Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 148939 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reinhat
"Skripsi ini membahas pengaruh antara gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan kuesioner untuk mengukur gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja karyawan. Penelitian dilakukan kepada karyawan PT PJB UP Muara Karang. Setelah dilakukan uji regresi berganda, diketahui bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan gaya kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan. Untuk dapat terus maju dan berkembang, pemimpin PT PJB UP Muara Karang perlu terus menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional, sehingga kepuasan kerja karyawan PT PJB Muara Karang dapat terus ditingkatkan.

This study discusses the influence between transformational leadership style and transactional leadership style about employee job satisfaction. This study is a quantitative study that used questionnaires to measure the transformational leadership style, transactional leadership style on employee job satisfaction. This study was conducted to employee of PT. PJB UP Muara Karang. After regression measurement, it is known that the transformational leadership and transactional leadership style has a significant impact on job satisfaction. The Management of PT. PJB UP Muara Karang must apply the transformational and transactional leadership style so the satisfaction of employee of Pt. PJB UP Muara Karang can be improved."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43963
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. A. Justisia Riman Dhita
"ABSTRAK
Kebutuhan mengembangkan gaya kepemimpinan yang lebih baik menjadi semakin penting di setiap organisasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memastikan apakah ada pengaruh gaya kepemimpinan pimpinan transaksional dan transformasional terhadap kinerja karyawan PT. Formitra Multi Prakarsa Jakarta yang termasuk dalam perusahaan bisnis. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier
berganda. Gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional secara bersamaan memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

ABSTRACT
The need to develop better leadership style is becoming increasingly important in every organization. The purpose of this study was to ascertain whether there is influence the leadership style of transactional and transformational leadership on the performance of employees of PT. Multi Formitra Jakarta Initiative is included in the company's business. This study uses quantitative methods that are explanative. To find out how big the influence of independent variables, this study
used a multiple linear regression analysis. Transactional and transformational leadership styles at the same time have a significant influence on employee performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmin Zahra Qisthi
"Konflik yang paling sering terjadi dalam organisasi adalah konflik interpersonal. Pemimpin atau manajer berperan besar dalam menangani konflik interpersonal di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah gaya kepemimpinan transformasional, gaya kepemimpinan transaksional, dan gaya kepemimpinan laissez-faire memiliki pengaruh pada pemilihan gaya manajemen konflik ketika berhadapan dengan konflik interpersonal dalam organisasi sektor publik di Indonesia. Responden penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil berjumlah 289 orang yang bekerja di Jabodetabek dan sudah bekerja minimal 1 tahun dengan atasan langsung mereka. Data diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM).
Hasil penelitian ini adalah pemimpin organisasi sektor publik yang cenderung menggunakan gaya kepemimpinan transformasional menggunakan gaya manajemen konflik integrating dan obliging. Sedangkan pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan transaksional cenderung menggunakan gaya manajemen konflik compromising dan juga pemimpin yang menggunakan gaya kepemimpinan laissez-faire menggunakan gaya manajemen konflik dominating dan avoiding.

One of the most frequent types of conflicts that occur in the organization is interpersonal conflict. Leader or manager plays a major role in handling interpersonal conflict in the workplace. The purpose of this study is to examine whether transformational leadership style, transactional leadership style, and laissez-faire leadership style has an influence on the selection of conflict management style when dealing with interpersonal conflicts in the public sector organizations in Indonesia. The data come from 289 of government employees who work in the Jabodetabek and had worked at least one year with their immediate supervisor. The data was processed using Structural Equation Modeling (SEM).
Findings show that leaders of public sector organizations that tend to use transformational leadership style using integrating style and obliging style of conflict management. While those using transactional leadership style using compromising style of conflict management and also leaders who use laissez-faire leadership style using dominating style and avoiding style of conflict management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63828
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganis Mutiara Wiranegara
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel gaya kepemimpinan transformasional dan variabel perilaku kewargaan organisasi (PKO) pada PT. X dalam rangka menyusun intervensi yang tepat untuk meningkatkan gaya kepemimpinan transformasional yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan PKO. Gaya kepemimpinan transformasional diukur menggunakan 20 item yang diadaptasi dari item yang mengukur dimensi kepemimpinan transformasional dalam Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.92, sedangkan perilaku kewargaan organisasi diukur dengan menggunakan alat ukur yang diadaptasi dari alat ukur yang dikembangkan oleh Podsakoff et al. (1990) dengan reliabilitas Alpha Cronbach 0.81. Sejumlah 33 responden pada level jabatan non-staf hingga manajer terlibat dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisa regresi berganda didapatkan R= 0.611, F = 4.17, dfregresi = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, dengan signifikansi pada los 0.01. Gaya kepemimpinan transformasional mampu menjelaskan 37.4 % varians dalam PKO. Adapun dimensi yang memiliki hubungan paling kuat ialah Idealized Influence, dengan nilai korelasi 0.58, p = 0.003, signifikan pada los 0.01. Berdasarkan hasil ini, maka intervensi pelatihan gaya kepemimpinan transformasional dengan menitikberatkan kepada dimensi Idealized Influenced dirancang dan diimplementasikan kepada level manajer dan penyelia. Berdasarkan hasil olah data didapatkan adanya kenaikan skor jumlah jawaban benar secara signifikan pada kelompok peserta manajer (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, signifikan pada los 0.05) dan kelompok peserta penyelia (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, pada los 0.05). Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan transformasional. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan implementasi gaya kepemimpinan transformasional pada atasan sehingga mampu meningkatkan PKO pada bawahannya.

This study aimed to determine the relationship between transformational leadership style and organizational citizenship behaviour (OCB) in PT. X in order to design the right intervention to improve transformational leadership style in which it was expected to improve OCB. Transformational leadership style was measured using a 20-item scale adopted from Multifactor Leadership Questionnaire (Bass & Avolio, 2004; dalam Ho et al., 2009) that measures the transformational leadership style with the reliability Alpha Cronbach 0.92, whereas OCB was measured using the scale adopted from OCB scale developed by Podsakoff et al. (1990) with the reliability Alpha Cronbach 0.81. Thirty-three respondents within the level of position ranging from non-staff to managers were involved. The results from multiple regression analysis showed the value of R= 0.611, F = 4.17, dfregressin = 4, dfresidual = 28, p = 0.009, was significant within the level of significance 0.01. Furthermore, transformational leadership style can explain 37.4 % variance of OCB. The dimension of transformational leadership style that has the strongest relationship with OCB is Idealized Influence, with the correlation value of 0.58, p = 0.003, significance level of 0.01. Based on this results, transformational leadership training in which Idealized Influence were emphasized can be considered as the right intervention for managers and supervisors. Based on statistical analysis, it was found that there was a significant increase in the total score of right answers about transformational leadership style on the group of managers and (pre-test (M = 3.20, SD = 1.09), post-test (M = 5.20, SD = 2.16), t = -2.82, df = 4, p = 0.04, significant at los 0.05) and supervisors (pre-test (M = 2.00, SD = 1.19), post-test (M = 4.88, SD = 3.18), t = -3.45, df = 7, p = 0.01, significant at los 0.05). This result showed that there is an improvement in the participants’ knowledge of transformational leadership style. It is expected that this could improve the implementation of transformational leadership style in which it could also improve the occurance of employees organizational citizenship behaviour."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34938
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihombing, Cynthia Lestari
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana kecepatan integrasi dari perusahaan paska akuisisi berpengaruh terhadap komitmen karyawan dengan gaya kepemimpinan sebagai variable moderatingnya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang disebarkan kepada 92 responden yang berasal dari karyawan yang terlibat dalam perusahaan yang diakuisisi. Perusahaan yang dipilih sebanyak 3 perusahaan berasal dari industri media dan asuransi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa kecepatan integrasi memiliki hubungan dan pengaruh terhadap komitmen afektif dari karyawan pada proses integrasi paska akuisisi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasikan variabel moderating yaitu gaya kepemimpinan. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS 20.0 menunjukkan bahwa kecepatan integrasi dengan komitmen afektif karyawan akan semakin kuat ketika dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan transformasional.

This study dealt with how integration speed on post-acquisition integration process influences employee commitment with the effect of leadership style as moderating variable. This study was a qantitative research using a questionairre as measurement instrument distributed to 92 respondents coming from employees who are involved in the acquired company. Three selected companies coming from media and insurance industry.
The result of this study found that integration speed has correlation and influence on affective employee commitment in the post-acquisition integration process. This research also aimed to identify moderating variable i.e leadership style. Data processing using SPSS 20.0 suggested that relation between integration speed and affective employee commitment would be stronger when it was influenced by transformational leadership style.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63855
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Wibawa
"Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) bidang keimigrasian dalam lingkungan Departemen Hukum dan HAM yang berada di bawah dan bertangung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta, Kantor Imigrasi Jakarta Selatan dituntut untuk lebih meningkatkan kemampuannya, terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang berhubungan dengan keimigrasian dalam wilayah kerjanya secara tanggap dan akurat tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian sehubungan dengan maraknya kejahatan TOC dan terorisme. Sebab salah satu upaya untuk mengatasi hal ini adalah melalui pencatatan yang cermat pemberian paspor kepada penduduk dan dokumen izin tinggal bagi bukan penduduk. Dalam konteks tersebut dituntut kinerja pegawai Kantor Imigrasi yang tinggi, untuk melakukan pengawasan tanpa mengabaikan pelayanan. Sistem dan prosedur sudah dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan. Namun jika kinerja pegawai cenderung lemah dan pengawasan yang dijalankan relatif "longgar", maka sisdur cenderung kurang berjalan sebagaimana yang diharapkan. Menghadapi tuntutan pelayanan yang berhubungan dengan keimigrasian diperlukan penanganan oleh seorang pemimpin yang prima, mempunyai kemampuan dan keterampilan teknis dalam memimpin organisasi. Kondisi ini tidak terlepas dari definisi kepemimpinan itu sendiri yang tidak selalu pararel dengan kedudukan dalam struktur organisasi.
Selain model kepemimpinan, faktor lain yang diduga berpengaruh adalah kepuasan kerja pegawai. Kepuasan kerja seorang pegawai yang melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugasnya akan tampak dari hasil kerjanya. Apakah pegawai sudah merasa puas atas hasil pekerjaan maupun imbalan serta kondisi di tempat kerja. Ketika seorang pegawai merasa tidak puas dengan apa yang diberikan oleh organisasi kepadanya, maka umumnya pegawai tidak akan menunjukkan kinerja yang tinggi.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gambaran kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan?
2. Apakah kepuasan kerja pegawai mempengaruhi kinerja pegawai dalam memberikan pelayanan tersebut?
3. Apakah model kepemimpinan turut mempengaruhi kinerja pegawai?
Dengan menggunakan metode penelitian survey, yaitu metode penelitian yang menggunakan instrumen kuesioner sebagai komponen utama pengumpulan data, maka diharapkan pengaruh Model Kepemimpinan dan Kepuasan Kerja terhadap kinerja pegawai Kanim Jakarta Selatan dapat terungkap. Sebab metode ini diharapkan dapat menggambarkan, menuturkan dan menafsirkan keadaan subyek atau obyek penelitian sebagaimana adanya berdasarkan data dan fakta yang ditemukan. Hasil pengukuran kinerja pegawai yang dilakukan secara self assessment, pada umumnya adalah baik. Namun demikian perlu disadari bahwa pengukuran kinerja pegawai ini relatif sederhana dibanding dengan model pengukuran yang lainnya, sehingga harus dipahami secara proporsional. Model kepemimpinan yang ada di Kantor Imigrasi Jakarta Selatan sudah mengarah kepada model yang efektif, walaupun nilai rata-rata ini masih merupakan batas bawah, namun dapat menjadi modal yang cukup untuk mengembangkan model ini lebih lanjut. Model ini merujuk kepada tingkat pelaksanaan tugas praktis dan berorientasi kepada pencapaian hasil pelayanan yang berarti sesuai dengan kebutuhan unit pelaksana teknis (UPT). Sedangkan untuk kepuasan kerja pegawai di Kanim Jakarta Selatan pada dasarnya menunjukkan tingkat kepuasan pegawai relatif kurang puas.
Untuk pengujian hipotesa, hasil penelitian menunjukkan bahwa:
1. Tidak ada hubungan antara mode! kepemimpinan sebagai variabel (Xi) dan Kinerja Pegawai (Y).
2. Ada hubungan antara Kepuasan Kerja sebagai variabel (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y). Kuat hubungan antara kedua variabel ini cenderung "sedang".
3. Hubungan Model Kepemimpinan sebagai variabel (X,) dan Kepuasan Pegawai (X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y) menunjukkan tidak ada hubungan antara ketiga variabel ini.
Pentingnya pengukuran kinerja pegawai terkait denyan perannya yang sentral dalam mendukung kinerja manajemen secara keseluruhan, sehingga kinerja pegawai perlu dievaluasi secara akurat dan adil sebagai basis untuk berbagai strategi dalam menghargai pegawai, dan pengembangan kinerja mereka. Organisasi seharusnya merancang evaluasi kinerja pegawai dalam jangka periode tertentu bagi pegawai untuk kepentingan peningkatan kerjasama dan memecahkan masalah secara kreatif dan inovatif. Pada dasarnya setiap organisasi harus selalu meningkatkan kualitas kepemimpinan yang ada guna meningkatkan pula kinerja manajemen dan kinerja pegawai. Dalam konteks inilah pengembangan model kepemimpinan yang efektif menjadi penting bagi kepentingan peningkatan kinerja. Kepemimpinan bukan sekedar atasan yang menduduki jabatan struktural semata, melainkan bagaimana cara menggerakkan sumber daya manusia yang ada untuk secara bersama-sama mencapai tujuan organisasi secara efektif, efisien dan legal.

As one of the Technical Implementing Unit (UPT) on immigration in the Department of Law and Human Rights and responsible directly to the Head of District Office of Department of Law and Human Rights DKI Jakarta, the Office of Immigration South Jakarta is demanded to increase its performance, especially in giving immigration service to the public, they must respond and act accurately without loosing the standard of cautious because of the case of TOC and terrorism. One of the solutions is through good recording when they give passport to people and residential document for expatriate.
In that context, employee's good performance is needed to do monitoring without loosing good services. Hence, even the monitoring procedure from their supervisor is weak, the system and procedure can effectively continue as expected. In other side, if the employee's performance tends to decline and the monitoring procedure is also not tied up, thus the system and procedure tend to be unsuccessful. Facing the demand of good services relate to the immigration a good leadership is needed, who has ability and skill to manage the organization. This condition also depends on the definition of the leadership itself which does not always parallel with position in the structure of the organization.
Beside style of leadership, other influential factor is employee's job satisfaction. Their satisfaction in doing their duty is reflected from their work. Even it is a must that they do their official duty, but the supervisor in the organization must perceive any situation that can influence their staffs? performance. Do they satisfy with their work, its compensation and also the environment of their work place? When an employee feels unsatisfied with the compensation from the organization, normally they will work inadequately.
Base on those assumptions, the main problem in the research are:
1. How is the description of the employee's performance in the District Office of Immigration in South Jakarta?
2. Do job satisfaction influence employee's performance in giving services in the office?
3. Is style of leadership also influence employee's performance?
Using survey, a research with questionnaire as its instrument to collect data and other variables and correlation analyses, it is expected that the influence of style of leadership and job satisfaction on employee's performance will be identified. This method is expected to describe, recognize and interpret the condition of the subject or object of the research based on founded data and facts.
The result of the self assessment analyzes is generally good. However, it must be considered that the measurement of the employee's performance is relatively simple compare to other measurement methods, thus it must be considered proportionally. Style of leadership in the office is performance-enhancing skill, and even the average value is at the minimum value, it can be a raw model for further development. This model relates to the practical job and outcome oriented suitable with the organization's objective. For job satisfaction in the office, generally the result shows that it is relatively unsatisfied.
The result also shows the hypotheses analysis that:
1. There is no relation between style of leadership as variable (X1) and employee's performance (Y).
2. There is a relation between job satisfaction (X2) and employee's performance (Y). the strenght of relation between those two variables is moderate.
3. There is no relation between style of leadership as variable (X1) and job satisfaction (X2) with employee's performance (Y).
The importance of employee's performance measurement relates to its significant role in supporting the performance of the management as a whole, thus the performance of the employee must be evaluated accurately as a basis of compensation strategy. The organization should develop an evaluation on employee's performance in a certain period in order to increase the team work and solving problem capacity creatively and innovative.
Basically, every organization must always develop the quality of leadership in order to advance its management's and employee's performance. In this context, the development of a leadership model which is effective is important. Leadership is not only a problem of structural supervisor or functionary, but also a mechanism of how to exaggerate the human resource to obtain the organization's objective effectively, efficiently and legally.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21616
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfian Sulthoni
"Pasar global abad ke-21 menuntut tenaga kerja terampil yang aktif secara intelektual, kreatif, inovatif dan mampu berpikir kritis. Oleh karena itu, penelitian ini menguji faktor-faktor yang menentukan usaha kreatif dan inovatif karyawan di tempat kerja di perusahaan pembangkit listrik dengan fokus pada kepemimpinan transformasional dan budaya organisasi. Studi ini mengadopsi desain survei dan analisis regresi sederhana dan berganda untuk menguji tiga hipotesis. Data dikumpulkan dari 158 (143 laki-laki dan 15 perempuan) staf yang dipilih secara acak di PT PJB UP Muara Tawar berusia antara 25 dan 50 tahun. Dalam penelitian ini karyawan menyelesaikan kuesioner berskala yang telah tervalidasi tentang kreativitas dan inovasi karyawan, transformational leadership dan organizational culture. Disimpulkan bahwa transformational leadership (t:7,768 dan sig: 0,00) dan organizational culture (t:3,635 dan sig:0,00) merupakan faktor penting dalam memfasilitasi kreativitas dan inovasi karyawan di PT PJB UP Muara Tawar. Disarankan agar perusahaan dapat mempercepat peningkatan kreativitas dan inovasi karyawan dengan mempromosikan dan berinvestasi dalam pelatihan transformational leadership staf dan manajerial mereka serta terus mempromosikan organizational culture yang berasaskan kreativitas dan inovasi.

 


Global market at 21st century demands highly skilled workforce who are intellectually active, creative, innovative and capable of critical thinking. This study examines the factors determining employee creative and innovative undertakings at work in power generation company with a focus on transformational leadership and organizational culture. The study adopted survey design and simple and moderated regression analyses to test three hypotheses. Data were collected from 158 (143 males and 15 females) sample randomly selected staff at PT PJB UP Muara Tawar aged between 25 and 50 years. Employees completed questionnaires consisting of validated scales of employee creativity and innovation, transformational leadership and organizational culture  in the study. It was concluded that transformational leadership (t:7,768 dan sig: 0,00) and appropriate organizational culture (t:3,635 dan sig:0,00)  are important factors in facilitating employee creativity and innovation in the PT PJB UP Muara Tawar. It was recommended that companies can rapidly increase employee creativity and innovation by promoting and investing in transformational leadership training of their managerial structure, spread the transformational leadership way to work as well as keep promoting creative and innovative organizational culture.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Melati
"Rendahnya motivasi karyawan menunjukan adanya masalah kepemimpinan dan kepuasan kerja. Tingginya turnover pegawai di RS Yadika Pondok Bambu mengindikasi permasalahan kepuasan kerja dan komitmen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan dan hubungan kepuasan kerja dengan komitmen organisasi di RS Yadika Pondok Bambu. Besar sampel 193 orang. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.Gaya kepemimpinan transformasional dialami 58% karyawan dan transaksional 42%. Karyawan yang puas 50.28%, yang tidak puas 49.7%. Komitmen afektif&normatif didapatkan pada 67% karyawan dan kontinu 33%. Terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja karyawan. Terdapat hubungan antara kepuasan kerja dengan komitmen organisasi.

Low motivation of employees indicates the issue of leadership and job satisfaction. The high turnover of employees in RS Yadika Pondok Bambu indicates job satisfaction and commitment issues. The purpose of this study was to determine the association between leadership style and job satisfaction and association between employee job satisfaction and organizational commitment in RS Yadika Pondok Bambu. Sample size was 193 people. Research carried out by spreading questionnaire. Transformational leadership style was experienced by 58% of employees and transactional style was 42%. 50.28% of employees were satisfied, 49.7% dissatisfied. Affective and normative commitment was found in 67% of employees and 33% continuous commitment. There is an association between leadership style and job satisfaction of employees. There is an association between job satisfaction and organizational commitment."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Rizal Faishal
"Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menguji apakah dimensi-dimensi gaya kepemimpinan transformasional, transaksional, dan laissez-faire memiliki pengaruh terhadap dimensi-dimensi kepuasan kerja pegawai Fakultas Kedokteran Universitas XYZ. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 61 responden yang bersedia mengisi kuesioner. Data penelitian dianalisis menggunakan analisis regresi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dimensi gaya kepemimpinan transformasional yaitu intellectual stimulation berpengaruh terhadap fringe-benefit dan inspirational motivation berpengaruh terhadap communication. Sedangkan dimensi gaya kepemimpinan transaksional yaitu active management by exception berpengaruh terhadap pay (gaji) dan communication (komunikasi).
Saran bagi manajemen adalah pimpinan memperbaiki Standard Operational Procedure (SOP) dan mengkomunikasikan ke pegawai agar paham dan mentaati SOP, sehingga tidak terjadi banyak kesalahan dan pegawai terhindar dari sanksi penurunan gaji.

The purpose of this study was to test examine the effect of dimensions of transformational, transactional, and laissez-faire leadership style to the dimensions of job satisfaction employee at Faculty of Medicine and Health XYZ University. The subjects in this study were 61 respondents who are willing to fill out a questionnaire. Data were analyzed using regression analysis.
The results showed that the dimensions of transformational leadership style is intellectual stimulation affects fringe-benefit and inspirational motivation affect communication. Meanwhile, the dimension of transactional leadership style, that is active management by exception affects pay and communication.
Suggestions for management is improving the Standard Operational Procedure (SOP) and communicate to employees to understand and obey the SOP, so it is does not happen a lot of mistakes and employees avoid of sanction salary reduction.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44181
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Triagung Wibawa
"Penelitian ini menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan dan kapabilitas dinamik terhadap kecepatan pengambilan keputusan dengan berfokus pada obyek penelitian di industri perbankan di Indonesia. Latar belakang masalah yang muncul dalam penelitian adalah bahwa industri perbankan saat ini berada dalam situasi lingkungan yang dinamis dan turbulen sehingga memerlukan kecepatan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan salah satu tugas dari seorang pemimpin, oleh karenanya perlu dikaji bagaimana gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan. Disamping faktor kepemimpinan, perlu dikaji pengaruh dari strategi dimana dalam konteks lingkungan dinamik akan digunakan kapabilitas dinamik dari sebuah perusahaan.
Data penelitian dikumpulkan dari para manager junior hingga senior dari berbagai unit kerja di Bank dengan total 96 responden telah memberikan jawabannya. Data dianalisis dengan menggunakan bantuan perangkat SPSS dengan teknik regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan partisipatif dan kapabilitas dinamik berpengaruh positif terhadap kecepatan pengambilan keputusan dan tidak ditemukan adanya interaksi antara gaya kepemimpinan dan kapabilitas dinamik yang dapat berpengaruh terhadap kecepatan pengambilan keputusan.

This study analyzes the influence of leadership style and dynamic capabilities to decision making speed by focusing on the object of research in the banking industry in Indonesia. Background issues that arise in the study is that the banking industry is currently in a situation of dynamic and turbulent environment that requires speed of decision making. Decision making is one of the key tasks of a leader, therefore, it is necessary to study how leadership styles affect the speed of decision making. In addition to the leadership factor, the effect needs to be studied in the context of the strategy which will be used dynamic environment of a company's dynamic capabilities.
Data were collected from the junior to the senior managers of various working units in the Bank with a total of 96 respondents gave the answer. Data were analyzed using SPSS software with regression analysis technique. The results showed that participative leadership style and dynamic capability has positive influence on decision-making speed and did not reveal any interaction between leadership style and dynamic capabilities that can affect the speed of decision making.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T42608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>