Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2620 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soegeng Reksodihardjo
"Berisi biografi singkat mengenai Dr. Cipto Mangunkusumo dan latar belakang kehidupannya, ketika hidup dalam masyarakat feodal dan perjuangan hingga akhir hayatnya"
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1992
923.292 CIP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Soegeng Reksodihardjo
Jakarta : Kemendiknas, 2012
928 SOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Emdeman
Jakarta: Balai Pustaka, 2008
928 EMD d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Arianita Agung
"Latar belakang: Terdapat peningkatan kebutuhan layanan paliatif, namun belum semua terjangkau. RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo mengidentifikasi kebutuhan paliatif dengan menggunakan perangkat penapisan, namun belum dilakukan penelitian untuk menilai performanya.
Tujuan penelitian: Mengetahui performa perangkat penapisan paliatif dari RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo serta mengetahui titik potong yang optimal untuk perawatan paliatif.
Metode: Desain penelitian ini potong lintang, dilakukan di RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Juli 2019 - Oktober 2019. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling. Keandalan diukur dengan interclass correlation coefficient (ICC). Konsistensi internal dinilai dengan koefisien Cronbach-Alpha. Uji kesahihan kriteria dievaluasi dengan menggunakan uji Pearson.
Hasil: Terkumpul 64 subjek, dan terbanyak kelompok usia 51-70 tahun (50%). Kanker merupakan penyakit dasar terbanyak (87,5%). Penyakit komorbid terbanyak adalah penyakit ginjal (17,1%). Sebaran skor paliatif terbanyak pada skor 6 (23,4%). Rata -rata skor adalah 7,51. Mortalitas pasien di RS sebesar 51,6%. Dari kurva sebaran skor paliatif didapatkan nilai AUC 0,687 dengan IK 95% (0,557-0,818). Titik potong optimal untuk menentukan batas konsultasi pada pasien paliatif didapatkan pada skor 8. Seluruh pasien merupakan pasien paliatif menurut pendapat ahli berdasarkan kriteriaWHO.
Kesimpulan: Performa perangkat ini cukup baik untuk menilai pasien dalam kondisi terminal dan kompleks. Titik potong optimal pada penelitian ini adalah 8. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan proporsi data yang merata.

Background: There was an increasing need for palliative services, but not all are affordable. Cipto Mangunkusumo Hospital identified the need for palliation by using a screening score, but no research has been done to assess the performance of this screening device.
Objectives: To determine performance of the palliative patient screening tool questionnaire from Cipto Mangunkusumo Hospital to assess the need of palliative care and to know the optimal cut off point for palliative care.
Methods: The study was cross sectional, and was conducted in Cipto Mangunkusumo Central General Hospital from July 2019-October 2019. Sampling was done by consecutive sampling. The reliability test was measured by the interclass correlation coefficient (ICC). Internal consistency was assessed by the Cronbach-Alpha coefficient. The criterion validity test was conducted by evaluated using the Pearson test.
Results: The total samples collected were 64 samples. The age group was dominated by 51-70 years (50%). Cancer was the most basic disease found (87.5%). Most comorbid diseases were kidney disease (17.1%). The most palliative score distribution was seen at a score of 6 (23.4%). The mean score was 7.51. Patient mortality in the hospital was 33 patients (51.6%). From the palliative score distribution curve, it was found an AUC value of 0.687 with a CI 95% (0.557-0.818). Optimal cut off point was 8. All of patients were palliative according to expert opinion.
Conclusion: This palliative screening tool was quite good for assessing palliative patients in terminal and complex conditions. The optimal cut off point in this study was 8. Further research is needed with an equally proportion samples.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sutjiati
"Kepres.No.361 tahun 1992 tentang Rumah Sakit sebagai Unit Swadana, merupakan Dasar Hukum RSCM untuk mengikut sertakan dana masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Paviliun Mawar merupakan salah satu bukti upaya realisasi Kepres. tersebut, namun masih belum diikuti dengan pemanfaatan yang optimal oleh masyarakat sebagai pengguna jasa, baik pasien maupun dokter-dokter spesialis RSCM. sebagai pemberi jasa pelayanan kepada masyarakat. Melihat kenyataan tersebut diatas, maka diadakan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien yang sudah memanfaatkan jasa Paviliun Mawar, dan mengetahui bagairnana pendapat mereka terhadap pelayanan yang ada. Selain itu juga perlu mengetahui bagaimana pendapat para dokter serta menejer dalam menilai kualitas pelayanan Paviliun Mawar saat ini, menuju- ke pengembangan pelayanan Paviliun Mawar ke arah pelayanan yang lebih profesional dalam mengantisipasi era globalisasi perumah sakitan di tahun 2000.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain penelitian deskriptif eksploratif. Metoda pengumpulan data vaitu wawancara biasa dan wawancara mendalam, serta dilengkapi data kuantitatif yang diperoleh meialui pengisisan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis persentase dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk seluruh hasil penelitian. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran karakteristik pasien yang mempunyai peluang baik bila ditilik dari sudut segmentasi pemasaran rurnah sakit,yaitu sebagian terbesar adalah usia produktif, pria, kepala keluarga dan dengan latar pendidikan Akademi dan Perguruan Tinggi. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan cukup memadai,penilaian terhadap, tarif yang berlaku tidak menjadi niasalah bagi pasien, kecuali peserta PHB. Oleh karena itu apabila dikelola dengan baik , Paviliun Mawar akan menjadi asset yang baik bagi RSCM di kemudian hari. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa temyata belum semua dokter spesialis di RSCM mengetahui dan memperoleh informasi mengenai adanya fasilitas pelayanan rawat inap kelas VIP Paviliun Mawar yang dapat digunakan sebagai lahan praktek pribadi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sekaligus memperoleh dana sesuai yang diharapkan (tarif swasta).
Paviliun Mawar RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dapat meningkatkan peranannya sebagai salah satu Unit Swadana RSCM dengan lebih baik apabila dapat mengoperasionalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini dapat diwujudkan apabila faktor penghambat yang ada pada saat ini dapat dikurangi dan informasi yang rnasih minim ditingkatkan secara lebih proporsional dan profesional. Dalam hal ini keterlibatan Pimpinan Puncak RSCM bersama-sama para pengelola Unit Swadana, dalam penysunan Strategi dan kebijakan Rumah Sakit adalah merupakan kunci sukses keberhasilan dalam meningkatkan Pemanfaatan Paviliun Mawar RSCM. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Angka kematian meningitis tidak mengalami epnurunan walaupun terdapat penurunan angka kejadian meningitis dan berkembangnya penemuan antibiotik."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jofizal Jannis
"Angka kematian meningitis tidak mengalami penurunan walaupun terdapat penurunan angka kejadian meningitis dan berkembangnya penemuan antibiotik baru. Tujuan penelitian ini adalah melaporkan pola kematian meningitis dan niengetahui faktor yang berhubungan dengan kematian akibat meningitis pada penderita yang dirawat. Penelitian potong lintang menggunakan data rekam medis penderita meningitis yang dirawat di bangsal Neurologi RS Cipto Mangunkusumo Jakarta dari Januari 1997 - Desember 2005. Data dilaporkan dalam bentuk tekstular dan table, dan kemudian dilakukan analisis mcnggunakan Chi-kuadrat untuk data kategorik dan Student's "t" rest untnk data numerical. Analisis menggunakan program SPSS v 13 for Windows. Penelitian ini mengikutsertakan 273 penderita, yang terdiri dari 81 wanila dan 192 pria, dengan usia antara 12 sampai 78 tahun. Seratuis empat belas penderita meninggal dan 159 hidup. Penurunan kesadaran, terutama sopor (OR 10.44, p 0.000) dun koma (OR 53.333, p 0.000), dan adanya himaparesis (OR 2.068, p 0.009) berhubungan dengan keluaran. Angka kematian meningitis masih tinggi (41.8%). Dari penelitian ini didapatkan tingkat kesadaran dan heiniparesis berhubungan dengan angka kematian. (Med J Indones 2006; 15:236-41).

Mortality rate of meningitis is not decreased even though there is decreasing meningitis rate and advanced development of antibiotics. The purpose of this study is to find out meningitis mortality pattern and to evaluate factors related to meningitis mortality in hospitalized patients. Study was done using retrospective data from medical records of the patients administered in llte Neurology ward of Cipto Mangunkusumo hospital from January 1997 - December 2005. Data were reported descriptively in text* and tables, and analyzed with Chi-square for categorical data and Student's "t" test for numerical data, then for final model using multinomial logistic regression analysis. Two hundred and seventy three patients were included in this study, consisted of 81 female patients and 192 male patients age between 12 to 78 years old. A hundred and fourteen patients died during am! 159 patients lived. Decreased level of consciousness, especially stupor (OR 10.44, p 0.000) and coma (OR 53.333, p 0.000), and presence of motor weakness (OR 2.068, p 0.009) had relationship with outcome. Mortality rate of meningitis is still high (41.8%) because there are some factors that affect its prognosis. From this study, onset, level of consciousness, and motor weakness are predictors for meningitis death. (Med J Indones 2006; 15:236-41)."
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-4-OctDec2006-236
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Lalisang, Toar J.M.
"Kami melaporkan hasil 31 pankreatikoduodenektomi dari 141 tumor periampula pada peroide 1994-2002. Di antara kasus, terdapat 16 perempuan; rentang usia 17-68 tahun. Ikterus adalah keluhan tersering, 14 penderita dengan kadar albumin di bawah 3,5 g/dl dan 10 penderita dengan kadar bilirubin lebih dari 10 mg/dl. Telah dilakukan 17 Whipple klasik, 11 pankreatiokoduodenektomi dengan preservasi pilorus dan 3 total pankreatektomi+duodenektomi. Rerata lama operasi 436 menit (290-570). Penderita dikelompokkan dalam 2 periode, antara 1994-1999 dan sesudahnya. Dengan meningkatnya pengalaman, perdarahan intra operatif menurun dari rerata 2000 ml ke 400 ml. Gambaran histopatologi menunjukkan 11 adeno karsinoma kaput pankreas, 11 adeno karsinoma ampula Vater, 4 adeno karsinoma duodenum, 2 kista jinak kaput pankreas dan 3 tumor jinak. Mortalitas operatif terjadi pada 4 penderita dari 12 penderita periode pertama, dan hanya 1 pada 19 penderita sisanya. Komplikasi tersering adalah kebocoran anastomosis ke pankreas yang terjadi pada 14 penderita, dan 4 dari kebocoran tersebut menyebabkan mortalitas operatif. Rentang rawat antara 12 - 47 hari pasca bedah. Sampai akhir laporan ini, 7 penderita hidup tanpa penyakit, dan 4 penderita putus kontak. Rekurensi terjadi pada 13 penderita dari 22 penderita yang terjadi antara 4-24 bulan sesudah operasi, dan 12 penderita meninggal 2-3 minggu kemudian. Tiga penderita meninggal karena sebab yang lain. Kesimpulan: pankreatikoduodenektomi adalah tehnik yang efektif, dan mortalitas operatif dapat diturunkan, khususnya morbidas kebocoran pankreas yang dapat ditangani. (Med J Indones 2004; 13: 166-70).

We reported our experience on 31 pancreaticoduodenectomy out of 141 periampullary tumors during 1994 until 2002; 16 of them were female, and age average 17-68 years. Jaundice was the most common presenting sign; 14 patients showed plasma albumin lower than 3.5 g/dl, and 10 patients had bilirubin level more than 10 mg/dl. We performed classical Whipple technique in 17, pyloric preserving pancreaticoduodenectomy in 11, and total pancreaticoduodenectomy in 3 patients. The mean of operative time was 436 minutes (290-570 minutes). The patients were grouped into 2 periods, between 1994-1999 and thereafter. With experience, the amount of blood loss has decreased from 2000 ml to 400 ml. Histopathologic results showed adenocarcinoma of the pancreas head in 11, adenocarcinoma of the ampulla of Vater in 11, carcinoma of duodenum in 4, head of pancreas benign cyst in 2, and benign tumor in 3 patients. The surgical mortality was 4 in the first 12 patients, in contrast to only 1 in the last 19 patients. The most serious complication was pancreatic leakage in 14 patients, in 4 of them it was responsible as the cause of death. The length of stay after operation varied between 12 and 47 days. Until the end of this report 7 patients are still alive, and 4 patients lost of contact. Recurrence was detected in 13 out of 22 survivors, occurring between 4 to 24 months after operation and 12 patients died 2-3 months later. Three patients died due to other causes. We conclude that pancreoticoduodenectomy is an effective technique, and the operative mortality is decreasing. Furthermore, morbidity especially from pancreatic leakages can be treated in our hospital. (Med J Indones 2004; 13: 166-70)."
Medical Journal of Indonesia, 2004
MJIN-13-3-JulSep2004-166
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fuisal Muliono
"Selama kehamilan terjadi perubahan hormonal dan metabolik yang kompleks pada wanita hamil, yang dapat memperlihatkan gambaran klinik klasik mirip hipertiroid, sehingga diagnosis hipertiroid pada masa kehamilan menjadi lebih sulit. Perubahan hasil tes fungsi tiroid pada masa kehamilan lebih mempersulit lagi diagnosis tersebut, sehingga perlu dicari parameter yang relatif tidak dipengaruhi kehamilan. Diharapkan pemeriksaan kadar TSH dapat menggantikan parameter yang dipakai sekarang.
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adakah perbedaan kadar TSH antara wanita hamil dengan wanita tidak hamil dan antara wanita hamil trimester II dengan trimester III. Selain itu untuk mendapatkan nilai rujukan kadar TSH pada wanita hamil.
Dari bulan April sampai September 1990 di UPF Bagian Patologi Klinik FKUI- RSCM telah dilakukan pemeriksaan kadar TSH-IRMA terhadap 30 orang wanita usia subur dan 60 orang wanita hamil trimester II, pemeriksaan diulang kembali pada kehamilan trimester III.
Kadar TSH-IRMA pada 30 orang wanita usia subur berkisar antara 0,4 - 3,1 mIU/l dengan nilai rata- rata 1,2 mIU/l. Kadar TSH-IRMA 60 orang wanita hamil trimester II berkisar antara 0,2 - 3,1 mIU/1 dengan nilai rata- rata 1,26 mIU/l. Nilai rujukan kadar TSH-IRMA wanita hamil trimester II adalah 0,29-3,73 mIU/1. Dan kadar TSH-IRMA pada 52 orang wanita hamil trimester III berkisar antara 0,2 - 3,3 mIU/1 dengan nilai rata- rata 1,17 mIU/l. Nilai rujukan kadar TSH-IRMA wanita hamil trimester III adalah 0,26-3,59mIU/1.
Hasil uji distribusi dari ke 3 kelompok data dengan tes Anderson Darling didapat distribusi log Gaussian.
Uji student's t test untuk membandingkan antara wanita usia subur sebagai kontrol dengan wanita hamil trimester II didapat kadar TSH-IRMA ke 2 kelompok tidak berbeda bermakna ( p=O,6955 ). Juga antara kontrol dengan trimester III dan antara trimester II dengan trimester III dengan p=0,7333 dan p=0,297.
Uji korelasi antara trimester II dan trimester III dengan Pearson's r product moment correlation didapat adanya korelasi antara ke 2 kelompok dengan r=0,5783 dan persamaan garis regresi y = 0,6251x± O,38O3.
Kesimpulan penelitian ini adalah kadar TSH wanita usia subur yang tidak hamil tidak berbeda dengan kadar TSH wanita hamil trimester II dan trimester III. Juga tidak terdapat perbedaan antara kadar TSH wanita hamil trimester II dengan trimester III.
Disarankan untuk melakukan penelitian serupa dengan subjek yang lebih banyak termasuk wanita hamil trimester I untuk mendapatkan nilai rujukan yang lebih memenuhi syarat.
Juga disarankan melakukan penelitian kadar TSH pada wanita hamil yang menderita hipo/ hipertiroid.

During pregnancy, there are hormonal and metabolic changes, which can mimic the classical picture of hyperthyroid, so diagnosis of hyperthyroid during pregnancy is difficult. The changes of thyroid function test results make the diagnosis even more difficult. It is necessary to find a parameter which is relatively not influence by pregnancy.
The aims of this study are to evaluate the differences of TSH level between pregnant women with non pregnant women and between pregnant women trimester II with trimester III. Beside these, to get the reference range of TSH level in pregnant women.
From April to September 1990 in Department of Clinical Pathology, Dr Cipto Mangunkusumo Hospital/ University of Indonesia, 30 women in child bearing period and 60 pregnant women trimester II had been evaluated their TSH-IRMA level, this test had been repeated in pregnancy trimester III.
TSH-IRMA level in 30 women was between 0,4-3,1 mIU/1 (mean : 1,2 mIU/1). In 60 pregnant women trimester II TSH level was between 0,2 - 3,1 mIU/l (mean 1,28 mIU/1). The reference range was between 0,29 - 3,73 mIU/1. In 52 women trimester III TSH-IRMA level was between 0,2 - 3,3 mIU/1 (mean : 1,17 mIU/1). The reference range was between 0,28 - 3,59 mIU/l.
The data of these 3 groups with Anderson Darling's test were found to be log Gaussian distribution.
TSH-IRHA level of pregnant women trimester II and trimester Ill were not significantly different from control. (p = 0,6955 and p = 0,7333). Also between trimester II and trimester III with p = 0, 297.
There is a correlation between trimester II and trimester III' with r = 0,5783 and regression line Y = 0,6251X ± 0,3803.
In conclusions, TSH level in non pregnant woman, did not differ to pregnant women trimester II and trimester III. There was no difference between TSH level trimester II; and trimester III.
We suggest to make the same evaluation with more subject included pregnant women in trimester I for getting more acceptable reference range.
Also we suggest to evaluate TSH level in pregnant women who suffer hypo/ hyperthyroidism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dalimunthe, Boeyoeng Ego A.P.
"Latar belakang: Kanker ovarium merupakan salah satu penyakit dengan tingkat mortalitas tertinggi dan memerlukan tindakan operatif sebagai penanganannya. Meskipun didapatkan manfaat yang besar dari tindakan operasi, tidak jarang tindakan operasi menimbulkan komplikasi pada pasien. Belum terdapat penelitian mengenai komplikasi akibat operasi pada kanker ovarium di Indonesia, oleh sebab itu penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi komplikasi akibat operasi pada pasien kanker ovarium di Indonesia. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang untuk menganalisis proporsi komplikasi intraoperatif dan postoperatif pada pasien kanker ovarium yang menjalani operasi laparotomi di RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta pada Januari 2018 hingga Desember 2019. Pasien kanker ovarium yang menjalani operasi laparotomi diikutsertakan dalam penelitian. Pasien dengan Riwayat kanker lainnya atau memiliki data tidak lengkap dieksklusi dari penelitian. Komplikasi intraoperatif pada penelitian ini adalah cedera usus,
cedera ureter, dan cedera vesika. Komplikasi postoperatif pada penelitian ini adalah sepsis, ileus paralitik, dan infeksi luka operasi. Hasil: Sebanyak 78 subjek diikutsertakan dalam penelitian. Didapatkan proporsi komplikasi secara total sebesar 19,2%. Komplikasi intraoperatif terbanyak secara proporsi adalah cedera usus (12,8%), cedera vesika (2,6%), dan cedera ureter (1,3%). Komplikasi postoperatif terbanyak secara proporsi adalah infeksi luka operasi (5,2%), sepsis (3,9%), dan tidak terdapat pasien yang mengalami ileus paralitik.
Kesimpulan: Didapatkan proporsi komplikasi pada operasi kanker ovarium di RSUPN
dr. Cipto Mangunkusumo pada Januari 2018 – Desember 2019 sebesar 19,2%.

Background: Ovarian cancer is one of the diseases with the highest mortality rate while requires operative action to treat. Despite the great benefits of surgery, complications are not uncommon adverse effects of it. There has been no research on complications of ovarian cancer in Indonesia, therefore this study aims to investigate complications associated with ovarian cancer surgery in Indonesia.
Methods: This study was a cross-sectional study to analyze reports of intraoperative and postoperative complications in ovarian cancer patients undergoing laparotomy at dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital, Jakarta from January 2018 to December 2019. Ovarian cancer patients undergoing laparotomy surgery were
included in the study. Patients with a history of other cancers or having incomplete data were not excluded from the study. The intraoperative complications in this study were intestinal injury, ureter injury, and bladder injury. Postoperative complications in this study were sepsis, paralytic ileus, and surgical wound infection. Results: A total of 78 subjects were included in the study. The total proportion of complications was 19.2%. The most prevalent intraoperative complications were intestinal injury (12.8%), bladder injury (2.6%), and ureter injury (1.3%). Most prevalent postoperative complications reported were surgical wound infection (5.2%), sepsis (3.9%), while none of the patients had paralytic ileus. Conclusion: The proportion of complications in ovarian cancer surgery at dr. Cipto Mangunkusumo National General Hospital on January 2018 to December 2019 was 19.2%.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>