Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126832 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jessica Paulina
"Tesis ini membahas pengembangan produk Interest Rate Sivap (IRS) pada Bank X, yang merupakan produk perbankan baru bagi Bank X. Pcngembangan IRS dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang ingin melakukan hedging risiko suku bunga pinjaman. Sementara dari sisi Bank X, pengembangan IRS a1

This thesis is focus on the initiation ofa new banking product called Interest Rate Swap (IRS) in Bank X Bank X ojizrzs this product to its debtors who need interest rate hedging far their interest installment. Likewise, by doing this transaction BankX will enhance its non-interest income from the transaction fee. The amount of transaction _/ee will aject the amount of swap spread determined to the theoretical swap rate, in order to obtain a certain swap rate ojered to the customer: In Bank X the amount of swap spread is shape from the risk premium and transactlonjec, while the transaction _/ee it self is determined by the length of the swap and the accessibility in the swap market. Furthermore, Bank X should also concern about the risk mitigation arouse from this new transaction."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32114
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugroho
"ABSTRAK
Produk keuangan derivatif adalah produk yang didasarkan pada produk keuangan lain yang
sifatnya Iebih elementer, seperti bond, stock, atau valuta asing. Nilai produk derivatif tersebut
tergantung pada, atau diturunkan dan, produk keuangan yang mendasarinya.
Karya akhir ini membahas produk derivatif yang didasarkan pada valuta asing dan suku
bunga, yaitu forward exchange contract, currency option, dan interest rate serta currency swaps.
Meningkatnya volatilitas nilai tukar dan suku bunga sejak dekade 1970-an mengakibatkan
kebutuhan akan produk-produk keuangan yang dapat digunakan untuk pengelolaan resiko
terhadap meningkatnya volatilitas tersebut semakin besar. Produk-produk keuangan derivatif
diatas dirancang untuk dapat mernenuhi kebutuhan pengelolaan resiko tersebut. Selain digunakan
sebagai instruinen pengelolaan resiko, produk derivatif ini juga dapat digunanakan untuk tujuan
tujuan spekulasi dan perdagangan.
Bagi lembaga-lembaga keuangan seperti bank, produk derivatif memberikan peluang
untuk dapat meningkatkan pendapatan diluar aktivitas tradisional perhankan dalam menghirnpun
dan menyalurkan dana masyarakat. Dengan kelebihan yang dimiliki dalam akses ke pasar
keuangan dan keahlian dalam pengelolaan resiko, bank menawarkan produk-produk derivatif
nasabah yang memerlukan pengelolaan resiko keuangannya. Dalam transaksi derivati I tersehut.
bank mengambil aIih resiko keuangan nasahahnya untuk memperoeh keuntungtn. Selain itu,
bank juga menggunakari produk derivatif ini untuk pengelolaan resiko sendiri dan resiko yang
timbul dan transaksi dengan nasabahnya tersebut.
Bank ?X? adalah salah satu bank devisa swasta nasional di Jakarta yang dikenal cukup aktif
dalam melakukan transaksi derivatif. Karya akhr ini memberikan gambaran mengeriai
bagaimana bank ?X? melakukan pengelolaan transaksi derivatif yang dilakukan dengan
nasabahnya dalam usaha untuk nieningkatkan pendapatan. Beberapa data transaksi derivatif yang
dilakukan Bank ?X? disusun dalam beberapa kasus kecil yang digunakan sebagai bahan
pembahasan.
Forward exchange contract adalah kontrak antara dua pihak untuk membeli atau menjual
sejumlah tertentu mata uang asing dengan nilai tukar (forward rate) yang telah ditentukan pada
saat awal kontrak, tetapi dengan pembayaran dan penyerahan pada suatu waktu tertentu di masa
yang akan datang, yang telah disepakati kedua belah pihak. Forward exchange contract
diperdagangkan di over-the-counter market dimana bank merupakan partisipan utamanya.
Forward rate tidak ditetapkan secara spekulatif, tetapi ditetapkan dengan memberikan
premium atau discount pada nilai tukar yang berlaku pada saat awal kontrak (spot rate). Rate
tersebut dihitung berdasarkan perbedaan tingkat suku bunga yang berlaku untuk masing-masing
mata uang yang dipertukarkan dan lamanya waktu maturity.
Currency option contract memberikan hak, tanpa kewajiban, kepada pembelinya untuk
menjual atau membeli suatu mata uang (underlying currency) dalam jumlah dan harga (strike
price) tertentu pada suatu waktu tertentu di masa yang akan datang atau pada suatu waktu dalam
periode tertentu di masa yang akan datang. Option untuk membeli underlying currency disebut
call option, sedangkan untuk menjual disebut put option hanya dapat di exercise pada saat maturity, sedangkan american option dapat di-exercise setiap saat sampai saat maturity.
Berbeda dengan forward exchange contract, untuk memperoleh hak dalam transaksi
option, pembeli option pertu membayar premium kepada penjual. Dengan kontrak option ini,
pembeli dapat membatasi resiko akibat peruhahan nilai tukar sebatas premium yang dibayarkan
sekaligus tetap dapat memiliki kcmungkinan untuk memperoleh unlimited profit dengan meng
exercise option jika pergerakan harga underlying currency menguntungkan. Penjual option
memberikan hak kepada pembeli, dan dengan menanggung unlimied risk tersebut, penjual option
menerima premium.
Currency option diperdagangkan balk di organized exchange maupun di OTC. Di
organized exchange?, option yang diperdagangkan dikenal dengan nama traded option, yang dapat
dijual kembali scbelum maturity. Currency option yang dijual disini umumnya merupakan
kontrak standar, baik strike price, size, maturity, maupun underlying currency-nya. Currency
option yang diperdagangkan di organized exchange terbatas hanya pada beberapa mata uang kuat
dunia.
Currency option di OTC diperdagangkan melalui bank yang dalam hal ini bertindak
sebagai penjual. Option di OTC ini tidak tradable, Walaupun demikian kontrak option di OTC
ini dapat dibuat sesuai kebutuhan, balk .strike, price, maturity, maupun underlying currency.
interest rate dan currency swaps dapat dikatakan tebih bersifat sebagai suatu teknik
daripada suatu produk. Swaps ¡ni banyak digunakan perusahaan sebagai alat liability management
untuk mengurangi biaya pinjaman.Transaksi swap dapat terjadi jika masing-masing pihak dapat
memiliki akses ke pasar keuangan tertentu (baik dalam interest basis maupun currency) dengan
terms yang secara komparatif lebih baik dibandingkan pìhak yang lain. Masing-masing pihak
akan melakukan pinjaman dimana mereka masing-masing memiliki keungguan komparatif dan
setuju untuk sating menukar (swap) cash flows pinjamannya sehingga dapat memperoleh terms
yang lebih baik di pasar yang lebih mereka sukai dibandingkan jika masing-masing pihak
melakukan pinjamannya sendiri secara lansung. Umumnya transaksi swap dilakukan melalui
bank yang bertindak sebagai intermediary.
Bank dapat meningkatkan pendapatannya dengan bertindak sebagai intermediary dalam
transaksi swap tersebut. Selain itu, bank juga menggunakan transaksi swap untuk kebutuhannya
sendiri dalam mengelola liability-nya.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiono
"Penerbitan obligasi subordinasi merupakan alternatif bagi bank untuk memperkuat modal sehingga dapat meningkatkan penyaluran kreditnya kepada nasabah. Ketika bank menerbitkan subordinasi dengan bunga tetap, maka bank akan terpapar risiko suku bunga. Sebagai bentuk manajemen risiko, bank melakukan lindung nilai (hedging) dengan menggunakan instrumen derivatif Interest Rate Swap. Agar pendapatan dari aktivitas hedging dapat dibukukan sebagai penyeimbang dari perubahan fair value obligasi subordinasi, bank dapat melakukan hedge accounting. Untuk memenuhi kualifikasi pembukuan dengan hedge accounting, bank harus dapat memastikan bahwa tingkat efektivitas hedging tetap tinggi. Tingkat efektivitas hedging dapat diuji dengan menggunakan metode dollar offset dan regresi linear. Dari hasil pengujian terlihat metode regresi linear merupakan metode yang paling tepat untuk mengukur efektivitas hedging obligasi dengan menggunakan Interest Rate Swap.

The issuance of subordinated bonds is an alternative for banks to strengthen capital and increase their lending to customers. When bank issuing fixed rate subordinated bonds, banks will be exposed to interest rate risk. As a form of risk management, bank hedge those bonds with derivatives instrument, Interest Rate Swap. The earnings from hedging activies can be recorded as an offset from changes in fair value of subordinated bonds if bank perform hedge accounting. To qualify for hedge accounting, bank must be able to ensure that the level of hedging effectiveness remain high. The level of hedging effectiveness can be tested using the dollar offset method and linear regression. Test result shown that linear regression is the most appropriate method to measure the effectiveness of hedging the bonds with Interest Rate Swap."
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurzalita Aini
"Skripsi ini menganalisis interest rate, stock returns, dan implied volatility terhadap Credit Default Swap (CDS) di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interest rate, stock returns, dan implied volatility sebagai determinan terhadap Credit Default Swap (CDS) di Indonesia. Sebagai proxy untuk interest rate menggunakan yield SUN dengan tenor 10 tahun, stock returns menggunakan return IHSG dan implied volatility menggunakan vstoxx index.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif dan menggunakan program statistik SPSS versi 17. Pengumpulan data sebagian besar dilakukan dengan mengambil data dari Bank Indonesia.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari interest rate, stock returns, dan implied volatility terhadap CDS spreads di Indonesia.

This research analyze interest rate, stock returns, and implied volatility to credit default swap (CDS) in Indonesia. The aim of this research, is to get the conclusion about the influence of interest rate, stock returns, and implied volatility as the determinants to CDS in Indonesia. As a proxy, for interest rate use government bond (SUN) yields with maturities ten years, stock returns use IHSG returns, and implied volatility use vstoxx index.
This research was quantitative with design explanative and using software SPSS version 17. Data were collected from Bank Indonesia.
The result of this research proved that there was significant influence of interest rate, stock returns, and implied volatility to credit default swap (CDS) spreads in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Elsa Befrin
"Skripsi ini membahas mengenai Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah Berupa Transaksi Interest Rate Swap ("Transaksi IRS"). Pada skripsi ini, Penulis mengangkat pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaturan dan implementasi Transaksi IRS. Bentuk penelitian pada skripsi ini bersifat yuridis-normatif dengan tipologi penelitian deksriptif yang didukung oleh alat pengumpulan data berupa bahan pustaka dan wawancara. Kesimpulan yang didapat adalah: 1. Pengaturan Transaksi IRS sudah cukup efektif sebagaimana diatur secara khusus dalam Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/13/PADG/2019 tentang Transaksi Derivatif Suku Bunga Rupiah Berupa Transaksi Interest Rate Swap (“PADG 21/13/2019”); dan 2. Implementasi hak dan kewajiban para pihak dalam Transaksi
IRS sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan PADG 21/13/2019 sebagaimana hak dan kewajiban para pihak diatur dalam dokumen perjanjian yang menyatu dan tidak terpisahkan. Selanjutnya, terdapat juga implementasi dalam transaksi IRS yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam PADG 21/13/2019, di mana pada praktiknya terdapat perbedaan acuan dalam menentukan suku bunga yang diberikan oleh Bank kepada Nasabah dengan yang terdapat di pasar yang mana pada bank untuk menentukan suku bunga yang dipinjam tidak mengikuti referensi suku bunga yang terdapat di market yaitu JIBOR/IndONIA, melainkan Bank menggunakan blended cost of fund sebagai referensi dalam menghitung suku bunganya. Saran yang diberikan adalah: 1. Para pihak yang akan melakukan transaksi IRS dengan menggunakan PIDI/ISDA Master Agreement sebaiknya cermat dan memahami semua ketentuan yang ada dalam perjanjian yang menyatu dan tidak terpisahkan (integral and inseparable); dan 2. Bank Indonesia perlu membuat suatu aturan yang menyeragamkan acuan suku bunga yang digunakan dalam transaksi IRS sehingga acuan yang dipakai oleh pasar dan bank menjadi seragam.
..... This thesis discusses the Rupiah Interest Rate Derivative Transactions in the Form of Interest Rate Swap Transactions (“IRS Transactions”). In this thesis, the author brings the main issue regarding how are the regulation and implementation of IRS Transactions. The research method of this thesis is juridical-normative with descriptive research typology supported by data collection tools in the form of literature and interviews. The conclusions obtained are: 1. The regulation of IRS Transactions has been quite effectively enacted as specifically regulated in
Regulation of the Members of the Board of Governors Number 21/13/PADG/2019 on Rupiah Interest Rate Derivative Transactions in the Form of Interest Rate Swap Transactions (“PADG 21/13/2019”); and 2. Implementation of the rights and obligations of the parties in the IRS Transaction has been carried out properly in
accordance with PADG 21/13/2019 as the rights and obligations of the parties are stipulated in an integral and inseparable agreement document. Furthermore, there is also an implementation in the IRS transactions that is not in accordance with the provision in PADG 21/13/2019, where in practice there is a difference in determining the interest rates given by the Bank to the Customer and those in the market, in which the bank determines the interest rate does not follow the reference interest rate used in the market, namely JIBOR/IndONIA, but the Bank uses the blended cost of fund as a reference in calculating the interest rate. Moreover, the suggestions given are: 1. The parties who will carry out IRS transactions using the PIDI/ISDA Master Agreement should be careful and understand all the provisions contained in the integral and inseparable agreement; and 2. Bank Indonesia needs
to make a regulation that homogenizes the interest rate reference used in IRS transactions so that the reference used by the Banks and Market becomes uniform."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Malik
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4313
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Jaya Azis, 1953-
"Krugman used the Bernanke-Gertler model to explain the Asian Crisis. This model implies that macroeconomic shocks am decrease credit creation by reducing firms' creditworthiness or by eroding hank capital. Foreign banks in Indonesia should he less likely to restrict credit following macaroeconomic shocks than domestic banks because they employed better risk management practices, they were less vulnerable to disintermediation, and their customers were largely hedged. Thus foreign banks were used as the control group. Wt1 found that interest and exchange rate shocks reduced hunk capital and bunk lending more greatly in domestic batiks than in foreign banks. This indicates that the crisis curtailed the loan supply in Indonesia, forcing firms to reduce spending and output."
2004
EFIN-52-3-Des2004-279
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Angga Negoro. author
"ABSTRAK
The signs of economic recovery above can give a clearer banking industry prospects in the next year. This can be inferred by the possibility of cheaper loan given by the banks' to the real sectors. For investors, this condition might lead to question about the relationship between stock price return and key variables. This research intended to find these relationships. Economic variables chosen for this research are market indices (JCI), interest rate, and exchange rate (ID.R/IJSD). There is previous research that discusses the influence of these three independent variables to stocks return (Moerdinafitrasari, 2003).
From 18 stocks that have listed on JSXfor more than 5 years, only 9 stocks has F-test significance level below 5%, they are BBCA, PNBN, BNII, BBNI, BDMN, BEKS, NISP, BNGA, BNLI. From the preliminary hypothesis that JCI significantly affects the stock return, research shows that this independent variable does affect BBCA, PIVBN, BNII, BBIVI, BDMN, BEKS, NISP, and BNGA (all of the 9 stocks except BNLI). Preliminary hypothesis statement of probable Interest rate significantly affects the stock return of BNII, while the return for the rest of the stocks is insignificantly influenced. Foreign exchange significantly affects the stock return of PNBN, while the return for the rest of the stocks is insignificantly influenced. From these conclusions we could draw several suggestions. First, before investing in banking stocks, investors should forecast JCI return. Second, because the return of banking stocks' only significantly affected by the return of JCI (except for BNII) in this research, it will be valuable to add or change the independent variables."
2007
T19743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kumara Jati
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui ada/tidaknya perbedaan dampak shock pada perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga, dan perubahan kurs terhadap perubahan Net Interest Margin (NIM) bank umum dan bank berdasarkan kelompok kepemilikan serta mengetahui ada/tidaknya perbedaan antara variabel perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga dan perubahan kurs dalam mempengaruhi perubahan Net Interest Margin bank umum dan bank berdasarkan kelompok kepemilikan.
Berdasarkan hasii analisis hubungan dinamis dengan menggunakan model VAR (Vector Autoregression) dapat disimpulkan adanya perbedaan dampak shock pada perubahan suku bunga SBI, perubahan tingkat harga dan perubahan kurs terhadap perubahan NIM antara bank umum, bank persero, bank BUSN (Bank Umum Swasta Nasional) devisa, bank BUSN non devisa, bank BPD (Bank Pembangunan Daerah), bank campuran dan bank asing. Perbedaan itu terlihat dari periode kapan respon positif/negatif dan saat menuju konvergen. Shock yang terjadi pada umumnya melalui transmisi kebijakan moneter dari suku bunga SBI berpengaruh ke suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB), kemudian berpengaruh ke suku bunga kredit/simpanan, setelah itu berpengaruh ke pendapatan/beban bunga, terakhir berpengaruh ke NIM.
Analisis Impulse Response Function (IRF) memperlihatkan pada umumnya respon awal perubahan NIM dari shock perubahan SBI yang terjadi adalah negatif karena suku bunga SBI yang meningkat membuat suku bunga simpanan meningkat sehingga beban bunga meningkat menyebabkan NIM berkurang. Kemudian respon awal perubahan NIM dari shock perubahan tingkat harga pada umumnya positif karena tingkat harga membuat suku bunga SBI, suku bunga PUAB dan suku bunga kredit meningkat sehingga pendapatan bunga meningkat akhirnya NIM meningkat. Terakhir respon awal perubahan NIM dari shock perubahan kurs lebih banyak yang positif karena sumber dana dalam bentuk simpanan valas pada bank umum relatif besar sehingga bila rupiah terdepresiasi maka bank bisa mendapatkan keuntungan dari nilai apreasiasi valas serta jasa keuangan terkait valas.
Hasil Variance Decomposition (VDCs) menghasilkan bahwa variabilitas NIM pada bank persero, bank BPD dan bank asing lebih bisa dijelaskan oleh inflasi karena bank persero dan bank BPD merupakan bank milik pemerintah dimana memiliki fokus yang sama dengan bank sentral dalam memperhatikan tingkat harga sedangkan bank asing juga lebih memperhatikan shock tingkat harga karena inflasi di Indonesia cukup tinggi dibandingkan negara bank asing itu berasal. Meskipun demikian perbankan nasional secara agregat lebih dipengaruhi SBI karena merupakan sasaran operasional Inflatlon Targeting Framework dan untuk menentukan spread.

This research objective are to detect is there any differences between impact of shock in change of SBI, change of price level, and change of exchange rate to change of Net Interest Margin (NIM) commercial bank and bank category that divided by ownership; and to detect is there any difference between change of SBI, change of price level and change of exchange rate in effecting change of Net Interest Margin commercial bank and bank category that divided by ownership.
The result of analysis relation dynamic with model VAR (Vector Autoregression) can be concluded that there are differences impact of shock in change of SBI, change of price level, and change of exchange rate to change of Net Interest Margin between commercial bank, State owned bank, foreign exchange commercial bank, non-foreign exchange commercial bank, regional development bank, joint venture bank, and foreign owned bank. This differences can be seen from what period positive/negative and when go to the convergent. Shock that happen generally through monetary policy transmission from SBI interest rate influence to inter-bank offered rate, then influence to credit/savings interest rate, then influence to income/charges from interest, then influence to NIM.
Impulse Response Function (IRF) analysis show that generally early respond in change of NIM from shock change of SBI that occur is negative because SBI interest rate that increase can make saving interest rate increase then interest charges increase can cause NIM decrease. Then early respond change of NIM from shock change of price level generally positive because increasing of price level can make SBI interest rate, inter-barik offered rate, and credit interest rate increase until income from interest increase then NIM increase. Furthermore early respond change of NIM from shock change of exchange rate much more in positive because source of funds in foreign exchange savings in commercial bank relatively large so if rupiah depreciate then bank can have profit from foreign exchange appreciate and financial Service related to foreign exchange.
Variance Decomposition (VDCs) result show that NIM variability in State owned bank, regional development bank and foreign owned bank can be explained more from inflation because State owned bank and regional development bank are owned by the govemment where have the same focus with Central bank in pay attention to price level, and foreign owned bank more focus in shock price level because inflation in Indonesia higher than where the foreign owned bank come from. In spite of national banking in aggregate more influence by SBI because it is operational target in Inflation Targeting Framework (ITF) and to make decision of spread.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26452
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Rosaline Nindita Radyati
"ABSTRAK
Pada saat ini perekonomian dunia mengarah kepada perekonomian global sehingga muncul global financial market. Dengan demikian transaksi antar pelaku ekonomi negara-negara dengan mata uang, tingkat inflasi dan kebijakan moneter yang berbeda-beda perlu mengadakan penyesuaian-penyesuaian tertentu agar terjadi kondisi yang saling menguntungkan (win and win condition).
Perusahaan multinasional dalam melakukan perdagangannya selalu menggunakan mata uang asing. Perusahaan tersebut juga memiliki aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya yang nilainya sangat sensitif terhadap perubahan nilai tukar, tingkat bunga dan harga barang dan jasa. Dengan demikian jika nilai tukar berubah ke arah yang berlawanan dengan yang diharapkan, maka perusahaan dapat mengalami kerugian, jadi perusahaan menanggung resiko atas perubahan nilai tukar (currency exposure).
Banyak perusahaan-perusahaan mengatasi currency exposure dengan cara hedging. Tindakan hedging tujuannya adalah melindungi perusahaan dari penurunan nilai aktiva maupun pasiva dari kerugian akibat perubahan nilai tukar dengan cara memindahkan resiko dari satu individu atau perusahaan kepada individu atau perusahaan lain. Salah satu tindakan hedging yang paling umum dilakukan oleh perusahaan-perusahaan multinasional adalah dengan cara transaksi swap, khususnya currency swaps. Transaksi swap merupakan tindakan pembelian dan penjualan valuta asing pada waktu yang bersamaan, tetapi tanggal penyerahan yang berbeda. Sedangkan currency swap adalah persetujuan antara perusahaan dengan swap dealer atau bank untuk menukar dua jenis mata uang pada periode tertentu.
Transaksi swap sangat penting dalam interbank market dan transaksi ini makin berkembang dari tahun ke tahun. Menurut survey Bank of International Settlements, Switzerland, pada tahun 1992 transaksi swap mewakili 39% dari seluruh transaksi antar bank. Dalam melakukan transaksi swap, "harga' yang perlu diperhatikan adalah swap rate, yang merupakan selisih antara forward rate dan spot rate (forward rate - spot rate). Swap rate dapat berubah-ubah jika tingkat bunga berubah. Jika tingkat bunga suatu negara berubah menjadi lebih tinggi atau lebih rendah relatif terhadap tingkat bunga negara lain, maka swap rate juga dapat berubah. Karena dengan adanya perubahan tingkat bunga, maka selisih antara forward dan spot rate juga dapat berubah.
Pada kondisi keseimbangan pasar menurut teori Interest Rate Parity, perbedaan tingkat bunga pada dua negara besarnya sama dengan persentase perbedaan antara forward dan spot rate, yang disebut dengan forward premium/discount. Jika forward rate lebih tinggi nilainya dari spot rate, maka mata uang dalam kondisi forward premium, sedangkan jika lebih rendah disebut forward discount.
Jika tidak terjadi keseimbangan pasar, maka dapat dilakukan covered interest arbitrage, yakni tindakan para pelaku pasar valuta asing untuk mengambil keuntungan dari perbedaan antara interest differential dengan forward premium/discount. Contoh tindakan covered interest arbitrage jika terjadi kondisi perbedaan tingkat bunga antara dua negara lebih tinggi dari forward discount, adalah : para trader dapat meminjam uang pada negara dengan tingkat bunga lebih rendah dan menginvestasikannya pada negara dengan tingkat bunga lebih tinggi, kemudian mengkompensasi di pasar valuta asing melalui transaksi forward. Maka pendapatan yang diperoleh dari selisih tingkat bunga akan lebih besar dari discount mata uang tersebut.
"
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>