Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 160568 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Teti Indrawati
"Asam mefenamat merupakan obat yang rentan terhadap cahaya, dan kelembaban. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data stabilitas kaplet asam mefenamat yang disimpan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jakarta Barat sebagai bahan pertimbangan dalam penyimpanan obat yang baik di Puskesmas. Penelitian dilakukan dengan cara menentukan 7 Puskesmas berdasarkan sampling acak sederhana dari 74 Puskesmas di Jakarta Barat, kondisi tempat
penyimpanan obat diamati selama enam bulan dengan metode observasi. Setelah itu, mutu kaplet asam mefenamat dievaluasi dengan metode eksperimental sesuai Farmakope Indonesia Edisi IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi penyimpanan di lima Puskesmas memenuhi syarat, suhu ruangan Puskesmas berkisar 23-29 οC dengan
kelembaban 58-67% dan kaplet asam mefenamat yang disimpan di Puskesmas tersebut juga memenuhi syarat selama penyimpanan 6 bulan. Ada dua Puskesmas yang kondisi ruang gudangnya tidak ber AC, tidak berventilasi, diterangi cahaya bohlam dengan suhu antara 30-35 οC dan kelembaban antara 68-70% menyebabkan perubahan warna dan
turunnya kadar tablet asam mefenamat.
Mefenamic acid is an unstable drug to light and humidity can cause decomposition. This research aim to get stability data of mefenamic
acid stored in West Jakarta health centers as consideration to good drug storage. The research was done by determining 7 health centers using simple random sampling from 74 health centers in West Jakarta, then the drugs depository condition were observed by observation method during 6 months, and the evaluation of mefenamic acid caplet quality were observed by experiment method according to the 4th edition of The Indonesia Pharmacopoeia. The result of this
research indicate that five of the depository condition were up to standard, the room temperature of these health centers
range 23-29 οC with humidity of 58-67% and mefenamic caplet in those health centers also up to standard during depository 6 months. There were two health centers were the depository room with lam light, no air conditioning and no ventilation, room temperature of 30-35 οC and humidity of 68-70%, in which the color and content of mefenamic acid
deteriorated."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2010
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tarjono
"Pada era globalisasi dan persaingan dalam bidang pelayanan kesehatan, pusat pelayanan kesehatan dituntut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan termasuk Pusat Pelayanan Kesehatan Yayasan Masyarakat Sehat Kotamadya Bandung.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Yayasan Masyarakat Sehat Kotamadya Bandung Propinsi Jawa Barat.
Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang untuk kuantitatif dan analisis isi untuk kualitatif. Jumlah responden sebesar 303 orang, dan jumlah informan sebesar 18 orang.
Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor pemudah, faktor penunjang dan faktor penguat.
Untuk faktor pemudah meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, persepsi, pengetahuan dan kebiasaan, untuk faktor penunjang meliputi variabel jarak tempuh, waktu tunggu dan ketersediaan sarana pelayanan dan faktor penguat adalah variabel sikap dan perilaku petugas.
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat untuk melihat gambaran deskriptif dan analisis uji Chi Square untuk melihat bagaimana hubungan antara faktor-faktor yang ada pada peserta dana sehat dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di YMS bagi peserta dana sehat yakni umur, pekerjaan dan pendidikan, sedangkan variabel-variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan meliputi pengetahuan, persepsi, kebiasaan, waktu tunggu, jarak tempuh, sikap dan perilaku petugas.
Secara kualitatif, pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta dana sehat menggambarkan besarnya motivasi masyarakat untuk menggunakan pelayanan kesehatan di YMS.
Penelitian ini menyarakan agar pengurus dan peserta dana sehat dapat lebih meningkatkan lagi peranannya dalam promosi kesehatan yang bukan hanya kuratif.

The Factors which Related with Using Facility Health Service Health Foundation by Fund Member in BandungIn globalization Era and competition with health service, health service center would improve the quality of health service including Health Center Foundation Bandung.
The research had a goal how to get description of the factors which related using health service center in Health Center Foundation in Bandung West Java Province.
The research used Cross Sectional design for quantitative method and content analysis for qualitative. The sum of respondents were 303 persons, and the sum of informant were 18 persons.
The factors which had been researched involved predisposing factors, enabling factors and reinforcing factors. Predisposing factors involved age, education level, occupation, perception, knowledge and habit. For enabling factors involved waiting time, health service facility and spacing transport_ For reinforcing factors involved attitude and provider behavior.
Statistic analysis used one variable (univariat) to describe about description, Chi Square analysis would have being see the related between the factors in individuals health fund member with health service center.
Result of research shown no relationship between age, occupation, education level, while knowledge, perception, habit, waiting time, spacing transport, attitude and provider behavior had relationship.
By the qualitative, using of health center for respondent had described a great motivation to use health center in Health Center Foundation Bandung.
The research recommended for committee and respondents as member of health fund to improve their function in health promotion not only curative."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T9263
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Permani
"Sebagai institusi penyelenggara pelatihan, Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesehatan Departemen Kesehatan RI bertanggung jawab terhadap mutu yang berhubungan dengan pelayanan teknis pelatihan dan pelayanan penunjang pelatihan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan, Tingkat pemanfaatan asrama dapat digunakan untuk menilai mutu pelayanan karena merupakan salah satu indikator outcome, ternyata masih rendah yaitu 32,8% pada tahun 1999/2000 dan cenderung menurun menjadi 29,17% pada tahun 2000 (Profil Pusdiklat Kesehatan Depkes tahun 2000).
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kepuasan peserta pelatihan terhadap pelayanan Pusdiklat Kesehatan Depkes RI dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan. Rancangan studi yang digunakan cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan jumlah sampel sebanyak 109 orang. Pengumpulan data dengan survai kepuasan pelanggan menggunakan data primer, penilaian kepuasan dengan cara derived satisfaction. Responden adalah peserta yang mengikuti pelatihan dan menginap selama 3 hari, berasal dari instansi Depkes, instansi Pemerintah non Depkes, dap Swasta. Dmmensi mutu yang digunakan untuk menilai kepuasan terdiri dari dimensi keandalan (reliability), ketanggapan (responsiveness), jaminan (assurance), empati (empathy), dan berwujud (tangible). Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan menggunakan kuesioner yang berisi 40 butir pernyataan tentang harapan dan kenyataan yang dinilai dengan skala liken, penilaian kepuasan dengan membandingkan antara kenyataan yang dialami dengan harapan yang diinginkan. Tempat penelitian dilaksanakan di Pusdiklat Kesehatan Depkes RI pada periode Januari sampai dengan April 2002.
Hasil peneltian, dari 109 orang peserta pelatihan didapatkan 24 % puas dan 76 % tidak puas. Karakteristik individu didapatkan rata-rata umur peserta 44,79 tahun, peserta terbanyak laid-laid (58,7 %), pendidikan terbanyak pendidikan tinggi (77 %), sebagian besar memiliki 2 orang anak (56 %) dan rata-rata masa kerja 20 tahun. Kepuasan pada tiap dimensi yang terendah pada dimensi reliability (25,7 %) dan kepuasan yang tertinggi pada dimensi empathy (55 %). Kepuasan pada flap ruangan didapatkan yang terendah di ruang depan (36,7 %) dan kepuasan yang tertinggi di ruang makan (44 %) Rata-rata tingkat kepuasan pads faktor yang mempengaruhi kepuasan pada semua dimensi mutu layanan adalah 91 %, yang terendah pada dimensi reliability yaitu 88 % dan yang paling tinggi pada dimensi empathy (96 %).Kesenjangan yang tertinggi pada dimensi reliability dan dimensi responsiveness. Dan 5 variabel yang diteliti hanya satu variabel yang berhubungan dengan kepuasan, vaitu variabel pendidikan.
Kesimpulan, secara umum kepuasan masih rendah, menunjukkan kinerja masih di bawah harapan. Disarankan agar pemegang kebijakan di Pusdiklat Kesehatan Depkes R1, menetapkan standar mutu pelayanan, memberikan kesempatan kepada semua petugas yang berhubungan langsung dengan pelanggan untuk mengikuti pelatihan dalam bidang customer service. melengkapi sarana dan prasarana sesuai harapan peserta, serta melakukan pemantauan terhadap mutu pelayanan. Selain itu, petugas yang berhubungan langsung dengan pelanggan diharapkan agar melaksanakan pelayanan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, meningkatkan keterampilan dalam bidang customer service, melakukan evaluasi pelatihan dengan menggunakan forrnulir yang teiah disesuaikan dengan dimensi mutu layanan, memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan terutama reliability dan responsiveness karena memiliki kepuasan yang paling rendah, memiliki kesenjangan yang paling tinggi dan memiliki rata-rata tingkat kepuasan yang paling rendah. Prioritas utama yang harus ditingkatkan adalah mengganti alat tenun seperti sprei secara teratur, menyiapkan alat bantu pelatihan, serta menjaga kebersihan dan kerapihan kamar mandi.
Peneliti lain yang berminat, diharapkan dapat mengembangkan penelitian tentang kepuasan pada dimensi mutu yang lain, responden adalah semua pelanggan termasuk pelanggan internal.
Daftar bacaan 34 (1980-2001)

Factors Which Related With Trainees Satisfaction Regarding Centre For Education and Training Health Supporting Services, Ministry of Health , The Republic of Indonesia, Year 2002As a training organizer institution, Center of Education and Training Health (known as Pusdiklatkes). Ministry of Health, the Republic of Indonesia has a responsible to the quality of training technical services and training supported services that oriented to customer satisfaction, Boarding house merits level can be used to evaluate quality because it is an out come indicator, unfortunately still low which is 32,8 % in the year of 1999/2000 and declining to 29,17 % in the year of 2000 (Pusdikiat Profile, year 2000).
The aim of this study was to get descrption illustration of trainee's satisfaction regarding Pusdiklatkes services and factors which are related with it. The study design was cross sectional with a quantitative approach and I09-sample size. Customer satisfaction data collection used primer data and derived satisfaction method for evaluating the satisfaction. The respondents were trainee's who stay 3 days or more, from Ministry of Health instance, other Government's instances and private. Quality dimensions, which used to evaluate the satisfaction, were reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. The data that had been collected ware primer data using questioner containing 40 certain element about expectation and performance which evaluated by Likert scale, satisfaction evaluating by comparing the performance that happen with the longing expectation. Study site conducted in Pusdiklatkes in the period of January to April 2002.
Study result, from 109 trainees, 24% satisfied and 76% dissatisfied. Individual characteristic that are trainees average age were 44,79% years old, majority were male trainees (58,7%), greatest education were high level education (77%), most of them had 2 children (56%) and had an average working experience about 20 years. The satisfaction of each dimension, reliability was the Iowest (25,7%) and the highest satisfaction was in empathy (55%). The satisfaction in each room, the lowest was in the front room (36,7%) and the highest was in the dining room (44%). The satisfaction average level with the factors which influences the satisfaction in all quality services dimensions was 91% the lowest in reliability which was 88% and the highest in empathy dimension (96%). The highest divergence was between reliability and responsiveness. Among 5 variable, only 1 variable that had relationship with satisfaction, which was education variable.
Conclusion, in general the satisfaction is still low, pointed that the appraisal were still unexpected. It is suggested that stakeholders in Pusdiklatkes define the deliver quality services standard and give chances to a all staff which interacted directly with the customer to joint a training in customers services, complete the equipment and provising according to trainees expectation, and monitored the quality services. Beside that, staff which directly contacted with the customer have to deliver the services appropriate with the define procedures, improving skills in customer services used the evaluation form with the quality dimension. Pay attention to factors which influences the satisfaction, especially reliability and responsiveness because those were the lowest average level satisfaction, the highest divergence and the lowest average level of appropriateness. The main priority, which has to be improved, is to change the weaving-room such as bed sheet regularly, provide training supporting equipment and prevent bathroom/toilet hygiene and neatness.
Refferences: 34 (1980-2001)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5603
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iing Ichsan Hanafi
"ABSTRAK
Sesuai dengan dasar - dasar Pembangunan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah dan masyarakat. Dalam rangka hal tersebut Rumah Sakit Islam Jakarta menyelenggarakan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang disebut JPKM/Dana Sehat Takaful RSIJ, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No : 585/BM/DJ/BPSM/V/1996. Dalam perjalanan operasionalnya temyata mengalami peningkatan yang cukup tinggi terutama di unit rawat jalan.
Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik individu yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas rawat jalan oleh peserta JPKM/Dana Sehat Takaful di Rumah Sakit Islam Jakarta.
Metode penelitian adalah cross sectional dengan memakai data sekunder, yang diambil dari data populasi peserta yang tercatat dari bulan Maret 1995 sampai dengan Oktober 1996 di bagian administrasi JPKM/Dana Sehat Takaful RSIJ. Hipotesis yang dibangun adalah adanya hubungan karakteristik jenis kelamin, umur, pendidikan, profesi, golongan yang berhubungan dengan penggunaan fasilitas rawat jalan oleh peserta JPKM/Dana Sehat Takaful di Rumah sakit Islam Jakarta.
Analisa data dilakukan secara univariat, bivariat dengan metode Chi- Square, analisa rata - rata kunjungan dan analisa expected kunjungan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan karakteristi jenis kelamin, umur, pendidikan, golongan berhubungan dengan penggunaan fasilitas rawat jalan, sedangkan profesi tidak berhubungan. Pada analisa selanjutnya temyata didapatkan bahwa rata - rata kunjungan perempuan menurut umur, pendidikan, profesi, dan golongan lebih tinggi dibandingkan pada laki - laki. Berdasarkan expected kunjungan perempuan dengan urnur 19 -40 tahun terbesar.
Untuk pengembangan JPKM/Dana Sehat Takaful lebih lanjut untuk dipertimbangkan karakteristik jenis kelamin, urnur, pendidikan, golongan, rata-rata kunjungan dan expected kunjungan. Sebagai langkah lanjut penelitian ini perlu ditambahkan variabel lain.

ABSTRACT
The Characteristic Relating To The Use Of Out-Patient Facilities By The Participants Of The Guarantee Of Health Care/Dana Sehat Takaful, In Rumah Sakit Islam Jakarta
In accordance with the bases of National Health System Development, health efforts become mutual responsibility between the Government and society. In the framework of it, Rumah Sakit Islam Jakarta organizes the Guarantee of Health Care called JPKM/Dana Sehat Takaful RSIJ, in accordance with the decree of Minister of Health of The Repiblic of Indonesia No.: 585/BM/DJ/BPSM/V/1996. In its operation, actually it has pointed out relatively high rise, particularly in out-patient unit.
The research has purposes to know the charaactersistic of individuals relating to the use of out-patient facilities by the participants of JPKM/Dana Sehat Takaful in Rumah Sakit Islam Jakarta.
The research methods are cross-sectional by using secondary data, taken from population data of the participants recorded from March 1995 to October 1996 in the administration section of characteristic relation of sex, age, education, profession, sicial class with the use of out-patient facilities by the participants of JPKM/Dana Sehat in rumah Sakit Islam Jakarta. Data analysis was done through the way of univariate, bivariate with Chi-Squer method, average visit analysis and expected visit analysis.
From the research results, it can be concluded that the charactersitic of sex, age, education, social class related to the use of out-patient facilities, wheras profession did not. In the next analysis actually was obtained that average visit of women according to age, education, profession and social class was higher than men. Based on expected visit, women age with the range of 19 - 40 were the highest, that is 8.55 visits.
To further developing of JPKM/Dana Sehat Takaful, it should be considered the characteristic of sex, age, education, social class, average visit and expected visit. As follow-up, the research should be added another variable.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satfitri Rahayu
"Tesis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara tahun 2013. Penelitian ini merupakan penelitian analitik secara kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel terdiri dari 112 ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan gigi dan mulut UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara adalah pengetahuan (OR=7.821) dan kepuasan (OR= 3.122), sedangkan sikap, aksesibilitas, dan jenis pembiayaan tidak menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap minat pemanfaatan kembali pelayanan kesehatan gigi dan mulut di UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara.

This thesis aims to determine the factors that influence the intention of returning oral health services at UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara in 2013. This research is quantitative analytic cross sectional design. The sample consisted of 112 housewives who live in the area UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara. The results showed that the factors that affect the intention of returning oral health care UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara is knowledge (OR = 7,821) and satisfaction (OR = 3.122), whereas the attitude, accessibility, and type of financing did not show a significant relationship to the intention of returning of oral health services at UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Tenggara."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36009
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhaniah Suryani
"ABSTRAK
Kabupaten Bekasi menurut sensus tahun 1990 dinyatakan mempunyai IMR 93,68 perseribu kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dari IMR Jawa Barat (89,13) perseribu kelahiran hidup dan lebih tinggi dari IMR Nasional (74) perseribu kelahiran hidup.
Penelitian merupakan Survei Analitik dengan pendekatan Cross Sectional untuk melihat hubungan antara karakteristik sosiodemografi (umur, pendidikan,pekerjaan, paritas ), pengetahuan dengan pemanfaatan fasilitas pelayanan antenatal. Populasi studi adalah seluruh ibu-ibu hamil dan ibu-ibu balita di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Analisis statistik dengan uji Kai Kuadrat dan uji Odds Ratio.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal adalah faktor pendidikan.
yang diajukan perlu dilakukan K I E dengan memasang poster untuk mengingatkan masyarakat cara meningkatkan kesehatan ibu hamil, cara pencegahan penyakit dan bahaya-bahaya bila tidak melakukan perawatan kehamilan, perlu keterlibatan masyarakat yang lebih aktif dengan melibatkan kader-kader untuk memberikan penyuluhan dipabrik/perusahaan/tempat-tempat ibu-ibu bekerja, dan perlu meningkatkan kerjasama lintas sektoral untuk melibatkan lebih aktif PKK untuk memberikan penyuluhan bagi ibu-ibu yang tidak sekolah tentang pelayanan antenatal untuk meningkatkan pengetahuannya.

ABSTRACT
Based upon a cencus by 1990, Bekasi country was stated to have 93,68 per mill of Infant Mortality Rate (IMR) of unstill birth, this figures is higher than rate of 1MR at West Java (89,13) per mill of unstill birth and higher than National IMR (74) per mill there of.
Research constituted an Analytic Survey by having Cross Sectional approach to find out relationship between sociodemography (age, education, occupation, parity) knowledge and the use of antenatal service facility. The study population object were all pregnancy mothers and mother of under five years old children at Bekasi country, West Java. Statistic analysis was employed with chain quadrate and Odds Ratio test.
The result of this research showed that affecting factors against the use of antenatal service is educational factor.
The proposes suggestions is to conduct Health of Mother and Child by spreading out posters to remind public how to improve pregnancy mothers health, diseases preventive and risks when the health is not treated well, public involvement is required by involving cadres to provide extension at factory/company/places where most of mothers work, and it is necessary to improve cross-sectoral cooperation to get involve Program at Village level to educate women on various aspects of family welfare more active to provide extension for uneducated mothers regarding antenatal service in improving their knowledge.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nur Amani
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 1997
WX100 Ama N97P
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Claudio Suhalim
"Tujuan studi ini adalah mempelajari apakah rata-rata pengeluaran rumah tangga dan karakteristik rumah tangga lainnya berpengaruh secara signifikan terhadap status penerima BLT, Raskin, dan pelayanan kesehatan gratis. Dengan menggunakan data SUSENAS 2009 analisis deskriptif menunjukkan bahwa rumah tangga dengan ratarata pengeluaran kuintil teratas masih menjadi penerima program dan rumah tangga dengan kuintil terbawah ada yang tidak menerima program.
Model regresi probit menunjukan bahwa seluruh karakteristik rumah tangga yang digunakan dalam penelitian ini secara signifikan mempengaruhi status penerima program perlindungan sosial. Rata-rata pengeluaran rumah tangga berhubungan secara negatif dengan status penerima program BLT, Raskin, dan pelayanan kesehatan gratis.
The purpose of this study is to analyze whether the average household expenditure and other household characteristics affect the status of BLT, Raskin and free health service recipients. Using the 2009 SUSENAS data, descriptive analysis shows that there are households from highest average expenditure quintile receive the programs while there are households from lowest quintile do not receive the programs.
The results of probit regression show that all household characteristics significantly affect the status of BLT, Raskin, and free health service recipients. Average household expenditure is negatively related to the status of BLT, Raskin and free health care recipients.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Katharina Kartini
"ABSTRAK
Rumah sakit dalam menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara efektif dan efisien perlu ditunjang dengan pengadaan sarana-sarana antara lain penyediaan alat-alat baik untuk pengobatan, penunjang diagnosa maupun membantu penyembuhan pasien. Peralatan yang dibutuhkan diantaranya adalah peralatan yang berteknologi tinggi dan disebut dengan peralatan medis canggih. Investasi peralatan medis canggih jelas akan melibatkan penyediaan dana yang relatif besar. Sedangkan utilisasi yang rendah akan menyulitkan dalam pembiayaannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mendapat gambaran tentang persentase utilisasi USG Mata dan Operating Microscope terhadap kapasitas alat dan kemampuan pembiayaannya dengan pendapatan yang diperoleh dari pasien sebagai hasil dari utilisasi alat-alat tersebut.
Analisa Cost Recovery dilakukan dengan membandingkan pendapatan alat terhadap biaya pemeliharaan, biaya operasional dan biaya penyusutan/depresiasi pada tahun yang sama.
Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa utilisasi USG Mata masih sangat rendah (3,4% pada tahun I dan 3,9% pada tahun II), maka dipandang perlu untuk dilakukan upaya pemasaran dan kerja sama dengan rumah sakit lain. Sedangkan utilisasi Operating Microscope juga belum optimal (33,5 % pada tahun I dan 31,3 % pada tahun II).
Walaupun pendapatan baik dari USG Mata maupun Operating Microscope belum mampu menutup semua pembiayaan masingmasing, namun penyediaan alat-alat tersebut dinilai layak.

ABSTRACT
Assessment Of Utilization About Investment of Sophisticated Medical Equipment For Providing Health Care (Production) and For Giving Support in Dr. Kariadi Hospital on Equipment Acquisition In The Fiscal Year 1993/1994. Hospital, in its activities to provide healthcare service for the need of the society properly, effectively and efficiently, needs to be supported by acquisition of equipment such as the availability of instruments both for treatment, to support diagnosis and to help the healing process of the patients.
Among the necessary equipments, there are high technology equipments and are called sophisticated medical equipments. Obviously, investment in sophisticated medical equipment will involve the availability of fund in relatively large amount. Whereas the low utilization will cause difficulties in its funding.
This study was performed to obtain a picture about the percentage of utilization of Ophthalmic USG and Ophthalmic Operating Microscope in comparison with its capacity ; and the hospital's ability to pay its costs by using revenue earned from patients as a result of the utilization of the equipment. Analysis of Cost Recovery was performed by making a comparison between revenue from the equipment and its maintenance cost, operating cost and depreciation cost in the same year.
The results of this study showed that Ophthalmic USG utilization was still very low (3,4 % in the first year and 3,9% in the second year). Therefore it was necessary to make marketing efforts and to establish a joint cooperation with other hospitals. Whereas the utilization of Ophthalmic Operating Microscope was neither optimal (33,5 % in the first year and 31,3 % in the second year). The revenue from both Ophthalmic USG and Ophthalmic Operating Microscope still could not cover all cost from both equipments. How ever the acquisition of the equipments was considered as feasible."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aloysius Karmali Ruslim
"Peralatan biomedis adalah perlengkapan yang menjadi salah satu unsur penting penunjang mutu pelayanan rumah sakit untuk memberikan pelayanan medis yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Agar dapat berfungsi secara optimal, memberikan kepuasan waktu dan manfaat kepada pasien, dan dapat dipakai untuk jangka waktu cukup lama, serta selalu berada dalam kondisi siap pakai, maka peralatan biomedis harus mendapat perlakuan khusus, mengingat biaya untuk pengadaan alat biomedis selalu meningkat sesuai dengan kemajuan ilmu serta teknologi kedokteran dan perkembangan inflasi. Perlakuan khusus terhadap alat biomedis, sudah dimulai sejak awal perencanaan pengadaan alat, meliputi berbagai tindakan antara lain ; Pengoperasian, Pemeliharaan rutin, dan Pemeliharaan pencegahan yang didasarkan pada kegiatan inspeksi/pemeriksaan berkala; dengan tujuan agar alat terhindar dari kerusakan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran peranan faktor-faktor : Pengoperasian dan Pemeliharaan rutin yang dilakukan oleh operator, faktor Pemeliharaan pencegahan yang dilakukan oleh teknisi alat, faktor-faktor Frekuensi pemakaian, Usia alat dan Jumlah operator ; terhadap terjadinya kerusakan alat. Penelitian ini merusakan penelitian analitis yang dilakukan terhadap 142 alat biomedis dari 20 rumah sakit umum kelas C yang berada di wilayah DKI Jakarta. Sebagai unit analisa diambil tujuh jenis peralatan biomedis, yakni : Rontgen, USG, EKG, Fotometer, Inkubator, Diatermi dan Mesin anestesi; Dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada pimpinan rumah sakit, kepala unit/ruang, operator dan teknisi alat. Teknik analisa yang digunakan adalah analisa prosentase, Uji chi-square, dan analisa regresi linier berganda.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa faktor yang paling berperan pada kerusakan alat adalah usia alat; karena setiap usia alat bertambah satu tahun, akan menambah kerusakan sebesar 0,6 kali, sehingga makin tua alat makin besar kemungkinan terjadinya kerusakan. Terdapat pula kecenderungan bahwa alat yang dioperasikan oleh satu orang operator kemungkinan terjadinya kerusakan alat biomedis lebih sedikit dibandingkan dengan alat yang dioperasikan oleh lebih dari satu orang operator.
Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah Operator yang berpendidikan akademis cenderung mengoperasikan alat dengan prosedur yang lebih baik. Operator yang mendapat latihan yang baik, akan mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan rutin dengan baik. Makin baik pengetahuan operator akan makin baik Pula pemeliharaan rutin. Dengan anggaran pemeliharaan biomedis yang besar, ada kecenderungan kemungkinan terjadinya kerusakan alat biomedis lebih sedikit.
Pada penelitian ini juga ditemui bahwa belum seorangpun teknisi alat yang sepenuhnya melaksanakan pemeliharaan pencegahan, dan sebagian besar rumah sakit umum kelas C di DKI Jakarta belum mempunyai teknisi alat, karena teknisi lulusan ATEM masih belum dikenal secara luas.
Deberapa saran bagi pimpinan rumah sakit, ATEM, dan instansi pemilik rumah sakit antara lain : Pada alat yang telah berusia 6 tahun tindakan pengoperasian agar dilakukan lebih hati-hati, dan kalau mungkin melakukan peremajaan; pemberian latihan yang baik kepada operator dan teknisi alat oleh distributor, lebih menggiatkan pengenalan lembaga pendidikan ATEM dan lulusannya kepada para pimpinan rumah sakit, perlunya penggalakkan program pemeliharaan pencegahan, penunjukkan jumlah operator minimal untuk setiap alat, dan meninjau kebijakan penggunaan anggaran pemeliharaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>