Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 121665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amarilis Mihayudati
"Situs jejaring sosial mendapat perhatian yang sangat besar dari pemasang iklan untuk mencapai konsumcn karcna tingginya tratik menuju situs ini. Salah satu situs jejaring sosial yang populer di Indonesia adalah faoebookcom yang bcrada dalam sepuluh besar sims tujuan tcrtinggi di Intemet.
Karena sifat situs jejaring sosial yang unik dalam pengertian bahwa situs ini lebih memungkinkan banyak interaksi anlara para penggunanya maka peneliti tertarik untuk mengkaji efektivitns iklan yang dikenal dengan iklan sosial (social ads) di situs ini. Penelitian dilalcukan terhadap pengguna facebook.com yang bertexnpat tinggal di Indonesia melalui survey online.
Penelitian ini menggunakan model hirarki pengaruh (hierarchy of gfects) iklan. Model dasamya berasal dad Poh dan Adam (2002) yang terdiri variabel laten Sikap terhadap Situs, Sikap terhadap Iklan, Sikap terhadap merek, dan MinatBe1i. Peneliti juga menambahkan model dengan menggunakan model penelitian dari Palanisamy dan Wong (2003) untuk menunjukkan hubungan sikap pengglma terhadap situs jejaring sosial; dan penclitian Watt (2008) yang menunjukkan hubungan antara faktor kegunaan (perceived uswalness) dan sikap tcrhadap sims jejaring sosial.
Pcneliti mcnambahkan model yang sesuai dengan karakteristik situs jejaring sosial yang bersifat komunal dan interaktif dad penelitian Feng dan Li (2006) mengenai pengamh kustomisasi iklan sesuai dengan data dan aktivitas pengguna pada sikap terhadap iklan. Di samping itu penelitian ini juga menggzmakan model dari Tandefelt (2008) mengenai diseminasi iklan untuk melihat hubungan penggunaan pola getuk tular dalam menyebarkan infonnasi iklan di situsjejaring sosial.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh positif dari pendapat rnengenai kegunaan dan keterlibatan pengguna pada sikap terhadap situs jejaring sosial. Hirarki pengaruh iklan juga tcrlihat rnemiliki hubungan positif dalam penelitian ini. Di samping itu faktor kustomisasi iklan dan diseminasi iklan di situs jejaring sosial juga memberikan penganlh positif pada sikap terhadap iklan
So much attention given by advertisers on Social Network Sites (SNS) due to high traffic goes into these sites. One of popular SNS in Indonesia is facebook.com which is within top ten most visited sites in Intemet.
Attracted by uniqueness of SNS in which users can interact each other more compared to other sites in Intemet l decided to do a research on advertising effectiveness on SNS. The research used hierarchy of effects model based on researched by Poh and Adam (2002) in which they used latent variables attitude toward website, attitude toward ads, attitude toward brand, dan purchase intention as indicator to advertising effectiveness on a website.
I use perceived usefirlness and consumer involvement as additional model to picture a relationship between both and attitude toward SNS. Unique to this research is the model that describes relationship between advertising dissemination and customization on attitude toward advenising.
The research show positive relation among its latent variable in advertising hierarchy of effects and positive effect of advertising dissemination and customization on attitude toward advertising.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yonathan L.M.
"Skripsi ini meninjau secara sosio-legal fenomena akun alter pada situs jejaring sosial Twitter di Indonesia. Dengan adanya situs jejaring sosial seperti Twitter, suatu hukum diperlukan untuk mengakomodasi dan mengatur guna menghindari timbulnya persoalan-persoalan dalam proses berkembangnya sosialisasi dalam situs tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan dengan pengamatan partisipatoris dan wawancara 9 narasumber menunjukkan bahwa adanya praktek pornografi dan prostitusi pada situs Twitter yang dilakukan oleh akun-akun alter. Akun alter dibuat oleh alter-people (person). Pemilik akun alter ini merupakan subjek hukum yang wajib patuh pada Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Pornografi, meskipun pembuktiannya sukar. Sehingga Tweet yang mereka unggah di Twitter merupakan informasi yang harus mereka pertanggung jawabkan secara hukum.

This thesis observes the socio-legal of the phenomena about alter account made by Indonesian people in a social media called Twitter. A law is needed in order to control and avoid misuse Twitter as a place to interact between people in cyberspace. In order to observe the actual interaction inside the alter land, a participatory observation and interviews of 9 sources were held.
The finding of this observation shows that people behind alter accounts in Twitter are indeed legal subjects who need to oblige the Law (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Undang-undang Pornografi). Therefore, the tweet uploaded by alter accounts in Twitter is accountable and can be justified legally.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2013
S46320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mourene Iga Farriny
"Skripsi ini membahas mengenai sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dalam cuitan (tweet) yang diposting dalam situs jejaring sosial Twitter pada bulan Oktober 2016. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Dengan memerikan sufiks -teki sebagai hedge (pagar), dapat diketahui penggunaan dan fungsi sufiks -teki sebagai hedge (pagar). Selain itu, dapat diketahui sikap pencuit yang menggunakan sufiks -teki dalam cuitannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan 21 data yang dianalisis, penggunaan sufiks -teki sebagai hedge (pagar) dapat dikelompokkan berdasarkan posisi, yaitu penggunaan sufiks -teki pada pronomina persona pertama, sufiks -teki pada kuotasi, dan sufiks -teki (na) pada modifikator nomina. Sufiks -teki berfungsi untuk menghaluskan ujaran. Hal ini dipicu oleh sikap pencuit yang berupaya untuk menghindari konflik dengan pembaca cuitan.

The focus of this study is the use of the suffix -teki as a hedge found on tweets posted on October 2016 on the social media site Twitter. The purpose of this research is to describe the suffix -teki as hedge. By describing the suffix -teki as hedge, the use of suffix -teki as hedge and its functions will be discovered. Moreover, the tweeter (the person who tweeted) attitude toward their tweets will be found out. Based on the 21 tweets analyzed, the suffix -teki used as hedges can be divided into three groups based on its position in the sentence, which are the use of the suffix -teki after first person pronouns, suffix -teki after quotation, and suffix -teki (na) after noun modifier. The use of the suffix -teki as a hedge implies that the tweeter (the person who tweeted) weakens the assertion of the speech. The use of the suffix -teki as a hedge is motivated by the attitude of tweeter who attempted to avoid conflicts with the readers."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65987
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Estiani
"Dengan filter dan fitur mengedit lainnya, Instagram seringkali dilihat sebagai platform yang memungkinkan pengguna untuk menyempurnakan foto. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui bagaimana pengguna Instagram usia dewasa dini menggunakan situs jejaring sosial tersebut untuk mempresentasikan diri. Melalui analisis tematik data dari photo-elicitation interview dengan tiga individu berbeda, temuan menunjukkan bahwa pengguna menunjukkan potret diri ideal melalui foto Instagram agar bisa diterima di lingkungan pergaulan. Presentasi diri melalui foto tersebut menunjukkan karakteristik mereka masing-masing, namun juga dibentuk faktor lain di luar diri pengguna.

Armed with filters and photo-editing tools, Instagram is known to have the builtin abilities to idealise images. This research aims to know how early adult users utilise the social networking site to present themselves. Through thematic analysis of data obtained from photo-elicitation interview with three different individuals, findings show that users present an ideal self-image through their Instagram photos based on the motive to be socially accepted. This self-presentation shows their unique characteristics, but is "socialised" by other factors outside themselves.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S56803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Ayu Ningtyas
"Skripsi ini membahas mengenai pola penggunaan situs jejaring sosial Facebook dengan kerentanan viktimisasi pada anak dengan menggunakan teori aktifitas rutin dan teori gaya hidup, dimana dimulai dengan hipotesa bahwa dengan tingkat gaya hidup online yang tinggi dan perlindungan online yang rendah akan membuat resiko menjadi korban cyber harrasment seperti online bullying, unwanted sexual material and solicitation, dan cyber identity theft and cyber impersonation akan menjadi tinggi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini adalah terbuktinya hipotesa bahwa gaya hidup online anak yang tinggi dan perlindungan yang lemah akan mengakibatkan viktimisasi cyber harrasment pada anak.

This thesis discusses patterns in the use of social networking sites (in this case focusing on Facebook) by adolescents, and these patterns' relationship with the vulnerabilities towards being victimized online using routine activiy theory and life-style exposure theory. It begins with a hypothesis that high level of online lifestyle and absence of capable guardians will create a higher risk of becoming victim of cyber crimes such as online bullying, unwanted sexual material and solicitation, also cyber identity theft and cyber impersonation. This research uses a quantitative method with descriptive design. The result of this research is that despite the high level of exposure towards online lifestyle exposure, the presence of high level guardianship is capable of controlling the level of cyber harassment experience, and places it in a medium level."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta : Balai Pelestarian Nilai Budaya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013
306.3 KAJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novrista Widiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana jaringan sosial dan framing terkait identitas kolektif yang diproduksi oleh aktor lokal mampu membentuk suatu aktivisme penggemar. Di Indonesia, popularitas grup idola K-Pop diiringi oleh banyaknya anak muda yang menjadi penggemar membentuk kekuatan baru di dalam fandom. Penggemar yang menjadi bagian dari suatu fandom dapat menggerakkan penggemar lain untuk berpartisipasi dalam aktivisme yang dilakukan. Studi terdahulu mengenai aktivisme penggemar menunjukkan bahwa aktivisme di dalam fandom dapat terwujud karena adanya budaya partisipatif (participatory culture) sebagai ruang yang dapat mendukung atau mendorong aktivisme. Akan tetapi, studi-studi terdahulu cenderung menyamakan aktivisme dengan budaya penggemar pada umumnya, seperti produksi teks atau konten yang mengekspresikan kecintaan mereka kepada idolanya. Oleh karena itu, bagaimana aktivisme penggemar dapat terjadi tidak terlihat dalam penjelasannya. Selain itu, dengan cara seperti apa penggemar menggunakan sumber daya yang ada untuk membentuk aktivisme belum nampak pembahasannya dalam studi-studi terdahulu. Peneliti berargumen bahwa aktivisme penggemar dapat terwujud karena kuatnya jaringan sosial dan adanya framing terkait identitas kolektif yang diproduksi oleh aktor lokal di media sosial. Metodologi kualitatif digunakan dalam penelitian ini. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara mendalam terhadap aktor lokal dalam fandom grup idola K-Pop, serta observasi online di dalam platform Twitter.

This study aims to explain how social networks and collective identity framing produced by local actors are able to form fan activism. In Indonesia, K-Pop idol groups’ popularity followed by many young people who become fans is forming a new force in fandom. Fans who are part of a fandom can encourage other fans to participate in their activities. Previous studies on fan activism have shown that activism in fandom can be formed because of a participatory culture as a space that can support activism. However, previous studies tend to see activism as fan culture in general view, such as the production of texts or content that expresses their love for their idols. Therefore, how fan activism can occur is not seen in the explanation. In addition, the ways in which fans use existing resources to form activism have not been discussed in previous studies. The researcher argues that fan activism can be formed because of the strong social network and collective identity framing produced by local actors on social media. Qualitative methodology is used in this study. The data collection technique that is used through in-depth interviews with local actors in the K-Pop idol group fandom, and online observations on the Twitter.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Azizah Rakhmani Razak
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara penggunaan situs jeajring sosial dengan identitas diri pada remaja. Pembentukan identitas diri adalah merumuskan segala kemampuan serta belief yang dimiliki pada masa kanak-kanak, agar dapat digunakan sebagai petunjuk pada masa dewasa (Marcia, 1993). Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan 137 remaja usia 15-24 tahun, sebagai partisipan. Partisipan kemudian dibagi kedalam dua kelompok usia, yaitu usia 15-18 tahun, dan usia 19-24 tahun. Bentuk penelitian ini adalah kuantitatif. Untuk itu, peneliti menyebarkan kuesioner yang digunakan untuk mengukur penggunaan situs jejaring sosial yaitu GPIUS2 yang dimodifikasi, dan EOM-EIS II untuk mengukur identitas remaja. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan pada sebagian besar aspek identitas diri pada remaja, dengan penggunaan situs jejaring sosialnya. Temuan dalam penelitian ini penting untuk dibahas, karena saat ini penggunaan situs jejaring sosial sangat tinggi, terutama pada remaja, sehingga dihawatirkan dapat mempengaruhi aspek-aspek perkembangan remaja.

This study aim to see if there any relationship between social networking site problematic usage and identity in adolescent. Identity is defined as a synthesis of childhood skills, beliefs, and identifications into a more or less coherent, unique whole that provides the young adult with both a sense of continuity with the past and a direction for the future (Marcia, 1993). This study involving 137 adolescents aged 15-24 years as participants. Participants then divided into two age groups, the 15-18 years groups, and 19-24 years groups. Using a quantitative method, researcher distribute GPIUS2 that has been modified and EOM-EIS II questionnaire to measure social networking site usage and identity status in adolescent. Result shows that there is a significant correlation between in most aspects of identity status in adolescence, and the use of social networking sites. The findings in this study important to discuss, because the current use of social networking sites is very high, especially in adolescents, so it is feared may affect aspects of adolescent development"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agriawan Lukito
"Skripsi ini meneliti peranan jaringan sosial dalam perkembangan bisnis wirausaha start up melalui studi kasus Mandiri Inkubator Bisnis Konsep yang digunakan adalah wirausaha start up inkubator bisnis dan jaringan sosial Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif peneliti melakukan observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap subyek yang diteliti serta mengkaji berbagai literatur terkait Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan bisnis wirausaha start up ini dipengaruhi oleh jaringan sosial dalam bentuk kelekatan relasional relational embeddedness Hubungan atau kelekatan relasional yang terbentuk dalam bisnis yang dibangun oleh Mandiri Inkubator Bisnis seperti penyediaan akses dan fasilitas dalam inkubator bisnis konsultasi pembinaan atau mentoring serta membangun relasi dengan pengusaha besar dan angel investor

This paper examines the development of start up entrepreneur business by social networking in Mandiri Incubator Business Group The concept used is the start up enterpreneur itself business incubator and social networks This study uses a qualitative approach in which the researcher directly observation of the studied subjects with conducted in depth interviews and review the related literature The results of this study indicate that development of start up entrepreneur business was affected by social network especially in case of relational embeddedness Relational embeddedness in business that created for start up entrepreneur by Mandiri Incubator Business Group such as an availability of access and facilities in incubator business consultation mentoring and develop a relation with big entrepreneur or angel investor "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia;, 2015
S59723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Sosial Republik Indonesia, 2005
361 IND k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>