Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171538 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fakiah Rachmi Jufrie
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada single mother. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan subjek penelitian sebanyak 47 single mother, yaitu perempuan yang sudah bercerai, baik cerai hidup ataupun mati dan masih mempunyai tanggungan anak. Keberfungsian keluarga diukur dengan Family Assessment Device, sementara kesehatan mental diukur dengan Mental Health Inventory. Desain penelitian ini adalah studi lapangan dengan menggunakan teknik non-probability sampling sebagai metode pengambilan sampel. Hasil pengolahan data menunjukan adanya hubungan yang negatif antara keberfungsian keluarga dan psychological distress pada single mother, dan hubungan positif antara keberfungsian keluarga dan psychological well-being pada single mother.

This research is aimed to examine the relationship between family functioning and mental health of single mother. This quantitative study assessed 47 women who were divorce and have a dependent children. Family Assessment Device is used to measure family functioning while another instrument, namely Mental Health Inventory is used to measure mental health. The research design is field study, with non-probability sampling technique. Data analysis shown that there is a negative relationship between family functioning and psychological distress in single mother, and a positive relationship between family functioning and psychological well-being in single mother."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45440
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Rahma Fadhilah
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji peran trait kepribadian terhadap hubungan keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada Individu dari keluarga miskin. Instrumen yang digunakan untuk mengukur keberfungsian keluarga adalah Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) serta Family Communication Scale (FCS). Kesehatan mental diukur dengan instrumen Mental Health Inventory (MHI-5). Trait kepribadian diukur menggunakan instrumen Big Five Inventory-Kurzversion. Partisipan pada penelitian ini sebanyak 155 partisipan yang berusia 19 hingga 25 tahun yang berasal dari keluarga miskin.
Dari hasil analisis menggunakan parallel multiple mediation dengan PROCESS Hayes, didapatkan bahwa trait Neuroticism merupakan mediator yang signifikan untuk hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental pada individu dari keluarga miskin, ab = 0,08, p<0,05; c? = 0,101, p>0,05. Trait Neuroticism mempengaruhi hubungan keberfungsian keluarga dengan kesehatan mental sebesar 34,65%. Akan tetapi, trait Extraversion, Openness to experience, Conscientiousness, dan Agreeableness bukan merupakan variable mediator.

This study aims to examine the role of personality trait in the relationship with the family functioning on the mental health of children from poor families. The instrument used to measure the family functioning is Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS). Mental health was measured with Mental Health Inventory (MHI-5). Personality trait was measured withBig Five Inventory-Kurzversion. Participants in this study were 155 participants, aged 19 to 25 years old who came from poor families.
The analysis using parallel multiple mediation by PROCESS Hayes, found that the trait Neuroticism is a significant mediator of the relationship between family functioning and mental health of children from poor families, ab = 0.08, p <0.05; c '= 0.101, p> 0.05. Trait Neuroticism affect the relationship of family functioning with mental health amounted to 34.65%. However, trait Extraversion, Openness to experience, Conscientiousness, and Agreeableness are not a mediator variable.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Norma Fitriati
"Penelitian ini dibuat untuk mengetahui peran masing-masing trait kepribadian Five Factor Model dalam memediasi hubungan antara keberfungsian keluarga dan kesehatan mental. Di sini keberfungsian keluarga diukur menggunakan instrumen Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale II (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS), kesehatan mental menggunakan Mental Health Inventory-5 (MHI-5), dan trait kepribadian menggunakan mini International Personality Item Pool (mini-IPIP). Penelitian dengan partisipan 185 orang ini dilakukan pada anak dari keluarga dengan riwayat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang telah menginjak usia dewasa muda. Dari hasil analisis statistik menunjukkan hanya satu trait kepribadian yang merupakan mediator, yaitu trait neuroticism (c = 0,09, p < 0,05; a1b1 = 0,04, p < 0,05, PM = 0,39; c? = 0,06, p > 0,05). Sedangkan keempat trait lainnya, yakni extraversion, openness, agreeableness, dan conscientiousness, bukan merupakan mediator.

This study is aimed to examine the mediating role of each personality trait from Five Factor Model on relationship between family functioning and mental health. This study using Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale II Family (FACES II) and Communication Scale (FCS) to measure family functioning, Mental Health Inventory-5 (MHI-5) to measure mental heslth, and mini International Personality Item Pool (mini-IPIP) to measure personality trait. The 185 people who participated in this study is an emerging adulthood?s child with domestic violence history. The present result showed that neuroticism was the only personality trait which mediated (c = 0,09, p < 0,05; a1b1 = 0,04, p < 0,05, PM = 0,39; c? = 0,06, p > 0,05) the relationship between family functioning and mental health. However the other traits, extraversion, openness, agreeableness, and conscientiuosness, were not the mediator."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rinda Hikmanurina
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai
hubungan antara keberfungsian keluarga dan optimisme pada ibu yang memiliki anak
dengan gangguan spektrum autistik. Penelitian ini dilakukan dengan metode
kuantitatif kepada 37 orang ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum
autistik. Keberfungsian keluarga diukur dengan menggunakan alat ukur Family
Assessment Device (FAD) yang dibuat berdasarkan teori The McMaster Model of
Family Functioning. Terdapat enam dimensi yang mengukur keberfungsian keluarga,
yaitu dimensi penyelesaian masalah, komunikasi, peran, responsivitas afektif,
keterlibatan afektif, dan kontrol perilaku (Epstein, dkk., 2003). Sedangkan variabel
Optimisme diukur dengan menggunakan alat ukur Life Orientation Test-Revised
(LOT-R) yang dikembangkan oleh Scheier, Carver, dan Bridges (1994). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa keberfungsian keluarga tidak memiliki hubungan
yang signifikan dengan optimisme pada ibu yang memiliki anak dengan gangguan
spektum autistik. Artinya, keberfungsian keluarga yang efektif tidak selalu diikuti
oleh tingginga optimisme pada Ibu yang memiliki anak dengan gangguan spektrum
autistik.

Abstract
This research was conducted to find the correlation between family functioning and
optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child. This research was
conducted by quantitative methods to 37 mothers with autistic spectrum disorder?s
child. Family functioning measured using modification instrument named family
assessment device (FAD) which is made based on The McMaster Model of Family
Functioning. There are 6 dimensions that measure family functioning, the
dimensions are: problem solving, communication, roles, affective responsiveness,
affective involvement, and behavior control (Epstein, dkk., 2003). Optimism was
measured using modification instrument named life orientation test revised (LOT)
which has been developed by Scheier, Carver, and Bridges (1994). The result of this
research show that there is no significant correlation between family functioning and
optimism among mothers with autism spectrum disorder?s child. The result means
that the higher effectiveness of family functioning not always followed by higher
optimism among mothers with autistic spectrum disorder?s child."
2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Petrus Bean Laran
"ABSTRAK
Dalam tulisan ini, saya membahas mengenai permasalahan stres yang dialami oleh para ibu yang ditinggal oleh suami merantau ke luar pulau di Desa Puor B, Nusa Tenggara Timur NTT . Merantaunya para suami disebabkan oleh faktor lingkungan alam dan lingkungan sosial yang tidak mendukung dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Dampak dari hal tersebut terhadap para istri yang ditinggalkan adalah mereka harus berusaha memenuhi kebutuhan hidup mereka secara mandiri karena para suami tidak secara rutin mengirimkan uang pada mereka. Permasalahan finansial tersebut kemudian juga berdampak pada ritual-ritual adat mengenai kematian dan pernikahan yang harus para istri penuhi tanpa adanya dukungan dari suami mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi Kesehatan Jiwa. Metode wawancara mendalam, serta metode life history untuk memperoleh data lapangan yang deskriptif mengenai pengalaman sehari-hari para istri dalam menjelaskan permasalahan stres yang dialami mereka. Konsep yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah stres, stressor, perubahan sosial, dan adaptasi dalam menghadapi stres tersebut. Penelitian ini kemudian melihat bahwa para istri memiliki strategi dalam menghadapi permasalahan stres yang melibatkan relasi serta interaksi dengan keluarga dan juga masyarakat sekitar.

ABSTRAK
In this paper, I discuss about stress as one of the mental health issues among wives whose husbands are working outside of the island in Desa Puor B, Nusa Tenggara Timur NTT due to the lack of natural and social environment support for the husbands to provide their families needs. As a consequence, the wives who are left in the island have to struggle to provide their needs independently because their husbands do not always send them money. It also affects the cultural practices regarding death and marriage which should be fulfilled by the wives without the support of their husbands. This research conducts the anthropology and Mental Health approach, in depth interview method, and life history method to collect a descriptive data about the daily lives of the wives in order to explain the stress issue among them. I use several concepts in this research, which are stress, stressor, social change, and adaption to cope with the stress. The result of this research shows that the wives have an strategy which involves relation and interaction with their family and their surroundings to cope with the stress."
2017
S68787
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Rizka Aliana
"ABSTRACT
This study aimed to take a look at how far Adversity Quotient and Patience on firm single mother in facing difficulties in life.The method of data collection used in-depth interview and observation. There are six single mothers involved as the subjects of this study (divorcee and widow single mother). The result of this study shows that Adversity Quotient and Patience give positive contribution toward toughness single mother in facing difficulties in life. As for distinguishing adversity quotient between divorcee single mother and widow single mother is the endurance dimension, in which, divorcee single mother has better endurance than widow single mother does. Conversely, on patience, the self-control of widow single mother is better than divorcee single mother does."
Jakarta: Program Studi Kajian Timur Tengah dan Islam (PSKTTI), 2017
300 MEIS 4: 2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Tiara Sari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran ibu sebagai orang tua tunggal dan bagaimana strategi para ibu tunggal (single mother) dalam menghadapi permasalahan-permasalahan yang dialaminya. Peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Penelitian ini melibatkan tiga key informan yang terdiri dari ibu tunggal (single mother). Hasil dari penelitian menyatakan bahwa beberapa situasi dan kondisi mempengaruhi atau bahkan mendukung terjadinya stres pada perempuan yang berperan sebagai single mother yang memiliki beban ganda. Kecemasan single mother tidak berhenti disitu saja melainkan juga megenai reaksi orang lain terhadap dirinya, dari teman-teman serta kerabat mengenai bagaimana cara single mother menjalani hidup sendiri tanpa adanya kehadiran seorang pasangan. Bentuk strategi coping yang dilakukan oleh ketiga informan ini pun beragam. Terdapat persamaan dan perbedaan dari strategi coping yang mereka pilih untuk mengatasi permasalahan dan tekanan yang dialami. Keberhasilan strategi coping ini sangat dipengaruhi oleh kebribadian, motivasi, dan dukungan sosial yang dimiliki oleh ibu tunggal tersebut.

This study aims to determine the role of mothers as single parents and how the strategies of single mothers in dealing with the problems they experience. Researchers used qualitative research methods with a case study approach with data collection through observation and interviews. This study involved three key informants consisting of single parents. The results of the study stated that several situations and conditions influence or even support the occurrence of stress in women who act as single mothers with double burden. Single mother anxiety does not stop there, but also about other people's reactions to it, from friends and relatives about how single mothers live their own lives without the presence of a partner. The forms of coping strategies undertaken by these three informants also varied. There are similarities and differences from the coping strategies they choose to overcome the problems and pressures experienced. The success of the coping strategy is strongly influenced by the personality, motivation, and social support of the single mother."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Qina Mahruzza Putri
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana self-acceptance dan spiritual well-being pada remaja awal dari keluarga single mother. Metode pengumpulan data dengan menggunakan observasi dan wawancara mendalam. Subjek berjumlah 3 tiga orang yang mengalami pisah orang tua karena cerai hidup dan cerai mati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-acceptance dan spiritual well-being memberikan dampak yang positif terhadap kualitas hidup subjek. Hal yang membedakan adalah aspek penerimaan diri internal dimana subjek yang tidak melihat perpisahan orang tuanya mempunyai self-acceptance lebih baik dibandingkan dengan yang melihat perpisahan orang tuanya. Sedangkan pada spiritual well-being subjek yang mengalami melihat perpisahan orang tuanya lebih mampu mendekatkan diri pada sisi spiritual dalam dirinya.

ABSTRACT
The aims of this research is to find out overview of self acceptance and spiritual well being in early adolescence from single mother family. This research used observation and in depth interview as the data collection method. There are three subjects who experience their parents that live separately as the result of divorce or dead spouse. The research showed that self acceptance and spiritual well being had a positive impact on quality of life of the subjects. The differentiation comes from internal self acceptance aspects where subject who do not see the conflicts between their parents have better self acceptance than those who see the conflicts. While the spiritual well being of the subject who experience see the conflict between their parents have deeper connections within their spiritual side. "
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2018
T51067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Puspitasari
"Kesejahteraan subjektif yang baik penting untuk dimiliki oleh remaja. Remaja dengan kesejahteraan subjektif yang tinggi cenderung berperforma lebih baik dalam kehidupan. Tantangan seperti pubertas dan tuntutan akademik yang dapat berisiko bagi kesejahteraan subjektif remaja. Keluarga berperan penting dalam terbentuknya kesejahteran subjektif remaja. Remaja dalam kondisi keluarga yang tidak lengkap seperti keluarga ibu tunggal kerap ditemukan memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh ibu tunggal dengan kesejahteraan subjektif remaja awal. Responden penelitian ini yaitu 66 remaja awal (12-15 tahun) di Karawang. Alat ukur yang digunakan untuk kesejahteraan subjektif yaitu Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), The Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), dan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999). Pola asuh ibu tunggal diukur dengan Parental Authority Questionnaire (Buri, 1991). Teknik analisis yang digunakan adalah simple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh permisif dan autoritatif memprediksi kepuasan hidup, tidak terdapat pola asuh yang memprediksi afek positif dan negatif, serta pola asuh otoriter dan pola asuh autoritatif memprediksi kebahagiaan remaja awal di Karawang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Dewi
"Keluarga merupakan relasi pertama dan terpenting, yang berperan krusial dalam menentukan kesehatan mental individu dan kesejahteraan keluarga. Teori Struktur Keluarga meyakini bahwa keluarga utuh merupakan struktur ideal yang menunjang keberfungsian keluarga tersebut. Keberfungsian keluarga yang dapat mengakomodasi kebutuhan dasar dan coping anggotanya dalam melakukan penyesuaian dari tuntutan diri dan lingkungan merupakan indikator kesejahteraan keluarga. Namun realita menunjukkan terjadinya pergeseran tren struktur keluarga hampir di seluruh dunia dalam lima dekade terakhir akibat berkembangnya konsep orang tua tunggal, yang salah satu sebabnya adalah perceraian. Fenomena perceraian di Indonesia setiap tahun terus meningkat, yang berdampak pada peningkatan jumlah keluarga ibu tunggal. Dampak perceraian tidak hanya dirasakan oleh ibu, namun juga diyakini mempengaruhi kesejahteraan anak. Teori Sistem Keluarga memahami perceraian bukan sebagai kondisi patologis pada kehidupan keluarga, namun merupakan transisi dalam perkembangan keluarga. Argumentasi utama disertasi ini adalah bahwa kesejahteraan keluarga tetap dapat diraih oleh keluarga berstruktur tidak utuh akibat perceraian. Kekhasan penelitian ini menunjukkan sudut pandang ibu-anak sebagai unit sistem keluarga yang mengalami perubahan struktur pasca perceraian. Tujuan penelitian ini untuk memahami kesejahteraan keluarga pada keluargaibu tunggal pasca perceraian dan mengembangkan model interaksi keluarga pasca perceraian, yang membantu mereka menghadapi perubahan struktur keluarga. Studi pertama mengungkap gambaran kesejahteraan keluarga pada keluarga ibu tunggal pasca perceraian dan faktor-faktor internal yang mendukung ibu-anak dalam menghadapi tantangan pasca perceraian. Sedangkan pada studi kedua, berfokus pada dinamika interaksi keluarga, dukungan sosial, dan peran ayah pasca perceraian dalam menghadapi tantangan keluarga berstruktur tidak utuh untuk meraih kesejahteraan keluarga. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian, yang pada studi pertama berdesain fenomenologi dengan teknik analisis tematik. Selanjutnya, studi kedua berdesain studi kasus instrumental dengan teknik analisis: categorical aggregation, pattern matching, dan explanation builiding. Partisipan penelitian ini adalah sepuluh ibu (30 – 48 tahun) dan empat anak (18 – 30 tahun). Hasil studi mengungkap kesejahteraan keluarga pada ibu tunggal pasca perceraian dipahami sebagai kebersamaan ibu-anak dalam interaksi yang hangat dan terpenuhinya kebutuhan keluarga. Tidak hanya itu, kebaharuan dari studi ini mengisi celah dalam FST dengan menjelaskan peran interaksi keluarga yang berkualitas merupakan hub antara tahap reorganisasi dan keberfungsian keluarga pasca perceraian dalam proses penyesuaian menuju kesejahteraan keluarga. Keluarga bercerai dapat memperoleh kesempatan mencapai kesejahteraannya ketika memiliki kondisi penyangga protektif berupa kemandirian finansial ibu, keterbukaan dalam interaksi dan relasi positif ayah-anak, proaktif dalam mencari dukungan sosial, serta spiritualitas positif pada ibu. Konsep maternal gatekeeping memegang peran kunci dalam kualitas interaksi keluarga pasca perceraian. Peran ayah pasca perceraian, bukan terlibat dalam co-parenting, namun menyediakan relasi positif bersama anak. Meskipun demikian, perceraian tetap membawa dampak psikologis pada anak terkait dengan makna keluarga, skema gender, perbedaan persepsi terhadap dukungan keluarga besar, dan timbulnya Adverse Childhood Experiences (ACE).

Family is the first and most important relationship that influences individual mental health and well-being. According to Family Structure Theory, the intact family is the ideal structure that supports family functioning. Family well-being is indicated by family functioning that can accommodate the basic needs and coping while making adjustments to the demands of themselves and the environment. However, the reality shows that there has been a shift in the trend of family structure over the last five decades as a result of the development of the single parent concept, one of which is divorce. The phenomenon of divorce in Indonesia continues to increase every year, which has an impact on the increasing number of single-mother families. Family System Theory (FST) understands divorce not as a pathological condition in family life but as a transition in family development. The main argument of this dissertation is that family well-being can still be achieved by families with non-intact structures due to divorce. The strength of this study is that it shows the mother-child point of view as a unit of the family system that undergoes structural changes after divorce. The purpose of this study is to understand family well-being in single-mother families post-divorce and to reveal models of post-divorce family interactions that help them deal with changes in family structure. The first study reveals a picture of family well-being in post-divorce single- mothers’ families and the internal factors that support mothers and children in facing post-divorce challenges. The second study focuses on the dynamics of family interactions, social support, and the role of fathers after divorce in facing the challenges of a non-intact structured family to achieve family well-being. A qualitative approach was used in the research, which in the first study had a phenomenological design with thematic analysis techniques. Furthermore, the second study was designed as an instrumental case study using analytical techniques such as categorical aggregation, pattern matching, and explanation building. The participants of this study were ten mothers (30–48 years of age) and four children (18–30 years of age). According to the study's findings, family well-being in single mothers after divorce is defined as mother-child togetherness in warm interactions and the satisfaction of family needs. Furthermore, the study's novelty fills a gap in the FST by explaining the role of quality family interaction as a hub between the reorganization stage and post-divorce family functioning in the adjustment process toward family well-being. Divorced families have a better chance of achieving well-being when they have buffering conditions such as the mother's financial independence, openness in relationships and positive father-child interactions, being proactive in seeking social support, and positive spirituality in mothers. Maternal gatekeeping is an important concept in the quality of post-divorce family interactions. Fathers' roles after divorce, not co-parenting, but in providing a positive father-child relationship. Divorce, on the other hand, continues to have a psychological impact on children in terms of family meaning, gender schemes, different perceptions of extended family support, and the emergence of Adverse Childhood Experiences (ACE)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>