Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Margiastoeti
"Angka keoclakan kerja saat ini masih sangat tinggi terutama pada perusahaan-perusahaan yang rentan dcngan kecelakaan dimana budaya kuselamatan dan kesehatan kelja belum terlaksana dengan baik. Contoh angka kecelakaan kerja di PT X masih tinggi, tercatat dari bulan januari sampai dengan Olaober 2008 sebesar 456 kejadian kecelakaan, dimana saat ini sering kali tidak diketahui secara tspat penyebab utama kecelakaan kelja tersebut terjadi. Apakah karena tindakan tidak aman (unsajé act), kondisi tidak aman, kurangnya pengawasan danlatau karena pengaruh organisasi?
Dengan melihat latar belakang tersebut, pencliti ingin mengetahui mengapa dan bagaimana kecclakaan kcrja tersebut teljadi, tujuan penelitian ini adalah untuk mcnganalisa profil penyebab kecclakaan kelja pada PT. X yang ditinjau dcngan menggunakan The Human Factors Analysis' and Class{{ica!ion System (I-IFACS), sebagai unit analisis kasus kecelakaan kexja.
Dari hasil penelilian menunjukan bahwa dari ke empat klasifikasi penyebab kecelakaan saling berkaitan, berdasarkan hasil analisis dcngan mengunakan sislem klasifikasi HFACS, didapatkan bahwa faktor dau perscntasc terbesar penyebab kecelakaan kcnja di PT, X, yaitu tindakan tidak aman 44,'75%, sedangkan kondisi sebelum mclakukan tindakan tidak aman 36,80%, pengawasan yang kurang 14,91% dan pcngaruh organisasi 3,54%.
Penycbab tindakan tidak aman adalah kesalahan manusia 30,57 % dan pelanggaran I4,18%. Kesalahan manusia teljadi karena 3 hal, yaitu karena kesalahan sebab kemampuan 21,2l%, kcsalahan memutuskan 6,93%, dan kcsalahan persepsi 2,42%. Sedangkan pelanggaran terjadi karena pelanggaran rutin 8,86% dan pelanggaran perkocualian 5,32%.
Kondisi scbclum melakukan tindakan tidak aman sebesar 36,80%, yang dipengaruhi oleh kondisi operator 22,05%, faktor lingkungan 9,67% dan faktor personil 5,08%. Sedangkan penyebab kccelakaan pengawasan yang kurang sebesar l4,9I%, dengan persentasc tcrbesar adalah gagal untuk mempcrbaiki problem yang sudah dikuasai sebesar 8,50%, kemudian disusul karcna pengawasan yang tidak memadai/cukup 4,25%, pelanggaran pengawasan sebesar 1,46% dan perencanaan operasi yang tidak tcpat 0,70%. Dan penyebab kecelakaan karena pengaruh organisasi sebcsar 3,54%, didapatkan penyebab terbesar karena iklim organisasi 2,22%, kemudian disusul karena manajeman 0,83%, dan proses organisasi 0,50%.
Hal-hal yang pcrlu dilakukan untuk mengurangi faktor penyebab kecclakaan adalah membuat laporan hasil investigasi kecelakaan yang lcbih baik; melakukan training dan re-training untuk meningkatkan kemampuan (skill) dan pengetahuan operator, terutama mcngenai ketezampilan dan instruksi kezja untuk menambah pengalaman kerja; pembuatan peraturan atau SOP, manual, checklist yang jelas dan tegas serta men-sosialisasikannya _sccara berkala kepada pihak-pihak yang berkepentingan; mcmperkenalkan kcmbali tombol-tombol kontrol pada mesin yang dijalankan; mcmbuat display instmmen yang mudah dimcngerti, sistem peringatan yang baik; menciptakan suasana dan kexja sama team yang baik agar reduksi errors dapat ditingkankan; melakukan pengawasan terhadap perilaku pekcrja (behaviour observation); memberikan sanksi apabila terjadi pclanggaran sesuai ketentuan yang berlaku; melakukan seleksi perke1ja lebih baik; memberikan izin dan sertifikasi untuk pekedaan tertentu; mengatur jadwal kerja; memberikan pelatihan dan menata ulang tcmpat kmja bila memungkinkan, dan membentuk gtup diskusi setiap ada kecelakaan yang teljadi guna memecahkan permasalahan yang tirnbul agar tidak terulang kembali.

Recently, the numbers of work accident is still high specifically at the company where work safety and health have not been implemented well. For example, there have been 456 work accidents recorded from January to October 2008 at X Company. The causes ofthe accidents are unknown. Are they because of the unsafe act, the precondition of the unsafe act, the inappropriate supervision, and/or the organizational influence? Based on those backgrounds, the researcher wants to find out why and how the work accidents happen. The aim of this research is to analyze the profile of work accident cases at X Company observed using The Human Factors Anabwsir and Classification .System (I-IFACS) as the unit of work accident case analysis. The research result shows four classifications ofthe work accidents factors are related to each other. Based on the analysis using I-[FACS classification system, the biggest factors and percentage causing work accidents at X Company are : the unsafe act with 44,75%, the precondition of the unsafe act with 36,80%, the unsafe supervision with l4,9l%, and the organizational influence with 3,54%. The causes of the unsafe act are human error (30,57%) and violation (14,18%). Human error happens because of three things: skill-base errors (21,2l%), decision errors (6,93%), and perceptual errors (2,42%). Meanwhile, the violation happens due to routine violation (8,86%) and exceptional violation (S,32%). The precondition of the unsafe act sharing 36,80% is influenced by the conditions of operators (22,05%), the environmental factors (9,67%), and the personnel factors (5,08%). Moreover, the cause of the unsafe supervision sharing l4,91% happens duc to the failure to correct problem (8,50%), the inadequate supervison (4,25%), the supervisory violation (l,46%), and the planned inappropriate operations (0,70%). Last, the organisational influence sharing 3,54% is caused by the organizational climate (2, 22%), the resource management (0,83%), and the organizational process (0.50%) The necwsary things to do in order to minimize those work accident factors are making a better accident investigation report, doing training and retraining in order to increase the skill and the knowledge of the operator, specifically related to the work competence and instmction to increase work experience, the making of SOP, manual, clear and explicit checklist, and socializing it periodically to those who are concemed; reintroducing control buttons on the operating machine, making comprhensible instrument display and good warning system, creating good team work atmosphere in order to improve error reduction, doing behaviour supervision to the employees, giving sanctions to any violations based on the prevailed regulations, oing a better employees selection, giving license and certificate for certain jobs, arranging work schedule, doing training, re-designing the workplace if possible, and making a discussion group whenever an accident happens in order to solve appeared problem so it will not happen again in the future."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32109
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Ayu Kinasih
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya. Pada tanggal 19 Oktober 2022, Kemenkes RI mengeluarkan pengumuman yang menyatakan bahwa seluruh fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menjual obat dalam bentuk sirup atau sediaan cair baik obat anak maupun obat dewasa. Hal tersebut disebabkan oleh kasus Gagal Ginjal Akut Atipikal yang menjangkit anak-anak diduga dipicu oleh cemaran pada obat sirup, yaitu etilen glikol. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis terkait perubahan persentase penggunaan obat sediaan cair di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan perlu dilakukan pengkajian mengenai dosis obat untuk pasien anak. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan mengumpulkan data jumlah pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022 di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit dan Puskesmas Kelurahan yang termasuk ke dalam Kecamatan Duren Sawit. Setelah itu dilakukan perhitungan persentase pemakaian obat sediaan cair pada bulan Januari hingga Oktober 2022. Kemudian data persentase tersebut dibuat dalam bentuk grafik dan dianalisis. Setelah itu, dilakukan studi literatur untuk pencarian dosis obat untuk anak. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penurunan jumlah penggunaan obat sediaan cair pada bulan Oktober 2022 disebabkan oleh temuan dugaan cemaran etilen glikol pada obat sediaan cair yang mengakibatkan timbulnya penyakit gagal ginjal misterius pada anak, sehingga seluruh obat sediaan cair harus dikarantina sementara.

The Community Health Center (Puskesmas) is a First Level Health Facility that organizes community health efforts and individual health efforts by prioritizing promotive and preventive efforts aimed at achieving the highest degree of public health. On October 19, 2022, the Indonesian Ministry of Health issued an announcement stating that all health care facilities are prohibited from selling drugs in the form of syrup or liquid preparations, both children's and adult medicines. This is caused by cases of atypical acute kidney failure which infect children allegedly triggered by contamination of the drug syrup, namely ethylene glycol. Therefore, it is necessary to carry out an analysis related to changes in the percentage of liquid drug use at the Duren Sawit District Health Center and to conduct an assessment regarding drug dosages for pediatric patients. The research method used was to collect data on the amount of liquid drug use from January to October 2022 at the Duren Sawit District Health Center and Village Health Center which are included in the Duren Sawit District. After that, a calculation of the percentage of liquid drug use was carried out from January to October 2022. Then the percentage data was made in graphical form and analyzed. After that, a literature study was conducted to search for drug doses for children. Based on research that has been done, the decrease in the number of liquid drug use in October 2022 was due to the finding of suspected ethylene glycol contamination in liquid dosage forms which resulted in mysterious kidney failure in children, so all liquid dosage forms had to be temporarily quarantined."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Maura Emillia Kirana
"Bekerja di ketinggian merupakan aktivitas yang memiliki risiko tinggi. Kasus jatuh dari ketinggian berkontribusi atas 38% dari 105.182 kasus kecelakaan kerja di sektor konstruksi. Pada tahun 2020 dan 2021, PT.X memiliki dua kecelakaan jatuh dari ketinggian. Pengaruh organisasi menjadi kontributor paling besar dalam kedua kasus yang ada. Studi ini membahas secara mendalam terkait analisis kecelakaan bekerja di ketinggian yang terjadi pada PT.X pada tahun 2020-2021 menggunakan aspek human factors. Pada analisis kecelakaan, akan digunakan salah satu teori human factors yaitu Swiss Cheese Model dengan tools turunan yaitu Human Factors Analysis and Classification. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan menggunakan data sekunder serta wawancara dengan pihak PT.X. Penggunaan aspek human factors pada kecelakaan bekerja di ketinggian akan menemukan kondisi laten dan kegagalan aktif yang dapat menjadi faktor-faktor kontributor terhadap kecelakaan. Kondisi laten yang ditemukan antara lain kurangnya kesadaran manajemen dalam menegakkan aspek keselamatan, belum tersedianya fasilitas pendukung safety yang optimal, dan lainnya. Sedangkan kondisi aktif yang berkontribusi antara lain pengetahuan dan pelatihan yang kurang dari pekerja tentang bahaya serta pengendalian di tempat kerja, pelanggaran aturan kerja, dan lainnya. Peneliti menyarankan untuk PT.X melakukan perbaikan atas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan khususnya di level manajemen dan organisasi.

Working at heights is a high-risk activity. Falls from heights accounted for 38% of the 105,182 work accidents in the construction sector. In 2020 and 2021, PT.X had two falls from a height. Organizational influence is the biggest contributor in both cases. This study discusses in depth the analysis of work accidents at the height that occurred at PT.X in 2020-2021 using human factors aspects. In the accident analysis, one of the theories of human factors will be used, namely the Swiss Cheese Model with derivative tools, namely Human Factors Analysis and Classification. The research method used is a case study using secondary data and interviews with PT.X. The use of human factors aspects in accidents at work will find latent conditions and active failures that can be contributing factors to accidents. Latent conditions found include lack of management awareness in enforcing safety aspects, unavailability of optimal safety support facilities, and others. While active conditions that contribute include lack of knowledge and training of workers about hazards and controls in the workplace, violation of work rules, and others. Researchers suggest PT.X make improvements to the factors that contribute to the incidence of accidents, especially at the management and organizational levels."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Hidayat
"Sektor pertambangan merupakan sektor pekerjaan yang sangat sarat dengan kecelakaan kerja. Hal ini disebabkan karena karakteristik pekerjaan yang berkaitan dengan kondisi alam yang beragam dan sulit diprediksi kondisinya. Berdasarkan data statistik dari Kementerian ESDM Tahun 2009, di lokasi PTA terjadi kasus kecelakaan keija terjepit secara nasional sebesar 4 kali kecelakaan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab kecelakaaan terjepit di perusahan pertambangan dianalisis menggunakan konsep dalam buku human error in mine safety oleh Geoff Simpson, dkk mengenai konsep human error likelihood influence framework. Dimana, kecelakaan keija dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah faktor organisasi, pengawasan/supervisi, training dan kompetensi, SOP (Standards Operating Procedure), peraturan, kondisi tempat kerja/lingkungan kerja serta adanya interaksi antara pekerja dengan mesin/peralatan yang digunakan (Simpson, 2009).
Sector mining is one of work sector that really crowded with job accident. It corresponds to work characteristic that gets bearing face to face with nature condition that really medley and difficult being predicted its condition so causing in height job accident zoom, Base statistical of ESDM'S ministry Year 2009, at PTA was happen 4 cut accident happening work accident ca.w is in a bind national ala as big as 4 accident time be in a bind. To understand accident causation factor in mining sector can be analyze by use of framework in books human error in mine safety by Geoff Simpson with concept human error likelihood influence framework. In this book explain that accident can caused by safety management system/organization and safety culture.,. supervision/first line management roles and responsibilities, training and competence, codes, rules and procedures, the workplace environment, the person and machine interface (Simpson, 2009)."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T32427
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Khodijah
"Kegiatan hulu migas memiliki risiko tinggi terkait K3 dan kegiatan pemboran menjadi risiko paling tinggi. 80% penyebab kecelakaan pemboran disebabkan oleh human performance. Tahun 2020, aktivitas pemboran di PT. X menyumbang kecelakaan sebesar 3 dari 8 kecelakaan dan penyebab umum kecelakaan yang terjadi karena faktor manusia. Unsafe acts dianggap menjadi penyebab utama dalam kecelakaan pemboran di industri migas. Maka, penelitian ini membahas mengenai analisis kasus kecelakaan pemboran pada industri migas di PT.X dari sudut pandang faktor manusia. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor kontribusi dari kegagalan aktif dan laten dan menganalisis kasus kecelakaan kerja dari sudut pandang faktor manusia pada aktivitas pemboran yang terjadi di PT. X tahun 2022, serta menentukan rekomendasi untuk perbaikan kedepannya dari kegiatan pengeboran di PT. X. Metode penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dari data sekunder dan hasil wawancara. Didapatkan hasil bahwa kondisi laten yang berkontribusi terhadap kecelakaan pemboran yang terjadi di PT. X pada tahun 2022 yaitu gagal mengupdate regulasi terbaru, pengendalian yang dilakukan masih bersifat administratif, kegagalan otoritas penerbit dalam mengecek kelengkapan berkas, tidak adanya pemeriksaan berkala yang terjadwal pada peralatan, gagal memastikan serah terima sumur dilakukan secara keseluruhan, penyusunan JSA kurang baik, gagal menyampaikan bahaya dan risiko secara detail, kegagalan koordinasi di internal kontraktor, gagal mengomunikasikan bahaya dan risiko yang sudah ada di risk assessment, dan kondisi jalan yang seharusnya sempit sehingga memilih permukaan yang miring. Sedangkan kegagalan aktif yang berkontribusi yaitu gagal menginterpretasikan peralatan yang rusak dan kondisi jalan yang berbahaya, tidak melalukan pengecekan kondisi sumur ketika hujan deras, dan pelanggaran SOP. Sehingga ditemukan bahwa kondisi laten lebih banyak berkontribusi sehingga menimbulkan kegagalan aktif atau unsafe acts. Kegagalan yang paling berkontribusi pada tiap layer HGACS-OGI yaitu organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), dan unsafe acts (errors - perceptual errors). Sintesa dari hasil analisis didapat bahwa safety value belum tertanam di PT. X. Hal ini dapat dilihat dari pelaksanaan K3 belum dilakukan secara menyeluruh di lapangan, sehingga safety belum terintegrasi di dalam kegiatan operasi. Sehingga rekomendasi yang diberikan penulis yaitu menjadikan K3 sebagai safety of work.

Upstream oil and gas activities have a high risk related to K3 and drilling activities are the highest risk. 80% of the causes of drilling accidents are caused by human performance. In 2020, drilling activities at PT. X accounts for 3 out of 8 accidents and common cause of accidents that occur due to human factors. Unsafe acts are the main cause of drilling accidents in the oil and gas industry. So, this study discusses the analysis of drilling accident cases in the oil and gas industry at PT.X from the point of view of human factors. The purpose of this study is to analyze the contributing factors of active and latent failure and analyze cases of work accidents from the point of view of human factors in drilling activities that occur at PT.X year 2022 and determine recommendations for future improvements from drilling activities at PT. X. This research method uses descriptive-analytical from secondary data and interview results. It was found that the latent condition contributed to the drilling accident that occurred at PT. X in 2022, namely the failure to update the latest regulations, the control carried out is still administrative in nature, the failure of the issuing authority to check the completeness of the files, the absence of scheduled periodic checks on the equipment, failing to ensure that the handover of the wells is carried out in its entirety, the preparation of the JSA is not good, failing to submit hazards and risks in detail, failure of internal coordination of contractors, failure to communicate the hazards and risks already in the risk assessment, and road conditions that should be narrow so that they choose a sloping surface. Meanwhile, active failures that contributed were failing to interpret damaged equipment and dangerous road conditions, not checking the condition of wells when it rained heavily, and violating SOPs. So, it was found that latent conditions contributed more to causing active failure or unsafe acts. The failures that contributed the most to each layer of HGACS-OGI were organizational influences (organizational process), unsafe supervision (supervision violations), preconditions for unsafe acts (environmental factors - physical environment), and unsafe acts (errors - perceptual errors). The synthesis of the analysis results obtained that the safety value has not been embedded in PT. X. This can be seen from the implementation of OHS that has not been carried out thoroughly in the field so safety has not been integrated into operational activities. The recommendation given by the author is to make OHS a safety of work."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Halinda Sari
"Seiring dengan perkembangan industri, masalah kecelakaan kerja yang menimbulkan kerugian materi dan tenaga diperkirakan akan meningkat di Indonesia. Di negara maju studi tentang kecelakaan kerja banyak dilakukan dan dipublikasi. Namun, di Indonesia penelitian kecelakaan kerja relatif jarang dilakukan. Dan laporan rata-rata bulanan (1997) didapatkan prevalensi kecelakaan kerja di peusahaan keramik PT X Cikarang 10.8%. Nilai yang tinggi dihubungkan dengan penilaian nihil kecelakaan kerja oleh Depnaker.
Ruang lingkup dan metodologi.
Untuk lebih meningkatkan upaya pencegahan telah dilakukan suatu penelitian kohort yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian kohort prospektif selama dua bulan (1 Juli - 30 Agustus 1999) telah dilakukan di perusahaan keramik PT X Cikarang dengan jumlah sampel 633 pekerja pria, dengan kriteria inklusi bersedia ikut dalam penelitian, berhubungan secara langsung dengan proses produksi, terdaftar sebagai pekerja. Pemilihan sampel dilakukan secara acak sederhana dari data karyawan di bagian administrasi. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, pengisian laporan kecelakaan kerja dan pengamatan tindakan pekerja dan kondisi lingkungan kerja. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat secara uji kai kuadrat dan regresi logistik dengan menggunakan program SPSS 7.5.
Hasil dan kesimpulan.
Didapatkan insiders kecelakaan kerja 31 per 1000 pekerja, kecelakaan kerja terjadi pada 19 (3.0 %) dari 632 pekerja dan yang melakukan tindakan tak aman 26 orang (4.1%) dan 20 kondisi tak aman (3.2 %). Ditemukan hubungan yang sangat bermakna antara tindakan dan kondisi tak aman dengan kecelakaan kerja (p3.00). Tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pelatihan (faktor manajemen) dengan kecelakaan kerja. Faktor individu yang mempunyai hubungan bermakna dengan kecelakaan kerja adalah umur (p=0,05, RR=0.34) dan masa kerja (r0.00, RR=3.87). Faktor lingkungan yang mempunyai hubungan bermakna dengan kecelakaan kerja hanya kadar debu (0.05, RR=3,10). Dari hasil analisis multivariat didapatkan masa kerja berperan paling besar terhadap kecelakaan kerja.

In accordance with the industrial development in Indonesia, it is anticipated that the problem of work accident which causes material and human loss will increase. In developed countries many studies on work accidents have been conducted and published. In Indonesia, studies on that subject are very rare. From the monthly reports in 1997, the prevalence of work accidents in the "X" Ceramic Industry was 10.8%, which is a high number compared to the "zero accident" value set by the Ministry of Manpower.
Scope and methodology.
To improve preventive measures on work accident a cohort study has been conducted, with the objective to identify related factors. The prospective cohort study was done in July - August 1999 (two month) at X Ceramic Industry with a sample of 633 male workers with the inclusion criteria: consented to participated in the study, involved in the production process, registered as employer. The sample was randomly chosen from the employer register. Data collection was done by interview, observation on workers behavior and work environment and review of work accident reports. Univariate, bivariate and multivariate analysis was conducted using e, logistic regression with SPSS 7.5 program.
Result and conclusion.
Work-accident incidence was 3111000 workers. Work accidents happened to 19 among the 632 workers (3.0%), 26 workers (4.1%) did an unsafe act and 20 (3.2%) unsafe conditions were identified. A very significant relation was found between unsafe act and unsafe condition with work accidents (p).00). No significant relation was found between training as a management factor with work accident. Significant individual factors were age (p=0.05, RR 0.34) and length of work (p=0.00, RRR3.87). Significant environment factors found was only dust (p=0.05, RR=3, 10), from the multivariate analysis length of work has the most influence on work accident.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T3936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadli Maulana
"Proses perencanaan obat yang tidak optimal menyebabkan terjadinya permasalahan stok obat seperti obat kadaluarsa atau stock out. Permasalahan ini juga terjadi pada Puskesmas Kecamatan Duren Sawit terutama dalam pengendalian stock Barang Medis Habis Pakai (BMHP) dan stok barang program COVID-19.  Laporan ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan prioritas pengadaan alat kessehatan BMHP dan program COVID-19 berdasarkan analisis VEN. Metode yang digunakan adalah pendekatan retrospektif dan studi literatur. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak ada item yang termasuk ke dalam kategori Vital (V), lalu 54 item yang termasuk ke dalam kategori Esensial (E), sedangkan yang masuk dalam kelompok Non esensial (N) adalah 61 item.

The drug planning process that is not optimal causes drug stock problems such as expired drugs or stock outs. This problem also occurs at the Duren Sawit District Health Center, especially in controlling the stock of Consumable Medical Goods (BMHP) and the stock of goods for the COVID-19 program. This report aims to find out the uses and priorities for procuring Consumable Medical Goods and the COVID-19 program based on VEN analysis. The method used is a retrospective approach and literature study. The results obtained showed that there were no items included in the Vital (V) category, then 54 items were included in the Essential (E) category, while 61 items were included in the Non-essential (N) group."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Syah Sutoyo Putro
"Pekerja proyek konstruksi PT. X memiliki bahaya dan risiko kerja yang relatif tinggi, terutama saat bekerja dalam situasi pandemi COVID-19. Karena proyek konstruksi harus berjalan, para pekerja memiliki risiko lebih tinggi terpapar COVID-19. Ketika beberapa pekerja secara langsung atau tidak langsung terpapar COVID-19, pekerjaannya diambil alih oleh rekan kerja. Hal ini mengakibatkan kelelahan bagi pekerja konstruksi. Kelelahan kerja merupakan salah satu penyebab kecelakaan kerja karena kelelahan mengurangi fokus, kemampuan mengambil keputusan, kekuatan otot, keterampilan komunikasi, produktivitas, kewaspadaan, kinerja fisik dan psikologis dan motivasi kerja. Penelitian ini bertujuan mengetahui dampak pandemi COVID-19 terhadap kelelahan pekerja PT. X. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain penelitian potong lintang. Sampel diambil dari total populasi pekerja pengecoran pada proyek konstruksi sebanyak 100 pekerja dengan menyebarkan kuesioner menggunakan Multidimensional Fatigue Inventory Questionnaire. Analisis data dengan pendekatan kuantitatif menggunakan analisis univariat dan bivariat. Berdasarkan hasil analisis korelasi Pearson dengan nilai signifikan p < 0,05, variabel yang berhubungan dengan variabel kelelahan adalah usia (p = 0,048), waktu tidur (p = 0,040), penyakit penyerta (p = 0,004) dan pandemi COVID-19 (p = 0,001).

Company X construction project workers have relatively high work hazards and risks, particularly while working under the COVID-19 pandemic situation. As construction projects must go on, the workers likely have a higher risk of the COVID-19 exposure. When some workers directly or indirectly are exposed to the COVID-19, their jobs are taken over by co-workers. This case results in fatigue for construction workers. Work fatigue is one of the causes of occupational accidents as the fatigue reduces their focus, decision-making abilities, muscle strength, communication skills, productivity, alertness, physical and psychological performance and work motivation. This study aimed to determine the impact of the COVID-19 pandemic on fatigue in the Company X workers. This study applied an observational analytic method with a cross-sectional study design. Samples were taken from the total population of concreting workers in construction projects as many as 100 workers by distributing a questionnaire using Multidimensional Fatigue Inventory Questionnaire. Data analysis with a quantitative approach used univariate and bivariate analyses. Based on the results of the Pearson correlation analysis with a significant level of p < 0.05, variables that had a relationship with fatigue variable were age (p = 0.048), sleep time (p = 0.040), comorbid (p=0.004) and the COVID-19 pandemic (p=0.001)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candraditya Dwaya Putra
"ABSTRAK
Tenaga kerja merupakan aset yang berharga bagi kegiatan ekonomi, oleh karena itu
kesehatan dan keselamatan manusia saat bekerja harus di lindungi. Keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan hak para pekerja dan merupakan hak asasi manusia. Penelitian ini
bertujuan untuk mengkaji kecelakaan kerja menggunakan analisis spasial di perusahaan
tambang PT X dengan bantuan analisis statistik spasial yaitu Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*)
merupakan salah satu metode statistik spasial untuk menentukan hotspot pada suatu area
berdasarkan pengelompokkan spasial dari data insiden. Hasil penelitian menunjukkan insiden
paling sering terjadi di jalan hauling yang paling sering disebabkan oleh buruknya
maintenance dengan nilai z score 3,21 dan operator tidak mentaati peraturan yang telah
ditetapkan dengan nilas z score 3,022.

ABSTRACT
Labor is a valuable asset for economic activity, therefore human health and safety work must
protected. Occupational safety and health is the right of workers and is a basic human right.
This study aims to examine occupational accidents using spatial analysis in PT. X mining
companies with spatial statistical analysis of Getis-Ord (Gi*). Getis (Gi*) is one of the spatial
statistical methods for determining hotspot in an area based on spatial grouping of incident
data. The results showed that incidents were most frequent on hauling roads most often
caused by poor maintenance with z score of 3.21 and the operator did not comply with the
established rules with z score of 3.02"
2017
T47995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inani Puspitasari
"Perusahaan X merupakan perusahaan kontraktor bagi hasil Perusahaan penghasil minyak bumi di Indonesia yang telah memulai kegiatan operasi pengeboran dan proses produksi lepas pantai sejak tahun 1969. Manajemen Perusahaan X memiliki kepedulian yang tinggi akan pelestarian lingkungan, pencegahan polusi, konserpasi energi, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja bagi pegawai dan pekerja kontraktor. Secara terintegrasi manajemen menempatkan hal tersebut diatas sebagai prioritas yang sama dengan semua aktivitas bisnis lainnya.
Pada data sekunder dari Perusahaan X ditemukan bahwa adanya ketidaksesuaian hasil audit PTW terhadap Prosedur OGP. Maka, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana implementasi hasil audit PTW di Perusahaan X tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran implementasi permit to work di Perusahaan X baik dari sisi penyelenggara izin maupun dari pekerja. Desain studi penelitian ini adalah studi evaluasi yang bersifat deskriptif analitik dengan menggunakan metode analisis semi kuantitatif dan kualitatif yang bertujuan untuk mendapatkan hasil analisis implementasi pelaksanaan permit to work dengan membandingkan international oil and gas procedurs (OGP Prosedur). Penelitian pada perusahaan X yang sudah menerapkan permit to work pada setiap pekerjaan yang berpotensial bahaya/hazard. Pengumpulan data lebih diarahkan pada pengumpulan data sekunder. Populasi penelitian yaitu kegiatan izin kerja di perusahaan X. unit iv yang dianalisis yaitu proses izin kerja dengan membandingkan izin kerja prosedur Oil and Gas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari data sekunder dengan membandingkan OGP Prosedur didapatkan banyaknya ketidaksesuain dalam menjalankan sistem Permit To Work yang berkisar hasilnya 0 ? 40%. Pada tahap persiapan 33,3% yang sesuai, tahap persiapan hanya 40% yang sesuai dengan prosedur. Tahap proses hanya 60% yang sesuai dengan prosedur. Dan tahap general hanya sebesar 58,3% sesuai dengan prosedur. Upaya pengendalian yang direkomendasikan antara lain : Pelaksanaan Permit To Work tidak hanya dilakukan sebagai aktivitas rutin tetapi harus dipahami dan dijalankan sesuai prosedur PTW karena adanya PTW dapat mempermudah menganalisis atau menginvestigasi apabila di perusahaan tersebut ada kecelakaan serta meminimalkan kecelakaan kerja di perusahaan tersebut, peningkatan pemahaman yang baik dan akurat terhadap prosedur PTW, pelatihan yang terkait dengan evaluasi penggunaan sistem PTW, Pembuatan alur permit (Flow of Paper) dari awal pembuatan hingga Close out permit guna memudahkan pengurusan serta pemahaman ?Hazard Control? sebelum memulai pekerjaan, Perlu dilakukan kunjungan lapangan (site visit) guna memastikan bahwa pekerjaan telah dapat diclose out dan pengoperasiaan selanjutnya berjalan aman untuk terus ditingkatkan lagi, Perlunya sosialisasi yang intensif tentang cara pengisian dan pentingnya PTW dalam penulisan dan penjabaran pekerjaan (Task Discription) agar terus ditingkatkan sesuai Prosedur PTW, mempertajam tugas dan tanggung jawab para authorized AA, PA, AGT maka diperlukan penunjukkan secara resmi oleh pejabat yang berwewenang, Perlu dievaluasi agar tugas-tugas yang terkait dengan pelaksanaan PTW, Pemahaman dan implementasi prosedur PTW pegawai perusahaan dan kontraktor agar terus ditingkatkan."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>