Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15093 dokumen yang sesuai dengan query
cover
New York: John Wiley & Sons, 1984
745.401 8 DEV
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Lindner, C.C.
London: CRC Pres, 2009
511.6 LIN d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Linbeck, John R.
Englewood Cliff: Prentice-Hall, 1995
745.4 LIN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Elysia Nadinda Putri A.T.
"Manusia memerlukan media fisik untuk menyampaikan konsep atau idenya. Desain dan bangunan arsitektur merupakan media arsitek dalam menyampaikan ide arsitek tersebut. Skripsi ini mengangkat isu tentang bagaimana implementasi komik sebagai ide desain arsitektur.
Skripsi ini bertujuan untuk penerapan komik sebagai ide desain dan cara arsitek menggunakan elemen-elemen arsitektur dalam menyampaikan konsep atau ide komik ke dalam bangunan arsitektur. Dalam mengkaji kedua isu tersebut saya menggunakan teori arsitektur, komik, komik dalam arsitektur, definisi ide dan desain serta proses desain arsitektur.
Studi kasus yang digunakan adalah Comic Cafe yang berlokasi di Tebet, Jakarta. Informasi data studi kasus didapatkan dengan menggunakan metode observasi lapangan dan wawancara.
Hasil analisis menunjukkan bahwa arsitek Comic Cafe menggunakan komposisi bentuk dan warna, bentuk, warna, material, alur, tokoh komik sebagai elemen dekorasi untuk menyampaikan ide desain komik dalam Comic Cafe. Tingkat kedalam pemahaman berdasarkan dengan seberapa jelas dan banyak elemen arsitektur yang digunakan dalam merepresentasikan ide tersebut.

Human need physical medium to convey his her concept or idea. Architectural design and building is a medium for architect to conveying his her idea. The main issue of this thesis is to see the aplication of comic as architectural design idea.
This thesis aims to know the aplication of comic as architectural design idea and how architect use architectural elements to conveying comic idea into the building. To analyze both objectives, i used architecture, comic, comic in architecture, definition of idea and design, and architectural design process theories.
The case study of this thesis is Comic Cafe located in Tebet, Jakarta. Data information of case study was obtained by using observation and interview methods.
The result of this thesis showed that architect use the composition of shapes, colors, materials, groove, comic character as decoration elements to convey comic design ideas in Comic Cafe. The depth level of understanding idea based on how clear and many architectural elements are used in representing it.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atikah Rahmadina
"Desain rumah modern pada dasarnya mengubah dan mempertahankan beberapa fungsi dan pola dari rumah tradisional ruang dari periode ke periode. Kemajuan teknologi serta gaya hidup yang berubah mempengaruhi penggunaan elemen-elemen dalam rumah-rumah tradisional. Rumah tradisional Betawi memiliki beranda di sisi depan. Sebagai komponen depan, beranda adalah salah satu bagian terkaya dari rumah yang menciptakan representasi pemilik dan koneksi ke bagian dalam rumah. Beranda ditutupi oleh atap dan memberikan perlindungan terhadap matahari dan hujan serta memainkan peran penting untuk estetika rumah. Beranda di rumah tradisional Betawi menunjukkan dasar untuk jenis rumah tradisional yang sangat terkait dengan cara hidup orang Betawi.
Salah satu karakter rumah Betawi adalah adanya perhatian pada hubungan masyarakat melalui gagasan beranda yang menyambut setiap pengunjung/tamu hampir kapan saja. Keterbukaan masih bisa digunakan dalam desain rumah modern dengan menggunakan beranda sebagai pengganti ruang tamu. Meskipun rumah-rumah modern dirancang menggunakan bahan-bahan modern, keterbukaan beranda menambah karakter unik rumah Betawi untuk rumah-rumah modern.
Bagian pertama dari makalah ini membahas konsep dan karakteristik intrinsik untuk rumah tradisional Betawi dan memperkenalkan berbagai contoh beranda mulai dari era kolonial Belanda. Setelah itu, pada makalah ini akan dipilih beberapa contoh tempat tinggal tradisional dan modern dan membandingkannya dari sudut pandang bentuk dan pengguna, terutama dalam kaitannya dengan penggunaan beranda.
Hasil investigasi menemukan bahwa gagasan pada beranda masih relevan dengan tempat tinggal modern di Jakarta. Berubah atau dipelihara, gagasan beranda masih menyediakan salah satu prototipe hunian modern. Kesimpulannya, pengembangan beranda telah berfungsi untuk mempromosikan kesinambungan dan adaptasi arsitektur tradisional Betawi, meskipun ada penurunan dalam fungsi dan makna beranda untuk rumah modern.

The design of modern houses basically transforms and maintained some functions and pattern from traditional houses of space from period to period. The advancement of technology as well as the changing lifestyles influence the use of elements in traditional houses. Betawi traditional house features a veranda at the front side. As a front component, veranda is one of the richest part of the house that creates a representation of the owner and a connection to the inner part of the house. The veranda is covered by roof and provides protection against sun and rain as well as plays an important role for the aesthetic of the house. The veranda in Betawi traditional house shows the basis for a traditional house type that is deeply associated with Betawi people way of life.
One character of Betawi house is the attention to relationship of society through the idea of verandah that welcomes every visitor almost anytime. The openness can still be used in modern house design by using verandah as a replacement of living room. Even though modern houses are designed using modern materials, the openness of veranda add a unique character of a Betawi house for modern houses.
The first part of this paper discusses concepts and characteristics intrinsic to traditional Betawi houses and introduces various examples of veranda starting from the Dutch colonial era. Thereafter, it selects several examples of both traditional and modern dwellings and compares them from the point of view of form and user, especially in relation to the use of veranda. The investigation discovers that the idea of the veranda is still relevant to modern dwellings in Jakarta. Transformed or maintained, the veranda idea still provides one of the prototypes of the modern dwelling.
In conclusion, the development of veranda has served to promote the continuity and adaptation of traditional Betawi architecture, even though there is a a degradation in the function and meaning of veranda for modern house.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Aqshal Danoor Rahman
"Kapal ikan merupakan kapal yang umum digunakan masyrakat pesisir pantai di mana beberapa aktivitas dapat dilakukan di atasnya. Seperti misalnya sebagai alat transportasi saat membawa nelayan menuju ke dan kembali dari daerah penangkapan, sebagai alat pengangkut saat membawa nelayan, alat tangkap dan hasil tangkapan dan sebagai wahana saat kegiatan pengoperasian kapal. Dalam rangka pemanfaatan sumber daya ikan di laut, para nelayan menggunakan berbagai jenis kapal penangkap ikan yang berbeda baik ditinjau dari ukuran maupun dari bahan baku pembuatan kapal. Kapal-kapal tersebut kondisinya juga sangat beragam, dari yang bersifat tradisional sampai dengan yang memanfaatkan teknologi maju yang terus disesuaikan sejalan dengan kemajuan dan perkembangan teknologi itu sendiri. Demikian pula dengan alat tangkap yang digunakan kapal ikan itu terdiri dari yang sangat sederhana sampai dengan alat tangkap modern. Stabilitas kapal merupakan hal terpenting bagi pelayaran kapal sewaktu digunakan operasi penangkapan ikan pada berbagai kondisi cuaca dalam batas-batas kemampuannya. Stabilitas kapal dapat diartikan sebagai kemampuan kapal untuk kembali ke posisi semula setelah menjadi miring akibat moment temporal, moment temporal dapat disebabkan oleh angin, gelombang, distribusi muatan, berat muatan di dek, di kapal, dan lain-lain. Dalam melakukan kegiatan ekonomi di bidang perikanan, kapal sebagai sarana produksi harus memenuhi berbagai kondisi kelayakan yang diatur oleh perundang-undangan serta kode etik kegiatan perikanan. Dari segi pelayaran kapal harus layak melaut sehingga menjamin keamanan dari para awak kapal dan juga keselamatan kapal dalam pelayaran itu sendiri.

Fishing boats are ships that are commonly used by coastal communities where several activities can be carried out on them. For example, as a means of transportation when carrying fishermen to and from the fishing area, as a means of transport when carrying fishermen, fishing gear and catch and as a vehicle for ship operations. In the context of exploiting fish resources in the sea, fishermen use various types of fishing vessels that are different both in terms of size and raw materials for shipbuilding. The conditions of these ships are also very diverse, from those that are traditional to those that utilize advanced technology which are continuously adjusted in line with the progress and development of the technology itself. Likewise with the fishing gear used by the fishing boat, which ranges from very simple to modern fishing gear. Ship stability is the most important thing for ship sailing when fishing operations are used in various weather conditions within the limits of its capabilities. Ship stability can be interpreted as the ability of the ship to return to its original position after being tilted due to a temporal moment, the temporal moment can be caused by wind, waves, cargo distribution, cargo weight on deck, on the ship, and others. In carrying out economic activities in the field of fisheries, ships as production facilities must meet various eligibility conditions regulated by legislation and the code of ethics for fishing activities. In terms of shipping, the ship must be seaworthy so as to guarantee the safety of the crew and also the safety of the ship during the voyage itself."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Drestanta Lintang Medina
"Kota Baru Bandar Kemayoran sebagai lahan bekas Bandara Kemayoran telah berkembang menjadi kawasan dengan pusat-pusat aktivitas khas perkotaan. Apartemen mewah, pusat perniagaan, perkantoran, gedung pemerintahan dan taman konservasi dibangun di daerah ini dengan mengusung konsep kota modern. Di tengah pusat-pusat aktivitas formal tersebut tampak hadir pengusahaan lain yang dilakukan oleh sekolompok golongan masyarakat dari sosial ekonomi tertentu yang turut meramaikan Kawasan Kota Baru Bandar Kemayoran, yakni kaki lima. Kehadiran kaki lima di perkotaan sering dianggap sebagai masalah sebab karena kehadirannya kota terlihat tidak lebih indah, menyebabkan kemacetan, hingga mengganggu ketertiban umum. Namun ada kalanya keberadaan kaki lima disikapi secara permisif dan seolah dibiarkan tumbuh di sudut-sudut ruang publik kota. Beberapa peneliti menyebut bahwa situasi tersebut dapat terjadi sebab adanya jaringan relasi, modal sosial, infrastruktur sosial, topologi ruang yang terlibat dalam sebuah praktik negosiasi. Tata kelola ruang kota yang melibatkan praktik negosiasi sebagai bentuk perubahan, penyesuaian, atau bahkan pelanggaran atas regulasi ini dikenal dengan bahasa konseptual vernacular governance. Penelitian ini disusun sebagai upaya untuk mengembangkan penelitian terdahulu, serta menambah pemahaman terkait vernacular governance. Melalui sebuah metode studi kasus, penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan kawasan dan pembangunan kembali lahan bekas bandara, serta tata kelola vernakular yang memengaruhi eksistensi dan operasi tata kelola kaki lima di Kemayoran, tentang kelindan aktor dalam hubungan transaksional tata kelola vernakular yang menciptakan kehidupan kaki lima supaya selaras dalam setting perkotaan, dan menjelaskan pengaruh dari adanya hubungan transaksional tersebut terhadap pola spasial kaki lima di Kemayoran. Sorotan bahasan yang juga muncul dari penelitian ini adalah tata kelola vernakular, meski tampak seperti tata kelola yang melegalkan pelanggaran cukup solutif untuk diterapkan sebagai intrumen perubahan dan menjadikan tata kelola ruang perkotaan lebih inklusif dan partisipatif.

Kota Baru Bandar Kemayoran as the land of the former Kemayoran Airport has developed into an area with typical urban activity centers. Luxury apartments, commercial centers, offices, government buildings and conservation parks built in this area by the concept of modern cities. In the midst of these formal activity centers, it appears that there are other businesses carried out by a group of people from certain socio-economic groups who also enliven the Kota Baru Bandar Kemayoran area, namely street vendors. The presence of street vendors in urban areas is often considered a problem because the presence of the city does not look more beautiful, causes traffic jams, and disrupts public order. However, there are times when the existence of street vendors is treated permissively and seems to be allowed to grow in the corners of the city's public spaces. Some researchers say that this situation can occur because of the network of relations, social capital, social infrastructure, and spatial topology involved in a negotiation practice. Urban spatial governance that involves the practice of negotiation as a form of change, adjustment, or even violation of these regulations is known as the conceptual language of vernacular governance. This research is structured as an effort to develop previous research, as well as increase understanding related to vernacular governance. Through a case study method, this research explains about the development of the area and the redevelopment of the former airport land, as well as vernacular governance that affects the existence and operation of street vendors in Kemayoran, about the intertwined actors in transactional relationships of vernacular governance that create the life of street vendors so that congruent in urban settings, and explain the effects of the existence of these transactional relationships on the spatial adaptation of street vendors in Kemayoran. The discussion highlight that also emerges from this research is vernacular governance, although it looks like governance that legalizes violations is quite a solution to be applied as an instrument of change and makes urban spatial management more inclusive and participatory"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jensen, Cecil
Toronto: McGraw-Hill Ryerson, 1982
728.3 JEN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aprilia Tri Purwandari
"ABSTRAK
Fuel magnetizer merupakan alat berbahan dasar magnet yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran pada kendaraan atau sistem pembakaran lainnya. Banyak penelitian yang mengkaji pengaruh magnet terhadap viskositas bahan bakar, efisiensi pembakaran, penghematan bahan bakar, maupun pengurangan emisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor yang paling berpengaruh terhadap performansi fuel magnetizer serta parameter optimal fuel magnetizer pada generator set berbahan bakar bensin dan kompor gas LPG menggunakan metode Rancangan Faktorial. Penelitian ini menggunakan tiga faktor dengan masing-masing faktor terdiri dari dua level. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa parameter optimal fuel magnetizer pada generator set adalah fuel magnetizer dengan jenis magnet Ferrite C8, polaritas saling tolak menolak dengan arah kutub searah dengan aliran bahan bakar monopolar , dan berjumlah satu pasang yang dapat meningkatkan 10,05 lamanya waktu konsumsi bahan bakar. Sedangkan pada kompor gas diperoleh parameter optimal fuel magnetizer berjenis Ferrite C8, polaritas monopolar, dan berjumlah dua pasang yang dapat meningkatkan 7,69 kecepatan memanaskan air.

ABSTRACT
Fuel magnetizer is a magnetic device that can improve the combustion efficiency on vehicles or other combustion systems. Many studies have been studied about the effect of fuel magnetizer on fuel viscosity or combustion efficiency, fuel savings, and emissions reductions. This study aims to identify the main factors that can influence on the performance of fuel magnetizer and optimum fuel magnetizer parameters in gasoline generator set and LPG gas stove using Factorial Design method. This study used three factors with each factor consist of two levels. The result shows that the optimal parameters of fuel magnetizer in generator set are fuel magnetizer with Ferrite C8 magnet type, polarity repel each other with the liquid flows parallel to the lines of force in the magnetic field monopolar with one magnet pair installed on the fuel pipe. It can increase 10.05 duration of fuel consumption. While optimal parameters of fuel magnetizer in LPG gas stove are used fuel Ferrite C8 magnet type, monopolar polarity, and use two of magnet pairs installed on fuel pipe. It decrease 7.69 of water heating time. "
2018
T50753
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Weidhaas, Ernest R.
Boston: Allyn and Bacon, 1989
720.284 WEI a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>