Ditemukan 7442 dokumen yang sesuai dengan query
Malaysia: University of Malaya, 1998
305.4 WOM
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Titin Nuraeni
"Skripsi ini mengaji tentang pandangan dunia Komunitas Semesta dan perilaku para pelakunya. Dasar pengetahuan komunitas ini adalah energi. Energi mampu menjadi motivasi bagi para pelaku untuk mewujudkan motif-motif masing-masing anggota. Di dalam komunitas Semesta juga terdapat pengetahuan yang berkenaan dengan pandangan kosmologis yang mereka yakini. Pengetahuan serta meditasi yang mereka lakukan mampu mempengaruhi perilaku anggota Komunitas Semesta. Masing-masing anggota mendapatkan kemampuan yang berbeda sesuai dengan minat, misalnya kesaktian, pengobatan dan spiritual. Sebenarnya mereka mendapatkan semua kemampuan itu namun biasanya anggota Semesta hanya condong pada bidang yang memang diminatinya atau dengan kata lain sesuai dengan jiwanya.
This thesis examines about world view of Semesta Comunity and behaviours of their members. Energy is the basic knowledge of this community. This can be a motivation of their members to create the motifs. Semesta Community is also containing the knowledge about cosmological view. That they convience. Their knowledge and experience of meditation are able to influence behaviours of Semesta Community’s members. Every member found out their different ability appropriate with their passion, for example ability of magic power, healing and spiritual power. Substansively their found out these abilities, but usually the members of Semesta just inclined on area that they are interested in or in other word appropriate with their soul."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44718
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Leeuwen, Lizzy Van
Leiden: KITLV Press, 2011
305.8 LEE l
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
London: Routledge, 1997
170 ETH
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Melodya Apriliana
"Penelitian etnografi ini bertujuan untuk menganalisis respons masyarakat Pulau Gili, Bawean, terhadap rencana masuknya proyek infrastruktur listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Meski proyek tersebut pada faktanya tidak riil (fiksi), masyarakat membangun narasi tentang rencana proyek tersebut sebagai sebuah kenyataan. Respons masyarakat ini perlu dipahami dengan melihat relasi sosial yang terbentuk di antara mereka dan sejarah konflik yang ada. Lewat proyek PLN yang fiksi, kita dapat mengungkapkan fragmentasi yang terjadi dalam masyarakat Gili akibat adanya perbedaan agensi dan sejarah konflik masa lalu yang terekam dalam memori kolektif. Studi kasus ini menunjukkan bahwa masyarakat memaknai kehadiran listrik dari negara sebagai hal yang dapat membebaskan mereka dari keterikatan sosial terhadap sejumlah tokoh yang mereka anggap merugikan. Keinginan kuat masyarakat untuk mendapatkan listrik agar terbebas dari jeratan hubungan sosial yang tidak diinginkan berkontribusi pada munculnya konstruksi sosial yang membayangkan proyek PLN yang fiksi sebagai sebuah realitas. Dari kasus ini, kita dapat belajar bahwa proyek infrastruktur bukanlah sebuah objek fisik belaka, tetapi juga sesuatu yang dapat menciptakan imajinasi dan harapan tertentu bagi masyarakat, serta terkadang membuka kembali luka lama sejarah konflik yang dikenang oleh masyarakat secara kolektif.
This ethnographic research aims to analyze the response of the people of Gili Island, Bawean, towards the presence of an electricity infrastructure project from Perusahaan Listrik Negara (PLN or state electricity company). While the project itself is in fact unreal (fictional), Gili people develop the narrative of the project plan as a reality. The response needs to be understood by looking at the social relations formed between them and the history of the existing conflicts. Through the fictional PLN project, we can uncover the social fragmentation which occurs due to differences in social agencies and the history of the past conflicts that are recorded in their collective memory. This case study shows that society interprets the presence of electricity from the state as something that can liberate them from social attachment to figures which they consider detrimental. The community's strong desire to access electricity to be free from unwanted social relations has contributed to the emergence of social construction that imagines the fictional PLN project as something real. From this case, we can conclude that an infrastructure project is not a mere physical object, but also something that can generate a certain imagination and hope in the community, and sometimes reopen old wounds of the history of the past conflicts that are collectively remembered by the people."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
New York: Oxford University Press, 2018
301.01 APP
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Charisma Adristy
"Skripsi ini membahas gejala bahasa pergaulan pada speech community mahasiswa Stikom Interstudi Wijaya. Nilai-nilai seperti kebebasan berekpresi, media, dan prestise mempengaruhi pemilihan bahasa pergaulan di kalangan mahasiswa. Dengan menggunakan metode etnografi komunikasi, penelitian ini berusaha menemukan kaitan antara proses pembentukan identitas dan penanda prestise dengan penggunaan bahasa pergaulan. Data penelitian dikumpulkan dengan metode kualitatif seperti wawancara serta rekaman speech events dan di analisis dengan teori Ethnography of Speaking.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa ada nilai budaya tersendiri yang dianut oleh kelompok sosial mahasiswa. Representasi nilai budaya dalam penggunaan bahasa pergaulan terlihat dari penggunaan kata-kata yang sarkatis yang memperlihatkan adanya semacam reduksi makna, sehingga bagi speech community penggunanya kata tersebut tidak mengandung kekasaran dan dilihat sebagai upaya meraih prestise sosial dalam percakapan.
This thesis discusses the use of slang in the speech community college students Stikom Interstudi Wijaya. How cultural values such as freedom of expression, sexuality, and prestige affect code-switching among the students. By using the ethnography of communication methods, this research seeks to find linkages between the process of the formation of identity and prestige with the use of slang. Data were collected using qualitative technique such as interviews, and recording speech events to be analyzed by Ethnography of Speaking.The research concluded that there is particular cultural values which are held by students of social groups. As the Representation of cultural value in using sarcastic slang indicates ?reduction? of meaning, the speech community uses the sarcastic slang to achieve social prestige in which some explicit words has no longer contain violence meaning in the conversations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
R.M. Koentjaraningrat, 1923-1999
Jakarta: Dian Rakjat, 1969
R 305.8 KOE a
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
I Gusti Ngurah Bagus
"Sejarah dan Tema Penelitian. Untuk memberi gambaran yang lebih lengkap tentang tema tesis ini terlebih dahulu akan kami uraikan secara singkat mengenai sejarah lahirnya penelitian ini. Fase permulaan penelitian ini hanyalah terbatas pada penelitian ilmu bahasa yang hendak mengetahui tentang sistem hentuk hormat dalam bahasa Bali, yang dikerjakan tatkala kami mendapat kesempatan belajar pada Fakultas Sastra, Universitas Leiden dari tahun 1971 - 1973. Ide tersebut timbul, setelah kami mendengar ceramah J.L. Swellcrebel yang mengetengahkan beberapa segi dalam bahasa kali yang patut diteliti menurut sarjana itu ada dua hal yang sepatutnya mendapat.pencatian lebih lanjut, yaitu pertama dialek-dialek dan kedua sistem hentuk hormat yang strukturnya belum jelas benar diketahui oleh para sarjana (Swellengrebel, 1971: hlm. 7). Adanya kenyataan ini tentu akibat dari kurangnya penelitian orang terhadap bahasa Bali dan situasi yang demikian itu sangat tepat dikatakan oleh E.M. Uhlenbeck (1967: hlm. 872) sebagai berikut: It is particularly surprising that so little attention has been paid to Balinese, the language of an internationally so videly known culture."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1979
D1109
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Nur Israfyan Sofian
"Lariangi yang diajukan dalam penelitain ini adalah salah satu jenis kesenian berbentuk tari yang ada di Kec. Kaledupa Kab. Wakatobi Sulawesi Tenggara,. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap proses dan bentuk pewarisan lariangi pada masyarakat Kaledupa. Dengan menggunakan pendekatan etnografi sebagai langkah untuk memahami realitas sosial budaya masyarakat, ditunjang oleh konsep dan teori pewarisan, tradisi lisan dan formula, proses dan bentuk pewarisan lariangi pada generasi Kaledupa dapat diungkap. Hasil penelitian menunjukan bahwa lariangi mengalami perubahan dalam pertunjukannya. Perubahan tersebut disebabkan, baik oleh dinamika internal maupun faktor eksternal. Kedua faktor tersebut berimplikasi terhadap proses dan bentuk pewarisan lariangi kepada generasi Kaledupa. Proses dan bentuk pewarisan utamanya dilakukan dalam lingkup keluarga inti yakni pewarisan dari orang tua kepada anak dan kerabat dekat yang terhimpun dalam satu bhakala. Selain itu pewarisan yang ditunjang oleh kebijakan pemerintah Wakatobi melalui program pariwisata sehingga regenerasi lariangi terbina di sanggar-sanggar sekolah dan bhakala setiap desa di Kecamatan Kaledupa.
Lariangi which is presented in this research is one of a dance in Kaledupa, as as part of Wakatobi Regency in SouthEast Sulawesi. This research aims to reveal the process and form of lariangi inheritance in Kaledupa society. Revealing the process and form of inheritance in society of Kaledupa is done by using the ethnography and also the theory and concept of inheritance, oral tradition and formula. The result of this research shows that there is a change in performing process of lariangi. The change is caused both external and internal factors. Both factors imply to the inheritance process and form to Kaledupa generations. Inheritance process and form are mainly done in within the family namely from parents/senior to their children or another extended family. In other hand, the inheritance process is also supported by the Government Policy in Wakatobi through the tourism program so that the lariangi is well taught as the extracurricular at school and in every bhakala in every desa in Kaledupa."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
T42334
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library