin (OR = 2,977) dan tingkat stres (OR = 2,648) dengan konsumsi makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula. Sementara itu, tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara tingkat stres dengan konsumsi buah dan sayur dan antara pengetahuan gizi, uang saku per bulan, pengaruh media massa dan teman sebaya dengan konsumsi sayur, buah, makanan cepat saji, tinggi lemak, dan tinggi gula.

The purpose of this study was to understand consumption frequency of fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets and their relation to stress level, gender, nutritional knowledge, pocket money, media influence, and peer influence. This cross sectional study was held in Architecture Department, Faculty of Engineering, University of Indonesia in April-May 2012. Total sample in this study was 106. Data was collected using questionnaire, Food Frequency Questionnaire, and Perceived Stress Scale.
The result of univariate analysis showed that 55,7% respondents rarely consume fruit and vegetable and 53,8% respondents often consume fast food, fats, and sweets. 72,6% respondents were women and 27,4% respondents were men. 71,7% respondents reported had high stress level, 52,8% respondents had good nutritional knowledge, 52,8% respondents didn?t have media influence, and 87,7% respondents had peer influence.
The result of bivariate analysis using chi square test found significant relation between gender and fruit and vegetable consumption (OR = 4,366). Furthermore, significant relation was also found between gender (OR = 2,977) and stress level (OR = 2,648) with fast food, fats, and sweets consumption, but there was no significant relation found between stress level and fruit and vegetable consumption, also between nutritional knowledge, pocket money, media and peer influence with fruit, vegetable, fast food, fats, and sweets consumption.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
14-17-711689305
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Fahmi Khayati
"Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada siswa SMA Negeri 11 Jakarta tahun 2018. Penelitian dilakukan pada remaja sebab remaja cenderung kurang mengonsumsi buah dan sayur, padahal buah dan sayur sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan serta berperan dalam mengurangi risiko penyakit kardiovaskular. Penelitian dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional melalui pengisian kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 27,5% responden memiliki konsumsi buah dan sayur yang baik yaitu ≥ 400 gram per hari. Hasil analisis statistik menunjukkan adanya hubungan bermakna antara faktor individu (pengetahuan dan preferensi) dan perilaku (frekuensi sarapan dan makan siang) dengan konsumsi buah dan sayur.

This study discuss about factors related to fruit and vegetable consupmtion among students at SMA N 11 Jakarta. The study was conducted on adolescents because  adequate intake of fruit and vegetable is important for their growth and  development, it also has a role in reducing  the risk of cardiovascular diseases. This study used cross sectional design with self administered questionnaire as a mean to collect the data. Among the students at SMA N 11 Jakarta, 27,5% met the minimin recommendation of fruit and vegetable consumption; 400 gram per day. The data collected was analysed using statisccal method and revealed a significant relationship between individual factors (knowledge and preferences) and behavioural factors (breakfast and lunch frequency) with fruit and vegetable consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Lidya Sari
"Sugar sweetened beverages (SSBs) merupakan jenis minuman padat kalori dan tinggi kandungan gula tambahan namun rendah nilai zat gizi. Apabila dikonsumsi secara berlebihan dapat meningkatkan kejadian obesitas dan penyakit tidak menular lainnya pada remaja. Tujuan penelitian ini, yaitu untuk mengetahui prevalensi konsumsi SSBs kemasan dan diketahuinya perbedaan proposi tingkat konsumsi SSBs kemasan berdasarkan karakteristik individu, penggunaan label pangan, aktivitas fisik, dan faktor lingkungan. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan karakteristik responden yaitu siswa/I SMA Budhi Warman 2 Jakarta kelas X dan XI sebanyak 185 siswa pada April 2020. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner online berupa google form secara mandiri. Data yang diperoleh akan dianalisis secara univariat dan bivariat chi-square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 64,9% siswa SMA Budhi Warman 2 Jakarta mengonsumsi SSBs kemasan tingkat tinggi 2x/hari. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat perbedaan proporsi yang signifikan antara jenis kelamin, pengetahuan SSBs, kemampuan membaca label informasi nilai gizi, ketersediaan SSBs kemasan di rumah, konsumsi SSBs kemasan ibu, dan pengaruh teman sebaya dengan tingkat konsumsi SSBs kemasan. Peneliti menyarankan agar siswa lebih selektif dalam memilih jenis minuman kemasan dan mempelajari serta memahami label informasi nilai gizi. Pihak sekolah disarankan untuk memberikan edukasi mengenai konsumsi SSBs kemasan, label pangan terutama label informasi nilai gizi, dan gizi seimbang. Masyarakat disarankan untuk memperhatikan persediaan SSBs kemasan di rumah dan menjadi panutan bagi anak dalam menerapkan perilaku konsumsi minuman yang lebih sehat.

Sugar sweetened beverages (SSBs) are drinks with high calories and added sugar but little or no nutrition value. Overconsumption of SSBs may leads to increases obesity and adverse effect on health. The purpose of this study is to know the prevelance of SSBs consumption and to prove the differences of SSBs consumption based on individual characteristic, use of food label, physical activity, and environmental factors. A cross sectional study conducted on 185 students among SMA Budhi Warman 2 Jakarta on April 2020. The data is collected by filling out the online questionnaire (google form) by respondent. The data was analyzed by univariate and bivariate (chi square) method. Based on the result, the prevalence of student with high level of SSBs is 64,9%. Bivariate analysis shows that there are the differences level of SSBs consumption based on gender, knowledge about SSBs, understanding of nutrition label, avaibility of SSBs at home, mothers SSBs consumption, and peer influence. The researcher suggests that student should to choose the drink packaged selectively and learn about nutrition label. The school is advised to give education about SSBs consumption, food label on drink packaged, and balanced nutrition massage. People also advised to pay attention to the types of packaged drink available at home and be role model to consume a healthier drinks for children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Dewi Anggraini
"

Sugar Sweetened Beverages (SSBs) merupakan jenis minuman yang paling banyak dikonsumsi oleh usia remaja. Mengonsumsi SSBs secara berlebihan dapat memberikan dampak buruk terhadap kesehatan, salah satunya yaitu meningkatkan risiko kegemukan pada remaja. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi SSBs serta hubungan antara konsumsi SSBs dengan status gizi pada siswa di SMPN 2 Bandung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2020 di SMPN 2 Bandung dengan jumlah responden 153 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Berdasarkan hasil analisis univariat diketahui 69,9% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi (> 2 kali/hari). Hasil bivariat menunjukkan pendidikan ibu, ketersediaan SSBs di rumah, dan paparan media memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analasis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah pendidikan ibu (OR: 3,03), setelah dikontrol oleh variabel paparan media, ketersedian SSBs di rumah dan aktifitas fisik. Responden dengan ibu berpendidikan rendah berpeluang 3 kali lebih tinggi mengonsumsi SSBs tingkat tinggi dibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa konsumsi SSBs berhubungan dengan status gizi (OR: 2,45). Konsumsi SSBs tinggi berisiko mengalami kegemukan. Peneliti menyarankan siswa mengurangi kebiasaan mengonsumsi SSBs dengan cara mengganti SSBs dengan minuman yang lebih sehat seperti susu plain, pihak sekolah memasukkan hal-hal terkait SSBs pada salah satu mata pelajaran, dan orang tua membatasi ketersediaan SSBs di rumah.


Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are the type of drink most consumed by adolescents. Excessive consumption of SSBs can give a negative impact for health, one of which is increasing the risk of being obesity in adolescents. This study aims to determine the factors most related to SSBs consumption and the relationship between SSBs consumption and nutritional status of students at SMPN 2 Bandung in 2020. This study conducted in February and March 2020 at SMPN 2 Bandung with a total of 153 respondents, using a cross sectional study design. Data is collected by anthropometric measurements and filling out the questionnaires. The obtained data were analyzed using univariate, bivariate analysis with chi square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests. Based on the results of univariate analysis it was found that 69,9% of respondents consumed high levels of SSBs (> 2 times /day). Bivariate results show that maternal education, availability of SSBs at home, and media exposure have a significant relationship to SSBs consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factors associated with SSBs consumption were maternal education (OR: 3,03), after being controlled by media exposure variables, SSBs availability at home and physical activity. Respondents with low-educated mothers had a chance 3 times higher of consuming high-level SSBs compared to respondents with highly educated mothers. In this study it was also known that SSBs consumption was related to nutritional status (OR: 2,45). Consumption of high SSBs is at risk of being obesity. Researchers suggest students reduce their habits of consuming SSBs by replacing SSBs with healthier drinks such as plain milk, the school includes things related to SSBs in one subject, and parents limit the availability of SSBs at home.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>