Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52443 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teuku Kanigara
"Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis pada desain pintu darurat Pesawat CN- 235 dalam Virtual Environment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu darurat Pesawat CN-235 dan menentukan konfigurasi paling ergonomis ditinjau dari tinggi dan lebar pintu. Dihasilkan 4 buah konfigurasi yang akan dianalisis. Konfigurasi tersebut akan dianalisis dengan menggunakan software Jack 6.1. Pendekatan yang digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis dari tiga metode analisis: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, dan Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian ini yaitu adanya perubahan tinggi pintu atas dan bawah sejauh 2,5cm dan lebar kanan dan kiri sejauh 2,5cm.

This research studies the ergonomic aspects of the CN-235 emergency door design in a virtual environment. The purpose of this research was to evaluate the design of actual personel emergency door of a CN-235 and to determinine the most ergonomic configuration using door height and width as primary consideration. From the research, four configurations were made and analyzed. This configurations will be analyzed by using jack 6.1 software. Posture Evaluation Index was used to intergrated the analysis from three methods: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis System, and Rapid Upper Limb Analysis. The result of this research suggested that minor modification is necessary from original design. Additional 2,5 cm was added to the width design, 2,5 cm on the left side and another 2,5 cm on the right side of the door design."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44333
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Virgaputra
"ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji aspek ergonomis pada desain pintu darurat penumpang
kendaraan tempur Armoured Personnel Carrier (APC) dalam Virtual
Environment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu darurat
penumpang kendaraan tempur dan menentukan konfigurasi paling ergonomis
ditinjau dari tinggi dan lebar pintu. Dihasilkan 7 buah konfigurasi yang akan
dianalisis. Pengambilan data gerakan dilakukan dengan menggunakan Vicon
System dan dianalisis dengan menggunakan software Jack 6.2.1. Pendekatan yang
digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis
dari tiga metode analisis: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis,
dan Rapid Upper Limb Assessment. Hasil penelitian ini yaitu adanya perubahan
tinggi pintu atas dan bawah sejauh 5cm dan lebar kanan dan kiri sejauh 5cm.

Abstract
This research studies the ergonomic aspects of the armored personel vehicle
emergency door design in a virtual environment. The purpose of this research was
to evaluate the design of actual personel emergency door of a combat vehicle and
to determinine the most ergonomic configuration using door height and width as
primary consideration. From the research, seven configurations were made and
analyzed. Motion capturing of the model was taken using Vicon System and
analyzed using jack 6.2.1 software. Posture Evaluation Index was used to
intergrated the analysis from three methods: Low Back Analysis, Ovako Working
Posture Analysis System, and Rapid Upper Limb Analysis. The result of this
research suggested that minor modification is necessary from original design.
Additional 5 cm was added to the width design, 5 cm on the left side and another
5 cm on the right side of the door design"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43224
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dela Agung Septriady
"Penelitian ini mengkaji aspek Desain ergonomis pintu Masuk Kendaraan Tempur Lapis Baja Armour Personel Carrier (APC) Dalam Model Virtual. Data gerakan dilakukan dengan Vicon System dan dianalisis menggunakan software Jack 6.2.1. Pendekatan yang digunakan adalah Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan analisis dari tiga metode: Low Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, dan Rapid Upper Limb Assessment. Tujuannya adalah mengevaluasi desain aktual pintu Masuk Kendaraan Tempur Lapis Baja Armour Personel Carrier (APC). Dihasilkan 2 buah konfigurasi yang akan dianalisis. Hasil penelitian menyarankan rancangan konfigurasi dengan perubahan yang tepat.

This research study about the ergonomic aspect from door of Armour Personel Carrier Combat Vehicle (APC). Vicon System was used to capture motion and Jack 6.2.1 was used to analyzed it. Posture Evaluation Index was an approach that integrated the results of these tree methods: Low Back Analysis, Ovako Working Analysis System, and Rapud Upper Limb Analysis. The purpose of this project is to evaluate the actual design from door of Armour Personel Carrier Combat Vehicle (APC). There are 2 configuration that will be analyzed. The results suggest that the most appropriate ergonomic design. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S758
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Tasya Priastika
"Penelitian dilakukan pada proses kerja di salah satu site milik PT. CEVA Logistik Indonesia yang menangani kegiatan logistik ban, yaitu Site Michelin. Tujuan dari penelitian yaitu untuk menjelaskan tingkat risiko ergonomi pada aktivitas manual handling. Penelitian menggunakan desain penelitian cross sectional dengan metode REBA (Rapid Entire Body Assessment) untuk menilai tingkat risiko ergonomi terkait postur janggal, beban kerja, frekuensi, dan durasi pekerjaan. Terdapat empat proses kerja terkait aktivitas manual handling, yaitu proses unloading, proses put away stack, proses loading, dan proses converting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tahapan memiliki tingkat risiko ergonomi tinggi berdasarkan skor REBA akhir yang berkisar antara 5?13, sehingga dibutuhkan upaya perbaikan secepatnya dengan meminimisasi aktivitas manual handling, salah satunya dapat melalui penggunaan forklift tyre handler.

The research was conducted on work processes at one site owned by PT. CEVA Logistics Indonesia which handles the logistics activities of tire, the Michelin site. The purpose of the research is to describe the level of ergonomic risk in manual handling activities. The research uses cross sectional study design with the method of REBA (Rapid Entire Body Assessment) to assess the risk of ergonomics-related awkward postures, workload, frequency, and duration of tasks. There are four work processes related to manual handling activities, process of unloading, process of put away stack, process of loading, and process of converting. The results showed that most of the tasks have a high level of ergonomic risk based on the final REBA score ranging from 5?13, so that changes are needed immediately to minimize the manual handling activities, for example by using forklift tyre handler."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ambi Pradiptha, exminer
"Pekerjaan yang membuat pekerjanya banyak melakukan aktivitas fisik biasanya menggunakan seluruh anggota tubuh dan membutuhkan kinerja otot yang maksimal. Aktivitas pekerjaan pekerja cuci sepeda motor dalam mencuci sepeda motor pelanggannya dalam sehari banyak dilakukan secara manual sehingga berisiko terkena bahaya ergonomic. Penelitian ini dilakukan pada pekerja cuci sepeda motor di dua tempat dengan metode yang berbeda. tempat Kedua tersebut adalah Jali Steam dan Berkah Motor.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat risiko ergonomi dengan menggunakan REBA, kemudian dilakukan perbandingan antara kedua tempat tersebut. Responden sebanyak 15 orang. Dari hasil penelitian didapatkan tingkat risiko pekerjaan yaitu risiko menengah (medium) 1 aktivitas kerja dan tingkat risiko tinggi (high) 5 aktivitas kerja dari 3 aktivitas pekerjaan yang ada.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa keluhan yang di rasakan pekerja cuci sepeda motor terbanyak adalah pada bagian pinggang dan punggung. Keluhan yang dirasakan berupa rasa pegal-pegal dan kesemutan. Selain risiko ergonomic, didapat juga faktor lain yang memperberat keluhan pekerja, yaitu faktor risiko pekerjaan yang terdiri dari posisi kerja, organisasi kerja dan lingkungan kerja, karakteristik individu.

Work that makes workers much physical activity is usually using the whole body and require maximum muscle performance. Motorcycle cleaning workers activity in washing motorcycle costumers in a day is done manually, so that risk of ergonomic hazards. This research was carried out on motorcycle cleaning workers in two places with different methods. The first name of motorcycle cleaning place is Jali Steam, and the second name of motorcycle cleaning place is Berkah Motor.
This study was conducted to determine the level of ergonomic risk by using REBA, then do a comparison between two motorcycle cleaning place. Respondents many as 15 people.
From the results, the level of risk is medium risk job is 1 work activities and the high risk level is 5 from 3 work activity. From interviews note that the complaint in motorcycle cleaning workers feel most at the waist and back. The complaints is stiffness, painful and tingling. Beside the ergonomic risk, obtained are also other factors that aggravate the grievances of workers, the risk factors of work consists of working position, work organization, and work environment also individual characteristic.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46199
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdin Djaka
"Produktivitas pekerja sektor industri, khususnya industri konstruksi belum banyak dilaporkan orang. Hal ini karena pengkajian tentang produktivitas baru gencar dilakukan pada dasawarsa tahun tujuh puluhan. Pentingnya arti produktivitas dalam meningkatkan kesejahteraan telah disadari secara universal; tidak ada jenis kegiatan manusia yang tidak mendapatkan keuntungan dari produktivitas yang ditingkatkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan barang dan jasa-jasa.
Telah banyak upaya yang dilakukan baik oleh pernerintah maupun perusahaan untuk meningkatkan produktivitas; bahkan untuk itu pemerintah telah mendirikan Pusat Produktivitas Nasional dan Dewan Produktivitas Nasional, oleh karena disadari bahwa produktivitas ikut menentukan indeks pertumbuhan nasional.
Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi, metode kerja dan masalah ekonomi, padahal di samping hal tersebut tidak kalah pentingnya adalah masalah pengembangan sumberdaya manusia. Dalam hal ini maka kegiatan yang terpenting adalah bagaimana mengelolanya sedemikian rupa agar efektif untuk mencapai hasil yang optimum,di samping bagaimana membuat proses kerja menjadi lebih manusiawi.
Pada kebanyakan perusahaan umumnya jarang ditemui adanya kegiatan, teknik atau metode tunggal yang merupakan satu-satunya landasan bagi usaha peningkatan produktivitas tenaga kerja. Pada umumnya sejumlah kombinasi teknik dan metode dianggap sarana yang paling efisien. Oleh karena itu diperlukan pengenalan terhadap kegiatan mana yang paling relevan dan mempunyai potensi yang paling besar dalam meningkatkan produktivitas.
Masalah pokok di sini adalah mencari suatu sistem yang tepat yang dapat mempertemukan keinginan perusahaan agar tenaga kerja dapat bekerja secara efisien dan produktif dan keinginan pekerja untuk dapat bekerja dalam suasana yang aman sehingga selamat sampai masa purna karya. Dalam hal ini ergonomi dapat memberikan kontribusinya dalam melestarikan kemampuan tenaga keria dan melindunginya dengan aman.
Di negara berkembang seperti Indonesia, jika kombinasi teknik dan metode tersebut dilakukan dengan ditunjang penerapan ergonomi, akan merupakan usaha optimalisasi pemanfataan tenaga kerja dan teknologi yang harus seimbang antara teknologi yang digunakan dengan kondisi sosial-ekonomi dan budaya setempat. Jika ergonomi dilihat sebagai bagian kegiatan pengembangan sumberdaya manusia maka aspek ergonomi merupakan penyesuaian peralatan, perlengkapan kerja dan lingkungan keria dengan kemampuan esensial manusia untuk memperoleh keluaran yang optimum artinya dengan penyesuaian itu manusia dapat bekerja lebih manusiawi dan dengan begitu lebih memuaskan.
Maka dalam penelitian ini, kami ingin mencoba melihat pengaruh aspek ergonomi terhadap peningkatan produktivitas melalui penelitian pada pekerjaan las di galangan kapal.
Terdapat banyak sekali aspek ergonomi yang dapat mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Untuk penelitian ini pengertian aspek ergonomi dibatasi berdasarkan lima variabel utama, yakni: (a) Usia; (b) Keterampilan dan Pengalaman Kerja; (c)Cara Kerja;(d)Motivasi Kerja; dan (e) Kelelahan Kerja. Sedangkan tingkat Produktivitas diukur berdasarkan indikator kemampuan pekerja untuk menghasilkan produksi las dalam satuan waktu tertentu.
Bertitik tolak dari batasan tersebut di atas, penelitian ini lebih lanjut akan membatasi permasalahan dalam arti menggambarkan pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas yang ditentukan oleh beroperasinya kelima variabel aspek ergonomi dalam bentuk formula, sebagai berikut: P = Fungsi ( Usia x Keterampilan & Pengalaman Kerja x Cara Kerja x Motivasi Kerja - Kelelahan Kerja ).
Berdasarkan formula di atas maka secara teoritis dapat dilihat bahwa operasi dari kelima variabel aspek ergonomi tersebut dapat mempengaruhi tingkat produktivitas.
Asumsi teori ini memberikan suatu hipotesis yang perlu diuji kebenarannya, khususnya bagi pekerja golongan rendah yang acapkali dianggap memiliki tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah tingkat sosial ekonomi yang rendah dan kebiasaan-kebiasaan yang tidak menunjang produktivitas. Untuk menjawab persoalan di atas, penelitian ini kemudian mencoba mengamati pekerja las pada dua galangan kapal yang saat ini konsentrasi juru lasnya relatif lebih banyak dibanding dengan galangan kapal lainnya di Indonesia.Galangan kapal yang dimaksud adalah galangan yang dikelola oleh PT Kodja (Persero), yang berlokasi di Ancol dan di Pasar Ikan, Jakarta.
Dengan menarik 75 orang responden secara random sampling, lebih laniut diobservasi seberapa jauh tingkat pemanfaatan aspek ergonomi mempengaruhi produktivitas juru las dengan menggunakan instrumen kuesioner yang mencakup 29 pertanyaan. Selanjutnya jawaban pertanyaan diolah dengan menggunakan program SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences). Bertolak dari asumsi teoritis di atas, maka untuk menjawab persoalan utama penelitian ini dihadirkan suatu hipotesis,yakni Ada Pengaruh Aspek Ergonomi terhadap tingkat Produktivitas pekerja pada pekerjaan las ".
Berdasarkan 29 indikator yang ada dilakukan pengukuran dengan menggunakan skala ordinal yakni: tinggi, menengah dan rendah. Untuk menguji validitas dari indikator tersebut dilakukan uji statistik Chi-Kwadrat dan dari proses ini diperoleh hasil, hanya 14 indikator yang signifikan yang tergabung dalam variabel utama : (1) Keterampilan;(2) Cara Kerja;(3) Motivasi Kerja dan (4) Kelelahan Kerja. Sedangkan hasil tabel silang atas 14 indikator aspek ergonomi dengan tingkat produktivitas memberikan indikasi bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja. Selanjutnya uji hipotesis dengan metode Skor 2 dan Regresi Linear menghasilkan nilai signifikan T sebesar 0,0476 < 0,0500. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengujian yang menduga ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las diterima.
Dari hasil pengujian hipotesis di atas lebih lanjut secara umum dapat disimpulkan, bahwa ada pengaruh aspek ergonomi terhadap tingkat produktivitas pekerja pada pekerjaan las di galangan Kodja.
Lebih laniut penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat produktivitas yang dicapai saat ini masih dapat ditingkatkan. Hasil observasi berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan produktivitas melalui penerapan ergonomi mengarah kepada suatu kesimpulan bahwa untuk mencapai hasil yang optimal diperlukan suatu wadah yang dapat bertindak untuk dapat menangani proses pemanfaatan ergonomi. Kelompok Gugus Kendali Mutu yang telah terbukti berhasil meningkatkan produktivitas pada banyak perusahaan dapat digunakan sebagai wadah yang dapat melakukan proses seleksi dan adaptasi terhadap penerapan ergonomi di galangan Kodja. Analisis lebih lanjut terhadap 14 indikator dengan melihat nilai Chi-Kwadrat diperoleh urutan yang paling mempengaruhi tingkat produktivitas pekerja. Urutan tersebut diusulkan untuk dapat dijadikan kebijakan manajemen dalam menetapkan prioritas aspek ergonomi yang perlu didahulukan penerapannya.
Sebagai implikasi kebijaksanaan, tesis ini menyarankan pentingnya mengaktifkan kelompok Gugus Kendali Mutu, sebagai wadah yang akan bertindak menangani proses pengembangan sistem ergonomi, terutama dalam upaya memasyarakatkan ergonomi dan terciptanya keserasian antara pekerja dan lingkungannya.

Worker's productivity in the industrial sector has not been much reported, since productivity study has just started in the seventies with great intensity. The importance of productivity for the efforts to increase national welfare has been accepted universally; there is no human activity that does not gain benefit from productivity improvement as a vital source in the production of goods and services.
Much effort has been made both by government and industry to improve productivity. Recognizing productivity as a determining factor of national growth, the Government has established The National Productivity Centre and The Board of National Productivity.
In the study about worker's productivity in business, the general view is concentrated on its relationship with problems of production technology, work methods and other economic matters, while another not less important factor, that is the problem human resources development, has been neglected.
On the plant level the management of human resources implies many activities of various kinds, but the most important is still the function of developing people in such a way, that they are able to work effectively and get optimum achievement.
In most enterprises we seldom find a single activity, technique and method as the only source or base of productivity improvement. A combination of various techniques and methods is generally accepted as the most appropriate and most effective strategy. Therefore. it is of imperative importance to have a clear understanding of the most relevant activities having the biggest impact on productivity improvement.
The main problems is to find a correct system that could be integrated in the company in order that the worker could work efficiently and productively and that he could do his job safely until his retirement period. In this case ergonomics could give its contribution to preservation of the worker's capability and protection of his safety.
In developing countries like Indonesia, technique and method are combined along with the application of ergonomics, then ergonomics will be envisaged as an effort towards both up heaving manpower utilization and optimizing technology, while at the same time maintaining a proper balance between applied technology and local social﷓economic and cultural conditions. If ergonomics is considered as an element of human resources development, then the ergonomic aspect is in essence an adaptation of tools and instruments to the essential human ability to achieve optimum output, so rendering work more human.
The main objective of undertaking this study is to examine the impact of ergonomics on productivity improvement, and for this purpose welding work in a shipyard has been chosen as the object of study.
Ergonomics has very many aspects, each of which may have bearing on productivity. Therefore, this study restricts itself to only five major criteria. These are: (a) Age; {h) Skill and Work Experience; (c) Work Methods; (d) Work Motivation and (e) Work Fatigue. Measurement of productivity level is based on the worker's ability to produce within a certain time limit.
Using the above mentioned limitation as starting point, we make further restrictions on the number of factors, in the sense that these factors illustrate the impact of ergonomioa on productivity level as determined by the five variables in actual operation, as shown in the following formula: P = Function of (Age) x {Skill & Work Experience) x (Work Methods) x (Work Motivation) - (Work Fatigue).
According to this formula, in theory these five variables of the aspect of ergonomics may have influence on productivity level, as shown in above formula.
The assumption of this theory leads to the identification of one hypothesis that should be tested for its validity especially in the case of shipyard workers, who are often regarded as people with relatively low education and skill, low social economic status and behavior that may impede productivity.
To find an answer to the question above, observations have been carried out at two shipyards, which are at this time employing more welders than other shipyards. The two shipyards are owned and operated by PT Kodja (Persero). One is located in Ancol and the other in Pasar Ikan.
As sample, random sampling chose 75 people. A questionnaire consisting of 29 questions is used as a method to further examine the positive impact of ergonomics and to measure the productivity level of welders. All answers are further process by applying SPSS program (Statistical Package for the Social Sciences).
Adopting as our starting point the assumption set forth above, we formulated the following hypothesis to answer the problem raised in this enquiry: "Ergonomic aspect has a positive impact on the level of productivity of welders".
Based on 29 indicators available, measurement is using ordinal scale, including High, Medium, and Low. The validity of the indicator is tested by using the Chi-Square method and we find there are only 14 indicators which prove to be significant and these are grouped in main variables: (1) Skill; (2) Work Methods; (3) Work Motivation; and Work Fatigue.
Examination by using cross tabulation of productivity by 14 indicators of ergonomic aspects provides evidence of ergonomic aspects in productivity. Further testing of hypothesis by using the Z. Score and Linear Regression Method reports that significant value T is 0,0476 < 0;0500. This reveals that the assumption that ergonomic aspects have positive impact on the level of productivity of the welder is accepted.
A further general inference can be drawn from the test applied on the hypothesis, namely the fact that there is an impact of ergonomic aspects on the level of the welders' productivity in the Kodja Shipyard.
This study further reveals that the productivity level as attained at this time still leaves room for further improvement.
Another conclusion regarding the effort to improve productivity by applying ergonomics is that to optimize the level of productivity of the welders, there is a need to set up an organizational unit with the authority to take action in matters regarding the process of making the ergonomic aspects more beneficial. Quality Control Circles, which were successful in improving productivity in various companies, can be used as an organizational unit to take action in the selection and adaptation process of the application of ergonomic system in Kodja Shipyard.
Further analysis of 14 indicators using the Chi-Square value shows the ranking of indicators according to the contribution of each to the total productivity. This ranking is recommended to be considered by the management as a basis for policy making and decision making on defining the scale of priorities of various ergonomic aspects to be put into practice.
The outcome of this study as a whole is a recommendation to put and to keep the Quality Control Circles, in action, as the functional unit being authorized and responsible for managing all matters concerning the process of fruitful utilization of ergonomics, especially in the effort to familiarize ergonomics in the working environment in Kodja Shipyard. It is sincerely hoped that all related tasks can be accomplished by the Quality Control Circles, so that there will be developed a harmonious and healthy atmosphere between workers and their environment.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1990
T1269
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvi Yolanda
"Para pekerja konstruksi seringkali dihadapkan pada kondisi terpapar faktor risiko terjadinya gangguan otot rangka. Smallwood (2002} mernbuat skor dan me­rangking 23 kegiatan kontruksi di Afrika Selatan pada tabun 1996 - 2001 menempatkan pekerjaan pengecoran dalam 3 teratas pekerjaan yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan otot rangka. Pekerjaan pengecoran sarat dengan task task menggunakan tenaga manual, merupakan suatu slklus yang berufang-ulandan bersifat kontinu dimana pekerjaan tidak. boleh terhenti sebelum seluruh area yang direncanakan selesai dicor (durasi yang lama). Kondisi tersebut sangat berpeiuang dalam mengembangkan risiko-risiko terjadinya gangguan terhadap sistem otot dan rangka. Oleh sebab itu perlu dilakukan analisis faktor risiko tenuama terhadap risiko pada otot dan rangka pada pekerjaan pengecoran agar dapat ditetapka.n program pengendalian risiko yang tepat untuk menghilangkan atau meminimalisasi risiko tersebut.
Metode penelitfan ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif. dimana peneliti mengumpulkan data dengan melakukan observasi langsung di Japangan dengan mengamati setiap task pada kegiatan pengecoran. Data observasi juga didukung dengan pengambilan foto dan video. Ada 8 (de!apan) task daJam pekerjaan pengecoran yang menjadi diobservasi oleh peneliti, yaitu uji slump, menyambung pipa pompa, menuangkan belon, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beron. meratakan pennukaan beton, merapikan permukaan beton, dan menggarisi permukaan beton. Hasil penelitan memperlihatkan adanya beberapa faktor risiko yang terjadi pada pekerjaan pegecoran,yaitu postur janggai (5 tasks}, gerakan repetitive (6 tasks)pengerahan tenaga beriebihan (2 tasks), getaran (I rask) dan contact stress (1 task). Dad faktor risik.o tersebut,. rask yang diketabui beresiko dapat menyebabkan gangguan otot nmgka adalah task menyambung pipa pampa, menuangkan beton, memadatkan beton dengan sistem vibrasi, menyebarkan beton, dan merapikan pennukaan beton, Sedangkan task uji slump, meratakan permukaan beton dan menggatisi permukaan beton tidak beresiko menyebabkao gangguan otot rangka karena durasinya yang pendek.

Construction worker are mostly exposed with the risk factors of musculoskeletal disorders, Smallwood (2002) had scored and ranked the 23 of the construction-s jobs fn South Africa within 1996- 2001, and placed !he concreting task as the top three of the riskies task for developing musculoskeletal disorders. The nature of concreting works (if still doing the manual task, as the repetitive circle of work, and fasting continuously, where the work cannot be stopped before finished all of the planned area (long duration). These conditions lead the jobs in increasing the risk for developing musculoskeletal disorders. So that, is necessary to analyze the ergonomic's risk factors particulary in musculoskeletal disorders risk in concreting jobs, as the point in developing the required control programs to eliminate or minimize those risks.
This research is a descriptive research design with the qualitative method, in which the researcher conducted the direct observation at the field by observed each concreting ask. This observation was also supported with photos and video. Eight tasks in concreting had been observed by researcher, those are: slump Jest, joining the pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading, concrete leveling, concrete finishing, and concrete lining. The result shown some rikk foctars founded in concreting jobs, those are: aukward postures (5 tasks). repetitive movement (6 tasks), overexertion (2 Jasks), vibrating (I task), dan contact stress (I task). From the risk factors, it is founded that the 1ask.s in which increasing the risk of musculoskeletal disorders are: joining are pump's pipes, concrete pouring, vibrating, concrete spreading. and concrete finishing. While, the slump test, concrete leveling, and concrete lining were not increasing the risk of musculoskeletal disoreders because of ifs short duration."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T21064
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Muslim
"Penelitian ini mengkaji, dalam lingkungan virtual, aspek ergonomi dari empat divisi yang ada di industri garmen; divisi pemotongan, divisi jahit, divisi kancing, dan divisi finishing. Variabel yang mempengaruhi kondisi kerja pada tiap-tiap divisi berbeda, bergantung pada kondisi riil yang ada. Tujuan penelitian ini adalah memberikan penilaian terhadap kondisi kerja riil di industri garmen berdasarkan kajian ergonomi menggunakan Posture Evaluation Index (PEI). PEI mengintegrasikan nilai low back analysis (LBA), ovako working posture analysis (OWAS), dan rapid upper limbassessment (RULA). Analisis dilakukan dengan menggunakan model manusia digital yang disediakan virtual environment pada software Jack 6.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi kerja pada industri garmen masih memiliki risiko yang cukup tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan muskuloskeletal pada para pekerja. Penelitian ini memperkaya khasanah keilmuwan ergonomi di Indonesia karena merupakan penelitian pertama di Indonesia yang mengaplikasikan pendekatan virtual environment untuk analisis ergonomi di dunia industri.

This research tried to study, in a virtual environment, the ergonomics of four divisions in garment industry: cutting division, sewing division, button division, and finishing division. Variables that influence the working conditions in each division are different; depend on the real situations that happened. The purpose is to assess the real working conditions based on ergonomics study using Posture Evaluation Index (PEI). PEI integrates the scores of low back analysis (LBA), ovako working posture (OWAS), and rapid upper limb assessment (RULA). Analysis phase was done using digital human model in virtual environment that available on Jack 6.0. The results show that the working conditions in garment industry had enough amount of risk that can injured the musculoskeletal system of the workers. This research enriches the body of ergonomics knowledge in Indonesia because it is the first research in Indonesia that applied virtual environment approach to ergonomics analysis in industry."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Erlinda Muslim
"Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji aspek ergonomis dari sepeda UI (Universitas Indonesia) dalam virtual environment. Analisis dilakukan dengan menggunakan software Jack 6.0. Metode evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Posture Evaluation Index (PEI) yang mengintegrasikan hasil analisis dari tiga buah metode: Lower Back Analysis (LBA), Ovako Working Posture Analysis (OWAS), dan Rapid Upper Limb Assessment (RULA). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi desain aktual sepeda UI dan mencari konfigurasi desain ulang paling ergonomis ditinjau dari tinggi stang dan tinggi sadel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain sepeda UI yang paling ergonomis adalah desain yang memiliki tinggi stang terbesar (22 cm) dan tinggi sadel terkecil (11 cm).

This research was conducted to study ergonomic aspect from University of Indonesia bicycle in virtual environment. Software Jack 6.0 was used to analyze it. PEI was used as approach that integrated the results of three methods: Lower Back Analysis, Ovako Working Posture Analysis, and Rapid Upper Limb Assessment. The research objective is to evaluate existing design of University of Indonesia bicycle and to determine the most ergonomic redesign which concern with handlebar height and saddle height modification. The result showed that the most ergonomic design of University of Indonesia bicycle is the one with the highest handlebar height (22 cm) and the lowest saddle height (11 cm)."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oborne, David J.
Chichester, U.K.: John Wiley & Sons, 1995
620.82 OBO e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>