Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180732 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilis Jamilah
"Skripsi ini membahas mengenai persepsi ibu terhadap kesehatan gigi mulut dan status kesehatan gigi mulut anak prasekolah. Penelitian ini adalah deskriptif analitik potong lintang. Data persepsi ibu tentang kesehatan gigi dan mulut diambil dengan pengisian kuesioner Hiroshima University Dental Behaviour Inventory (HU-DBI) yang dimodifikasi. Data status kesehatan gigi mulut anak diambil menggunakan oral rating index dan oral debri. Hasil penelitian menunjukkan status kesehatan gigi mulut anak lebih baik dibandingkan dengan ibunya dan ditemukan hubungan yang bermakna antara beberapa persepsi ibu mengenai kebiasaan ibu dalam menjaga kesehatan gigi mulut anaknya dengan status kesehatan gigi mulut anak.

The focus of this study is maternal perception of oral health and oral health status in preschool children. This research is cross-sectional analytic. Data about maternal perception of oral health was carried out by using Hiroshima University Dental Behaviour Inventory that has been modified. Data about oral health status was carried out by using oral rating index and oral debri. The results showed oral health status of children is better than their mother and found a significant association between some maternal perceptions about taking care their children`s oral health with oral health status of children."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Khairinisa
"

Latar belakang:ECC merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi dan keparahan yang tinggi, termasuk di Indonesia. Kondisi ini dapat berdampak ke kualitas hidup anak. Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi ECC antara lain praktik kebersihan gigi dan mulut serta konsumsi makanan kariogenik. Usia 5 tahun merupakan waktu akhir periode gigi sulung sebelum akhirnya digantikan oleh gigi permanen. Tujuan:Mengetahui hubungan praktik kesehatan gigi dan mulut serta status karies gigi sulung terhadap kualitas hidup anak usia 5 tahun. Metode:Studi Cross-sectionalpada 266 anak berusia 5 tahun pada bulan Agustus-Oktober 2019 yang terpilih dengan metode multistage cluster random sampling dari TK di Jakarta Timuryang memenuhi kriteria inklusi anak berusia 60-71 bulan, kooperatif, dan orangtua bersedia mengisi informed consent. Seluruh orangtua subjek diminta untuk melengkapi kuesioner yang bersisi pertanyaan terkait karakteristik sosiodemografik, praktik kesehatan gigi dan mulut, serta kualitas hidup anak persepsi orang tua (SOHO-5p). Pada anak, dilakukan pemeriksaan status karies gigi sulung berupa indeks dmft dan pufa serta diwawancara terkait kualitas hidup anak persepsi sendiri (SOHO-5c). Digunakan uji beda Contuinity Correction, Pearson Chi Square, Mann Whitney, dan Kruskall Wallis serta Uji korelasi spearman untuk analisis statistik. Hasil: prevalensi ECC pada 266 anak adalah 88,7% dan pufa >0 sebanyak 35%. Terdapat hubungan yang bermakna antara praktik kebersihan gigi dan mulut terhadap indeks dmft (r=0,19;p=0,01) dan skor SOHO-5p (r=0,27;p<0,001) serta praktik konsumsi makanan kariogenik terhadap indeks dmft (r=0,14;p<0,01), dan SOHO-5p (r=0,27;p=0,013). Status karies gigi sulung memiliki hubungan yang bermakna dengan SOHO-5 (p<0,001). Seluruh variabel SOHO-5p memiliki hubungan yang bermakna dengan indeks dmft dan indeks pufa (p<0,05) kecuali menghindari tersenyum karena penampilan terhadap indeks pufa. Tetapi, hanya skor total SOHO-5c, variabel kesulitan makan, dan kesulitan tidur yang memiliki hubungan yang bermakna terhadap indeks dmft dan indeks pufa (p<0,001). Secara umum, tidak terdapat perbedaan bermakna antara SOHO-5p dan SOHO-5c kecuali pada variabel kesulitan tidur (p=0,001), menghindari tersenyum karena rasa sakit (p=0,002), dan menghindari tersenyum karena penampilan (p=0,042) Kesimpulan:Terdapat hubungan yang bermakna antara status karies gigi sulung dan SOHO-5 tetapi hanya SOHO-5p yang memiliki hubungan bermakna dengan praktik kesehatan gigi dan mulut.. Tidak terdapat perbedaan persepsi yang bermakna antara SOHO-5p dan SOHO-5c sehingga orangtua dapat dijadikan penilai proksi dari kualitas hidup anak, tetapi kedua persepsi tetap diperlukan untuk menghindari informasi yang hilang. 



Background:ECC is a dental health problem with high prevalence and severity, including in Indonesia. This condition will affect child’s Oral-Health Related Quality of Life (OHRQoL). Factors that cause ECC are multifactorial, one of which is oral hygiene practice and comsumption of cariogenic meals. 5 years old is the late period of primary dentition before it’ll changed to permanent dentition Objective: To analyze relationship between oral health practice and early childhood caries with 5 years old children’s quality of life in Jakarta Timur. Method: Cross-sectional study in 266 5 years old children during August-October 2019 that chosen with multistage cluster random sampling from preschools in Jakarta Timur that fulfilled inclusion criteria child aged 60-71 month, cooperate, and parents had signed informed consent. All parents completed questionnaire about sociodemographic characteristic, oral health practice, and parent perception of child quality of life (SOHO-5p). Children were examined with dmft and pufa index and also interviewed about their perception of self quality of life (SOHO-5c). Result: Prevalence of ECC for 266 children is 88,7% with 35% have pufa index >0. There’s a significant relationship between oral hygiene practice with dmft index (r=0,19;p=0,001) and SOHO-5p(r=0,27;p<0,001) so does cariogenic meals consumption with dmft index (r=0,14;p<0,001) and SOHO-5p (r=0,27;p=0,013). ECC has significant relationship with SOHO-5 (p<0,05). All variables in SOHO-5p has significant relationship with dmft dan pufa index(p<0,05) except avoid smiling because of appearance towards pufa index. But, only total score of SOHO-5c,‘difficult eat’ and ‘difficult sleep’ variables have significant relationship with dmft and pufa index (p<0,001). In general, there’s no statistically difference between mother-child perception in SOHO-5p and SOHO-5c except in ‘difficult sleep’ (p=0,001), ‘avoid smiling because of pain’ (p=0,002) and ‘avoid smiling because of appearance’(p=0,042). Conclusion:There’s significant relationship between ECC and SOHO-5 but only the parental version has significant relationship with oral health practice. There’s no significant difference between SOHO-5p and SOHO-5c thus parents could be the proxy rater for their child but both perception still needed to avoid missing information.

"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Jessica Apulina
"Penyakit gigi dan mulut yang dialami oleh anak usia dini disebabkan oleh banyak faktor, namun kondisi kesehatan gigi dan mulut ini dapat dicegah serta diobati pada tahap awal. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi ibu dalam melakukan upaya pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak usia dini berdasarkan Health Belief Models. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam menggunakan pedoman pertanyaan yang dilaksanakan pada bulan Desember 2022-Januari 2023 pada 16 informan meliputi 6 informan utama dan 2 informan dari Sekolah X, 6 informan utama dan 2 informan kunci dari PAUD Y. Hasil Penelitian menunjukkan perilaku pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut yang dilakukan ibu kepada anaknya adalah menyikat gigi, mengurangi makanan dan minuman manis, dan pemeriksaan rutin ke dokter gigi. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap penyakit gigi dan mulut, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki kemampuan melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari kesadaran diri, pengalaman terkena penyakit gigi, dukungan orang sekitar, dan program sekolah. Untuk itu, perlu dilakukan penyuluhan untuk meningkatkan perilaku ibu dalam mengupayakan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut anak.

Oral diseases experienced by young children are caused by many factors, but these oral health conditions can be prevented and treated at an early stage. The purpose of this study was to analyze parent's perceptions in carrying out preventive actions for young children's oral health issues based on the Health Belief Models. This study used a qualitative approach with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews using question guidelines carried out in December 2022-January 2023 on 16 informants including 6 main informants and 2 informants from School X, 6 main informants and 2 key informants from PAUD Y. The results showed that the preventive behavior of oral health issues carried out by parents to their children was brushing teeth, reducing sugary foods and drinks, and regular checks to the dentist. These behaviors are influenced by perceptions of susceptibility and perceptions of severity to oral and dental disease, perceptions of benefits and barriers to performing these behaviors, having the self-efficacy to perform these behaviors, and the presence of cues to action which come from self-awareness, experience of dental disease, support from surrounding people, and school’s programs. For this reason, it is necessary to improve parental behavior in seeking to prevent children's oral health issues."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezky Fauziah Permatasari
"Latar belakang: Karies gigi merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut dengan prevalensi dan keparahan yang tinggi dan menyerang seluruh negara termasuk Indonesia. Karies gigi juga dapat terjadi sejak dini pada anak prasekolah dan dapat mempengaruhi kualitas hidup anak tersebut.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara tingkat karies anak prasekolah dengan kualitas hidup terkait kesehatan mulut di Kelurahan Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Metode: Desain cross-sectional secara analitik observasional. Sebanyak 200 anak prasekolah umur 3-5 tahun dipilih dengan teknik purposive dan dilakukan pemeriksaan gigi dan mulut untuk menilai skor deft, defs serta menentukan status karies oleh 2 dokter gigi yang sudah dilatih. Kualitas hidup dinilai melalui wawancara kuesioner ECOHIS ke 165 ibu anak.
Hasil: Prevalensi karies pada 165 anak umur 3-5 tahun adalah sebesar 83 dengan nilai defs 14.8 SD17,6 dan deft 6,2 SD5,2. Pola distribusi karies pada anak usia 3-5 tahun paling banyak ditemukan di gigi insisif sentral dan lateral maksilla dan pola karies hampir simetris antar rahang. Berdasarkan hasil uji Cronbach - 0,868, test-retest 0,968 , dan perbandingan r-hitung tiap item dengan r-tabel, kuesioner ECOHIS versi Bahasa Indonesia reliabel dan valid. Frekuensi item kuesioner ECOHIS ditemukan terbesar di item nyeri mulut pada gigi/mulut pada anak 38,2 serta rasa bersalah pada keluarga 30,3. Uji dilakukan dengan menggunakan uji deskriptif, korelasi Spearman, uji Kruskall-Wallis dan uji Mann-Whitney U. Nilai korelasi tertinggi r=0,4 ditemukan pada item nyeri mulut dan gigi pada anak dan rasa bersalah pada keluarga dengan skor deft dan skor d pada defs anak. Hubungan status karies dan kualitas hidup baik yang berdampak ke anak dan keluarga ditemukan bermakna.

Background: Dental caries has become a major global oral health problem with high prevalence and severity, including Indonesia. Dental caries can develop early in preschool children and will affect their quality of life.
Aim: To assess the relationship between the severity of caries in preschool children and their oral health related quality of life in Grogol Utara, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Method" Analytic observational with cross sectional design. A purposive sample of 200 children aged 3 5 years underwent a clinical oral examination to assess their deft and defs score and to determine their caries status by 2 trained dentists. Quality of life is assessed using ECOHIS by interviewing a total of 165 mother's child.
Results: The prevalence of ECC in 165 children aged 3 5 years old is 83 with overall defs score 14.83 SD 17.6 and deft score 6.2 SD 5.2. The tooth distribution pattern of caries in 3 5 years old children mostly affect central and lateral maxillary incisors. Moreover, the caries pattern was almost symmetrical across the arches. The Cronbach 0,868 test retest 0,968 and r count for each item comparison with r table shows that Indonesian version of ECOHIS is a reliable and valid instrument. The most frequent items reported are pain in teeth, mouth and jaw in child 38.2 and feeling guilty in family 30.3. Descriptive analysis, Spearman correlation, Kruskall Wallis test, and Mann Whitney U test were used. The highest correlation r 0.4 were found in item is pain in teeth, mouth and jaw in child and feeling guilty in family with deft score and d score in defs. There was significant difference between caries status and OHRQoL in terms of impact on both child and family p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Maulana Ismawan
"Latar Belakang : Masalah penyakit gigi dan mulut masih belum mendapatkan perhatian
walaupun kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh
secara umum. Masalah penyakit gigi dan mulut yang utama secara
global adalah karies dan periodontitis. Namun masalah kesehatan gigi
dan mulut yang sering terjadi pada anak adalah Early Childhood Caries
(ECC). Prevalensi ECC masih sangat tinggi terutama di negara
berkembang. Terutama pada Indonesia dimana prevalensi ECC
mencapai 81,5%. Untuk menurunkan dan mencegah ECC bisa dilakukan
dengan memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak dengan
harapan anak tersebut akan merubah perilaku nya menjadi yang lebih
sehat. Kandidat terbaik untuk memberi edukasi tersebut adalah ibu
karena ibu merupakan pengasuh utama pada anak dan anak memandang
ibu sebagai panutan. Namun untuk memberi edukasi kesehatan gigi dan
mulut yang efektif ibu perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik
yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosiodemografi.
Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan
praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut anak di Jakarta Selatan.
Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan kepada ibu yang memiliki anak TK
di area Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah convenience sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner dari
grup Whatssapp tiap TK. Pengambilan data dilakukan pada November 2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mencatat faktor
sosiodemografi dan pengetahuan, sikap, dan praktik responden. Hasil
utama dari kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan,
sikap, dan praktik ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak.
Kemudian skor pengetahuan, sikap, dan praktik diklasifikasikan menjadi
respons baik atau buruk berdasarkan median skor responden. Kemudian
Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor
sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Dilanjuti
dengan Uji Spearman untuk menguji korelasi antara pengetahuan, sikap,
dan praktik.
Hasil : Dari 554 ibu, hanya 6% yang mengetahui dosis fluoride untuk anak
berusia 3 tahun. Terdapat 39,7% ibu yang tidak mengetahui pentingnya
fluoride untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Hanya 20,2% ibu
yang datang ke dokter gigi untuk kunjungan rutin. Dari hasil Uji Chi
Square didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara
antara usia dengan praktik, tingkat pendidikan dengan sikap dan praktik,
usia ibu saat kelahiran anak pertama dengan sikap, status kerja dengan
sikap, dan asuransi kesehatan dengan pengetahuan dan praktik. Hasil Uji
Spearman menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara
pengetahuan, sikap, dan praktik.
Kesimpulan : Sebagian besar ibu masih memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang
buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dari hasil ini didapatkan
bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik saling mempengaruhi secara
signifikan. Beberapa faktor sosiodemografi yang memiliki perbedaan
terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik ibu adalah tingkat pendidikan,
usia ibu saat kelahiran anak pertama, dan asuransi kesehatan

Background : Oral health problems are still not getting enough attention even though
oral health is related to general health. The main oral disease worldwide
are caries and periodontitis. But the most frequent oral disease that can
occur in children is Early Childhood Caries (ECC). The prevalence of
ECC in most developing countries is still high. Particularly in Indonesia
where the prevalence of ECC is 81,5%. The way to decrease and prevent
ECC is to give dental health education to children with hope that they
will change their behavior into a healthier one. The best candidate to give
education to children are mothers because they are the main care givers
to their Childs and most children see’s their mother as a role model. To
give an effective dental health education, the mothers have to have a
good knowledge, attitude, and practice toward oral health. Meanwhile,
knowledge, attitude, and practice are influenced by sociodemographic
factors. So, this study is to assess the relationship between mother’s
sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward
preschool children’s oral health in Jakarta Selatan.
Methods : This cross-sectional study was conducted toward mothers that have
children in preschool around Jakarta Selatan. The sampling technique
that was used in this study was convenience sampling, with spreading
questionnaire in every preschool’s WhatsApp group. Data collection
were conducted in November 2020. Then, data were collected using
questionnaire to report mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. Each
knowledge, attitude, and practice’s score were classified into a poor or
good response based on the respondent’s median score. Chi-square
analysis was used to assess the relationship between sociodemographic
factors and knowledge, attitude, and practice. Also, Spearman analysis
was used to assess the relationship between knowledge, attitude, and
practice.
Results : Among 554 mothers, only 6% knows the dose of fluoride for children
aged 3 years old. There are 39,7% mothers who didn’t know the
important role of fluoride to prevent oral disease. Only 20,2% mothers
went to see a dentist for routine checkup. From the Chi-Square analysis
it was reported that there is a significant difference between age and
practice, level of education and attitude and practice, age of mother at
birth of the first children and attitude, mother’s employment status and
attitude, and health insurance and knowledge and practice. From
Spearman analysis was reported there is a significance difference
between knowledge, attitude, and practice.
Conclusion : Most mothers still have poor knowledge, attitude, and practice toward
child’s oral health. This study shows that knowledge, attitude, and
practice are significantly correlated. Sociodemographic factors that has
a relation with knowledge, attitude, and practice are level of education,
age of mother at birth of the first children, and health insurance
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Ignatia Fergaus Enggarsetia
""ABSTRAK
"
Tujuan: Didapatkannya informasi mengenai hubungan oral health literacy ibu dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan kuesioner HeLD dan kuesioner utilisasi pelayana kesehatan gigi dan mulut anak. Hasil: Nilai reliabilitas internal kuesioner HeLD adalah sebesar 0.90 Croncbach rsquo;s alpha . Terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara utilisasi pada kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi

ABSTRACT
Goal The goal of this thesis is to get information about the relationship of mother rsquo s oral health literacy with the utilization of children rsquo s teeth and mouth treatment. Methods This Thesis uses cross sectional method that is utilized with HeLD Questionnaire and another questionnaire regarding the utilization of children rsquo s teeth and mouth health treatment. Result Internal reliability of the HeLD questionnaire reaches 0.90 Cronbach rsquo s alpha . There is significant difference between utilization of the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy p"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Jessica Gedalya
"ABSTRAK
Prevalensi Karies Gigi pada anak di DKI Jakarta sebesar 81,2% merupakan penyakit gigi dan mulut nomor satu pada anak, sehingga diperlukan informasi mengenai faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak . Tujuan: Mengetahui hubungan berbagai faktor- faktor terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Metode: Desain cross-sectional dengan pengambilan sampel secara convenience sampling. Pengambilan data diambil melalui pengisian kuesioner oleh 250 responden Ibu , dan dilakukan pemeriksaan gigi pada 250 responden anak menggunakan alat standard untuk melakukan pengukuran kepenyakitan karies gigi menggunakan indeks deft. Hubungan antara utilisasi dengan faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, jarak, sosial ekonomi, pengetahuan, dan sikap dianalisis dengan uji korelasi eta. Sedangkan hubungan antara utilisasi dengan pekerjaan Ibu, jaminan pemeliharaan kesehatan, perceived need , dan normative need dianalisis dengan uji koefisien kontingensi. Hasil: Terdapat hubungan bermakna antara utilisasi dengan faktor-faktor pekerjaan ibu (p) = 0,025, faktor jarak (r) = 0,287, faktor jaminan pemeliharaan kesehatan (p) = 0,000, dan faktor sosial ekonomi (r) = 0,241. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara faktor-faktor pekerjaan Ibu, jarak, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan penghasilan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Tidak terdapat hubungan atara faktor-faktor usia anak, pendidikan Ibu, perceived need, normative need, pengetahuan, dan sikap dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak.

ABSTRACT
Caries Prevalence of Children in DKI Jakarta, of 81.2%, become the number one dental and mouth disease in children, for that information about factors that contribute to dental and oral health services utilization of children is needed. Objective: Knowing the relationship between various factors to the utilization of children dental and oral health services. Methods: Cross sectional design with convenient sampling. Data retrieval by filling out questionnaires to 250 mother respondent, and performing dental examination to 250 child respondent, using standard dental appliance, to measure level of caries using deft index. Relationship between the utilization with child age, mother education level, distance, social economic, knowledge, and behavior factors are analyzed by using eta correlation test. While relationship between the utilization with maternal job, health care insurance, perceived need and normative need are analyzed with contingency coefficient test. Results: There is significant relationship between the utilization with maternal job factor (p) = 0,025, distance factor (r) = 0,287, health care insurance (p) = 0,000, and social economic factor (r) = 0,241. Conclusion: There is a relationship between maternal job, distance, health care insurance, and income level with the utilization of children dental and oral health services. There is no relationship between child age, mother education level, perceived need, normative need, knowledge, and behavior with the utilization of children dental and oral health services. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirina Nur Fadhilah
"Permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak merupakan faktor yang harus diperhatikan sedini mungkin karena jika kerusakan gigi pada usia anak tidak segera dilakukan pemeliharan maka akan menimbulkan rasa sakit pada gigi. Faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak adalah kurangnya perhatian ibu sebagai orang tua terhadap kesehatan gigi anak karena orang tua dianggap memiliki pengetahuan untuk mengajarkan anaknya berbagai hal dasar mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut determinan yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah (usia 3-6 tahun). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 162 ibu yang diambil melalui kuesioner online di bulan Juli 2020. Analisa hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan faktor presdiposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (sumber informasi) dan faktor penguat (dukungan anggota keluarga) dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Namun tetap perlu meningkatkan upaya preventif dan promotif mengenai kesehatan gigi dan mulut agar ibu atau orang tua yang sudah memiliki perilaku positif tetap dipertahankan dengan memberikan informasi-informasi yang positif. Untuk ibu atau orang tua dengan perilaku negatif agar berubah menjadi lebih baik.

Dental and oral health problems, especially in children, are a factor that must be considered as early as possible because if the tooth decay at the age of the child is not done immediately, it will cause pain in the teeth. The factor that affects children's dental health is the lack of attention of mothers as parents to children's dental health because parents are considered to have the knowledge to teach their children basic things about maintaining determinant dental and oral health related to maternal behavior in maintaining dental and oral health in preschool children. (ages 3-6 years). This research is quantitative with a cross sectional design, the total sample is 162 mothers who were taken through an online questionnaire in July 2020. Analysis of the relationship using the chi square test with a confidence level of 95%. The results of statistical tests show that there is no significant relationship between the predictive factors (age, education, occupation, income, knowledge and attitudes), enabling factors (sources of information) and reinforcing factors (family member support) with maternal behavior in maintaining children's oral and dental health. However, it is still necessary to increase preventive and promotive efforts regarding oral health so that mothers or parents who already have positive behavior are maintained by providing positive information. For mothers or parents with negative behavior to change for the better."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrial
"Latar belakang: Tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan status gigi tiruan merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas hidup lansia. Namun, belum ada alat ukur tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut di Indonesia.
Tujuan: Mendapatkan alat ukur tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut, menganalisis hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan status gigi tiruan terhadap kualitas hidup lansia.
Metode: Cross-sectional pada 101 lansia. Pencatatan data dan pemeriksaan intraoral. Wawancara pengisian kuesioner tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan kualitas hidup lansia.
Hasil: Uji validitas dan reliabilitas menunjukkan hasil yang baik. Jenis kelamin (p=0.000), tingkat ekonomi (p=0.004), letak geografis (p=0.000), dan OHI-S (p=0.013) memiliki hubungan bermakna terhadap tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut. Tingkat ekonomi (p=0.006) dan OHI-S (p=0.001) memiliki hubungan bermakna terhadap kualitas hidup. Hanya 24 subyek yang menggunakan gigi tiruan.
Kesimpulan: Diperoleh alat ukur tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut yang valid dan reliabel. Di pedesaan tingkat pengetahuan kesehatan gigi mulut dan permintaan gigi tiruan yang rendah dibandingkan dengan di perkotaan. Faktor yang paling mempengaruhi kualitas hidup lansia adalah OHI-S dan tingkat ekonomi.

Background: The level of knowledge of oral health and dental denture status is a factor that affects the quality of life of the elderly. However, there is no measuring instrument level of knowledge of oral health that have been estabelished in Indonesia.
Objective: Obtaining measuring instruments of oral health knowledge, analyzing the correlation between oral health knowledge, denture status on quality of life of the elderly.
Methods: Cross-sectional study in 101 elderly. Data recording and intraoral examination. Interview questionnaire for oral health knowledge and quality of life of the elderly.
Results: Validity and reliability showed good results. Gender (p=0.000), economic level (p=0.004), geographic factor (p= 0.000), and OHI-S (p=0.013) statistically siqnificant to the level of knowledge of oral health. Economic level (p=0.006) and OHI-S (p=0.001) statistically significant to quality of life. Only 24 subjects wear denture.
Conclusion: Obtained level measuring instruments dental oral health knowledge valid and reliable. In rural areas have a level of knowledge of oral and dental health of denture demand lower than in urban areas. The factors that most affect the quality of life of the elderly is OHI-S and economic levels.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Nathania Martayoga
"Latar belakang: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status kesehatan gigi dan mulut dengan kualitas hidup lansia. Metode Total 93 subjek dinilai status kesehatan gigi dan mulutnya menggunakan indeks DMFT dan status periodontal standart WHO, sedangkan kemampuan mastikasi menggunakan skor color changing chewing gum. Tingkat kualitas hidup dinilai menggunakan kuesioner GOHAI versi Bahasa Indonesia dan kuesioner WHO.
Hasil: Nilai mean kuesioner WHO adalah 24,3. Kesulitan menggigit dan mengunyah makanan memiliki hubungan bermakna dengan jumlah gigi asli r=0,3; r=0,3 dan kemampuan mastikasi r=-0,4; r=-0,3. DT memiliki hubungan bermakna dengan kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari r=0,2. Nilai mean GOHAI adalah 51,5. Kemampuan mastikasi memiliki hubungan bermakna dengan limitasi fungsi r=0,3, aspek psikologis r=0,2, dan pengaruh terhadap kehidupan sehari-hari r=0,3. Rasa sakit dan ketidaknyamanan memiliki hubungan bermakna dengan DT r=0,3 dan BOP r=-0,3.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara status kesehatan gigi dan mulut terhadap kualitas hidup lansia.

Background: This study aims to examine the relationship between oral health status and quality of life of independent living elderly. Methods Total of 93 subjects oral health status was recorded using DMFT index and WHO standarts periodontal index, and masticatory performance was recorded using color changing chewing gum. Quality of life was recorded using GOHAI and WHO questionnaire.
Results: Mean scores WHO questionnaire is 24,3. Significant relationship exist between difficulty in biting and chewing food with natural teeth r 0,3 r 0,3 and masticatory performance r 0,4 r 0,3. DT was positively correlate with difficulties doing usual activities r 0,2. Mean scores GOHAI Indonesian version is 51,5. Masticatory performance was positively correlate with functional limitation r 0,3, pshycology aspects r 0,2, and effect on daily performance r 0,3. Significant relationship exists between pain and discomfort with DT r 0,3 and BOP r 0,3.
Conclusion: There is significant relationship between oral health and quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>