Ditemukan 55011 dokumen yang sesuai dengan query
MM Ari Dewayanti
"Film adalah sebuah media yang kerap dikaji dalam analisa tekstual dan visual. Penelitian ini membahas film (500) Days of Summer melalui ranah feminisme. Pola penokohan kedua tokoh utama, Tom dan Summer, yang berbeda dari pola konstruksi gender konvensional memicu penulis untuk melihat serta mengkritisi ideologi gender yang terbentuk dalam film. Skripsi ini juga melihat posisi yang sebenarnya dari film dan akan menjawab pertanyaan yang paling mendasar yaitu apakah (500) Days of Summer tergolong sebagai sebuah film feminis atau sebaliknya justru terbawa oleh bias patriarki. Terdapat kecurigaan adanya dualisme dalam cerita, baik melalui penokohan Tom dan Summer maupun ideologi yang terbentuk dalam film ini sendiri. Adanya narator (voice over) yang turut memberi nada ironi memunculkan bias dalam cerita. Dengan membagi penelitian menjadi dua bagian besar dalam melihat oposisi biner dan posisi subjek – objek yang diaplikasikan dalam cerita dan penokohan, maka akan terlihat struktur penokohan dan ideologi gender yang ditawarkan oleh film. Penulis menggunakan oposisi biner yang diteorikan oleh Anderson (1995) dan posisi 'the Self' dan 'the Other' yang ditawarkan oleh de Beauvoir (1949) serta beberapa teori feminis lainnya yang mendukung penelitian ini. Pada akhirnya, film menggugat pola konstruksi gender yang telah terinternalisasi dalam struktur masyarakat konservatif.
Movie is a media that is often studied in a textual and visual analysis. This research analyzes the movie (500) Days of Summer through feminism approach. The characterization of the two major characters, Tom and Summer, which is different from the conventional gender construction drives the writer to see and criticize the gender ideology formed in the movie. This research objectives are to argue the film position and answers the basic questions; is (500) Days of Summer a feminist movie or does it bring the perspective of the patriarchy ideology? There is an assumption that the movie brings the dualistic idea, both in Tom and Summer characterization and the main ideology which are established in the movie. The narrator’s (voice over) irony tone also gives a bias interpretation in the story. By dividing this research into two big parts in seeing the binary opposition and subject – object position which are applied in the story and the characterization of the two major characters, the research is to see the characterization structure and gender ideology that lie in the movie. The writer uses the binary opposition which is theorized by Anderson (1995) and ‘the Self’ and ‘the Other’ hierarchy position which is offered by de Beauvoir (1949), and also another feminist theories that help this research done. In the end, this research is to argue that the movie criticizes the gender construction pattern which has been internalized in conservative society structure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S44502
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
IJAL 3(1-2)(2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
IJAL 3(1-2)(2013/2014)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Tri Marhaeni Pudji Astuti
Semarang: Universitas Negeri Semarang Press, 2008
305.3 TRI k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Debby Novitadewi Susanto
"Masuknya budaya populer Korea, terutama musik pop, memunculkan fenomena baru yang lain yaitu roleplay di kalangan para penggemarnya. Roleplay merupakan permainan peran, baik memainkan peran karakter fiksi maupun publik figur di kehidupan nyata. Setiap orang dibebaskan memainkan karakter yang mereka inginkan dan mendorong pemain untuk memainkan karakter dengan identitas yang berbeda, salah satunya identitas gender. Dari sinilah muncul fenomena gender swap. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan metode observasi dan wawancara mendalam secara daring untuk menyesuaikan dengan pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana seseorang mengonstruksikan identitas gender yang berbeda dan kaitannya dengan stereotip gender yang berlaku. Hasil dari penelitian ini adalah informan mengonstruksikan identitas gender yang berbeda dengan tindakan performatif yang dilakukan secara berulang-ulang melalui tampilan akun, typing, dan interaksi sosial. Dalam mengonstruksikan identitas gendernya, informan melanggengkan dan menentang stereotip gender secara bersamaan.
The entry of Korean pop culture, especially pop music, has led to another new phenomenon, namely roleplay among fans. Roleplay is a role-playing game, both playing the role of fictional characters and public figures in real life. Everyone is free to play the character they want and encourages players to play characters with different identities, one of which is gender identity. This is where the gender swap phenomenon emerges. This study uses an ethnographic approach with online observation and in-depth interviews to adapt to the COVID-19 pandemic. The purpose of this study is to see how a person constructs a different gender identity and its relation to prevailing gender stereotypes. The results of this study are informants construct different gender identities with performative actions that are carried out repeatedly through account display, typing, and social interaction. In constructing their gender identity, informants perpetuate and oppose gender stereotypes simultaneously."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fisda Nadya Rosa
"
ABSTRAKSkripsi ini membahas konstruksi gender dalam drama televisi Gomenne Seishun. Bertujuan untuk menjelaskan bagaimana konstruksi gender ditunjukkan dalam Gomenne Seishun terutama melalui aspek naratif dan visual. Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis yang membahas segi naratif dan visual objek penelitian. Analisis menggunakan struktur naratif dari Algirdas Julian Greimas sebagai landasan teori, dan teori wacana feminisme oleh Judith P. Butler sebagai landasan konseptual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gomenne Seishun merepresentasikan konstruksi gender masyarakat Jepang dari segi struktur dan narasinya.
ABSTRACTThis thesis is about gender construction in television drama Gomenne Seishun. The aim of this thesis is to describe how Gomenne Seishun shows resistance against gender construction from narrative and visual aspects. This research uses descriptive analitic method which discusses narrative and visual aspects of the research object. The analysis based on narrative structural theory by Algirdas Julian Greimas as basis theory, and theory of feminism by Judith P. Butler as basis conceptual. This research found that Gomenne Seishun representate the resistance against gender construction in Japan society by the structure and naration."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S63598
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ella Nazerinatul Fauziyah
"Masyarakat Jawa percaya apabila seseorang melanggar ajaran gugon tuhon, maka dia harus menghadapi konsekuensinya. Gugon tuhon telah tertanam dalam kehidupan sehari-hari; sehingga, penting untuk digali bagaimana keterkaitannya dengan relasi kekuasaan dan ideologi dominan. Makalah proyek akhir ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana makna diproduksi atau dikodekan dan dikonsumsi atau didekodekan dalam gugon tuhon “asli” dan dari teks-teks gugon tuhon dalam Serat Gugon tuhon (1911), yang digunakan sebagai korpus utama dalam penelitian. Metode analisis yang digunakan adalah analisis tekstual dan etnografi terutama FGD (Focus Group Discussion). Penelitian ini mengeksplorasi kontestasi terhadap ideologi patriarki dominan pada produksi makna dalam kaitannya dengan kepantasan bersikap, peran domestik, dan hubungan romantis, baik dalam teks “asli” maupun interpretasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gugon tuhon mengonstruksi bagaimana perempuan diposisikan dalam masyarakat, pasif dan tunduk pada laki-laki serta dibatasi dalam ruang domestik dengan aturan-aturan tertentu. Namun, ada beberapa ambiguitas dan pemaknaan berlapis dalam penelitian mengungkap bagaimana makna dikonstruksi dan direkonstruksi secara dinamis dari teks asli ke teks interpretasi. Dalam proses konsumsi dan decoding, temuan menunjukkan bahwa responden menerima, menegosiasikan, atau menentang makna dominan yang ditawarkan teks.
Javanese people believe that violating teaching in gugon tuhon, will bring some consequences. Gugon tuhon has been embedded in everyday lives; therefore, exploring how it is associated with power relations and dominant ideology is significant. This mini thesis aims to explore how meaning is produced (encoded) and consumed (decoded) in the “original” gugon tuhon and gugon tuhon texts in Serat Gugon Tuhon (1911), which are used as the main corpus of the research. The method of analysis is textual analysis and ethnography, mainly FGD. This research explores contestation toward dominant patriarchal ideology in the production of meaning concerning the appropriateness of attitudes, domestic roles, and romantic relationship, both in “original” text and interpretation. Research findings show that gugon tuhon constructs how women are positioned in society, passive and submissive towards men and restricted in domestic space with spesific rules. However, there are some ambiguities and multiple layers of meanings as the research uncovers how meaning is dynamically constructed and reconstructed from the original saying to interpretation texts. In the process of consumption and decoding, findings show that respondents affirm, negotiate or contest the meanings offered by texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Rika Saraswati
Jakarta: Convention Watch & UI dengan NZAID, 2000
345 Sav p
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Balqis Aathifah
"Paradigma terhadap peran setiap gender membatasi kebebasan perempuan untuk hadir di ruang publik sehingga menciptakan segregasi gender terhadap ruang. Sarana olahraga merupakan salah satu contoh ruang yang selalu dikaitkan dengan ruang untuk laki-laki. Perkembangan zaman modern menciptakan ideologi baru dalam melibatkan perempuan ke ruang publik yaitu dengan menciptakan ruang khusus perempuan secara eksklusif. Ruang khusus perempuan diciptakan untuk memenuhi hak perempuan dan memberikan pengalaman spesifik bagi perempuan terutama dalam merasakan kenyamanan dan bebas dari kekhawatiran. Di Indonesia, terdapat kolam renang telah menerapkan segregasi ruang berdasarkan gender khusus perempuan dengan adanya strategi spasial. Kompleksitas dari ruang spasial kolam renang yang tersegregasi gender ini juga mampu memicu pengalaman perempuan di kolam renang.
The paradigm regarding gender roles restricts women's freedom to occupy public spaces, leading to gender segregation in these areas. Sports facilities are often seen as male-dominated spaces. Modern developments have introduced new perspectives on involving women in public spaces by creating exclusive female-only areas. These spaces aim to enhance women's security, privacy, comfort, intimacy, and self-determination. Swimming pools are an example of sports facilities that implement gender segregation through spatial strategies. Architectural elements such as accessibility, legibility, enclosure, permeability, and visual attractiveness influence the quality of these spaces and shape specific spatial behaviors for women."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jakarta: Dian Rakyat, 2005
305.3 WOR p (1)
Buku Teks Universitas Indonesia Library