Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94593 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Latar belakang: Di (2-ethyl hexyl) phthalate merupakan bahan plasticizer yang banyak digunakan pada kantong darah untuk transfusi. Bahan ini dapat mempengaruhi metabolisme lipid. Penelitian ini bertujuan menyelidiki efek metabolik di (2-ethyl hexyl) phthalate dosis tengah pada profi l lipid dalam serum dan jaringan hati.
Metode: Tikus percobaan galur Sprague Dawley diberi diet yang disuplementasi dengan 1,0% di (2-ethyl hexyl) phthalate (kelompok DEHP, n=5) dan diet yang tak disuplementasi (kelompok kontrol, n=5) selama 10 hari. Hewan percobaan dibiarkan mendapatkan makanan secara ad libitum. Kadar lipid dalam serum diukur menggunakan enzyme assay kits. Lipid jaringan hati diekstraksi dan konsentrasinya ditentukan. Sepotong jaringan hati diambil untuk menentukan aktivitas malic enzyme dan carnitine palmitoyl transferase-1 (CPT-1).
Hasil: Kadar lipid serum kelompok DEHP menurun dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,05), di mana kadar lipid serum (mg/dL) pada kelompok kontrol dan DEHP masing-masing: trigliserida (TG) (100,5±16,5) dan (31,2±1,7); fosfolipid (PL) (143,3±7,8) dan (88,9±3,2); kolesterol total (88,7±4,6) dan (51,9±2,3); dan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) (29,8±1,0) dan (16,1±0,7). Kandungan PL hati pada kelompok DEHP meningkat secra bermakna dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,05); peningkatannya mencapai 15%. Kandungan lipid hati (mg/g jaringan) pada kedua kelompok masing-masing: TG (40,8±4,4) dan (23,7±1,3); kolesterol total (3,36±0,29) dan (2,33±0,23); PL (36,5±1,0) dan (41,7±0,6). Aktivitas malic enzyme dan CPT-1 masing-masing meningkat sebesar 4,35 dan 2,33 kali kelompok kontrol.
Kesimpulan: Di (2-ethyl hexyl) phthalate dosis tengah menurunkan sekresi lipid dari sel-sel hati ke dalam aliran darah. Kandungan TG dan kolesterol total sel-sel hati juga berkurang, sebaliknya kadar fosfolipid hati meningkat. Peningkatan fosfolipid hati disertai peningkatan aktivitas malic enzyme dan CPT-1 merupakan faktor utama penurun kadar lipid serum, TG dan kolesterol sel-sel hati yang diinduksi oleh di (2-ethyl hexyl) phthalate.

Abstract
Background: Di (2-ethyl hexyl) phthalate is the most widely used plasticizer in blood storage bag for transfusion. This substance can modify lipid metabolism. This study was aimed to elucidate the metabolic effects of di (2-ethyl hexyl) phthalate medium dose on lipid profi les in serum and liver tissue.
Methods: Sprague Dawley rats were fed 1.0 % di (2-ethyl hexyl) phthalate diet (DEHP group, n=5) or a non-supplemented diet (control group, n=5) for 10 days. The rats were allowed to freely access each food. Serum lipid concentrations were measured using enzyme assay kits. Lipids of liver tissues were extracted and the lipid contents were determined. A peach of liver was prepared to determine the activities of malic enzyme and carnitine palmitoyl transferase-1 (CPT-1).
Results: Serum lipid concentrations (mg/dL) of DEHP group decreased compared to control (P<0.05). The serum triglyceride (TG) concentrations of control and DEHP groups were respectively (100.5±16.5) and (31.2±1.7); phospholipid (PL), (143.3±7.8) and (88.9±3.2); total cholesterol, (88.7±4.6) and (51.9±2.3). The liver TG content of control and DEHP group (mg/g liver) were respectively, (40.8±4.4) and (23.7±1.3); liver cholesterol were (3.36±0.29) and (2.33±0.23); and the liver PL were (36.5±1.0) and (41.7±0.6). Malic enzyme and CPT-1 activities (nmol/min/ mg protein) of DEHP group increased compared to control (P<0.05), in which their increases were approximately by 4.35- and 2.33-folds, respectively.
Conclusion: The di (2-ethyl hexyl) phthalate medium dose attenuates lipids secretion from the liver cells into the bloodstream. The increase of liver PL level accompanied with the promotions of malic enzyme and the CPT-1 activities are the key factors of the dietary di (2-ethyl hexyl) phthalate effects in rats to attenuate the lipid secretions from the livers "
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan: Menyelidiki perbedaan respons metabolik terhadap asupan diet mengandung orotat dan diet mengandung adenin pada profi l lipid dalam serum dan jaringan hati.
Metode: Tikus-tikus percobaan diberi diet yang mengandung orotat 1.0% (kelompok orotat) dan adenin 0.25%
(kelompok adenin) atau diet yang tak disuplementasi (kelompok kontrol) selama 10 hari. Kadar lipid dalam serum
diukur menggunakan enzyme assay kits. Lipid jaringan hati diekstraksi dan konsentrasinya ditentukan.
Hasil: Kadar serum lipid kelompok adenin cendrung meningkat, sebaliknya kelompok orotat cendrung menurun
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kadar serum trigliserida (mg/dL) pada kelompok kontrol, orotat, dan adenin
masing-masing (78,1±14,9), (69,0±23,6), dan (136,1±21,6); Kadar fosfolipid (PL): (109,2±11,5), (93,3±10,5), dan
(131,3±11,0); Total kolesterol: (53,7±4,6), (42,9±6,5), dan (68,1±5,8); dan high-density lipoprotein (HDL)-kolesterol:
(35,4±2,7), (33,0±3,0), dan (44,7±2,7). Kandungan TG hati pada kelompok orotat meningkat tajam mendekati 10-kali
lipat dibandingkan dengan kelompok kontrol (P<0,05), sebaliknya kandungan TG kedua kelompok lainnya hampir
sama. Kandungan lipid jaringan hati (mg/g jaringan) pada ketiga kelompok dimaksud masing-masing untuk TG
adalah: (11,4±1,3), (123,5±15,2), dan (11,9±1,2); PL: (27,1±0,8), (25,4±1,3), dan (30,7±0,6); dan total kolesterol:
(2,73±0,09), (2,34±0,12), dan (2,91±0,08). Kandungan PL dan kolesterol hati pada kelompok adenin masing-masing
meningkat sebesar 21% dan 25% dibandingkan dengan kelompok orotat, tetapi kandungan kedua jenis lipid tersebut
pada kelompok terakhir ini menurun masing-masing sebesar 7% dan 15% dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Dietary adenin menginduksi sekresi lipid ke dalam aliran darah dan transport balik kolesterol menuju
sel-sel hati. Sebaliknya dietary orotat cendrung mempertahankan lipid-lipid yang telah disintesis di sel-sel hati,
terutama TG, dan mengurangi sekresi.

Abstract
Aim: Objectives To evalate the differences in metabolic responses between dietary orotic acid and adenine in lipid
profi les of serum and liver tissues.
Methods: Rats were paired-fed 1.0 % orotic acid (orotic acid group) and 0.25 % adenine (adenine group) diets or a
non-supplemented diet (control group) for 10 days. Serum lipid concentrations were measured using enzyme assay
kits. Lipids of liver tissues were extracted and the lipid contents were determined.
Results: Serum lipid concentrations (in mg/dL) of adenine group tended to increase whereas those levels decreased in
orotic acid group compared to control group. The serum triglyceride (TG) concentrations of control, orotic acid, and
adenine groups were (78.1±14.9), (69.0±23.6), and (136.1±21.6); phospholipids (PL): (109.2±11.5), (93.3±10.5), and
(131.3±11.0); total cholesterol: (53.7±4.6), (42.9±6.5), and (68.1±5.8); and high-density lipoprotein (HDL)-cholesterol:
(35.4±2.7), (33.0±3.0), and (44.7±2.7), respectively. Furthermore, liver TG content of orotic acid group markedly
increased. The increase was approximately by 10-fold in comparison to other groups (P<0.05). The lipid contents of
liver tissues (in mg/g tissue) in ordinarily of those three groups for TG were (11.4±1.3), (123.5±15.2), and (11.9±1.2); PL:
(27.1±0.8), (25.4±1.3), and (30.7±0.6); and the total cholesterol: (2.73±0.09), (2.34±0.12), and (2.91±0.08), respectively.
The liver PL and cholesterol content of adenine group increased by 21% and 25% than that of orotic acid group, but both
lipid levels of the latter group increased by 7% and 15%, respectively, than that of the control group.
Conclusion: Dietary adenine enhances the serum TG, PL, cholesterol, and HDL-cholesterol and the liver PL and
cholesterol but without alters the liver TG levels. Dietary orotic acid, however, attenuates these serum lipid levels but
retains those lipids synthesized in liver cells, mainly TG."
[Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Universitas Nusa Cendana - Kupang. Fakultas Sains dan Teknik], 2010
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Dwi Fathinasari
"Sirosis hati SH merupakan tahap akhir dari penyakit hari kronik yang ditandai dengan fibrosis hati dan mikro maupun makronodul. Penyakit hati kronik mempengaruhi metabolisme lipid sehinga menggangu profil lipid pasien. Adanya kerusakan hati dideteksi dengan penilaian fungsi hati di mana salah satu penilainnya adalah analisis kadar albumin serum. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kadar profil lipid dan apakah terdapat korelasi antara profil lipid dengan fungsi hati albumin pada pasien SH.
Penelitian menggunakan desain cross sectional pada 73 penderita SH 56 laki-laki dan 17 perempuan didapatkan dari rekam medis Laboratorium Patologi Klinik RSCM. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan kadar kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL, dan trigliserida rata-rata 158.07, 39.05, 94.07, dan median 92 dan dengan uji Pearson menunjukkan korelasi antara kolesterol total, kolesterol HDL, kolesterol LDL dan albumin semua.

Cirrhosis is an end stage of chronic inflammatory liver disease with fibrosis and micro or macro nodule. Chronic liver disease affects lipid metabolism and disrupts patient rsquo s lipid profile. Cirrhosis can be detected by assessing liver function, one of which is analyzing serum albumin. The aim is to study the lipid profile in patients with cirrhosis and to determine the correlation between serum lipid profile and serum albumin in patients with cirrhosis.
Design of the study is cross sectional, 73 patients with cirrhosis 56 men and 17 women were obtained from the medical records of the Laboratory Clinical Pathology RSCM. The results of the study were analyzed with Kolmogorov Smirnov test showed serum total cholesterol, HDL cholesterol, LDL cholesterol, and triglyceride mean of 158.07, 39.05, 94.07 and median of 92 , Pearson test showed a correlation between total cholesterol, HDL cholesterol, LDL cholesterol and albumin all.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhirahman Alam Soeroto
"Latar belakang: Sirosis pada hati merupakan suatu hati stadium akhir dengan tingkat kematian tertinggi nomor enam di Indonesia. Pada pasien sirosis terdapat kelainan fungsi hati dalam pengaturan sintesis lipid trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total karena fungsi jaringannya terganggu. Tingginya jumlah prevalensi penyakit sirosis membuat pemeriksaan penunjang seperti APRI yang mudah dipakai oleh seluruh tenaga medis, bermanfaat untuk mendeteksi derajat keparahan penyakit sirosis.
Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk melihat perbedaan yang signifikan antara profil trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total terhadap derajat keparahan sirosis hati menggunakan skor APRI.
Metode: Metode yang digunakan adalah cross sectional menggunakan jumlah 60 sampel pasien dari data laboratorium Patologi Klinik dan rekam medis RSCM. Jumlah data kemudian dibagi dalam tiga kategori berdasarkan skor APRI yaitu APRI kurang dari 0,5. 0,5 sampai 2,0. dan lebih dari 2,0.
Hasil: Hasil penelitian menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov memperlihatkan profil trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total masing-masing dengan hasil rerata 92,5. 38,9. 89,3. dan 145,9 (trigliserida normal, HDL tidak normal, LDL normal, kolesterol total normal). Sedangkan, menggunakan uji Kruskal Wallis didapatkan hasil ketiga kategori APRI memiliki perbedaan yang bermakna (p<0,05). Pada penggunaan uji post-hoc didapatkan hasil trigliserida, kolesterol total, dan LDL terdapat perbedaan bermakna pada skor APRI kurang dari 0,5 dan APRI 2,0 serta APRI 0,5 hingga 2,0 dan APRI di atas 2,0. Untuk HDL ditemukan perbedaan bermakna pada skor APRI kurang dari 0,5 dan lebih dari 2,0 serta skor APRI 0,5 hingga 2,0 dan lebih dari 2,0.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar trigliserida, HDL, LDL, dan kolesterol total terhadap derajat sirosis hati menggunakan skor APRI.

Background: Liver cirrhosis is an end stage of liver diseases which also the sixth highest mortality rate in Indonesia. There are functions defect on cirrhosis patients that infect lipid synthesis such as synthesis of triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol. High rate of mortality makes diagnosis methods like APRI is more applicable to detect the stage of the disease because it is easier to use.
Objectives: Objective of this study is to see the significance between triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol tocirrhosis stadium using APRI score.
Methods: Methods of this study is cross-sectional using 60 sampels data from Clinical Pathology and medical records of RSCM. Total data divided into three categories based on APRI score which are below 0.5; 0.5 to 2.0 and above 2.0.
Results: Result of the study using Kolmogorov-Smirnov test within triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol states that the level are lower than it should be. Using Kruskal Wallis, significance differences are found between lipids profile. Using post-hoc methods, it is found that triglyceride, cholesterol, and LDL has significance differences between APRI score ofless than 0.5 and 0.5 tob2.0 also less than 2.0 and more than 2.0. As for HDL, it is found significance differences at APRI score below 0.5 and above 2.0 also APRI score 0.5 to 2.0 and above 2.0.
Conclusion: Significant difference is found when comparing triglycerides, HDL, LDL, and cholesterol to stadium of cirrhosis using APRI score.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Emmy Luciana
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Di Indonesia kemajuan di bidang teknologi den industri serta perbaikan ekonomi pada masyarakat tertentu, perubahan perilaku dan lingkungan serta meningkatnya umur harapan hidup menyebabkan pergeseran pola penyakit dari penyakit menular ke arah penyakit degeneratif. Data survei kesehatan rumah tangga, 1992 menunjukkan bahwa penyakit infeksi berkurang, tetapi kematian karena penyakit jantung koroner mengalami kenaikan yang nyata. Meningkatnya penyakit jantung koroner erat hubungannya dengan kadar lipid serum yang abnormal, yang merupakan salah satu faktor yang ikut berperan dalam terjadinya aterosklerosis. Faktor-faktor yang diperkirakan ikut mempengaruhi kadar lipid serum yaitu antara lain; jenis kelamin, umur, diabetes melitus, obat penyekat beta dan tiazid, indeks massa tubuh, merokok, alkoholik, asupan energi dan zat gizi serta aktivitas yang erat kaitannya dengan perubahan fisiologis dan patologis manusia. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil lipid serum dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Telah dilakukan studi cross sectional pada 121 orang peserta Klub Jantung Koroner di DKI Jakarta. Pada subjek penelitian dilakukan pemeriksaan fisik, laboratoriun dan wawancara terarah meliputi pengetahuan dan perilaku gizi, penyakit yang diderita, kebiasaan minum obat, merokok, alkohol serta faktor makanan.
Hasil dan Kesimpulan: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada peserta klub jantung koroner yang diteliti, kadar kolesterol total yang abnormal 52,1%, kadar kolesterol LDL yang abnormal 47,9%, kadar kolesterol HOL yang abnormal 13,2% dan kadar triasilgliserol yang abnormal 33,1%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara asupan protein nabati dan jenis kelamin dengan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, antara asupan lemak total dengan kadar kolesterol HDL, antara kebiasaan merokok dengan kadar triasilgliserol, antara pengetahuan gizi dengan perilaku gizi. Setelah dilakukan analisis multivariat didapatkan hubungan bermakna antara asupan protein nabati dengan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL, antara jenis kelamin dan kebiasaan merokok dengan kadar kolesterol LDL. Sedangkan variabel-variabel lain yang diteliti belum jelas ada hubungan dengan profil lipid serum.

ABSTRACT
The scope and Method of the Study: In Indonesia, development in technology and industry, improvement In economy, changes of behavior and environment also better life expectancy cause the shifting of Infectious diseases to degenerative diseases. Data of survey on home health, in 1992 indicated that infectious diseases decreases and the death of coronary heart disease rises obviously. The increase of coronary heart disease has a tight association with serum lipid, as one of the factors taking part in forming atherosclerosis. Factors presumed to influence serum lipid are; sex, age, diabetes mellitus, beta blocker and tiazide, body mass index, smoking, alcoholic, consumption energy and nutrient and activities which are tightly associated with physiological and pathological changes in human. This research is intended to find out the relation between the profile serum lipid and certain factors. Cross sectional study has been performed 121 among participants of coronary heart club in DK.I Jakarta. Participants undergo physical examination, laboratory examination, and guided interview concerning knowledge and behavior of nutrition, diseases, habit of taking medicine, smoking, alcoholic and foods factors.
Findings and Conclusions: The results the participants of the coronary heart club indicate; abnormal total cholesterol 52.1%, abnormal LDL cholesterol 47.9%, abnormal HDL cholesterol 13.2%, abnormal triacylglycerol 23.1%. There are significant association between (1) vegetable protein consumption, sex and total cholesterol, LDL cholesterol,(2) between total fat consumption and HDL cholesterol, (3) between smoking and triacylglycerol, (4) between knowledge of nutrition and behavior of nutrition. However results of multivariate analysis indicated significant association between; (1) vegetable protein consumption and total cholesterol, LDL cholesterol, (2) between sex, smoking and LDL cholesterol. The association between other variables with the profile of serum lipid has not been detected yet.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Parwanto
"ABSTRAK
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Dewasa ini kontrasepsi hormon pada wanita sudah sangat banyak dan penelitian pada pria juga mulai banyak dikambangkan. Perlu dikembangkan metoda kontrasapsi hormon pada pria yang mamenuhi syarat ideal, yaitu: aman, efektif, reversibel dan dapat diterima oleh masyarakat. Metoda kontrasepsl hormon pada pria diudukan pada penekanan spermatogenesis melalui pores hipotalamus - hipofis - testis. Testosteroan enantat (TE) dapat menekan gonadotropin sehingga menurunkan produksi spermatozoa. Depot medroksi progesteron asetat (DMPA) juga dapat menekan gonadotropin dan sudah lama digunakan untuk kontrasepsi wanita. Kombinasl TE + DMPA lebih efektif dalam menekan spermatogenesis dibanding TE saja. TE termasuk androgen dan DMPA termasuk progasteron, keduanya adalah steroid. Penggunaan androgen untuk kontrasepsi dapat menimbulkan masalah metabolisme, misalnya abnonualitas lipid/lipoprotein. Androgen mempengaruhi metabolisme lipoprotein, antara lain meningkatkan lipase lipoprotein (LLP) dan lipase trigliserida hati (LTH). Peningkatan LLP dan LTH menghasilkan peningkatan trigliserida (FG) dalam jaringan adiposa dan menurunnya high dentity lipoprotein (HDL) dalam sirkulasi plasma. Penggunaan DMPA tidak meningkatkan resiko penyakit arteria koronaria. Diduga penggunaan TE + DMPA untuk kontrasepsi pria tidak mempangaruhi profil lipid. Profil lipid tersebut meliputi trigliserida (TG), kolasterol total (KT), kolasterol Low Dentity Lipoprotein (K-LDL) den kolesterol high dentity lipoprotein (K-HDL). Untuk ini telah dilakuken penelitian pada 20 orang pria normal yang dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing 10 orang. Kelompok I disuntik TE + DMPA dosis rendah (TE 100 mg + DMPA 100 mg) den kelompok II disuntik TE + DMPA dosis tinggi (FE 250 mg + DMPA 200 mg). Panyuntikan dilakukan setiap bulan selama satu tahun. Pengukuran profil lipid dilakukan setiap tiga bulan. Parameter yang diukur yaitu: TG, KT, K LDL dan E-HDL.
Hasil dan Kesimpulan: Penyuntikan TE + DMPA pada kelompok I dan II menyebabkan perubahan tidak bermakna atau tidak mempengaruhi kadar TG, KT, KLDL dan K-HDL (p > 0,05). Oleh karena itu semua hipotesis dalam penelitian ini diterima. Hasil uji regresi polinominal orthogonal menunjukkan kadar TG pada kelompok I cenderung meningkat bermakna secara linier, kelompok II cenderung mendatar. kadar KT dan K-LDL kedua kelompok cenderung mendatar. Kadar. K-HDL pada kelompok I cenderung mendatar, kelompok II cenderung berubah bermakna secara kuartik. Jadi TE + DMPA dosis rendah dan dosis tinggi untuk kontrasepsi hormon pria cukup aman selama 12 bulan ditinjau dari profil lipid.

ABSTRACT
Scope and Methods of study : Recently, methods of hormonal contraception for women is common, and research for men is developed. The ideal prerequisite hormonal contraceptive development for men, are: safe, effective, reversible and is acceptable. Method; of hormonal contraception for men have, therefore, centered on attempts to suppress spermatogenesis' through suds hypothalamus - bypophyils - testis. TE suppression or gonadotropin, so must reduce the production or speimsteaoa. DMPA can also suppression of gonadotropln and is commonly used for the contraception for women. The combination TE + DMPA would suppress spermatogenesis more effectivelly than TE alone. TE belongs to androgen and DMPA belongs to progesterone, both are steroid. The use of androgen in contraception can Induce metabolism problem, such as lipid/lipoprotein abnormality. Androgen influences lipoprotein metabolism, such as increase lipase lipoprotein (LPL) and hepatic trlglycerida lipase (HTGL). The increase of LLP and ETOL stimulates the Increase of TG In adipocytes and decrease HDL levels in the circulation. The long-term DMPA for women did not cause any abnormality In serum lipids. In this present study, we tested the hypothesis that the suppression of TE + DMPA to spermatogenesis no significant changes of lipid profile. For this, a research has been made on 20 normal men was divided into 2 groups with 10 person respectively. Group I was injected of TE + DMPA low dome (PE 100 mg + DMPA 100 mg) and group II was injected of TE + DMPA high dose (TE 250 mg + DMPA 200 mg). The injection is carried out once a month in one year. The measurement of lipid profile is taken for quarterly. The parameters measured are: TO, TC, LDL-C and HDL-C.
Result and Conclusion: The injection of TE + DMPA to group I and If causes no significant changes or does not Influence the TO, TC, LDL-C and BDL-C levels (p > 0.05). In this case all of the hypotheses of this research are accepted. The evaluation or polynomial orthogonal regresion shows that the TG levels In group I tends to significant increase linearly and it shows horizontally in group It. TC and LEL-C levels In both groups tends to be horizontal. HDL-C levels in group I tends to be horizontal, whereas in group U tends to significant change in quartic mariner. Based on the lipid profile, so monthly injection of TE + DMPA low dose and high dose are safe during 12 months for hormonal contraception for men.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaimah Z. Tala
"Tujuan : Untuk mengetahui profil lipid dan kadar Apo-B serta hubungannya dengan asupan makanan dan faktor lain.
Tempat : Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan
Bahan dan cara : Penelitian desain cross sectional pada 105 subyek berusia≥ 35 tahun yang dipilih secara simple random sampling dari sampel MONICA III-Jakarta. Data yang dikumpulkan meliputi data sosioekonomi subyek, asupan makanan, antropometri serta pemeriksaan laboratorium untuk kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida dan Apo-B. Uji statistik yang digunakan adalah uji X2, Fisher dan Kolmogorov-Smirnov.
Hasil dan kesimpulan : Subyek penelitian terdiri dari 49 laki dan 56 perempuan, dengan rerata umur 54,39 ± 10,72 tahun. Rerata kadar kolesterol total 209 ± 40,5 mg/dL, Nilai tengah kadar LDL 137,0 (58,0 - 223,0) mg/dL; kadar HDL 40,0 (23,0 - 77,0) mg/dL; kadar trigliserida 130,0 (27,0 - 340,0 mg/dL) dan kadar Apo-B 106,0 (44,0 - 172,0 mg/dL). Prevalensi kadar kolesterol total abnormal (≥ 200 mg/dL) sebesar 55,2%; kadar LDL abnormal (≥ 130 mg/dL) 60%; kadar HOL abnormal (< 40 mg/dL) 43,8%; kadar trigliserida abnormal (≥200 mg/dL) 13,3% dan kadar Apo-B abnormal ditemukan 25,7%.
Dari hasil analisis bivariat didapat hubungan bermakna antara (I) kadar kolesterol total dengan jenis kelamin dan IMT, (2) kadar HDL dengan asupan PUFA, jenis kelamin dan umur, (3) kadar LDL dengan umur, 1MT dan Lpe/Lpa, (4) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (5) kadar ApoB dengan asupan protein, jenis kelamin, DM dan Lpe/Lpa. Setelah dilakukan analisis multivariat terlihat hubungan bermakna antara (1) kolesterol total dengan asupan karbohidrat, asupan protein dan Lpe/Lpa, (2) kadar HDL dengan jenis kelamin, (3) kadar trigliserida dengan Lpe/Lpa, dan (4) kadar ApoB dengan Lpe/Lpa dan asupan karbohidrat.

Relationship between Serum Lipid Profile and Apo-B With Dietary Intake and Other Factors of Adult in Mampang Prapatan District, 2000Objective: To determine serum lipid profile and apoB and its relationship to dietary intake and other factors.
Location: Mampang Prapatan District, South Jakarta
Materials and method: A cross sectional study has been carried out on 105 subjects (age ≥ 35 year), selected using simple random sampling method from MONICA III-Jakarta's sample. Data collected consist of socio-economic status, dietary intake, anthropometric, and laboratory examinations for total cholesterol, HDL, LDL, triglyceride and apoB. Statistical analysis was performed by X2, Fisher exact and Kolrnogorov-Smirnov test.
Results and conclusions: Subjects in this study were 49 male and 56 female with average age 54.39 ± 10.72 year. Mean cholesterol level was 209 ± 40.5 mg/dL, median LDL level 137.0 (58.0 - 223.0 mg/dL), median HDL level 40.0 (23.0 - 77.0) mg/dL, median triglyceride level 130.0 (27.0 - 340.0) mg/dL, and median apoB level 106.0 (44.0 - 172.0) mg/dL. Prevalence of abnormal total cholesterol level (≥ 200 mg/dL) 55.2%, abnormal LDL level (≥ 130 mg/dL) 60%, abnormal HDL level (< 40 mg/dL) 43.8%, abnormal triglyceride level (≥ 200 mg/dL) 13,3%, and abnormal apoB level 25.7%.
Bivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and sex & BMI, (2) HDL level and PUFA intake, sex & age, (3) LDL level and age, BMI & WHR, (4) triglyceride level and WHR, (5) apoB level and protein intake, sex, DM & WHR. Multivariate analysis found significant relationship between (1) total cholesterol level and carbohydrate intake, protein intake and WHR, (2) HDL level and sex, (3) triglyceride level and WHR, (4) apoB level and WHR and carbohydrate intake.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T9329
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Iman
"Penyakit jantung koroner (PJK) telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Selain mengakibatkan kematian, penyakit ini juga mempunyai daepak sosial dan ekonomi. Hal ini mengakibatkan diperlukannya suatu usaha penanggulangan yang dapat memasyarakat.
Lipoprotein plasma serta lipid yang dibawanya, merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap timbulnya PJK. Latihan fisik yang teratur akan eempengaruhi metabolisme lipoprotein, sehingga diharapkan dapat mengurangi risiko terjadinya PJK.
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh latihan fisik yang teratur terhadap gambaran lipid plasma, dan juga faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap PJK. Selain itu juga diteliti adanya korelasi antara perubahan berat badan dan perubahan gambaran lipid.
Penelitian dilakukan terhadap 36 siswa Kursus Lanjutan Perwira II Kesehatan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat. Pada awal pendidikan dibagikan kuesioner, sedangkan pengambiian darah, pengukuran beret badan dan tekanan darah dilakukan pada awal dan akhir pendidikan. Terhadap darah dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol-HDL, trigliserida, glukosa, dan asam urat, sedangkan kadar kolesterol-LDL diperhitungkan dengan rumus Friedewald.
Gambaran awal rata-rata lipid plasma para siswa tidak lebih baik dari keadaan populasi pada umumnya. Setelah latihan fisik teratur yang dilakukan 6 hari dalam seminggu selama 18 minggu, didapatkan penurunan nilai rata-rata kadar kolesterol total, kolesterol-LDL , trigliserida dan asam urat, meskipun secara statistik tidak bermakna. Sedangkan kadar glukosa menurun secara bermakna.
Sebaliknya juga terjadi peningkatan bermakna kadar kolesterol-HDL, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan bermakna rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan rasio kolesterol-LDL/kolesterol-HDL. Mengingat rasio kolesterol total/kolesterol-HDL dan rasio kolesteroI-LDL/kolesterol-HDL merupakan prediktor yang berbanding lurus dengan risiko kejadian PJK, serta kadar kolesterol-HDL adalah prediktor yang berbanding terbalik dengan kejadian PJK, dapat diharapkan bahwa latihan ini telah dapat menurunkan risiko PJK.
Pada penelitian ini juga tampak bahwa perubahan gambaran lipid plasma lebih merupakan akibat dari latihan fisik teratur ketimbang perubahan berat badan. Sedangkan perubahan kadar kolesterol total setelah latihan lebih merupakan perwujudan perubahan kadar kolesterol-LDL."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kudin
"Konsentrasi pepton dan waktu inkubasi merupakan faktor penting
dalam proses fermentasi enzim, yang diperlukan untuk memperoleh aktivitas enzim yang optimum. Penelitian in! bertujuan mengukur aktivitas lipolitik Rhizopus microsporus v. Tiegh. var. rhizopodiformis (Cohn) Schipper &
Stalpers, isolat UlCC No. 6 pada medium basal Samad dkk. (1990) dengan konsentrasi pepton 2,5% dan 5%, serta menentukan masa inkubasi di antara jam ke-G hingga jam ke-96, untuk mendapatkan aktivitas lipolitik optimum.
Fermentasi dilakukan dalam medium basal Samad dengan konsentrasi
pepton yang bervariasi. Pengukuran aktivitas lipolitik dilakukan dengan
metode titrasi. Aktivitas lipolitik dinyatakan dalam satuan unit/ml (U/ml).
Hasil analisis secara statistik menunjukkan adanya pengaruh konsentrasi
pepton dan masa inkubasi yang berbeda terhadap aktivitas lipolitik Rhizopus
microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6. Rata-rata aktivitas
lipolitik tertinggi Rhizopus microsporus var. rhizopodiformis isolat UlCC No. 6
diperoleh pada medium basal Samad dengan konsentrasi pepton 5% setelah
inkubasi 60 jam (sebesar 2,79 U/ml)."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Zainal
"Multiple Liver AbscessLiver abscess is a public health problem in few countries in Asia, Africa, and South America. As time goes, there were only few cases of amebic liver abscess found in developed countries, on the contrary more pyogenic liver abscess are found in those countries. Liver abscess could be caused by bacteria, parasite, or fungus J. The common symptoms among the liver' abscess are fever; chill, fatigue, loss of appetite, weight loss, right upper' abdominal pain,? in a few cases have symptoms like coughing, hiccup, pain in low right chest, or' pain on the shoulder: We reported a male patient 38 years batak ethnic was admitted with major symptoms such as high lever follow by chill, right upper abdominal pain, nausea, vomiting, appetite loss, fatigue and sometimes coughing.
Based on clinical, laboratory data, and abdominal USG found this patient suspected suffered from pyogenic liver abscess. Treatment of this pattern consist of antibiotic (cefotaxime 29x1 IV metronidazol 3x500mg orally and aspiration of the liver' abscess). Aspiration was done 2 times with the interval l week, extracted 260cc totally yellow greenish watery fluid with no smell. On the follow up abdominal USG was repeated on January 8, 2003 found enlarge of the liver; 3 small abscesses on the right lobe liver and so recovery process and then patient left the hospital in good condition after 3 weeks hospitalized."
Jakarta: The Indonesian Journal of Gastroenterology Hepatology and Digestive Endoscopy, 2003
IJGH-4-2-Agt2003-56
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>