Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89897 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putianingtyas Dwi Linanti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26444
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Putri Erdianti
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26487
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahadia Utami
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26425
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syafrudin Adhi Candra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran strategi pemasaran yang dilakukan Rumah Sakit Ananda Bekasi dan diketahuinya permasalahan yang ada dalam menjalankan strategi pemasarannya, Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Data primer untuk analisis kualitatif diperoleh melalui indepth interview. Data Sekunder Berasal dari data laporan tahunan kegiatan pelayanan rumah sakit tahun 2007 dan tahun 2008. Pelayanan dan produk yang bermutu, harga yang terjangkau, lokasi yang strategis penentuan target dan segmen yang tepat akan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan pada poliklinik yang ada. Penelitian sebaiknya dilakukan dengan cakupan lebih luas tentang segmentasi, potensial market, kemampuan daya beli secara lebih mendalam sehingga dapat memberikan gambaran trend yang sedang terjadi, dan dapat mengukur besarnya pesaing yang ada.

The objective of this research was to perceived marketing strategies of Ananda Hospital, Bekasi and to identified problems when running their marketing strategy. The desain of this research was using descriptive reasearch with qualitative approach. Primary data which was used for qualitative analysis, was acquired li-om indepth review. Seconday data were based on annually report of Hospital activity during services in year 2007 and 2008. Services and good quality products, affordable price, good location, accuracy of segmenting and targeting would influence the utilization of the policlinic sen/ices. This research should be done with widen analysis of segmentation, market potention the purchasing power therefore would get trend picture of actual condition and to measure the competitor."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33923
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ririek Andri Christianto
"Dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat serta kemudahan mengakses dan mendapatkan informasi ditunjang dengan meningkatnya tingkat pendidikan , maka saat ini masyarakat menuntut pelayanan yang diterimanya harus bermutu diantaranya pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit, sebagai pelayanan yang bersifat jasa maka mutu diterjemahkan menjadi kepuasan akan pelayanan yang diberikan.
Instalasi rawat jalan merupakan gerbang dan rumah sakit, jadi menggambarkan citra rumah sakit, karena dalam segi jumlah pasien bagian ini yang umumnya paling banyak dalam melayani pasien. Instalasi rawat jalan RSUD Majenang relatif masih muda usianya yakni 2 tahun dan sebagaian besar merupakan warisan dari bentuk puskesmas sebelumnya. Pada tahun 2000 terjadi penurunan jumlah pasien yang berkunjung ke instalasi rawat jalan yang berimbas pada penurunan pendapatan instalasi ini. Oleh pimpinan rumah sakit diperkirakan karena pasien tidak puas akan pelayanan yang diberikan apalagi telah beredar rumor di masyarakat bahwa karyawan rumah sakit kurang ramah dalam melayani pasien. Hal yang menjadi inti penelitian ini yakni ingin menganalisa kepuasan pasien dengan pasien dan karyawan instalasi rawat jalan sebagai obyek penelitian.
Dasar teori yang dipergunakan ada dua yakmi dari servequal dan ultimate patient satisfaction yang digabungkan menjadi satu. Servequal mewakili sudut pandang pelanggan dalam hal ini pasien sedangkan UPS mewakili sudut pandang karyawan rurnah sakit. Alasan penggabungan ini karena dalam pelayanan terdapat dua sisi yang saling berkaitan, yakni karyawan sebagai pihak yang memberikan pelayanan dan disisi lain pasien sebagai yang menerima pelayanan yang diberikan. Maka dalam penelitian ini saya mencoba melihat dua sisi tersebut dalam menganalisa kepuasan pasien. Instrumen penelitian digunakan kuesioner yakni kuesioner A dan B diambil clan UPS sedangkan C 1 dan C 2 diambil dari servequal yang disebarkan ke pasien dan karyawan di tiga poliklinik yakni poli umum, poli kebidanan dan kandungan, serta poli anak.
Hasil penelitian adalah bahwa pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan di instalasi rawat jalan RSUD Majenang ( 49%) dan karyawan kurang memahami pentingnya sikap/perilaku dalam melayani pasien sehingga pasien kurang puas akan pelayanan yang diberikan. Usulan dari penelitian ini adalah perbaikan sikap/perilaku karyawan dalam melayani pasien dan pembentukan team gugus kendali mutu.
Semoga saran ini dapat membantu RS UD Majenang mengembalikan citra rumah sakitnya sehingga jumlah kunjungan pasien diharapkan dapat meningkat.

The Analysis of Patient Satisfaction in Policlinic Installation of District Hospital Majenang, 2000.With the growth up of society consciousness, openness accessibility, information and supported by education level of Society, now the society demand high quality of services, including health services provided by hospital. Then, as services product, hospital services are defined as satisfaction on services, provided by hospital.
The Policlinic is a gateway of hospital, and describing the hospital image, because in quantity of patients, this part gives much more services than another parts. The Policlinic of District hospital of Majenang, relatively new at age, 2 years. And most parts of it are heritage of last Puskesmas. On the years of 2000, the decreasing quantity of patients visited this policlinic, gives impact to the revenue of this installation. The Director of the hospital assumed its all because the patients dissatisfaction with services provided by hospital, and the rumors of policlinic employee inhospitality in servicing patients. This research focusing on analysis to patients satisfaction and patients and employee as the object of this research.
There are two basic theory used for this which are servequal and ultimate patient satisfaction combine to unite. Servequal represent patient, on other hand ultimate patient satisfaction represent hospital staffs. The reason for this is because in the service area, there are two parts interrelated, employee as a party provides services and patients as a part who accept the services. So, in this research I tried to look this both parts on analysis of patients satisfaction. The research instrument used questioner A and B taken from ultimate patient satisfaction, while C 1 and C 2 taken from servequal gives to patient and hospital staffs in three installation which are general policlinic, pediatric policlinic and abstetric and gynecologic policlinic.
The result of this research shows, the patients are not satisfied with the policlinic services of district hospital Majenang (49 %) and the employee less understand with the importance of attitude in servicing patients. so it makes dissatisfaction of services that had given.
This research proposed recovery of employee attitude in order of servicing the patients and the establishing of quality control committee.
I hope my suggestion may support the district hospital Majenang recover its image and then may increasing the quantity of patients visiting this hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Riandi
"Proses pemulangan pasien rawat inap merupakan bagian dari seluruh rangkaian pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien selama di rumah sakit. Pelayanan yang baik dan memuaskan selama proses perawatan bisa berubah menjadi persepsi yang tidak baik apabila pada akhir proses perawatan yaitu proses pemulangan mengalami hambatan dan membuat proses pemulangan menjadi sangat lama.
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa alur proses yang ada sekaligus memberikan usulan perbaikan agar proses pemulangan pasien rawat inap menjadi lebih cepat. Desain penelitian ini adalah analisis kualitatif dengan metode lean thinking melalui telaah dokumen, wawancara mendalam dan observasi.
Hasil penelitian didapatkan lead time atau waktu yang dibutuhkan untuk pemulangan pasien adalah 252,4 menit (4,2 jam). Total waktu kegiatan yang bersifat value added 168 menit, sedangkan total waktu kegiatan yang bersifat non value added adalah 84,4 menit. Dari identifikasi nilai yang dilakukan terhadap alur proses pemulangan pasien ini ditemukan waste sebesar 63,6 menit yang bila bisa dihilangkan akan memotong lead time menjadi 188,3 menit (3,1 jam).

Process of discharging hospitalized patient is part of service given by the hospital. A Good and satisfying service during hospitalization can turn into unsatisfied perception if at the end of hospitalization there is obstacle in discharging patient and make the process longer.
This research is to analyze the process and give a good suggestion for discharging inpatient process in order to make it more efficient. Design of this research is lean thinking method using document analysis, interview, and observation.
Result of the research indicating lead time or time needed for discharging patient is 252.4 minutes (4.2 hours). Total activity time which is value added is 168 minute, while total activity time which is non value added is 84.4 minute. Base on this value identification found waste value time 63.6 minute can be diminished and cutting lead time to 188.4 minute (3.1hour).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Oenleng
"Kualitas pelayanan suatu rumah sakit merupakan produk akhir dari suatu integrasi dan saling ketergantungan yang sangat terkait antara berbagai aspck dalam sehuah sistem. Untuk dapat menjaga dan meningkatkan kualitas pclayanan Rumah Sakit adalah dengan mclakukan penilaian kepuasan pasicn secara berkala dengan tujuan untuk mcngctahui oumut pelayanan rumah sakit, sehingga pihak manajemen dapat segera memperbaiki kekumngan yang ada.
Tujuan penelilian adaiah mengetahui tingkal kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit khususnya di unit rawat jalan dan faktor - faktor karakteristik pasien yang mempengaruhi kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan yang melipuli pelayanan doktcr, pelayanan perawat dan pelayarlan administrasi Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.
Penelitian dilakukan di unit rawat jalan RS Pantai lndah Kapuk pada 110 orang pasien yang datang berobat, bersifat kuantitatif dengan dcsain potong linlang menggunakan metode Servqual yaitu mclihat pelayanan pada: sarana fisik, kchandalan, ketanggapan, jaminan dan perhatian. Dilakukan analisis univanat berupa proporsi, sedangkan analisis bivariat menggunakan chi square untuk mclihat hubungan anmra 6 variabel dependen dengan variabel indcpcndennya yaitu kepuasan pasien.
Dari hasil penelitian ini menunjukkan 61 pasien (55,5%) menyatakan puas dan sisanya 49 pasien (44,5%) tidak puas. Terdapat 4 vaxiabcl independen pada uji bivarial yang berhubungan dengan vaniabcl dcpcnden secara signiiikan, yaitu faktorjenis kelamin, pendidikan, pckczjaan dan penghasilan. Pada uji multivariat dapat disimpulkan bahwa faktor karakterstik yang paling mcmpengaruhi kepuasan adalah faktor pcndidikan responden.
Pada analisa diagram Cartcsius didapati prioritas masalah yang harus diperbaiki antara lain dimcnsi tangible, realibility dan responsivenesns. Prioritas pada dimensi mngible adalah toilet yang tidak tezjaga kebersihannya, sedangkan dimcnsi realibility yang hams diperhatikan adalah wakiu amggu berobat yang lama dan pemeriksaan dokter tidak sesuai jadwal. Dimensi responsiveness yang menjadi prioritas adalah waktu pcndaiiaran lama dan pctugas administrasi yang kumng tanggap terhadap keluhan pasicn. Dimensi mutu pelayanan yang dianggap sudah baik dan ietap hams dipertahankan, antala iain adalah dimensi tangible bempa mang pcmeriksaan dokter yang 1-api dan ruang tunggu dengan fasilitas yang baik sedangl-can dimcnsi responsivness yang perlu dipertahankan adalah dokter dan perawat yang tanggap sedangkan dimcnsi awurance adalah terapi dokter yang profmional dan kondisi alat medis yang mcmberi kepercayaan. Dimensi terakhir adalah dimensi emphaty, yang perlu dipertahankan adalah perawat dan dokter yang pczhatikan keluhan pasien serta pclayanan tidak membedakan pasien.
Berdasarkan hasil penelitian ini terdapat beberapa hal yang dapat disamnkan antara lain adalah peningkalkan kualitas pelayanan berupa pemberian pclayanan yang prima bcrdasarkan gambaran karakteristik pasien dan pelatihan sumber daya manusia di unit tersebut. Supervisi berkelanjutan terutama pada saat pelayanan di unit rawatjalan sedang sibuk. Membanglm komitmen dokter, agar dapai praktek sesuai jadwal sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien sesuai dengan motto rumah sakit yaitu "Sahabat yang Peduli Kesehatan Anda". Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaaat dalam upaya peningkatan mutu pelayanan di unit rawat jalan Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk.

Service Quality ofa hospital is the final output (product) of an integration and interdepency among many aspect in one system. ln order to maintain and improve the service quality ol' a hospital is to measure of patient satisfaction periodically so that the output of hospital service is known and managment can improve service quality.
This analysis is made to know the level of patients satisfaction toward services by the hospital, especially at the outpatient departement and which patient characteristics effect patients satisfaction toward service quality, includes doctors service, nursing services and administration services at PIK Hospital.
The research was carried out in out patient Pantai indah Kapulr Hospital and this study was conducted quantitatively with the cross sectional research design using ll0 samples and it also used Servqual method with S aspects of satisfaction which are physical attributes, realibility, responsiveness, assurance and emphaty. Univariat anlaysis such as proportion, whereas bivariat analysis uses chi square to see the relation among 6 dependent variables with patient satisfaction as independent variable.
The results shown that as many as 61 patients (55,5%) were satislied and as many as 49 patients (44,5%) were unsatisfied with the services by received in the outpatient department at PIK Hospital- The bivariat analysis is show that 'fiom 6 characteristical variables that effects the satisfaction are 4 independent variables that are significant Those four variable are gender factor, education, job and income, for whereas patient characteristic such as age and the willingness for treatment are not significant From the multivariat anaysis can be concluded that the most important factor that effect the satisfaction is educational factor.
In the cartesius diagram analysis toward service quality dimension at the outpatient departement of PIK Hospital, is found that the most priority problem that should be improved are tangible dimension, rcalibility and responsiveness. The priority problem at the tangible dimension is the cleanliness of the toilet which is not well maintained, whereas at the reliability dimension factor should be paid attention is the long waiting time and undicipline doctors. From the responsiveness dimension, the priority should be given to the registration time and the administrations stalfs that are not responsive enoug toward patients complain. At the analytical cartesius diagram is also found the good service quality and should be maintained, one ofanothers are tangible dimension like neat and tidy treatment room and well facilitated waiting room. Responsiveness dimension which should be maintained is rmponsive doctor and nurses; assurance dimension is the professional treatment and the medical instrument that gives trust. From the emphatieal dimension that should be maintained is the nurses and doctors that give good attention to the patient complains and treat all patient equally.
Based on this analysis is suggested to improve the service quality such as to give the exellent service based on patient characteristics and to give training to the man powers at the outpatient departement. Building doctors commitment so they could give service on schedule and could give the excellent service to the paitent according to hospitals motto "Teman yang Peduli Kesehatan Anda". It’s wished that this analyis could give benefit in order to improve service quality at the outpatient departemen of PIK Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34390
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hilman Riady
"Ada dua permasalahan yang biasanya dihadapi yaitu pertama, mutu menurut standar provider kadang kala berbeda dengan mutu menurut standar setiap pasien. Agar usaha peningkatan mutu layanan dapat mencapai sasarannya secara optimal, dalam arti dapat memenuhi kepuasan pasien, seyogianya masalah mutu ini perlu juga ditelaah melalui pendekatan dari sudut pandang pasien (pengguna jasa).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor (variabel bebas) yang berhubungan dengan persepsi pasien rawat inap (variabel terikat) dalam menilai pelayanan faktor di RSQ. Di samping mengetahui varibel bebas apa saja yang berhubungan dengan .variabel terikat, juga bertujuan melihat bagaimana pola hubungannya yang kemudian dilakukan analisis terhadap pola hubungan dimaksud.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat empat variabel bebas (dari 14 variabel) yang berhubungan secara bermakna dengan persepsi pasien dalam menilai layanan & law, yaitu variabel Kelas Perawatan, Penjamin Biaya, Layanan Visite Dokter, dan Jumlah Jenis Layanan. Hubungan Kelas Perawatan dengan Persepsi Pasien terhadap Layanan Faktur (setelah uji ulang), menunjukkan pola hubungannya berbentuk linier dan berbanding terbalik dengan tingkatan kelas perawatan, yaitu semakin tinggi kelas perawatannya, semakin kecil proporsinya yang mengatakan layanan faktur di RSQ, cepat. Sebaliknya, semakin rendah kelas perawatannya, semakin besar proporsi yang mengatakan cepat. Pada variabel Penjamin Biaya Perawatan, pola hubungan yang terjadi adalah proporsi terbesar yang mengatakan cepat ditemukan pada pasien yang biaya perawatannya dijamin oleh lembaga, kemudian diikuti oleh pasien tanpa penjamin. Proporsi terkecil ditemukan pada pasien yang dijamin oleh perseorangan. Sedangkan pada variabel Layanan Visite.
Dokter, proporsi lebih besar dari pasien yang mengatakan layanan faktur cepat, terdapat pada pasien yang intensitas layanan visite dokter (pertemuan dokter - pasien) yang lebih banyak, dibanding pasien yang intensitas pertemuannya lebih sedikit. Terakhir, variabel Jumlah Jenis Layanan menunjukkan bahwa pasien yang mengatakan cepat, proporsinya lebih besar ditemukan pada pasien yang mendapat jenis layanan dengan jumlah lebih banyak, dibanding yang mendapat jenis layanan lebih sedikit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T6302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Susilo
"Membangun budaya keselamatan pasien merupakan langkah awal dalam pengembangan keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien di rumah sakit merupakan bagian dari budaya organisasi, sehingga pengkajian tentang budaya organisasi diperlukan untuk menjadi panduan dalam mengembangkan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengetahui budaya keselamatan pasien di kalangan pemberi pelayanan di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung dan mengidentifikasi profil budaya organisasi pada jajaran pimpinannya.
Penelitian deskriptif dengan interpretasi dan analisis kualitatif ini mengambil subyek penelitian para pemberi pelayanan dan jajaran manajemen rumah sakit, dengan cara menyebarkan kuesioner dan melaksanakan Consensus Decision Making Group (CDMG). Instrumen penelitian menggunakan kuesioner AHRQ (Agency for Heath Research and Quality) membagi budaya keselamatan pasien menjadi 1.) Budaya Keterbukaan, 2.) Budaya Keadilan, 3.) Budaya Pelaporan, 4.) Budaya Belajar, 5.) Budaya Informasi. Sedangkan kuesioner Organization Culture Assesment Instrument (OCAI) menilai 6 kriteria budaya yaitu 1.) Karakter Dominan, 2.) Kepemimpinan Organisasi, 3.) Manajemen Karyawan, 4.) Perekat Organisasi, 5.) Penekanan Strategis, 6.) Kriteria Keberhasilan. Budaya organisasi terbagi menjadi Tipe Clan, Adhocrazy, Market dan Hierarki.
Hasil penelitian mendapatkan bahwa budaya keterbukaan, terutama kerjasama dalam unit merupakan dimensi budaya keselamatan pasien yang terkuat dan dominan. Sedangkan respons non punitive dan pencatatan merupakan dimensi yang terlemah. Tipe budaya Hierarki didapatkan sebagai tipe budaya organisasi yang dominan sekaligus kuat untuk saat ini dan yang diharapkan. Hal ini menjadi panduan untuk memilih strategi peningkatan mutu melalui Competing Value Framework dalam rangka pengembangan dan peningkatan keselamatan pasien. Rencana tindak lanjut dibuat dan disepakati dalam Consensus Decision Making Group (CDMG) untuk membumikan unsur keselamatan pasien dalam visi dan misi organisasi serta penguatan budaya keselamatan melalui pelatihan keselamatan pasien bagi seluruh staf. Blamming culture harus secara perlahan dan signifikan segera dihilangkan dalam semua bentuk pelayanan di rumah sakit.

Building a culture of patient safety is the first step in the development of patient safety. Culture of patient safety in hospitals is part of the culture of the organization, so that the assessment of organizational culture needed to be a guide in developing patient safety. This study aims to determine the patient safety culture among providers in dr. H. Abdul Moeloek Lampung and identify organizational culture profile in the ranks of leadership.
Descriptive study with qualitative interpretation and analysis of the study subjects took care providers and hospital management board, by distributing questionnaires and implement the Consensus Decision Making Group (CDMG). The research instrument used questionnaires AHRQ (Agency for Heath Research and Quality) dividing the patient safety culture to 1.) Cultural Openness, 2.) Cultural Justice, 3) Cultural Reporting, 4.) Cultural Learning, 5.) Cultural Information. While questionnaires Organization Culture Assessment Instrument (OCAI) assesses six cultural criteria, namely 1.) Dominant character, 2) Organizational Leadership, 3) Employee Management, 4.) Adhesive Organization, 5.) Strategic Emphasis, 6.) Success Criteria. Organizational culture is divided into Type Clan, Adhocrazy, Market and Hierarchy.
Results of the study found that a culture of openness, especially cooperation in the unit are the dimensions of patient safety culture is strongest and dominant. While the non-punitive responses and recording the weakest dimension. Type Hierarki culture obtained as the dominant type of organizational culture as well strong for the current and expected. It serves as a guide to select a quality improvement strategy through Competing Value Framework in order to develop and increase patient safety. Follow-up plan prepared and agreed in the Consensus Decision Making Group (CDMG) to ground elements of patient safety in the vision and mission of the organization and strengthening a culture of safety through patient safety training for all staff. Blamming culture must gradually and significantly soon be eliminated in all forms of service in hospitals.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45964
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunier Salim
"Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran mempengaruhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan, baik jenis ataupun mutunya. Dengan meningkatnya taraf pendidikan dan pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat maka pemahaman masyarakat terhadap kesehatan juga semakin meningkat yang ditandai dengan semakin kritisnya tanggapan masyarakat terhadap mutu dan jasa pelayanan.
RSU Kota Padang Panjang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kota Padang Panjang. Pada pelayanan rawat jalan, terjadi penurunan kunjungan terutama terlihat pada 2 tahun terkahir ini. Untuk itu perlu diteliti penyebab dari penurunan kunjungan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang persepsi customer (pelanggan) terhadap pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang sebagai dasar penyusuuan strategi pemasaran rawat jalan RSU Kota Padang Panjang.
Penelitian ini bersifat deskriptif dimana data primer diambil dari informan yang terdiri dari dokter, perawat, pasien RSU Kota Padang Panjang, dan pasien RS Yarsi Padang Panjang dengan menggunakan metode Fokus Group Diskusi (FGD) dan wawancara mendalam sedangkan data sekunder didapatkan dari data rekam medik RSU Kota Padang Panjang.
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa pelayanan perawat dan dokter di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang dan kebersihan serta kenyamanan yang herhubungan dengan fasilitas rumah sakit tidak sesuai dengan harapan pasien. Selain itu tarif pelayanan rawat jalan di poliklinik umum RSU Kota Padang Panjang yang sangat rendah menyebabkan kurangnya motivasi dokter/perawat serta kepercayaan pasien terhadap pelayanan rumah sakit.
Hasil penelitian ini merupakan masukan untuk rumah sakit dalam memperbaiki dan meningkatkan mutu serta pelayanan.

The Customer Perspective to The Ambulatory Care Service at General Polyclinic at District Hospital of Padang Panjang as a Basic Marketing Strategy at District Hospital in Padang Panjang CityThe technology and physician knowledge influence to community need for health service, such the kind of health or quality of health, with enhance quality of education and social economic growth in community. The understanding of people to health more enhance that can be looked at of the people responsive about health quality and health service.
District hospital of Padang Panjang is the one of government hospital in Padang Panjang city. For ambulatory care service, there is reducing of visiting, especially for two years ago.
This research is needed to obtain the information about customer perspective for ambulatory care service at general polyclinic at district hospital of Padang Panjang, as the basic of marketing strategy in district hospital Padang Panjang.
This thesis has descriptive character which primary data is gotten from, the physician, the nurse, and the patient of district hospital and Yarsi hospital patient as the informan that use focus group discussion method (FGD) and interview while secondary data is obtained of district hospital medical record at Padang Panjang.
From this thesis result is found that nurse service, the physician service, cleaning, and safety, at general polyclinic of district hospital that related by hospital facility not according to patient expect. The ambulatory service cost at general polyclinic, district hospital is so cheap and less motivation of physician, the nurse, and the patient belief to hospital service. This thesis result is for hospital to enhance service quality."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T8015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>