Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128566 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deta Marshavidia
"Pada skripsi ini, penulis melakukan analisis yuridis terhadap beberapa aspek dari putusan pailit dan pembatalan pailit PT. Cipta Televisi Indonesia, antara lain : pertimbangan hukum Majelis Hakim tingkat pertama dalam memutus pailit PT. Cipta Televisi Indonesia, pertimbangan hukum Hakim Agung dalam memutus pembatalan pailit PT. Cipta Televisi Indonesia, serta eksistensi utang yang menjadi persoalan pokok dalam perkara ini. Dalam menganalisis putusan pailit dan pembatalan PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia ini, penulis mendasarkan analisisnya dengan Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, terutama penerapan secara hukum mengenai syarat-syarat kepailitan oleh Majelis Hakim tingkat pertama dan Hakim Agung. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan tipe penelitian deskriptif dan metode analisa data kualitatif dengan cara pengumpulan data dengan meneliti literatur-literatur dan melakukan wawancara dengan nara sumber yang berhubungan dengan objek yang diteliti sehingga akan memberikan gambaran umum mengenai permasalahan yang akan dibahas.

In this study, the Writer tries to juridically analyze several aspects of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia bankruptcy and the cancellation of bankruptcy verdicts, among others : the consideration of the Panel of Judges of first instance in deciding the bankruptcy petition of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, the consideration of the Supreme Court Judges in deciding the cancellation of bankruptcy of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, and the existence of debt that became the primary issue in this case. In analyzing the verdicts of the bankruptcy and the cancellation of PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia, the Writer based her analysis by Law Number 37 Year 2004 concerning Bankruptcy and Suspension of Payment, particularly the application of the law on bankruptcy requirements by the Panel of Judges of first instance and Supreme Court Judges. In this study, the Writer uses a normative legal research methods with the type of descriptive research and qualitative methods of data analysis by collecting data with examining the literature and interviews with resource persons associated with the object under study, so that it will provide an overview of issues to be discussed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S25318
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan
"Tesis ini membahas Putusan Mahkamah Agung Nomor 834 K/Pdt.Sus/2009 yang membatalkan pailit terhadap PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia untuk mengetahui penerapan Undang - Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang dan arti utang menurut Majelis Hakim serta dampak pembatalan pailit terhadap kurator yang sedang melakukan pekerjaannya. Penelitian ini adalah penelitian normatif yuridis dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyatakan bahwa Putusan Majelis Hakim pada Mahkamah Agung telah benar menerapkan hukum sesuai dengan syarat - syarat menurut Undang - undang yang berlaku. Majelis Hakim pada Pengadilan Niaga mengartikan utang secara sempit dimana seseorang yang memegang atau memiliki atau menunjukkan Surat Utang atas Unjuk adalah pemilik yang disebut sebagai kreditor sehingga permohonan pailit dapat dikabulkan. Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Majelis Hakim pada tingkat kasasi karena utang yang dimaksud masih diperdebatkan oleh kedua belah pihak yang mengakibatkan dibatalkannya Putusan Pailit tersebut yang menimbulkan dampak terhadap pembayaran atas pekerjaan yang telah dilakukan oleh kurator yang jumlahnya ditentukan melalui Penetapan Pengadilan.

This thesis discusses the Supreme Court ruling that annulled bankruptcy case Number 834 K/Pdt.Sus/2009 against PT. Cipta Televisi Pendidikan Indonesia to determine the application of Act number 37 Year 2004 on Bankruptcy and Suspension of Payment and the meaning of debt by the Panel of Judges and the impact of the annulment of the bankruptcy against Trustee who was doing his job. This research is a normative juridical and descriptive design.
The results stated that the decision of the Panel of Judges on the Supreme Court has correctly applied the law in accordance with the requirement according to Law applicable. Judges in the Commercial Court narrowly interpreted the debt of a person who holds or has, or indicate the Performance Bond is the owner is so-called creditor bankruptcy so that the petition can be granted. But the statement denied by judges on the supreme court because the debt is still debated by both parties that resulted in the annulment of a bankruptcy decision giving effect to payment for work already done by the trustee of which is determined by the Court Decision."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T27414
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shelina Paramita
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
S24797
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Peggy Priscilla P. Setiawan
"Setiap perbuatan hukum, khususnya yang menyangkut aspek ekonomi hendaknya diikat dengan suatu alat bukti tertulis, yaitu akta otentik sebagaimana telah diatur secara tegas dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004, sehingga setiap perbuatan hukum yang mereka lakukan dapat terjamin kepastian dan perlindungan hukumnya, Tesis ini mengacu pada kasus "Pembatalan Akta Notaris" yang berupa akta pemberian upah dan pembagian keuntungan, dimana akta itu ditandatangani pada saat Penggugat dalam keadaan tidak sadar dan tidak sehat, dan akta itu tidak dibacakan oleh notaris di hadapannya. Adapun pokok permasalahan yang dibahas yaitu dapatkah seseorang mengingkari akta yang ditandatanganinya dan dapatkah notaris digugat ke pengadilan atas akta yang dibuatnya, khususnya pada Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2827.K/Pdt/1987 tentang Pembatalan Akta Notaris. Dalam penulisan tesis ini, tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian preskriptif. Data yang digunakan adalah jenis data sekunder yang akan dianalisis secara kualitatif. Dalam menarik kesimpulan, metode yang akan digunakan adalah metode kualitatif yang akan menghasilkan data yang bersifat evaluatif-prespkriptif-analisis. Hasil penelitian menunjukan bahwa seseorang tidak dapat mengingkari akta yang sudah ditandatanganinya apabila persyaratan otentisitas suatu akta seperti yang telah diatur secara tegas oleh Undang-Undang tentang Jabatan Notaris sudah terpenuhi, sehingga akta tersebut mempunyai kekuatan pembuktian hukum yang sempurna dan mengikat para pihak; notaris tidak dapat digugat ke pengadilan atas akta yang dibuatnya karena tanggung jawab notaris hanya terbatas pada pemenuhan unsur otentisitas akta, namun terhadap kebenaran isi akta bukan merupakan tanggung jawab notaris."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2006
T16472
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanie Hapsari
"ABSTRAK
Jual-beli diartikan sebagai suatu hubungan hukum
mengenai benda kekayaan antara dua pihak, dalam mana satu
pihak berjanji akan melakukan sesuatu hal atau tidak akan
melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak yang lain berhak
menuntut pelaksanaan janji tersebut. Jual beli hak atas
tanah sebagai suatu bentuk perjanjian peralihan hak atas
tanah; akta perjanjian jual beli tersebut dibuat dihadapan
PPAT sebagai Pejabat Pembuat Akta Tanah yang membantu
pemerintah. Namun dalam penulisan tesis ini dibahas suatu
kasus pembatalan akta jual-beli yang dibuat dihadapan PPAT.
Dalam kasus ini setelah dibuatnya akta jual beli muncul
gugatan dari pihak ketiga yang merasa telah membeli obyek
perjanjian walau hanya baru ada kata sepakat saja. Gugatan
pihak ketiga ini dimenangkan oleh Mahkamah Agung dengan
pertimbangan adanya kata sepakat, maka perjanjian itu telah
terjadi dan akta yang dibuat dihadapan PPAT dinyatakan
batal. Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Tesis ini
adalah apakah pembatalan suatu perjanjian dapat dilakukan
secara sepihak?; Apakah keputusan Mahkamah Agung RI Nomor
2136 K/PDT/1997 sudah tepat menurut peraturan pertanahan
yang berlaku di Indonesia? Metode penelitian yang digunakan
adalah metode penelitian yuridis normatif yang menitik
beratkan pada penelitian kepustakaan. Majelis Hakim dalam
mengadili kasus ini memakai KUH-Perdata sebagai dasar
pertimbangannya. Sedangkan di dalam hukum pertanahan kita
dikenal Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan Peraturan
Pelaksanaannya, sehingga sudah seharusnyalah hakim dalam
hal ini mengacu juga pada Undang-Undang Pokok Agraria dan
tidak pada KUH-Perdata saja karena obyek dalam perjanjian
jual beli tersebut menyangkut mengenai pertanahan.

ABSTRACT
Sell and purchase refers to a legal relationship with
respect to the property between two parties where a party
binds to do or not to do something and the other hand
another party is entitled to claim for the performance of
such promise. Land sell and purchase is an agreement with
respect to the transfer of land rights.,the Land Sell and
Purchase Deed is made before a land official who helps the
goverment however in this thesis writting is discussing
about an annullment case of a land sell and purchase made
by PPAT. However in this case after the Land Sell and
Purchase Deed was made arrest a claim with respect to the
legal action action from the third party already purchases
the object of the agreement eventhough by an oral agreement
only. The main problem is about to discussed in this thesis
is whether or not the Land Sell and Purchase Deed made
before the PPAT is valid?., How are the responsibilities of
PPAT with respect to the a n n u l lment of sell and purchase
deed made by PPAT, related to the Supreme Court Decission
Number 2136 K/PDT/1997? The examination method by stressing
on the library examination. The Judge incasing this case
should not use the KUH-Perdata as the way of make the
decision. As we know that in our rule of land there is a
Reglement of an Agrarian Basic Rule wich is known as
Reglement Number 5 year 1960 about the Basic Reglement of
Agrarian Rule (UUPA) and the Action Reglement, so the judge
should use this because the object in the sell and purchase
deed is about land."
2008
T38061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
H.R. Erwinsyah Sulistiarto
"Jual beli tanah adalah merupakan perbuatan hukum yang merupakan
perbuatan hukum yang dilakukan oleh dua pihak, yang mana pihak pertama wajib
menyerahkan hak atas tanahnya kepada pihak kedua dan pihak kedua wajib
membayar sejumlah uang yang telah disepakati antara pihak pertama dengan pihak
kedua kepada pihak pertama. Di Indonesia, jual beli hak atas tanah, untuk
mengalihkannya harus dilakukan dengan Akta Jual Beli yang dibuat dihadapan
Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) selaku pembantu daripada Pemerintah. Namun
dalam penulisan tesis dibahas suatu kasus pembatalan Akta Jual Beli yang dibuat
dihadapan PPAT. Dalam kasus ini, penjual (selanjutnya disebut pihak pertama)
didalam akta tersebut tidak setuju menjual tanahnya kepada pembeli (selanjutnya
disebut pihak kedua), tetapi pihak kedua memaksa pihak pertama untuk menjual
tanahnya kepada pihak kedua dengan cara menandatangani Akta Pernyataan didepan
Kapolsek Banjarnegara pada tanggal 23 Mei 1984. Maka Camat Banjarnegara
menandatangani Akta Jual Beli yang sebelumnya telah ditandatangani dengan paksa
oleh pihak pertama yang kemudian akta tersebut yang berupa Akta Jual Beli Nomor
58/V/PPAT/1984 tertanggal 28 Mei 1984. Yang mana dengan dibuatnya Akta Jual
Beli tersebut berarti hak atas tanah dari pihak pertama telah beralih kepada pihak
kedua. Pokok Permasalahan yang akan dibahas pada tesis ini adalah Apakah kriteria
suatu akta yang dapat dinyatakan batal demi hukum menurut Putusan P engadilan,
khususnya dalam putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2806
K/PDT/2002 tanggal 23 Januari 2006; Bagaimanakah tanggung jawab PPAT
terhadap pembuatan Akta Jual Beli yang dinyatakan batal demi hukum oleh Putusan
Mahkamah Agung Republik Indonesia karena terdapat cacat hukum dalam
pembuatannya? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian yuridis
normatif dengan pendekatan yang bersifat evaluatif yang menitik beratkan pada
penelitian kepustakaan. Majelis Hakim Mahkamah Agung dalam mengadili kasus ini
menitik beratkan pada pengertian tentang syarat-syarat untuk sahnya suatu peijanjian
menurut KUHperdata

Sales and Purchase Land is law activity that performed by party, by which first party
must delivered his right owner of his land to the second party and the second party
must paid up the price consensus amongst them. In Indonesian, sales and Purchase
Land, that to transfer the right must performed before Land Register Public Officer
or PPAT (Pejabat Pembuat Akta Tanah) as government official representatives.
However, in this Theses will overview a Cancelation of a Land Registration Deed
Cases that made before PPAT. In this cases, Seller (here in after referred to as First *
Party) that drawn up in the deed is disagree his land to the Buyer (here in after
referred to as Second Party), but the Second Party insisted the First party to sold out
his land to the Second Party by means to signed in a statement Deed before Chief
Officer Police of Banjamegara May 23 1984. Therefore, Camat Banjamegara signed
in previous Sales and Purchase Deed that signed in forced by first party with number
of deed 58/V/PPAT/1984 dated on May 28 1984. By already made of the said deed
means the authority of first party has already transfer to the second party. The
objective of this case is what is the criteria of cancel By The Law according to court
resolution? Especially in Supreme Court Resolution of Republik Indonesia Number
2806 K/PDT/2002 dated on January 23, 2006; How PPAT response to the said deed
that clarified Cancel By The Law caused of law incapable? Research Methods
applied are Juridis normarmative by evaluative that focusing Bibliograph Research,
the Supreme Court Judge Council in judging this case focused on the qualification
obliged for the validity of an agreement according to the Indonesian Civil Code
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T37136
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Sekarsari Anindyati
"Pemberian kuasa adalah persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan. Saat ini terdapat surat kuasa yang banyak digunakan dalam praktik bisnis, yaitu “surat kuasa mutlak.” Surat kuasa ini mencantumkan klausul “tidak dapat dicabut kembali dan para pihak mengenyampingkan Pasal 1813 dan 1814 KUHPerdata.” Pada kasus, pemberi kuasa adalah SHR dan penerima adalah PT BKB. Kuasa tersebut dibuat berdasarkan suatu perjanjian investasi di antara SHR dan PT BKB. Permasalahan kemudian timbul ketika tiba-tiba SHR sebagai pemberi kuasa mencabut kuasanya pada PT BKB, padahal SHR telah mendapatkan manfaat dari penerima kuasa.
Power of attorney (POA) is an agreement by which gives power to an attorney, who accepted it, and on the principal’s behalf, to hold an affair. There is one type of POA agreement called “irrevocable power of attorney” which has “shall not be terminated for any reasons, waive Article 1813, 1814 and 1816 of the Civil Code” clause in it. In this case, the principal is SHR and the attorney is PT BKB. The POA was made based on an investment agreement. The problem happened when suddenly SHR revoke the POA after PT BKB gave their performance to SHR."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S55991
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
E. Wulandari S.
"Undang-undang Kepailitan yang berlaku saat ini adalah Undang-undang No.4 Tahun 1998 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-undang tentang Kepailitan yang selanjutnya disebut Undang-undang Kepailitan. Undang-undang ini hanya mengubah Undang-undang Kepailitan yang lama, yaitu Faillissementsverordening. Berarti Faillissements-verordening tetap dinyatakan berlaku selama tidak diubah dengan Undang-undang. Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Kepailitan menyebutkan syarat-syarat seseorang dapat dipailitkan, yaitu sedikitnya memiliki dua orang kreditur dan sedikitnya memiliki satu utang yang telah jatuh waktu (jatuh tempo) da dapat ditagih. Perkara pailit harus dibuktikan secara sederhana atau sumir. Artinya Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) telah terpenuhi (pasal 6 ayat (3) Undang-undang Kepailitan). Setelah debitur dinyatakan pailit, maka debitur kehilangan hak untuk menguruh hartanya yang termasuk dalam harta pailit. Hak tersebut beralih kepada kurator sejak pernyataan pailit dijatuhkan. Menurut pasal 12 Undang-undang Kepailitan, jika nantinya ternyata putusan pernyataan pailit tersebut dibatalkan pada tingkat kasasi dan peninjauan kembali, maka segala tindakan kurator tetap sah dan mengikat. Pada Pengadilan Niaga permohonan pailit terhadap PT Hutama Karya ditolak, PT Hutama Karya dinyatakan pailit oleh Mahkamah Agung pada tingkat kasasi. Namun, Putusan Pernyataan Pailit terhadap PT Hutama Karya tersebut dibatalkan pada tingkat Peninjauan Kembali."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
S24066
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanin Koeswidi Astuti
"Penulisan tesis ini menggunakan metode penelitian kepustakaan dengan data sekunder sebagai sumber datanya. Yang menjadi permasalahan adalah apakah hakim dapat memeriksa suatu kontrak yang di dalamnya terdapat klausula arbitrase terkait dengan asas kebebasan berkontrak apabila terdapat sengketa diantara mereka, apakah upaya hukum yang dapat dilakukan untuk mengajukan pembatalan putusan arbitrase yang telah diputus oleh BANI, dan bagaimanakah pelaksanaan pembatalan putusan arbitrase yang telah diputus BANI oleh MA? Berdasarkan Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUH Perdata ayal (1) yang memuat asas kebebasan berkontrak atau asas paeta sunt servanda ini, maka hakim Pengadilan Negeri dapat menyatakan dirinya tidak berwenang karena jabatannya (ex officio) untuk mengadili sengketa yang di dalamnya terdapat klausula arbitrase. Tidak tergantung pada ada atau tidaknya eksepsi dari tergugat tentang ketidakwenangannya itu, mengenai upaya pembatalan putusan arbitrase yang telah diputus oleh BANI, adalah seperti yang diatur secara limitatif dalam Pasal 70 UU No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, dimana harus memenuhi unsur dalam Pasal 70 tersebut. Dari beberapa kasus pembatalan putusan arbitrase yang telah diputus BANI oleh Mahkamah Agung dapat diketahui bahwa dasarnya yang dianut Mahkamah Agung adalah prinsip paeta sunt servanda yang terlihat pada saat memeriksa dan memutus permohonan kasasi dari sengketa kontrak yang mencantumkan klausula arbitrase, oleh karena itu pengadilan tidak secara otomatis dapat mengadili suatu sengketa, apabila telah diperjanjikan dalam kontrak bisnis mereka sebelumnya berupa klausul arbitrase bahwa para pihak akan menyelesaikan sengketa mereka melalui forum arbitrase, kecuali terjadi kesalahpahaman mengenai klausula arbitrase, salah pengertian dan salah penafsiran, para pihak telah mencabut atau membatalkan klausula arbitrase.

The writing of this thesis research methods literature with secondary data as the data source. The problem is whether the judge can review a contract that contains the arbitration clause related to the principle of freedom of contract if there is a dispute between them, whether the remedy which can be done to apply the annulment of the award which had been cut 'by BANI, and how the implementation of the annulment of the award BANI which had been cut by the Supreme Court? Under article 1320 and Article 1338 Civil KUH point (1) which includes the principle of freedom of contract or pacta sunt servanda principle of this, the District Court judge may declare themselves not competent because of his position (ex officio) to adjudicate disputes in which the arbitration clause. Does not depend on the presence or absence of the defendant's demurrer on not authorized it, about the efforts that the annulment of the award has been settled by BANI, is regulated as limitatif in Article 70 of Law No. 30 of 1999 on Arbitration and Alternative Dispute Resolution, which must meet the elements of Article 70 is. Of some cases of cancellation of the award that has been decided by the Supreme Court BANI can be seen that essentially the Supreme Court adopted the principle of pacta sunt servanda is visible at the time of review and decide upon appeal from a contract dispute that included the arbitration clause, therefore the court does not automatically can judge a dispute, if it had been agreed in previous contracts o f their business arbitration clause that the parties will resolve their dispute through arbitration forum, except for misunderstanding about the arbitration clause, misunderstandings and wrong interpretations, the parties have been revoked or canceled the arbitration clause."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2010
T37491
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adiati Sutjipto
"ABSTRAK
Putusan Mahkamah Agung nomor 3148 K/PDT/1988 tanggal 21 Juni 1989 menyatakan batal demi hukum akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423, akta notaris nomor 173 tanggal 15 Maret 1985, akta notaris nomor 151 tanggal 15 Agustus 1984. Putusan tersebut menimbulkan konsekuens-ikonsekuensi hukum bagi notaris, para pihak yang berkepentingan dalam perbuatan hukum tersebut termasuk pihak ketiga. Melalui penelitian yang bersifat yuridis normative dapat diidentifikasi bahwa pada prinsipnya suatu akta notaris yang memenuhi persyaratan ketentuan formil untuk menjadi akta otentik sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Jabatan Notaris (UUJN) tidak dapat dibatalkan. Dalam kasus ini dianalisa kriteria suatu akta otentik yang dapat dinyatakan batal demi hukum dan akibat hukum terhadap pihak ketiga dengan adanya putusan Mahkamah Agung RI nomor 3148 K/PDT/1988 ini. Akta otentik,dibuat oleh dan dihadapan Notaris sebagai Pejabat Umum. Sehingga kekuatan pembuktian akta otentik adalah sempurna, dan mengikat hakim apabila akta otentik dipergunakan dalam pembuktian dimuka pengadilan. oleh karenanya notaris dalam menjalankan jabatannya wajib untuk memenuhi ketentuan UUJN, dan ketentuan perundang-undangan lain yang berlaku. Isi/materi dalam Akta Notaris harus mematuhi ketentuan perundang--undangan yang berlaku. Akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423 wajib mematuhi ketentuan KUHPerdata mengenai syarat sahnya perjanjian, pemberian kuasa, jual beli dan Undang-Undang Perseroan Terbatas nomor 1 tahun 1995. Penyimpangan dan pelanggaran atas ketentuan-ketentuan tersebut mengakibatkan akta notaris tanggal 29 Desember 1983 nomor 422 dan 423 sepanjang mengenai materiil akta, dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengikutinya adalah batal demi hukum. Bagi pihak ketiga perbuatan hukum dalam akta-akta tersebut tidak menimbulkan akibat hukum apapun. Sebagai perlindungan bagi pihak ketiga maka hakim menguatkan hat tersebut dengan manyatakan akta notaris tersebut batal demi hukum."
2007
T17028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>