Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218930 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Sudartinah
"Peningkatan angka Umur Harapan Hidup suatu negara merupakan salah satu ukuran kemajuan suatu bangsa. Dengan meningkatnya Umur Harapan Hidup secara otomatis akan menambah jumlah lansia. Penambahan jumlah lansia akan berdampak pada pergeseran pola penyakit di masyarakat, yaitu penyakit menular mengalami penurunan sedangkan penyakit tidak menular cenderung mengalami peningkatan. Salah satu penyakit tidak menular yang perlu diwaspadai adalah penyakit hipertensi. Faktor risiko yang dapat menyebabkan hipertensi antara lain : pola makan, gaya hidup, status gizi dan riwayat penyakit keluarga. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Kejiwan Kecamatan Wonosobo Kabupaten Wonosobo dimana terdapat jumlah pralansia dan lansia mencapai 23 % dari jumlah penduduk dan kasus hipertensi sekitar 27 %. Penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi pada pralansia dan lansia di Kelurahan Kejiwan sebesar 53,3 %. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan minum kopi (p = 0,469), aktifitas fisik (p = 0,622), kebiasaan merokok (p = 0,708) dan juga status gizi (p = 0,301) dengan kejadian hipertensi. Namun untuk aktifitas fisik dan status gizi memiliki kecenderungan lebih besar untuk terjadinya hipertensi. Hanya satu variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dari kelima variabel yang dihubungkan yaitu hubungan riwayat penyakit keluarga (p = 0,025) dengan kejadian hipertensi.

Life Expectancy Increased numbers of a country is one measure of the progress of a nation. With the rise of Life Expectancy will automatically increase the number of elderly. The addition of the number of elderly will have an impact on the shifting patterns of disease in society, namely infectious diseases has decreased, while noncommunicable diseases tend to increase. One noncommunicable diseases to watch is the disease of hypertension. Risk factors that can cause hypertension include: diet, lifestyle, nutritional status and family history. The research was conducted in the village district Kejiwan Wonosobo Wonosobo district where there are number of elderly pre-elderly and reached 23% of the population and about 27% of cases of hypertension. This research was conducted with quantitative methods, cross sectional.
The results showed that the prevalence of hypertension in the elderly in the village pre-elderly and Kejiwan of 53.3%. There is no significant association between coffee drinking habits (p=0,468), physical activity (p=0,622), smoking habits (p=0,708) and nutritional status (p=0,301) with the incidence of hypertension. But for physical activity and nutritional status have a greater tendency for the occurrence of hypertension. Only one variable that has a significant relationship of the five variables, namely the relationship associated (p=0,025) with the incidence of family history of hypertension.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herna
"Seseorang dikatakan hipertensi apabila tekanan darah sistoliknya ≥140 mmHg dan atau tekanan darah diastoliknya ≥90 mmHg berdasarkan kriteria JNC VII (2003). Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran prevalensi hipertensi serta hubungannya dengan faktor-faktor risiko hipertensi pada pralansia dan lansia di Vihara terpilih, JakartaBarat tahun 2014. Penelitian ini bersifat observasional dengan desain cross sectional, pada 140 orang responden yang berusia 45 tahun ke atas. Pengambilan data dilakukan pada bulan April-Mei 2013 di 4 vihara terpilih di Jakarta Barat.
Hasil penelitian ini menunjukkan prevalensi hipertensi yang cukup besar, yaitu sebesar 45%. Terdapat hubungan yang bermakna antara pola diet vegetarian (p value = 0,014), asupan natrium (p value = 0,008), lingkar pinggang (p value = 0,001), dan indeks massa tubuh (IMT) (p value = 0,009) dengan hipertensi. Terdapat pula perbedaan rata-rata yang signifikan asupan kalsium pada kelompok hipertensi dan tidak hipertensi (p value = 0,038) pada pralansia dan lansia di Jakarta Barat tahun 2014. Oleh karena itu, perlu diadakan penyuluhan gizi dan kesehatan bagi pralansia dan lansia, disertai dengan konsultasi atau olahraga bersama agar kesehatan dan tekanan darah terjaga dan mengurangi angka kegemukan.

Someone was diagnosed hypertension when he/she has a systolic pressure ≥140 mmHg and/or a diastolic pressure ≥90 mmHg based on JNC VII (2003) criteria. The objective of this research was obtaining the prevalence of hypertension and its association with risk factors of hypertension in middle aged and elderly at selected temple in West Jakarta, 2014. This was an observasional study using cross sectional design on 140 subjects, aged 45 years old and above. The data were collected during April-May 2014 at four selected templesin West Jakarta.
The result showed that prevalence of hypertension was quite large (ie, 45%). There was a significant association between vegetarian diet (p value = 0,014), sodium intake (p value = 0,008), waist circumference (p value = 0,001), and body mass index/BMI (p value = 0,009) with hypertension. There was a significant mean difference on calcium intake between hypertension group and no-hypertension group (p value = 0,038) on middle aged and elderly. Therefore, nutrition and health counselling for middle aged and elderly people should be held, and so consultation or having exercise together in order to control blood pressure and decrease obesity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55726
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emerita Stefhany
"Hipertensi (tekanan sistolik ≥ 140 mmHg atau diastolik ≥ 90 mmHg) prevalensinya meningkat seiring pertambahan usia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola makan, gaya hidup, dan Indeks Massa Tubuh dengan hipertensi pada pra lansia dan lansia di Posbindu Kelurahan Depok Jaya. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional.
Berdasarkan penelitian, 55,3% responden menderita hipertensi. Terdapat hubungan bermakna antara riwayat hipertensi, kebiasaan konsumsi lemak dan natrium dengan hipertensi.
Diperlukan upaya penyuluhan kepada pra lansia dan lansia oleh kader mengenai hipertensi dan makanan yang harus dibatasi dan penyebarluasan media mengenai pencegahan hipertensi oleh Dinas Kesehatan Kota Depok.

Hypertension (systolic ≥ 140 mmHg or diastolic 90 mmHg) increases with age. This study aimed to determine whether dietary pattern, life style and BMI are associated with hypertension in Middle Age and Elderly at Depok Jaya Sub District. This study is a quantitative research using cross sectional design.
Based on the results, 55,3% of respondent is hypertension. There is a significant association between family history of hypertension, diettary (fat dan sodium) pattern with hypertension.
The author suggest the cadres to give counseling to middle age and elderly about hypertension and food which should be limited. The Dinas Kesehatan Kota Depok are suggested to make a prevention media.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Eka Restiana Adiningsih
"Skripsi ini membahas gambaran hipertensi dan faktor risikonya pada guru-guru SMAN di KotaTangerang. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 119 orang. Pengambilan data dilakukan selama 4 minggu pada bulan Maret-April 2012. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu analisis univariat dan bivariat. Analisis bivariat menggunakan chi square dan uji t independen.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 29,4%. Hipertensi pada penelitian ini berhubungan dengan IMT, konsumsi natrium dan stress. Saran yang diberikan adalah dengan memberikan penyuluhan mengenai hipertensi dan pencegahannya dengan menerapkan pola hidup sehat seperti mengontrol berat badan dan asupan makan, berolahraga rutin, serta mengurangi stress.

The focus of this study is to discuss about hypertension and it's risk factors in high school teachers in Tangerang city. This is quantitative study with cross sectional design and 119 sample. Data collection was done in four weeks in March-April 2012. This study used univariate and bivariate analysis. Bivariate analysis using chi square and t test independent.
The result shows that the prevalence of hypertension is 29,4%. In this research, hypertension is correlated with BMI, sodium consumption, and stress. Advice given is to provide education about hypertension and its prevention by implementing a healthy lifestyle such as controling weight and food intake, exercising regularly, and reduce stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herry
"Status gizi pada usia lanjut perlu mendapat perhatian, karena dengan meningkatkan derajat kesehatan kelompok usia lanjut semakin bertambah. Usia lanjut adalah insan yang rentan dengan masalah kesehatan termasuk gizinya. Banyak faktor yang berhubungan dengan status gizi meliputi umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, sosial ekonomi dan konsumsi makanan. Untuk mengetahui gambaran status gizi menurut IMT dan faktor‐faktor yang berhubungan dengan IMT pada usia lanjut binaan Rw Siaga Kelurahan Rangkapan Jaya Lama, dilakukan Studi Cross Sectional. Populasi penelitian adalah seluruh usia lanjut yang mengikuti pembinaan kesehatan di wilayah Rw Siaga Kelurahan Rankapan Jaya Lama yang berumur 55 - 82 tahun. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 119 responden. Penelitian ini menganalisa data primer, data yang diperoleh dari hasil pengisian melalui wawancara, recall 24 jam, pengukuran dan penimbangan. Pengolahan data dan analisa menggunakan komputer. Analisa data dilakukan secara univariat untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan dilakukan secara bivariat dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara variabel independent yang meliputi karakteristik responden gaya hidup dan konsumsi makanan dengan status gizi menurut IMT.
Dari hasil analisa univariat diketahui ada 14,3% usia yang mengalami status IMT kurus, 56,3% dengan status IMT normal dan 29,4% mengalami status IMT gemuk. Dari hasil analisa bivariat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan merokok dengan status gizi menurut IMT usia lanjut (p ≤ 0,05). Sementara variabel umur dan lain‐lain tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna dengan status gizi (p > 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, disarankan agar meningkatkan kegiatan pembinaan kesehatan usia lanjut, dengan melakukan pemantauan status gizi secara berkala sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap masalah gizi kurang maupun lebih. Selain itu untuk mempertahankan status gizi normal perlu melakukan upaya peningkatan pengetahuan mengenai gizi bagi para usia lanjut, sehingga mereka dapat mempertahankan kesehatan melalui keseimbangan makanan yang dikonsumsi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-5462
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bowo Setiyanto
"Pertambahan penduduk lansia yang sangat cepat dari tahun ke tahun terlihat pada proporsi penduduk lansia yang semakin meningkat pula. Data WHO tahun 2009 persentase penduduk lansia di Indonesia adalah 9% dari total penduduk, hasil prediksi menunjukkan bahwa persentase penduduk lanjut usia akan mencapai 9,77 persen dari total penduduk pada tahun 2010 dan menjadi 11,34 persen pada tahun 2020 (BPS, 2011). Status gizi lansia berkaitan dengan lingkungan sosial ekonomi, dan faktor fisik. Rancangan penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan mengolah data primer yang penelitiannya dilakukan pada bulan Desember 2012 di Rumah Perlindungan Sosial Tresna Werdha dan Posbindu Cempaka di Kota Bogor, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran serta hubungan beberapa variabel dengan status gizi, serta melihat faktor paling dominan yang mempengaruhi status gizi lansia. Jumlah sampel sebanyak 80 orang lansia. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata IMT lansia di panti adalah 21,01 ± 4,71 dan di posbindu adalah 26,08 ± 5,43. Masalah gizi yang paling banyak pada lansia di panti gizi kurang/kurus sedangkan masalah gizi yang paling banyak pada lansia di posbindu adalah obese. Berdasarkan analisis bivariat, variabel yang memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi lansia adalah variabel umur, pendapatan dan IADL. Hasil analisis multivariat mendapatkan variabel status perkawinan merupakan faktor yang paling dominan yang mempengaruhi status gizi lansia di panti werdha dan posbindu cempaka.

Elderly population increases very rapidly from year to year seen in the proportion of elderly population is increasing as well. WHO data in 2009 the percentage of the elderly population in Indonesia is 9% of the total population, the predicted results show that the percentage of the elderly population will reach 9.77 % of the total population in 2010 and to 11.34 % in 2020 (BPS, 2011). Nutritional status of the elderly related to social-economic, and physical factors. The study design was cross-sectional (cross-sectional) by processing the primary data research conducted in December 2012 in the Nurshing Home of Tresna Werdha and Posbindu Cempaka in Bogor, which aims to describe the nutritional status and comparisons based on several variables, as well as looking at the most predominantly affecting elderly nutrition. Total sample is 80 respondents. Processing and analysis data is using by chi squaret (bivariate) and multiple linear regression (multivariate). The results showed that the average BMI of the elderly in nursing was 21.01 ± 4.71 and 26.08 ± 5.43 posbindu is. The main of nutritional problems in elderly at nurshing home is malnutrition/underweight, and main of nutritional problems in the elderly in posbindu are obese. Based on bivariate analysis, variables that have a significant relationship with the nutritional status of the elderly is age, income and IADL. The results of multivariate analysis, marital status is the most dominant factor affecting nutritional status of elderly in nursing home and posbindu."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32789
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinar Olympia Primayawesti
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian dini di seluruh dunia. Pengendalian terhadap hipertensi perlu dilakukan termasuk di wilayah Indonesia salah satunya dengan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi ekologi. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berasal dari laporan Riskesdas dan Susenas 2018. Penelitian bertujuan untuk mengetahui korelasi antara status gizi (obesitas dan obesitas sentral) dan gaya hidup (aktivitas fisik, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, konsumsi makanan asin, konsumsi kalori, konsumsi protein, konsumsi protein hewani) terhadap kejadian hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsumsi makanan asin dengan hipertensi (p-value = 0,002; R = 0,512). Perlunya edukasi dan penggerakan program untuk membatasi konsumsi makanan mengandung garam berlebih pada masyarakat terutama di wilayah dengan konsumsi garam tinggi.

Hypertension is a non-communicable disease which is the main cause of premature death worldwide. Control of hypertension needs to be done including in Indonesia, one of which is by knowing the factors associated with hypertension. This research is a quantitative study using an ecological study design. The data used is secondary data derived from the 2018 Riskesdas and Susenas reports. The study aims to determine the correlation between nutritional status (obesity and central obesity) and lifestyle (physical activity, smoking habits, alcohol consumption, consumption of salty foods, calorie consumption, consumption of protein, consumption of animal protein) on the incidence of hypertension. The results showed a significant relationship between consumption of salty foods and hypertension (p-value = 0.002; R = 0.512). Education and mobilization of programs are needed to limit the consumption of foods that contain excess salt in the community, especially in areas with high salt consumption."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiya Farhani
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26724
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>