Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153442 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cecep Hidayat
"Seperti halnya BUMN perusahaan-perusahaan daerah seperti PDAM
sebagai salah satu wujud BUMD sering diidentikan sebagai unit usaha yang
tidak efisen. Ketidakefisienan tesebut pada PDAM antara lain ditunjukkan oleh
ketidakmampuan perusahaan menangani permintaan konsumen (cakupan
daerah pelayanan yang masih rendah) walaupun pengelolannya bersifat
monopoli, tingkat kebocoran yang masih tinggi, dan masih adanya kapasitas
yang tidak termanfaatkan (idle capacity).
Ketidakefisienan suatu perusahaan seringkali yang dijadikan tolok ukur
adalah kinerja keuangan. Mengukur kinerja dari aspek keuangan cenderung
mementingkan hasil jangka pendek dan hanya mengukur harta-harta yang
tampak (tangible), kurang memperhatikan harta-harta yang tidak tampak
(intangible). Demikian pula halnya pengukuran kinerja PDAM Kabupaten DT II
Karawang sebagai salah satu BUMD yang dimiliki oleh Pemerintah Daerah
menggunakan kinerja tersebut. Memandang kinerja perusahaan dari aspek
kinerja yang menyeluruh (meliputi harta yang tampak dan tidak) boleh
dikatakan hampir tidak ada sama sekali.
Dalam penelitian ini penulis menawarkan alternatif pengukuran kinerja
yang lebih bersifat menyeluruh yaitu berdasarkan pendekatan Balanced
Scorecard (BSC) untuk memecahkan pokok permasalahan pertama yaitu :
Bagaimana kinerja PDAM Kabupaten DT ll Karawang yang telah dicapai.
Pendekatan BSC mengukur kinerja orgnisasi berdasarkan empat perspektif :
Keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan pembelajaran serta
pertumbuhan organisasi. Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur variabel kinerja perusahaan di sini yaitu metode kuesioner,
wawancara, dan analisis data sekunder.
Sebagai bagian dari evaruasi kinerja penulis juga mencoba memecahkan
pokok permasalahan kedua yaitu meneliti faktor-faktor/strategi yang dapat
meningkatkan kinerja PDAM dalam rangka mengantisipasi era persaingan bebas
(AFTA 2003 dan APEC 2020). Tehnik pengumpulan data yang digunakan untuk
menganalis variabel faktor-faktor/strategi di sini yaitu studi Iiteratur, tehnik
wawancara, dan analisis jawaban kuesioner.
Metode penelitian yang digunakan yaitu Deskriptif Analisis. Deskriptif
yaitu mencoba memaparkan hasil evalusasi kinerja berdasarkan pendekatan
pengukuran BSC. Analisis yaitu mencoba menganaIisa strategi-strategi apa yang
dapat meningkatkan masing-masing aspek kinerja perusahaan. Tehnik sampling
yang digunakan menggunakan Quota Sampling untuk anggota organisasi
PDAM dan menggunakan Strafified Random Sampiing (Metode Tidak
Berimbang) untuk meneIiti keiompok pelanggan.
Berdasarkan hasil penelitian keseluruhan aspek kinerja (keuangan,
pelanggan, proses internal, dan pembelajaran & pertumbuhan) diperoleh skor
total 85. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengukuran kinerja PDAM
Kabupaten Daerah Tingkat II Karawang berada datam kriteria penilaian Hampir
Baik (nilai 3 dari 5 kelas interval).
Untuk meningkatkan kinerja secara keseluruhan tersebut pada dasarnya
adalah harus meningkatkan efisiensi dalam segala macam aspek (baik operasi
maupun strategi). Sesuai dengan teori-teori yang direkomendasikan dan hasil
analisis kinerja yang telah dilakukan, maka strategi-strategi yang coba penulis
tawarkan kepada PDAM adalah strategi yang berkaitan dengan peningkatan
efisiensi tersebut."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Halasan
"ABSTRAK
Pelayanan air bersih pada masyarakat saat ini dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dimana salah satu misi yang diemban adalah meningkatkan keuntungan yang merupakan kontribusi PDAM dalam mengisi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Pada kenyataannya sebagian besar PDAM kinerjanya belum memuaskan sehingga untuk perluasan dan pengembangan pelayanan masih bergantung pada dana yang disediakan oleh pemerintah. Kemudian menurut hasil pemeriksaan BPKP dari 300 PDAM yang tersebar di seluruh Indonesia hanya 124 PDAM yang menunjukan kinerja keuangan yang memadai.
PDAM Kabupaten Tanggerang yang merupakan objek dari penelitian ini merupakan kawasan yang berkembang begitu pesat serta pertumbuhan industri yang tinggi yang tentunya juga harus diikuti dengan pelayanan air minum yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PDAM yang dikaitkan dengan policy nasional dan policy daerah dalam pengelolaan PDAM sampai dengan implementasi pada tingkat operasional meliputi :
- Bagaimana kebijakan-kebijakan yang mengatur operasionalisasi PDAM mempengaruhi Kinerja PDAM di Kabupaten Tanggarang.
- Bagaimana kondisi unsur organisasi dan manajemen PDAM mempengaruhi kinerja PDAM.
Tesis ini terpusat pada faktor-faktor yang dominan yang mempengaruhi kinerja PDAM dengan menggunakan pendekatan teori kebijakan dan teori efektivitas organisasi sebagai alat analisis. Dalam melakukan analisis pada level operasional (manajemen PDAM) digunakan pendekatan Manajemen Keuangan sebagai alat ukur sampai sejauh mana manajemen unggul dalam mencapai keuntungan (Profitability Advantage).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja PDAM memperlihatkan bahwa policy kebijakan yang mengatur operasional PDAM struktur pengaturan teknis dan kewenangannya masih banyak yang berada pada instansi pembinanya. Demikian pula halnya dengan aspek manajemen masih banyak kendala yang menyebabkan kinerja PDAM rendah antara lain akibat adanya investasi yang berorientasi pada target cakupan yang ditetapkan.
Akhirnya penulis menyimpulkan bahwa Kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Tangerang sangat dipengaruhi oleh kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dan kualitas manajemen pengelola PDAM akan berjalan dengan efisien dan efektif apabila mampu mengakomodir variabel manajemen kedalam sistem serta prosedur kerja operasionalnya."
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Anindya Wirawan Nugrohadi
"Penulisan skripsi ini bertujuan untuk melihat tingkat kemampuan PDAM dalam mengelolan pelayanaan dan penyediaan air bersih di Indonesia terutama di daerah perkotaan. PDAM sebagai Perusaahaan Daerah yang umumnya berada di daerah tingkat H mempunyai tanggung jawab sebagai public utility dan penyumbang PAD dari keuntungan yang diperolehnya sehingga kondisi tersebut berhubungan dengan pengelolaan pelayanan dan penyediaan air bersih yang secara langsung berkaitan juga dengan peran dan campur tangan pemerintah. Metode penelitian yang dipakai dalam skripsi ini adalah metode studi pustaka dengan data sekunder. Penelitian ini mengambil kasus PDAM Kotamadya Dati II Bandung karena dapat mewakili permasalahan dan latar belakang PDAM di daerah perkotaan, kota besar, serta Indonesia secara umum. Dengan demikian pokok analisa dalam skripsi ini adalah permasalahaan pengelolaan pelayanan air bersih di Kotamadya Bandung tetapi tetap mengacu serta dikaitkan dengan permasalahan PDAM secara umum di Indonesia. Penelitian yang dilakukan memakai data PDAM Indonesia tahun 1993 sampai tahun 1995 yang sebagian bersumber dari Dirjend PUOD, Depdagri guna melihat latar belakang permasalahan umum PDAM dan penyediaan air bersih di Indonesia. Ciri ciri permasalahan PDAM secara umum kemudian dibandingkan dengan permasalahan kasus PDAM Kotamadya Bandung. Ternyata PDAM Kotamadya Bandung juga memiliki permasalahan yang sama dengan permasalahan PDAM secara umum. Permasalahan tersebut secara garis besar adalah tingkat kehilangan air yang masih tinggi, kondisi keuangan yang buruk (kurang sehat), kelangkaan atau krisis air di daerah perkotaan. PDAM Kotamadya Bandung secara khusus memiliki permasalahan kelangkaan cumber air di Cekungan Bandung selain kondisi keuangan yang masih buruk. Karena permasalahan tersebut, PDAM Kotamadya Bandung tidak dapat melaksanakan fungsinya secara optimal sebagai penyedia kebutuhan air bersih dan tidak memperoleh keuntungan yang seharusnya dapat disumbangkan bagi PAD Pemda Kotamadya Bandung. Kondisi pengelolaan pelayanan air bersih PDAM Kodya Bandung dan PDAM secara umum yang belum optimal berkaitan kondisi penyediaan air bersih secara nasional. Penyediaan air bersih di Indonesia berhubungan dengan peran pemerintah khususnya dalam pembangunan prasarana air bersih yang dilatarbelakangi oleh terbatasnya dana. Disamping itu setiap pemerintah daerah tingkat II yang bertanggung jawab langsung terhadap pengelolaan PDAM tidak memiliki potensi sumber daya air dan sumber daya manusia yang sama kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian PDAM yang tidak tergabung pengelolaannya secara nasional seperti yang ada sekarang tidak mendukung kondisi pelayanan dan penyediaan air bersih secara nasional yang optimal. Artinya kondisi tersebut tidak mencapai tingkat efisiensi baik dari manajemen input air baku maupun penjualan air bersih."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1996
S19126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagus Pranata
"Dalam dunia bisnis, strategi pemasaran atas barang yang diproduksi sangatlah penting sebagai bentuk kemajuan sebuah perusahaan, salah satunya adalah pemberian insentif penjualan kepada pembeli (distributor). Di lain hal insentif penjualan merupakan objek pajak, Namun dalam pelaksanaannya lawan transaksi tidak mau dipotong pajak atas insentif yang diterima tersebut. Sehingga PT XYZ melakukan perencanaan pajak atas insentif yang dibayarkannya, dengan mengalihkan ke bentuk pemberian diskon (potongan penjualan). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif melalui studi lapangan dan studi literatur dengan tujuan mengetahui perlakuan perpajakan atas strategi yang dilakukan PT XYZ mengenai pemberian insentif penjualan dalam bentuk pemberian diskon. Dan didapatkan hasil, bahwa pemberian insentif penjualan dalam bentuk pemberian diskon yang dilakukan PT XYZ masih mengandung resiko perpajakan meskipun tidak secara langsung dampaknya. sehingga sebaiknya diskon diberikan setelah target tercapai, tapi jika dilihat dari segi peningkatan penjualan barang dagangan di tiap tahunnya, maka strategi yang dilakukan PT XYZ sangatlah optimal. Sedangkan disisi pemerintahan sebaiknya pemerintah dalam membuat regulasi mengenai pemberian insentif penjualan, lebih memperjelas lagi aturan mengenai insentif dan diskon ,agar tidak timbul dugaan asumsi atau cara-cara dari wajib pajak yang berakibat pada penurunan penerimaan pajak dikemudian hari.

In the business world, marketing strategies for goods produced is very important as a form of company development, one of which is giving sales incentive to the buyer (distributor). On the other hand is a tax object of sales tax incentives, but in actual a customer doesn?t want to cut tax on incentive received. So tha XYZ company on tax planning incentives paid, by diverting to the form of discounting (discount sales). This study used a qualitative descriptive research through field studies and literature studies with the aim of knowing tax treatment of the strategy at XYZ company on sales incentives in the form of discounting. And the obtained results, that the provision of sales incentives in the form of discounting is done XYZ company is still a risk of taxation though not directly affected. so the discount should be given after the target is reached, but if viewed in terms of merchandise sales increased in each year, then performed XYZ company strategy is optimal. Whereas, the government side. the government should make regulations regarding the sales incentives, further clarify the rules again on incentives and discounts, so as not to arise suspicion assumptions or ways of the taxpayer that resulted in a decrease in future tax revenue."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gatot Bentoro
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
TA3423
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Muhammad Sutan Fico Farizano
"ABSTRAK
As Pelindo IV said, being a maritime axis of the world is a great aspiration for Indonesia. In order to achieve this goal, Indonesia, in this term Pelindo IV PT. Pelabuhan Indonesia Persero IV , should have a good performance. Thus, research in measuring how well Pelindo utilizing their capabilities to market their products, innovate, and learning, with its impact toward the company performance is needed. This research uses Structural Equation Modeling SEM with the help of LISREL 8.51 software. The results shows that Pelindo IV marketing and innovation capabilities held a positive and significant relationship with their performance, but not with the learning capabilities. The further explanation, and suggestion based on the conducted research and in depth interview with Pelindo IV internal will be shown in this study.

ABSTRAK
Menjadi pusat maritim dunia merupakan cita-cita yang besar bagi Indonesia. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, Indonesia harus memiliki industri transportasi laut yang kuat dimana infrastruktur yang berupa pelabuhan harus memiliki kinerja yang baik. Perlu adanya penelitian untuk mengukur seberapa baik kinerja pelabuhan, khususnya PELINDO IV, dalam memanfaatkan kapabilitas pemasaran, kapabilitas inovasi, dan kapabilitas pembelajaran mereka dan pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling SEM dengan bantuan software LISREL 8.51. Penelitian ini menemukan bahwa kapabilitas pemasaran PT Pelindo IV memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap kinerja usaha PT Pelindo IV. Selanjutnya, penelitian ini juga membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara kapabilitas inovasi PT Pelindo IV terhadap kinerja usaha PT Pelindo IV. Terakhir, Penelitian ini menemukan bahwa kapabilitas pembelajaran PT Pelindo IV tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan PT Pelindo IV. Penjelasan lebih jauh, dan saran-saran dari studi penelitian dan wawancara langsung dengan personil Pelindo IV akan ditampilkan dalam skripsi ini.
"
2016
S67667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasibuan, Cesar Petrus
"ABSTRAK
Thesis ini disusun sebagai panduan bagi PT. SAJ dalam mengaplikasikan levers of
controls berdasarkan kinerja mereka di tahun 2009. Dimana pada tahun 2009
perusahaan menghadapi pembahan dalam lingkungan usaha mereka yang
mengharuskan manajemen melakukan penyesuaian strategi menjadi "Stability
Paused and Proceed with Careful" dan "Cost Leadership". Pembahasan dalam
thesis ini meliputi: (1) Diagnostic Control Systems dengan menggunakan
balanced scorecard, (2) Interactive Control System's, (3) Belief Systems serta (4)
Boundary Systems Hasil penelitian menyaranlcan agar balanced scorecard
disosialisasikan kepada seluruh karyawan sebagai alat komunikasi untuk
penyampaian strategi perusahaan dan alat penilaian kinerja yg adil. Perusahaan
juga sebaiknya menggunakan hasil evaluasi visi yang tertuang dalam penelitian
ini untuk kepentingan perusahaan

Abstract
This thesis was written as guidance in applying four levers of control in PT SAJ
using its performance in 2009, In 2009, company face a change in their business
environment that force top management to change their strategy into "Stabilityz
Paused and Proceed with Careful" and "Cost Leadership" for 2009 and beyond.
The discussion in this thesis include: (1) Diagnostic Controls Systems using
balanced scorecard, (2) Interactive Control Systems, (3) Belief Systems serta (4)
Boundary Systems, This research suggest that the company socialized the
balanced scorecard as a tool to communicate company's strategy and as a tool for
a fair performance evaluation, The company should also use the evaluation result
for the company's vision for the company's benefit in the future"
2011
T32206
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
"Keberadaan industri unggulan daerah merupakan suatu kemutlakan ditengahtengah kondisi persaingan usaha yang tinggi eskalasinya saat ini, serta adanya tuntutan kemandirian daerah lewat pemberlakuan konsep Otonomi Daerah di Indonesia. Oleh sebab itu setiap daerah idealnya memiliki satu industri yang benar-benar diunggulkan untuk dikembangkan daya saingnya, yang pada tahap selanjutnya dapat menjadi lokomotif pembangunan pada masing-masing daerah. Pengembangan industri unggulan daerah ini akan lebih mudah dijalankan bila kompetensi inti (core competence) sumber daya internalnya dapat teridentifkasi.
Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research approach) lewat metode analisis deskriptif (descriptive method), penelitian ini akan menjelaskan gambaran aktifitas industri unggulan daerah kota Bengkulu serta mengidentifikasi keberadaan dan pemanfaatan kompetensi inti industri unggulan tersebut. Lebih jauh, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan seputar 1) gambaran aktifitas industri unggulan daerah kota Bengkulu, 2) industri yang menjadi industri unggulan utama kota Bengkulu, 3) hal yang menjadi kompetensi inti industri unggulan utama kota Bengkulu, dan 4) tingkat pemanfaatan kompetensi inti tersebut Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan pengembangan industri unggulan. Data primer akan diperoleh dari wawancara langsung, yang berpedoman pada panduan wawancara, dengan pelaku industri dari tiga sentra sampel yang mewakili pelaku industri secara keseluruhan. Pemilihan sentra sampel didasarkan pada tingkat margin keuntungan yang dihasilkan pada kurun waktu empat tahun terakhir.
Hasil penelitian menunjukkan empat dari lima industri, yang ditetapkan lewat SK Walikota KDH Tk. II Bengkulu Nomor 81 tahun 1999 sebagai industri unggulan kota Bengulu, masih merupakan industri rumah tangga Skala kecil (small scale home industry). Hal ini terlihat dari kemampuan produksi, pasar yang dilayani, penyerapan tenaga kerja dan investasi finansial yang masih rendah. Satu industri yang dapat diklasifikasi sebagai industri menengah (industri hasil perikanan), hanyalah industri yang padat modal dengan tingkat perputaran aset yang rendah.
Dari pengkalkulasian kemampuan perputaran aset kelima industri unggulan, dapat ditentukan industri kain besurek sebagai industri unggulan utama kota Bengkulu. Hal ini dikarenakan tertingginya tingkat perputaran aset industri tersebut selama empat tahun terakhir dibandingkan dengan keempat industri lainnya. Tingkat perputaran aset rata-rata, yang merupakan penggambaran kemampuan aset tetap menghasilkan pendapatan penjualan, untuk kelima bidang indsutri tersebut empat tahun terakhir adalah berturut-turut; indutri kain besurek, dengan nilai perputaran aset 9,51, yang bermakna setiap satu satuan rupiah yang tertanam pada aset mampu menghasilkan 9,51 rupiah penjualan; industri cinderamata khas dengan nilai perputaran aset 4,2; industri emping melinjo dan makanan khas 1,76; industri bubuk kopi 1,35; dan industri komoditas hasil perikanan 0,79.
Dari analisis sumber daya internal, meliputi aspek fisik usaha, aspek sumber daya manusia, teknologi, reputasi dan kemampuan finansial, dapat diidentifikasi bahwa industri kain besurek digerakkan oleh satu kompetensi inti berupa kemampuan sumber daya manusia yang berkecimpung dalam bidang tersebut untuk menghasilkan berbagai corak motif kontemporer kain besurek yang unik dan bemilai jual tinggi. Hal ini terjelaskan lewat kinerja sumber daya manusia, sebagai sumber daya internal industri kain besurek, yang secara kreatif telah menghasilkan banyak ragam motif kontemporer yang lebih bervariasi dan inovatif, jika dibandingkan dengan kinerja sumber daya lain yang tidak terlalu istimewa.
Keberadaan 'pemotifan' sebagai kompetensi inti industri kain besurek belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya upaya-upaya pelaku industri untuk mendiversifikasi produknya dengan memanfaatkan kompetensi inti tersebut. Oleh sebab itu, pihak Pemda perlu menjalankan langkahiangkah strategis seperti pendelegasian proses-proses pengerjaan kain besurek, diluar 'pemotifan', kepada pihak luar yang lebih ahli dibidangnya masing-masing (outsourcing) ini bertujuan untuk memaksimaikan kemampuan `pemotifan' yang telah ada saat ini, disamping jugs terbuka peluang untuk melahirkan berbagai produk premium baru diluar kain besurek itu sandhi- yang berbasiskan pada komptensi inti `pemotifan', sehingga keberadaannya benar-benar dapat bermanfaat bagi daerah kota Bengkulu secara keseluruhan.
Dari telaahan rantai nilai terlihat bahwa penanganan pemasaran industri ini belum dilakukan secara maksimal, dimana pilar proses pemasaran yang dijalankan hanya penjualan saja dari empat pilar -harga (price), penetapan produk (product), pendistrbusian (place) dan promosi (promotion)- yang lazim bersinergi dalam pemasaran secara umum, halmana berakibat pada munculnya tendensi penerimaan pendapatan yang tidak maksimal. Oleh sebab itu, pemerintah daerah bersama pelaku industri kain besurek perlu menyusun suatu konsep pemasaran yang komprehensif untuk kepentingan penciptaan pasar (market creation) yang lebih luas, karena salah satu langkah yang harus diperhatikan pada konteks persaingan untuk masa depan dalam konsep resources based strategy adalah kekuatan dan posisi pasar yang dimiliki secara dominan ketika struktur industri mulai terbentuk."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Tanggung
"Kinerja suatu perusahaan merupakan indikator bagi kesehatan perusahaan, pensahaan yang tidak sehat mencerminkan adanya permasalahan serius dalam tubuhmya, dan perlu diperbaiki. PDAM Tirta Musi merupakan salah satu perusahaan milik daerah yang berdasarkan hasil pemeriksaan lembaga independen (BPK, dan Akuntan Pubic), kinerjanya hampir selalu kurang memuaskan/kurang baik. Kondisi tersebut tentu perlu diupayakan solusinya karena sebagai BUMD, PDAM selain dituntut dapat memberikan kontribusinya bagi Pendapatan Asli Daerah, juga dapat melayani kebutuhan air bersih bagi masyarakat kota Palembang.
Penelitian ini berupaya mencarikan strategi yang tepat bagi pengembangan PDAM Tirta Musi agar dimasa mendatang dapat menjadi perusahaan yang sehat dalam rangka memenuhi tugas dan fungsinya sebagai BUMD. Metode pendekatan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan Balanced Scorecard (BSC). Pertimbangan penggunaan BSC karena adanya komprehensifitas dan keseimbangan perspektif yang dipakai dalam pendetakan ini serta kemampuannya mewujudkan visi dan misi perusahaan kedalam strategi yang tepat dan memudahkan pihak manajemen untuk mengeksekusi (menjalankan), mengkomunikasikan strategi tersebut kedalam tindakan nyata dan mendapatkan kernbali feedback atas strategi yang sudah dijaiankan.
Dalam tulisan ini, pembahasan dibatasi hanya pada model synthesis (disain rnodel) yaitu. sampai pada penetapan target dad lima langkah implementasi Balanced Scorecard, yaitu Model synthesis, technical implementation, organisational integration, technical integration dan operation.
Formulasi strategi pengembangan PDAM Tirta Musi, penulis lakukan melalui anaisis lingkungan ekstemal, lingkungan industri dan lingkungan internal. Analisis lingkungan ekstemal menggunakan PEST analisis, sedangkan analisis lingkungan industri menggunakan pendekatan five force analysis dari Porter, dan analisis lingkungan internal dilakukan melalui pendekatan empat perspektif BSC. Strategi diformulasikan dengan menggunakan matriks daya tarik industri (GE-McKensey Matrix), dan TOWS Matriks.
Data dan informasi untuk analisis lingkungan penulis peroleh melalui survey kepada pelanggan, dan karyawan PDAM, Berta pengumpulan data sekunder dari dalam perusahaan maupun diluar perusahaan.
Berdasarkan hasil analisis tersebut strategi yang tepat untuk mengembangkan PDAM Tirta Musi adaiah selective growth dengan thema strategi berfokus pada perluasan pasar dan perbaikan operasional. Selanjutnya atas strategi terpilih ini dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai sasaran strategis empat perspektif Balanced Scorecard. Kemudian, sasaran-sasaran strategis dad keempat perspektif itu ditetapkan ukuran-ukuran dan target bagi indikator keberhasilan.
Hasil analisis menunjukan bahwa sasaran strategis yang harus dicapai PDAM Tirta Musi pada perspektif keuangan adalah peningkatan pendapatan, guna memperbaiki kinerja keuangan perusahaan yang selalu merugi. Sasaran strategis pada perspektif keuangan ini hanya dapat dicapai bila PDAM Tirta Musi mengupayakan peningkatan kualitas layanan dan cakupan pelayanan pada perspektif pelanggan; menekan tingkat kebocoran, memperbaiki database pelanggan, meningkatkan tekanan aliran air, menciptakan sistem monitoring kebocoran yang efektif, dan memberantas sambungan pelanggan yang illegal pada perspektif proses bisnis internal; dan memperbaiki kapabilitas pegawai serta memberikan incentif yang berbasis kinerja guna mendorong motivasi dan etas kerja pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Implementasi strategi dengan pendekatan Balanced Scorecard akan lebih mudah bila perusahaan menggunakan teknologi, khususnya teknologi informasi (IT), karena saat ini cukup banyak software berbasis teknologi komputer yang beredar dipasaran.

The Performance of the company is an indicator of the company's well-being and also reflects how serious the problem that needs to be corrected. PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirfa Musi is the local company that always has unsatisfactory results based on audits held by independent auditors such as BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) and the public Auditor. This would make the company have an obligation to find a solution to improve their performance as a responsible local company. Not only as a main contributor to the city income, but also to serve the needs for water supply to the society in Palembang.
This research will attempt to construct the appropriate strategy for development so that the company can work out and fulfill their obligation as a leading BUMD (Badan Usaha Milk Daerah) in the future. The method that has been used in BSC (Balanced Scorecard) Method, because of its comprehensive, balanced perspective, and the ability to create a vision and mission of the company into their appropriate strategy to be used by managers and to execute and communicate the strategy into action, and get feedback for doing so.
In this paper, the analysis is only a model synthesis, which is only up to the level of determination of the target from five steps BSC (Balanced Scorecard) implementation (by means synthesis model, technical implementation, organizational integration, technical integration and operation)
To formulate the appropriate strategy for PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Musi, in this paper, is conducted by the analysis of external environment, industrial environment and internal environment. PEST analysis is used for external environment, five force analysis from Porter for industrial environment, and four perspectives BSC (Balanced Scorecard) for internal environment. The strategy is formulated by using the industrial matrix technique (GE-McKensey Matrix) and TOWS Matrix.
Data and informations is collected form a survey to the customers and employees of PDAM. Secondary data are collected form inside and outside of the company.
Based on the analysis, the appropriate development strategies for PRAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Tirta Musi are selective growth focusing on extended market and operational improvement. The next step of these strategies will be to make the strategic targets of four perspective BSC, that is determined to be the measurement and targets for a successful indicators
The results of the analysis show that strategic targets to be achieved, from financial perspective is by increasing the income to improve the financial performance of the company. This can only be held by PDAM Tirta Musi to improve quality of the services and to expand the services, from the customer perspective; by decreasing the leakage level, improving customers database, raising the water flow pressure, creating the effective leakage monitoring system and cutting off the illegal pipe connection, from the internal business process perspective; correcting the capabilities of the employees and incentives base on performance to motivate working ethos, from the learning and growth perspective.
The implementation of the strategies by the BSC method would be more convenient if the company is using the technology, especially Information Technology, for a lot of software computer base in the market at the moment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21505
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rivai Tadjuddin
"Lingkungan bisnis telekomunikasi sedang mengalami pergeseran dari voice centric menuju data centric yang di dorong oleh perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer. Dalam rangka mendukung strategi korporasi Telkom dan mengantisipasi meningkatnya permintaan layanan data, Divre II bersama DivRisti telah melakukan pengujian teknologi Wireless WAN dan akan diimplementasikan pada area Divre II. Pada saat ini telah diperoleh ijin prinsip dari Pemerintah dan diharapkan akan di launching pada awal tahun 2002 ini.
Wireless WAN yang diposisikan sebagai premium Telkom MMA merupakan bagian dari produk layanan komunikasi data Divre II yang telah ada saat ini. Fleksibility dan reliability yang dimiliki Wireless WAN ditujukan melayani pelanggan bisnis yang membutuhkan "instant delivery" (1-2 hari) untuk layanan akses intemet dedicated dengan kecepatan tinggi.
Teknologi Wireless WAN merupakan teknologi yang relatif berbeda dengan bisnis inti Divre II (POTS) dan mempunyai siklus hidup produk yang dinamis sehingga dibutuhkan suatu strategi yang seimbang, komprehensip, koheren dan terukur yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola bisnis produk Wireless WAN di Divre II. Balanced scorecard sebagai alat analisa strategi manajemen kontemporer berorientasi kastamer dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam menetapkan suatu strategi bisnis.
Tujuan penelitian ini ada lab merumuskan suatu strategi bisnis bagi manajemen Divre-II dalam menjalankan bisnis Wireless WAN dengan menggunakan Balanced Scorecard. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan pendekatan analisa lingkungan makro, analisa lingkungan industri dan penggunaan Balanced Scorecard sebagai sarana mencapai konsensus akan faktor hasil dan inisiatif strategi yang akan diterapkan dalam menjalankan bisnis Wireless WAN.
Hasil analisa Balanced Scorecard merekomendasikan aspek finansial sebagai tujuan dari tiga perspektif lainnya dengan Pertumbuhan Pendapatan merupakan inisiatif strategi tertinggi diikuti Kepuasan Kastamer. Sebagai hasil, disusun Strategi bisnis dalam empat perspektif dilengkapi dengan faktor hasil dan inisiatif strateginya masing-masing.

Environment of Telecommunications business is moving from voice centric come to data centric that pushed by technological growth of telecommunications and computer. In order to supporting Telkom corporate strategy and to anticipate the increasing of request of data service, Divre II with DivRisti has done technological examination of Wireless WAN and the implementation will at Divre II. At the moment have been obtained by a principal permission from Government and expected will be launched in the early this 2002 year.
Wireless WAN positioned by as premium Telkom MMA represent the part of product of service of communications of data of DIVRE II, which there have in this time. Flexibility and Reliability that owned by Wireless WAN addressed to serve costumer business, which requires " instant delivery" (1-2 day) for the high speed dedicated access Internet services Wireless WAN technology is relative differ from core business technology of Divre II (POTS) and have a live cycle products dynamically so that be required by a well-balanced strategy, comprehensive, coherent and measured which expected serve the purpose of reference in management of business of Wireless WAN products in Divre H. Balanced scorecard as an analyze tools of contemporary management strategy that costumer oriented can identify influence factors in specifying the business strategies.
The objective of this research is to conclude business strategy that can be used by DIVRE II in perform business of Wireless WAN with using Balanced Scorecard. The research methods are used approach analyze macro environment, industrial environmental analysis and Balanced Scorecard to get consensus of the objective factor and the strategy initiative that will be applied in running business of Wireless WAN.
The outcome of analysis of Balanced Scorecard recommend aspect financial as intention of three other in perspective with Earnings Growth represent as the highest strategy initiative followed by Satisfaction Customer. Finally, compiled by a Business strategy in four perspective provided with by in objective factors of result and their strategy initiative, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>