Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 204366 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pratiwi Wandansari
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial pada perempuan yang berada dalam masa dewasa muda, yaitu sekitar 18 – 40 tahun. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara frekuensi kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar -0.235 (p < 0.05). Bentuk kekerasan yang berhubungan secara signifikan adalah kekerasan psikologis dan kekerasan fisik. Dimensi-dimensi dari keterampilan sosial yang memiliki hubungan paling kuat dalam kekerasan adalah social expressivity dan social control.

The focus on this study is whether there is correlation between dating violence and social skill in young adulthood women, which is 18 – 40 years old. This is a qualitative study with correlational design. The result of this study is there is a significant correlation between dating violence and social skill, in which r = -0.235 (p < 0.05). Psychological aggression and physical assault have significant correlation with social skills. In other hand, social expressivity and social control have the strongest correlation to violence in the dimensions of social skills."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus. Friyanka H. D.
"Skripsi ini membahas tentang hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan keterampilan sosial pada mahasiswa laki-laki. Subyek penelitian berjumlah 87 mahasiswa laki-laki berusia 19 sampai 25 tahun. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara frekuensi kekerasan yang dilakukan dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.290 (p < 0.01). Kemudian, didapati juga hubungan negatif yang signifikan antara frekuensi kekerasan yang dialami dalam pacaran dan keterampilan sosial, dengan nilai korelasi (r) sebesar 0.219 (p < 0.05). Dimensi - dimensi keterampilan sosial yang paling berkontribusi dalam kekerasan adalah emotional control dan social control.

The focus on this study is whether there is correlation between dating violence and social skills in male university students. Subjects were 87 male university students with age ranging from 19 to 25. This is a quantitative study with correlational design. The result of this study suggested that perpetration of dating violence have significantly negative correlation with social skills, in which r = 0.290 (p < 0.01). There is also found significantly negative correlation between victimization of dating violence and social skills, in which r = 0.219 (p < 0.05). Finally, the dimensions of social skills which have the biggest contribution to dating violence are emotional control and social control."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45455
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Zandy Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem pada perempuan dewasa muda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional study. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 101 perempuan dewasa muda. Pengukuran kekerasan dalam pacaran menggunakan alat ukur The Revised Conflict Tactics Scales 2 dan pengukuran self esteem menggunakan Rosenberg Self Esteem Scale. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self esteem perempuan dewasa muda (r = -0,252, p<0,05). Ketiga bentuk kekerasan yaitu psikologis, fisik dan seksual juga berhubungan signifikan dengan self esteem.

This research investigates the relationship between dating violence and self esteem on young women. This study uses a quantitative approach with cross sectional study design. One hundred and one young women were served as a participants in study. Measurement of dating violence using The Revised Conflict Tactics Scales 2 and measurement of self esteem using Rosenberg Self Esteem Scale. The result of study authenticate that there is a significant relationship between dating violence and self esteem on young women (r = -0,252, p<0,05). The third form of violence, that is psychological, physical, and sexual has a significant relationship with self esteem."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
S44811
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismi Amalina Aryani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara kekerasan dalam pacaran dan self-esteem pada mahasiswa laki-laki yang menjalankan hubungan heteroseksual. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan menggunakan alat ukur Revised Conflict Tactics Scale 2 yang dikembangkan oleh Straus, dkk. (1996) untuk melihat kekerasan dalam pacaran yang terjadi dan alat ukur self-esteem, yaitu Rosenberg Self-Esteem Scale yang dikembangkan oleh Rosenberg (1965). Data penelitian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 87 orang mahasiswa laki-laki dengan rentang usia 18-25 tahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kekerasan dalam pacaran, baik yang dilakukan maupun dialami, dan self-esteem pada mahasiswa laki-laki.

This research was conducted to find the relationship between dating violence and self-esteem among male university student who have a heterosexual relationship. This research used a quantitative approach and using the Revised Conflict Tactics gauge 2 Scale developed by Straus et al. (1996) to see the violence that occurs in dating and measuring self-esteem by using the Rosenberg Self-Esteem Scale developed by Rosenberg (1965). Data was analyzed using Pearson Product-Moment Correlation technique. Participants in this research were 87 male students aged 18-25 years old.
The results showed that there is no significant correlation between dating violence, whether committed and experienced by participants, and self-esteem in male college students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45599
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Permata Sari
"Artikel ini berfokus mengenai kekerasan dalam pacaran di kalangan mahasiswa. Kekerasan pada masa pacaran menarik diungkap, karena mengalami peningkatan setiap tahunnya. Korban kekerasan dalam pacaran cenderung perempuan. Akar permasalahannya, terdapat ketimpangan dalam relasi gender. Pertanyaan utama artikel ini adalah bagaimana proses terjadinya kekerasan dalam hubungan pacaran di kalangan mahasiswa? Serta bagaimana perempuan korban tetap mempertahankan hubungan tersebut? Padahal perempuan tersebut masih memiliki pilihan untuk putus. Berbeda halnya dengan perempuan yang terikat perkawinan. Temuan kualitatif, menunjukan alasan perempuan korban kekerasan dalam pacaran mempertahankan hubungannya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor psikologis tetapi juga non-psikologis, termasuk faktor sosiologis, khususnya terkait cost dan benefit dalam relasi pacaran. Perempuan korban cenderung menjadi makhluk irasional dengan mempertahankan relasi pacarannya dengan pertimbangan keuntungan berupa terhindar dari social bullying melalui prestige dari status pacaran, dan terpenuhinya kebutuhan afeksi. Meskipun, harus mengorbankan waktu dan terjebak dalam hubungan kekerasan.

This article focuses on the violence in dating college students. Dating violence attract disclosed, since has increased every year. Victims of dating violence tend to be female. Root of the problem, there is inequality in gender relations. The main question of this article is how the process of violence in dating relationships among college students And how women victims still maintain this relationship Though women still have the option to drop out. Unlike the case with the women who tied the marriage. Qualitative findings, indicating the reasons women victims of violence in dating maintain relationships not only influenced by psychological factors but also non psychological, including the sociological factors, in particular related to the costs and benefits in dating relationship. Female victims tend to become irrational creatures to maintain relations with the consideration of the advantage of courtship avoid bullying through social prestige of dating status, and the fulfillment of affection. Though, it must sacrifice time and trapped in violent relationships."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maisa Inayah Agna
"Laporan kekerasan terhadap perempuan di Indonesia kian meningkat setiap tahunnya dan didominasi oleh kasus kekerasan dalam pacaran (KDP). Saat berada dalam hubungan intim seperti pacaran, cara individu berperilaku didasari oleh gaya kelekatan yang terbentuk dari hubungan individu dengan pengasuhnya di masa kecil ataupun hubungan intim lain yang pernah dialaminya. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bagaimana gaya kelekatan individu dan pasangannya memengaruhi dinamika hubungan pacaran berkekerasan. Pendekatan kualitatif dan pengambilan sampel dengan prinsip homogenitas digunakan untuk mendapatkan gambaran yang mendalam mengenai pengalaman partisipan yang memiliki gaya kelekatan cemas. Wawancara dilakukan terhadap tujuh perempuan dengan rentang usia 19-28 tahun yang telah keluar dari hubungan pacaran berkekerasan. Penelitian ini menemukan bahwa gaya kelekatan individu dan pasangannya menimbulkan interaksi yang beragam dan berdampak terhadap proses terjadinya KDP serta bertahannya siklus KDP. Individu juga membutuhkan proses yang panjang untuk mengakhiri hubungan pacaran berkekerasan akibat adanya hambatan dari pasangan dan perubahan pandangan diri individu.

Reports of violence against women in Indonesia are increasing every year and are dominated by cases of dating violence. An individual’s behavior in intimate relationships such as dating is influenced by attachment styles formed in their early relationships with caregivers or previous relationships. This study aims to understand how the attachment styles of individuals and their partners influence the dynamics of dating violence. A qualitative approach and homogeneous sampling were used to gain an in-depth understanding of the experiences of participants with anxious attachment styles in facing violent dating relationships. Interviews were conducted with seven female participants aged 19-28 years who had left violent dating relationships. The findings indicate that the attachment styles of individuals and their partners creates interactions that impact the occurrence and persistence of the violence cycle. Individuals also went through a long process to end their relationship due to the impact of violence on self-perception which makes it difficult for them to get out of their relationship."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Izati
"Pacaran tidak selamanya selalu indah bahkan ada beberapa yang mengaku pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Kasus kekerasan dalam pacaran seperti fenomena gunung es, di mana kasus yang lebih besar tidak muncul ke permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap terhadap kekerasan dalam pacaran pada siswa kelas XI SMA Negeri 113 Jakarta.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional. Pengumpulan data primer menggunakan instrumen berupa kuesioner, yang diisi oleh 138 siswa. Hasil penelitian ditemukan 91,3% responden pernah mengalami kekerasan dalam pacaran. Dari beberapa variabel yang diteliti, tidak ada yang mempunyai hubungan bermakna dengan kekerasan dalam pacaran.

Dating is not always beautiful, as even claimed have ever dating violence. Cases of dating violence like a ice mountain phenomena, where the bigger cases are never known. The aim of this research is to get to know about the relation of knowledge and attitude towards dating violence on XIth grade students at SMA Negeri 113 Jakarta.
The type of research is quantitative with the research design cross sectional. The primiere data was collected use instrument which is questionnaires. The result of the research shows 91,3% of respondents have ever dating violence. From some of the variables of the research, there is no have a significant relation to dating violence.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45215
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Tania Amarilis Amry
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah motif berkorban mendekat memediasi hubungan komitmen dan kepatuhan seksual pada perempuan dewasa muda yang sedang dalam hubungan romantis dengan lawan jenis. Penelitian ini menggunakan alat ukur The Investment Model Scale untuk mengukur tingkat komitmen yang dikembangkan oleh Rusbult, Martz, dan Agnew, 1998. Motives of Sacrifice oleh Impett, Gable, dan Peplau 2005 digunakan untuk mengukur motif berkorban mendekat. Pengukuran kepatuhan seksual diukur menggunakan alat ukur Sexual Compliance Scale yang dikembangkan oleh Impett dan Peplau 2002.
Partisipan dalam penelitian ini terdiri dari 235 perempuan berusia 20-40 tahun M= 22,22; SD= 2,434 yang sedang berada dalam hubungan romantis heteroseksual. Hasil analisis mediasi yang dilakukan menggunakan PROCESS HAYES versi 21 menunjukkan bahwa motif berkorban mendekat memediasi hubungan antara komitmen dan kepatuhan seksual, di mana komitmen memengaruhi seseorang untuk berkorban dengan motif menjauh, dan motif mendekat membuat individu melakukan kepatuhan seksual.

The purpose of this study is to examine the role of approach motives of sacrifice as mediator in the relationship between commitment and sexual compliance on young adult women in a heterosexual relationship. The Investment Model Scale is used to measure the level of commitment Rusbult, Martz, Agnew, 1998. Approach motives of sacrifice was measured by Motives of Sacrifice Impett, Gable, Peplau, 2005 and for sexual compliance were measured using Sexual Compliance Scale developed by Impett and Peplau 2002.
The partisipant of this study were 235 women in a romantic relationship heterosexual , with a mean age M 22,22 SD 2,434. Analysis mediation conducted using PROCESS HAYES version 21 revealed that approach motive of sacrifice mediated the relationship between commitment and sexual compliance, in which commitment increases the tendency of using approach motive of sacrifice, which in turn increases sexual compliance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alyaa Nabiilah Zuhroh
"Perempuan dalam hubungan heteroseksual lebih sering menjadi pihak yang melakukan aktivitas seksual yang tidak diinginkan secara sukarela atau kepatuhan seksual sebagai upaya untuk mempertahankan hubungannya. Mereka yang memiliki komitmen yang tinggi terhadap hubungannya memiliki keinginan untuk berkorban dengan tujuan ingin menghindari hal negatif terjadi pada hubungan atau dengan motif berkorban menjauh sehingga dapat mempertahankan hubungan mereka. Mengetahui bahwa banyaknya perilaku seks pra nikah dan kehamilan di luar nikah yang terjadi di Indonesia serta dampak yang dimunculkan oleh perilaku kepatuhan seksual dan motif berkorban menjauh terhadap individu, pasangan, dan hubungan, pada penelitian ini dilihat apakah motif berkorban menjauh memediasi hubungan antara komitmen dan perilaku kepatuhan seksual pada perempuan dewasa muda yang sedang dalam hubungan pacaran.
Dalam proses mendapatkan data peneliti menggunakan alat ukur The Investment Model Scale untuk mengukur tingkat komitmen Rusbult dkk., 1998 , Motive for Sacrifice Scale untuk mengetahui motivasi perilaku berkorban Impett dkk., 2005 , dan Sexual Compliance Scale untuk mengukur kepatuhan seksual individu Impett Peplau, 2002 . Penelitian ini terdiri dari 235 partisipan perempuan berusia dewasa muda dengan rentang usia 20-38 tahun M = 22.22 ; SD = 2.434 yang sedang berada dalam hubungan romantis pacaran selama 1 hingga 104 bulan M = 23.13, SD = 20.53.
Hasil analisis mediasi yang dilakukan oleh peneliti menggunakan PROCESS SPSS versi 3.0 karya Hayes 2013 menunjukkan bahwa motif berkorban menjauh memediasi hubungan antara komitmen dan kepatuhan seksual, di mana komitmen memengaruhi seseorang untuk berkorban dengan motif menjauh, dan motif menjauh membuat individu melakukan kepatuhan seksual.

Women in heterosexual relationships are more often the ones who engage in an unwanted sexual activities or known as sexual compliance as an attempt to maintain their relationship. Those with high commitment with their relationship willing to sacrifice in order to avoid conflict maintain their relationship. Knowing that pre marital sex in Indonesia is getting more common as well as the negative impact of sexual compliance and avoidance motives of sacrifice on not only the ones who did it but also their partners and relationships, this study aim to see the role of avoidance motives of sacrifice as mediator in the relationship between commitment and sexual compliance of young adult women.
In the process of obtaining the data researcher using The Investment Model Scale to measure level of commitment Rusbult et al., 1998, Motive of Sacrifice Scale to measure avoidance motives for sacrifice Impett et al., 2005, and Sexual Compliance Scale to measure sexual compliance behavior Impett Peplau, 2002. Participants in this study included 235 young adult women in romantic relationship, age range of 20 40 years old M 22.22 SD 2.434. The avarage length of their relationship was 23.13 months SD 20.53.
Analysis mediation conducted by researcher using PROCESS SPSS by Hayes version 3.0 revealed that avoidance motive of sacrifice mediated the relationship between commitment and sexual compliance, in which commitment increases the tendency of using avoidance motive of sacrifice, which in turn increases individu perform sexual compliance.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zarra Dwi Monica
"Kekerasan dalam pacaran merupakan fenomena yang marak terjadi namun seringkali terabaikan. Kekerasan yang terjadi dapat berupa kekerasan psikologis, fisik, dan seksual. Meskipun demikian, tak sedikit pelaku dan korban kekerasan berpikir bahwa hal tersebut merupakan ekspresi kasih sayang serta merasa bahwa hubungannya baik-baik saja.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana pelaku dan korban kekerasan dalam pacaran memersepsikan kualitas hubungan romantis serta melihat apakah terdapat perbedaan di antaranya. Kekerasan diukur dengan The Revised Tactics Conflict Scales, sedangkan kualitas hubungan romantis diukur dengan Partner Behaviours as Social Context dan Self Behaviours as Social Context.
Penelitian yang dilakukan kepada 431 dewasa muda menunjukkan tidak adanya perbedaan persepsi kualitas hubungan romantis pada pelaku dan korban kekerasan dalam pacaran secara umum. Namun demikian, apabila kualitas hubungan romantis ditinjau dari persepsi individu terhadap pasangannya, terdapat perbedaan yang signifikan di antara kelompok pelaku dan korban.

Dating violence is a common phenomenon yet often ignored. The violence can manifest in the forms of psychological, physical, and sexual coercion. However, many offenders and victims of dating violence perceive the violence as the expression of affection. They also think that their relationship is not affected in any way because of it.
This research aims to see how the offenders, victims, and victim-offenders of dating violence perceive the quality of romantic relationships and to see if there are differences among them. Dating violence is measured by The Revised Conflict Tactics Scales, while the quality of romantic relationships is measured by Partner Behaviours as Social Context and Self Behaviours as Social Context.
Data from 431 young adults with dating violence shows that there is no difference in the perception of romantic relationships quality between the offenders and victims of dating violence. On the other hand, if the quality of romantic relationships is seen from the individual perception of their partner, there are significant differences between offenders and victims.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>