Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157082 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reuwpassa, Jauhari Oka
"Jumlah kasus HIV yang semakin meningkat setiap tahunnya. Status gizi pada penderita HIV/AIDS merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2012.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cros seksional, sampel dihitung menggunakan rumus satu proporsi sehingga diperoleh jumlah sampel 96 responden. Sampel dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dan data diperoleh dari catatan rekam medis pasien.
Dari 91 pasien, proporsi pasien yang berstatus gizi baik atau lebih 74% dan gizi kurang 26%. Prevalensi Rasio (PR) untuk variabel jumlah T-CD4 11,88 (CI85% 1.683-83,911), status hemoglobin (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), umur (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), jenis kelamin (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), pendidikan (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), pekerjaan (PR=1,283, 0,683-2,580), status pernikahan (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), status ART (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), lama ART (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), Infeksi oportunistik (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), pengguna narkoba (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) dan konsumsi alkohol (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
Pasien yang memiliki status gizi baik atau lebih, lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki status gizi kurang. Penelitian lebih lanjut tentang status gizi masih perlu dilakukan.

The numbers of HIV cases are increasing every year. Poor nutritional status in patients with HIV/AIDS is one of the issues.
The purpose of this study to know the description of the nutritional status of patients with HIV/AIDS in RSUPN Cipto Mangunkusumo 2012.
Design study in this research is cross sectional. The numbers of respondents were 96 samples. The sample was selected by simple random method (simple random sampling) and data collected from medical records of patient.
Of 91 patients, the proportion of patients who were normal or overweight BMI 74% and 26% were underweight. Prevalensi Rasio (PR) for each variable T-CD4 (PR=11,88, CI85% 1.683-83,911), hemoglobin status (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), age (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), sex (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), education status (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), work status (PR=1,283, 0,683-2,580), marital status (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), ART status (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), ART duration (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), opportunistic infection (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), illicit drugs (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) and alcohol consumption (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
The amount of patients with good nutritional status more than patients with less nutritional status and patients with more nutrition. More research on the nutritional status still needs to be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Sofita
"HIV/AIDS masih menjadi masalah kesehatan prioritas di Indonesia, dimana mayoritas ODHA berusia dewasa. Diskriminasi dari masyarakat masih sering terjadi dan bisa menjadi stresor bagi ODHA. Dampaknya membuat ODHA tertutup dan menarik diri dari masyarakat serta rentan kehilangan sense of community belonging-nya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan usia, stres, dan diskriminasi dengan sense of community belonging pada ODHA. Desain penelitian yang digunakan adalah analitik observasional.
Penelitian ini dilakukan kepada 81 ODHA di Yayasan Pelita Ilmu, Jakarta dengan teknik sampling consecutive sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan 64,2% ODHA berada pada usia dewasa muda (21-35 tahun), 55,6% ODHA mengalami stres ringan, 77,8% ODHA mengalami diskriminasi ringan, dan 63% ODHA memiliki sense of commmunity belonging tinggi.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara stres dengan sense of community belonging namun tidak ada hubungan antara usia dan diskriminasi dengan sense of community belonging pada ODHA. Hal ini berarti stres memengaruhi sense of community belonging serta usia dan diskriminasi bisa menjadi faktor risiko tingkat sense of community belonging ODHA. Rekomendasi selanjutnya adalah mencari faktor lain yang berhubungan dengan sense of community belonging pada ODHA.

HIV/AIDS is priority health problem in Indonesia, where the majority of PLWHA is in adult age. Discrimination from the community still occur and can be stressor for PLWHA. The impact are make them to be closed off, withdraw from the society, and vulnerable to lose their sense of community belonging. The purpose of this study is to identify the relationship between age, stress, and discrimination with sense of community belonging among PLWHA. This study using analytic observational design.
This study was conducted to 81 PLWHA in Pelita Ilmu Foundation, Jakarta. Consecutive sampling used as sampling technique. Data were analyzed using Chi-square test. The results showed 64,2% of PLWHA were in young adult age (21-35 years old), 55,6% of PLWHA experienced a mild stres, 77,8% of PLWHA experienced a mild discrimination, and 63% of PLWHA have high sense of community belonging.
These results indicate there is relationship between stres and sense of community belonging, but there is no relationship between age and discrimination with sense of community belonging among PLWHA. It means that stress affects sense of community belonging and the age and discrimination can be risk factor for the level of sense of community belonging among PLWHA. Suggestion for the future is to look for other related factors of sense of community belonging among PLWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63067
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simarmata, Veronika Jenny
"Kasus AIDS semakin banyak terjadi di Indonesia dan diperburuk dengan berbagai macam penyakit infeksi komorbidnya. Hasil penelitian 108 pasien diperoleh 50,9% memiliki infeksi komorbid hepar. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional analitik dengan data sekunder rekam medik pasien rawat inap RSCM pada tahun 2010. Hasil beberapa faktor yang diteliti adalah responden laki-laki terbanyak (51 orang), rentang usia terbanyak 25-49 tahun (52 orang), dan faktor resiko penularan pada penggunaan jarum suntik (22 orang). Dengan chi-square diperoleh hubungan bermakna pada jenis kelamin (p<0,05). Ditinjau dari nilai index massa tubuh diperoleh rerata nilainya adalah 18,6 kg/m2, dan nilai rerata hitung CD4+ absolute sebesar 46 sel/dL, namun hanya nilai CD4+ absolute memiliki hubungan bermakna pada uji mann-whitney (p<0,05).

AIDS cases are increasing in Indonesia and this infections are so bad with comorbid infections. From the result of this study, there are 50.9% in 108 patients that have comorbid hepar infection. This study was designed by cross-sectional analytic metode by using medical records of patients hospitalized in RSCM in 2010. From the factors that studied, the results are respondents with hepar infection, most are male sex (51 people), in the range 25-49 years (52 people), and the risk factor in intravena drug using (22 people). With chi-square, sex is related with hepar infection in respondents (p<0,05). In Body Mass Index of the respondents, the mean of the value is 18,6 kg/m2, and the mean of CD4+ absolute value is 46 cells/dL, but only the value of CD4+ absolute has related with hepar infection in mann-whitney test (p<0,05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wahyuni
"ABSTRAK
HIV/AIDS adalah masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatianyang sangat serius. Hal ini terlihat dari jumlah kasus HIV/AIDS yang setiap tahunnya meningkat secara signifikan. Di Cilegon pada awal tahun 2005 diketahui hanya terdapat 5 orang penderita, namun hingga tahun 2015 terdapat 460 penderita Kasus HIV 316 orang, dan AIDS 144 orang . Tujuan penelitian untuk mengetahui determinan status HIV/AIDS di fasilitas kesehatan Kota Cilegon. Populasi penelitian adalah seluruh pasien yang mengunjungi klinik IMS di fasilitas kesehatan Cilegon, sedangkan sampel adalah pasien yang mengunjungiklinik IMS di fasilitas kesehatan Cilegon pada periode penelitian dan bersedia diwawancara. Desain case control dengan sampel sebanyak 88 responden terdiri dari 44 kasus, dan 44 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat medical record di 10 fasilitas kesehatan Cilegon. Analisis dilakukan untuk melihat hubungan dan faktor yang paling dominan terhadap statusHIV/AIDS. Variabel dependent adalah status HIV/AIDS, sedangkan yang diduga sebagai determinan status HIV/AIDS adalah umur, status pernikahan, pekerjaan,pendidikan, riwayat IMS, perilaku seksual, penggunaan narkotika suntik danakses ke pelayanan kesehatan. Hasil analisis menunjukkan status pernikahanmemiliki nilai p 0,001. Sedangkan pengguna narkotika suntik memiliki nilai p0,008 dengan nilai OR 11,733. Pada uji interaksi semua variabel memiliki nilai p>0,05. Variabel yang berhubungan dengan status HIV/AIDS yaitu status pernikahan dan pengguna narkotika suntik, sedangkan variabel pendidikan,riwayat IMS, perilaku seksual dan akses ke pelayanan kesehatan adalah variabel confounding terhadap status HIV/AIDS. Pengguna narkotika suntik memiliki risiko 11 kali untuk terinfeksi HIV/AIDS. Dinas Kesehatan Cilegon dapat memberikan edukasi bagi penasun untuk tidak menggunakan jarum suntik secara bersama dan Komisi Penanggulangan AIDS dapat memfasilitasi penasun dengan menyediakan jarum suntik gratis yang disediakan di fasilitas kesehatan yang ditunjuk.

ABSTRACT
HIV/AIDS is public health problems that require very serious attention. This is visible from cases of HIV AIDS which increase significantly every years. In Cilegon early 2005 is known only 5 patient, but up to 2015 there are 460 patients HIV are 316 patients, and AIDS are 144 patients . This Study is knowing to determinant status of HIV AIDS in Cilegon health facilities. Population this study are all the patients who visiting sexually transmittes infection clinic, while thesampel are patients who visiting sexually transmitted infection clinik at the study periode and welcome to interviewed. Desain study case control with 88respondents, consist of 44 cases, and 44 control. Data collection with interview and saw the medical record in 10 health facilities at Cilegon. Analysis to see the relationship and dominant factor HIV AIDS status. Dependent variable is status of HIV AIDS, and variables which is to be expected determinan status ofHIV AIDS are age, marital status, work, education, history of sexually transmitted infections, sexual behavior, injection drug users, and acces to health services. The result is marital status has a p value 0,001. While injection drug users has a p value 0,008 with OR 11,733. On the interaction test, all of variable have p value 0,05. Variables associated with HIV AIDS are marital status and injection drug user rsquo s. And injection drug user rsquo s have a risk of 11 time to get HIV AIDS infected. Suggestion from this study is public health office can be educated for injection drug users do not use syringes in turn AIDS commission can be facilitate injection drug users to get a free syringe at a designated health facilities.
"
2017
T47733
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaki Dinul
"ABSTRAK
Biaya pengobatan HIV/AIDS mahal. ODHA mengeluarkan biaya sendiri yang besar untuk membiayai pengobatan. Tujuan penelitian ini untuk menggambarkan OOP pada pasien HIV/AIDS rawat jalan. Penelitian ini merupakan penelitian analitik deskriptif secara retrospektif dengan desain penelitian berupa desain studi potong lintang. Adapun sampel pada penelitian ini, yaitu pasien HIV/AIDS rawat jalan yang diambil secara acak sebesar 144 pasien. Rata-rata pengeluaran per kunjungan pasien sebesar Rp100.763,35 yang terdiri dari jasa dokter Rp41.557,32, administrasi Rp4563,56 dan biaya tes laboratorium sebesar Rp13.833,03. Rata-rata pengeluaran pasien umum dalam setahun sebesar Rp999.755,10 dan pasien jaminan sebesar Rp268.116,50. Ada hubungan secara statistik antara cara pembayaran terhadap Biaya Pengobatan setelah mengontrol variabel status pasien, jumlah infeksi oportunistik, dan jumlah kunjungan (nilai p sebesar 0,0005). Diharapkan pemerintah bisa menjamin penderita HIV/AIDS untuk mendapatkan pengobatan agar bisa terhindar dari kerugian ekonomi.

ABSTRACT
cost for treatment HIV/AIDS is expensive. PLHIV spent high cost for treatment (out-of-pocket). This research analized cost for treatment in outpatient with HIV/AIDS, used cross sectional design. The sample in this research was 144 outpatient HIV/AIDS in RSKO, taken by simple random sampling. Out-of-Pocket for treatment was Rp 100.763,35/visit consists of physician Rp41.557,31, medical (non-ARV) Rp5, administration Rp4.563,56, and laboratorium test Rp13.833,03. The mean for patient with no insurance Rp999.755,10/year and with insurance Rp268.116,50. There is significant relationship between payment and number of visit to expense (p value 0,0005). Hope government could insure PLHIV for avoiding financial burden."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nimas Ayu Lestari Nurjanah
"Infeksi HIV pada tubuh bertindak sebagai stresor yang akan menimbulkan permasalahan bagi individu yang terinfeksi di ataranya masalah fisik, psikologis dan psikososialnya. Permasalahan fisik terkait dengan perjalanan penyakit dan komplikasi sistem saraf pusat, mulai dari munculnya gejala penyakit, turunnya sistem kekebalan tubuh. Masalah psikosial dan psikologis yang dialami oleh penderita HIV diantaranya adalah munculnya stigma dan diskriminasi baik didalam keluarga maupun di masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui gambaran kualitas hidup Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan faktor -faktor yang mempengaruhi kualitas hidup ODHA di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr Sulianto Saroso.
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, teknik pengambilan sample menggunakan cara consecutive sampling dengan jumlah sample sebanyak 420 orang. Analisis bivariat menggunakan chi-Square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan (nilai p = 0,001), Spiritual (nilai p = 0,003), Depresi (nilai p 0,000), kepatuhan minum ARV (nilai p 0,000), lama terapi ARV (nilai p 0,002), Stigma (nilai p 0,000), dukungan sosial (nilai p 0,003), dukungan keluarga (nilai p 0,001), dukungan sebaya (0,002) dengan kualitas hidup ODHA. Faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup ODHA adalah kepatuhan minum ARV dengan OR 4,250 . yang berarti ODHA yang patuh dalam meminum ARV akan memiliki kualitas hidup yang tinggi 4,250 kali daripada ODHA yang tidak patuh dalam meminum ARV.

HIV infection in the body act as stressors that will cause problems for individuals infected among physical, psychological and psychosocial. Physical problems related to the course of the disease and complications of the central nervous system, starting from the symptoms appearance of the disease, the decline of the immune system. Psychosocial and psychological problems experienced by HIV sufferers include the emergence of stigma and discrimination within the family and in society.
The aims of this study were to quality of life of People Living With HIV/AIDS and factors influencing the quality of life People Living With HIV/AIDS In Infectious Disease Hospital Prof Dr Sulianti Saroso.
This study used a cross sectional design, the sampling technique used consecutive sampling method with a total sample of 420 people. Bivariate analysis used chi-square and multivariate analysis used logistic regression.
The results showed significant correlation between work (p = 0.001), Spiritual (p = 0.003), Depression (p value 0.000), adherence to taking ARV (p value 0.000), duration of ARV therapy (p value 0.002), Stigma (p value 0,000), social support (p value 0.003), family support (p value 0.001), peer support (0.002) with quality of life People Living With HIV/AIDS. The most influencing factor for the quality of life People Living With HIV/AIDS is the adherence to taking ARV with OR 4.250 which means that People Living With HIV/AIDS who are obedient in taking ARVs will have a high quality of life of 4.250 times than People Living With HIV/AIDS who are not obedient in taking ARV.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Widyastuti
"HIV/AIDS di Indonesia semakin menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, dan telah mengalami perubahan dari epidemik rendah menjadi epidemik terkonsentrasi. Salah satu program pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS adalah dengan upaya promotif berupa penyuluhan baik secara individu maupun secara kelompok untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat. Pengetahuan tentang HIV/AIDS perlu diberikan pada masyarakat dengan memperhatikan dan menyesuaikan dengan karakteristik masyarakat. Penelitian ini adalah analisis data SDKI tahun 2007 tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang HIV/AIDS pada wanita usia subur di Indonesia. Variabel independen adalah karakteristik wanita usia subur (umur, status perkawinan, pendidikan, tipe daerah tempat tinggal, status ekonomi) dan keterpajanan terhadap media massa.
Hasil analisis menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan karakteristik wanita usia subur dan keterpajanan terhadap media massa. Wanita usia subur dengan umur 20 – 35 tahun, yang tinggal diperkotaan dan berstatus kawin, memiliki tingkat pendidikan tinggi, dan tingkat status ekonomi teratas serta terpajan terhadap media massa, memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS. Variabel yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan tentang HIV/AIDS adalah variabel pendidikan tinggi (OR : 13.9, 95% CI : 10.4-18.6), semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka berpeluang memiliki pengetahuan yang baik tentang HIV/AIDS 13.9 kali dibandingkan responden dengan tingkat pendidikan rendah. Berdasarkan hasil analisis, maka disarankan agar para kader/petugas kesehatan, perlu melakukan intervensi yang terus menerus pada kelompok masyarakat desa, dengan tingkat pendidikan rendah dan status ekonomi rendah melalui seringnya mengadakan penyuluhan tentang HIV/AIDS dengan cara penyampaian yang lugas dan mudah dipahami.

This research had analyze the SDKI 2007 data to know the factors related to HIV/AIDS knowledge at the Indonesia young woman. The independent variable is Indonesia young woman (by age, marital status, education, life place, economic status) and the information access. The result show there is correlation between HIV/AIDS knowledge and the characteristic Indonesia young woman and the information accessibility to media information. Indonesia young woman at the age 20 – 35 years that live at the urban area, married, high education, and good access to media information have good knowledge about HIV/AIDS.
The high score that give contribution to HIV/AIDS knowledge at the Indonesia young women is the education status (OR : 13.9, 95%; CI : 10.4-18.6). More higher young woman education make their knowledge more better about HIV/AIDS. The ratio status education in the higher education 13.9 time than the lower education. Base in this result the health adviser can focus give more access information about HIV/AIDS to Indonesia young women at suburban, lower education and lower economic status.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rani Setiani Sujana
"Kehamilan dengan Sindroma Defisiensi Imun Akut (SIDA) merupakan fenomena masalah kesehatan perkotaan. Asuhan keperawatan pada periode perinatal untuk perempuan dengan SIDA memiliki perbedaan dengan asuhan keperawatan kehamilan pada umumnya. Dalam analisis praktik keperawatan ini ditemukan bahwa cemas/ansietas terhadap kondisi kehamilan merupakan masalah keperawatan utama yang disebabkan oleh kurangnya informasi yang dibutuhkan oleh klien selama menjalani kehamilannya. Karya ilmiah ini telah menunjukkan bahwa intervensi terkait pencegahan transmisi HIV dari ibu ke bayi dapat membantu klien dalam mengurangi kecemasannya pada kehamilan dengan SIDA.

Pregnancy with Acute Immune Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) is a phenomenon of urban health problems. Nursing care in the perinatal period to the women with HIV has differences with other nursing care in pregnancy. In this nursing practice analysis found that anxiety of the condition during pregnancy is a major nursing problem that is caused by a lack of information needed by the client during their pregnancy. This scientific work has shown that interventions for the prevention of HIV transmission from mother to infant can assist clients in reducing anxiety in pregnancy with HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Rustifar Rustana
"Skripsi ini membahas tentang perancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS dalam upaya percepatan distribusi data dan kelancaran arus informasi sehingga dapat menghasilkan gambaran situasi kasus HIV/AIDS dan IMS di Kabupaten Cirebon. Rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS ini dapat mengolah laporan bulanan kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, dengan menggunakan program aplikasi Microsoft Access, yang akan menghasilkan keluaran berupa informasi sebaran kasus, informasi indikator-indikator dalam kegiatan penanggulangan HIV/AIDS, yang kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan grafik secara rinci. Dengan demikian cakupan kegiatan yang masih rendah atau terjadinya kasus yang perlu penanganan khusus dapat dilakukan penanggulangan secara efektif dan efisien. Hasil akhir dari penelitian ini adalah prototipe perangkat lunak komputer dari rancangan sistem informasi surveilans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.

This thesis describes the process of developing an information system for HIV/AIDS surveillance in Cirebon Health District. The work starts out with a study of the existing system, based on two study methods: observation and in depth-interviews at Cirebon Health District Office. The primary goal of this thesis is to design a prototype of HIV/AIDS surveillance information system that can accelerate the distribution of data and ensure the smooth running of information that is most useful in reducing the spread of HIV/AIDS and in providing care for those affected in Cirebon district. This prototype, developed using database management system in Microsoft Access 2007, can process the HIV/AIDS and STI reporting which will produce the information about distribution of HIV infections, AIDS and STI cases, and also some indicators of HIV/AIDS programme that displayed in more detail in tables or graphs. The result of this study is a prototype of information system for HIV/AIDS surveillance design in Cirebon Health District."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Anggraito Amirullah
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor sosio-demografi dan pengetahuan dengan sikap mahasiswa FKM UI terhadap penderita HIV-AIDS tahun 2013. Penelitian dengan desain cross sectional pada 147 mahasiswa program sarjana FKM UI angkatan 2010 dan 2011 sebagai sumber data yang dikumpulkan dengan cara angket menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan 61,2% mahasiswa memiliki sikap yang negatif terhadap penderita HIV-AIDS, 54,6% mahasiswa mempunyai tingkat pengetahuan yang buruk tentang HIV-AIDS. Sebagian besar responden (70,7%) berusia < 20 tahun, berjenis kelamin perempuan (77,6%) dan umumnya berpendidikan SMA (96,6%), beragama Islam (47,5%) dan berasal dari luar Jakarta (62,6%) serta tinggal di rumah kost/asrama (58,5%). Hasil analisis mendapatkan tidak ada variabel yang berhubungan dengan sikap responden terhadap penderita HIV-AIDS.

The purpose of this study is to determine the relationship of sociodemographic factors and knowledge associated with the attitudes of 'Faculty of Public Health', University of Indonesia student towards people who live with HIV-AIDS in 2013. This study used cross-sectional design with a total sample of 147 students of FKM class 2010 and 2011 which taken as the total sample and also using questionnaire as a measure of this research. The results of this study showed that 61.2% of students still have a negative attitude towards people with HIV-AIDS and 54.6% of students have a poor level of knowledge about HIVAIDS. A total of 70.7% of respondents aged less than 20 years, by sex is dominated 77.6% of women with a recent educational background equivalent of high school graduates (96.6%), Moslem (87.1%) came from outside Jakarta (62 , 6%), and lived in a boarding house/dormitory (58.5%). Based on chi square test age is no one variable that had a significant relationship with attitudes toward people living with HIV-AIDS in the FKM student class of 2010 and 2011."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47176
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>