Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 53812 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widaryatmo
"Mobilitas penduduk intemal mengacu pada perpindahan penduduk antarbatas wiiayah administratif dalam satu negara dan dibedakan ke dalam dua tipe yaitu mobilitas penduduk permanen dan mobilitas penduduk non permanen. Penelitian kuantitatif tentang mobilitas penduduk di Indonesia yang masih sangat sedikil, hampir seluruhnya menganalisis mobilitas permanen. Sejak tahun 2007, SAKERNAS sudah mencakup peristiwa mobilitas non permanen yang terbatas pada mobilitas pekerja.
Untuk melengkapi studi yang kebanyakan mengamati migrasi, studi ini ingin mempelajari hubungan atau asosiasi antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status kawin, status pekerjaan, sektor pekerjaan pertumbuhan PDRB, tempat tinggal, share sektor industri, terhadap keputusan mobilitas non perrnanen pekerja. Disamping ingin menganalisis karakteristik dan peluang mobilitas non permanen pekerja Indonesia. Dengan menggunakan regresi multinomial logistik ingin dilihat kecenderungan resiko tiap kategori variabel penjelas dalam kaitannya menjadi komuter atau migran sirkuler.
Pekerja di Indonesia lebih banyak bekerja di lokasi yang sama dengan lokasi tempat tinggalnya yaitu dalam satu kabupaten/kota (slayers) sebanyak 93,4 persen. Sisanya sekitar 6,6 persen merupakan pelaku mobilitas non permanen (movers), yaitu 4,0 persen sebagai komuter dan 2,7 persen sebagai migran sirkuler. Perbandingan antara komuter dan migran sirkuler menjadi 60:40. Ketika mengikuti pola fungsi kuadrat, semakin tua kecenderungan pekerja untuk melakukan mobilitas non permanen semakin kecil. Mereka yang cenderung melakukan komutasi atau sirkulasi adalah pekerja Iaki-laki, pekerja yang berstatus kawin, bekerja di sektor formal, pekerja manufaktur atau servis dan tinggai di daerah dengan pertumbuhan ekonomi dan tingkat industrialisasi lebih rendah. Pola berbeda terjadi menurut tingkat pendidikan dan tempat tinggal. Pekerja yang tinggal di perkotaan lebih cenderung melakukan komutasi sebaliknya yang tinggal di perdesaan lebih cenderung melakukan sirkulasi. Berdasarkan tingkat pendidikannya, semakin tinggi semakin cenderung untuk komutasi sebaliknya semakin rendah semakin cendenmg untuk sirkulasi

In migration there are known to be two types of mobility i.e. permanent mobility and non permanent mobility. The aim of this study is to analyize non permanent mobility. Non permanent mobility is the mobility between administratif boundary in the same country. In the past there have not been many researches on non-permannet mobility. This maybe due to the lack of availability on national data on this matter. But since 2007 the SAKERNAS (Survei on National Labor Force) has included questions about non-permanent mobility. There still are some limitation due to that the respondents surveyed were only those who were workers.
This study would like to analyze the association between age, gender, education, marital status, job status, economic growth, residence, share of industrial sector to the migration decisions among non permanent residence, The analysis is conducted by multinomial logistics regression. The Sakernas data shows that 93.4 percent of the respondents are working and living in the same regency. And only 6.6 percent are non permanent migrants, in which among those non permament migrants, 4.0 percent are commuters and 2.7 percent as circular migrants.
The quantitative results reviels that the older the migrant the smaller the probability of conducting commuting or circular migration. The reslut also shows that men, that are married, working in the formal sector, who are manufacture or service workers, who are living in areas with lower economic growth and lower industrialization rate have higher tendency to commute. By educational background, the higher their educational attainment the higher their tendency to commute but at the contrary the higher their educational attainment the lower their tendency to circulate. And by residential characteristic, those living in rural areas have higher tendency to circulate then for those living in the urban areas."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T21076
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Indah Mulyani
"Lahan yang mahal di pusat kota membuat pekerja bergeser ke luar dan mengakibatkan munculnya mobilitas pekerja. Salah satu dampak yang dihasilkan adalah konsumsi energi meningkat yang berdampak pada lingkungan buruk dan krisis energi di kasus yang lebih parah. Dengan demikian, penting untuk memahami hubungan dari mobilitas pekerja dan konsumsi energi. Penelitian ini mengevaluasi dampak dari mobilitas pekerja yang terbagi menjadi pekerja komuter dan sirkuler terhadap konsumsi energi total, listrik, dan BBM. Digunakan extended Stochastic Impacts oleh model Population, Affluence, and Technology (STIRPAT).
Hasil utama didapatkan menggunakan metode IV dengan data panel dari 33 provinsi dari tahun 2013 sampai 2018. Diperoleh hasil berupa: (1) pekerja komuter tidak signifikan berdampak terhadap konsumsi energi total dan BBM, tapi berdampak signifikan terhadap listrik; (2) pekerja sirkuler memiliki dampak yang signifikan terhadap peningkatan konsumsi energi total, BBM, dan listrik.
Faktor lain yang terpengaruh dari mobilitas pekerja adalah tingkat kesehatan yang menurun dan perbedaan pada kehidupan sosial pekerja. Meskipun demikian, terdapat manfaat yang dihasilkan di sektor ekonomi individu, keluarga, dan regional. Guna menentukan apakah mobilitas pekerja di Indonesia perlu didorong atau tidaknya, diperlukan analisa komprehensif dari sisi ekonomi, lingkungan, dan sosial negara. Mobilitas pekerja dapat didorong dengan cara meminimalisir cost yang dihasilkan dari dampak lingkungan dan sosial

Expensive land in the city center forces workers to shift outward and results in the emergence of mobility. One of the impacts that being resulted is the increase of energy consumption which has an impact on the bad environment and an energy crisis in more severe cases. Therefore, it is crusial to understand the relationship between labor mobility and energy consumption. This study evaluates the impact of labor mobility divided into commuter and circular workers on total energy, electricity and fuel consumption. It uses Stochastic Impacts by Regression on Population, Affluence, and Technology (STIRPAT) model.
The main results were generated using IV method with balanced panel data from 33 provinces from 2013 to 2018. The results obtained are: (1) commuter workers do not have a significant impact on total energy consumption and fuel, but have a significant impact on electricity; (2) circular workers have a significant impact on increasing total energy consumption, fuel, and electricity.
Other factors affected by labor mobility are declining health levels and differences in the social life of workers. Nonetheless, there are benefits to be generated in individual, family, and regional economic sectors. In order to determine whether labor mobility in Indonesia should be encouraged or not, a comprehensive analysis is required from the country's economic, environmental and social perspectives. Labor mobility can be encouraged by minimizing costs resulting from environmental and social impact.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Agus Susiyanto
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mobilitas non permanen tenaga kerja di wilayah metropolitan di Indonesia, faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pekerja menjadi Movers Komuter atau Migran Sirkuler atau menjadi Stayers .Dan bagaimana faktor itu mempengaruhi pilihan menjadi Movers atau Stayers. . Penelitian ini ingin mengetahui hubungan atau asosiasi antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lapangan pekerjaan utama, jarak tempat tinggal ke tempat kerja, klasifikasi daerah tempat tinggal pekerja, dan Share sektor industri terhadap PDRB terhadap keputusan mobilitas non permanen tenaga kerja di Kawasan Metropolitan Indonesia. Sebagai pelengkap penelitian yang umumnya mengamati mobilitas permanen / migrasi. Selain itu diharapkan dapat melihat dan menganalisa pola dan karakteristik serta peluang mobilitas non permanen tenaga kerja.Penelitian ini menggunakan data dari Survei Angkatan Kerja Nasional, 2017. Ringkasan analisis deskriptif menunjukkan bahwa Pekerja di daerah metropolitan di Indonesia masih didominasi oleh mereka yang cenderung memilih untuk tinggal dan bekerja di kabupaten / kota yang sama Stayers . Pola dan karakteristik pekerja komuter dan migran sirkuler beberapa daerah metropolitan di Indonesia sebagian besar menunjukkan pola umum yang sama, namun faktor-faktor yang mempengaruhi kecenderungan Mover masing-masing kawasan berbeda. Tes Hipotesis yang disajikan dengan menerapkan model regresi logistik multinomial. Penelitian ini juga menyimpulkan Semua variabel independen yang digunakan dalam model umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status perkawinan, status pekerjaan, lapangan pekerjaan utama, jenis pekerjaan, klasifikasi daerah tempat tinggal, jarak tempat tinggal ke tempat kerja, dan Share industri terhadap PDRB secara statistik signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen dalam mempengaruhi variabel dependen status mobilitas non permanen tenaga kerja . Dapat disimpulkan bahwa semua variabel dapat digunakan atau dimasukkan ke dalam model. Atau dengan kata lain, kita dapat menggunakan semua variabel ini sebagai variabel independen dalam model. Kata kunci: Mobilitas Non Permanen, Komutasi, Ulang-Alik, Komuter, Migran Sirkuler, Movers, Stayers

ABSTRACT
This study aims to know the pattern of non permanent mobility of workers in the metropolitan area in Indonesia , factors affect the decision of workers become Movers Commuter or Circular or become Stayers And how does that factor influence the choice of being Movers or Stayers.This study wanted to know the relationship or association between age, sex, education level, marital status, employment status, occupation type, main employment, workplace distance, classification of worker 39 s residence area, economic growth, and industrial sector Share of decision non permanent mobility of workers. As a complement to research that generally observes permanent mobility migration. In addition it is expected to see and analyze the patterns and characteristics and opportunities of non permanent mobility of workers in the Metropolitan Area in Indonesia.This study used data from National Labour Force Survey, 2017. Descriptive analysis summaries showed that Workers in metropolitan areas in Indonesia are still dominated by those who tend to choose to live and work in the same Regency Municipality. The pattern and characteristics of workers Stayers and Movers of several metropolitan areas in Indonesia do not show anything different, but the factors that affect mover tendency by each region are different .Hypothesis tests presented by applying multinomial logit regression model. This study also concluded All independent variables used in the model age, sex, education level, marital status, employment status, main employment, occupation, residential classification, workplace distance, and industry Share to GRDP is statistically significant at a 95 percent confidence level in influencing the dependent variable non permanent employee mobility status . It can be concluded that all variables can be used or incorporated into the model. Or in other words, we can use all these variables as independent variables in the model. Keywords Non Permanent Mobility, Commuting, Roundtrip, Commuter, Circular Migrant, Movers, Stayers"
2018
T51140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Halimah
"Kota metropolitan memberikan kemudahan akses bagi antarkota dan antarkabupaten untuk saling terhubung satu sama lain dan hal tersebut memberikan dampak terhadap masyarakat kota untuk melakukan mobilitas non permanen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi seberapa besar pekerja perempuan dalam rumah tangga berkarir ganda terjebak secara spasial dibandingkan laki-laki. Jebakan spasial (spatial entrapment) adalah fenomena terjebaknya perempuan dalam jarak tempuh yang lebih pendek dan waktu tempuh yang lebih singkat. Kajian ini menggunakan data mikro dari Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) 2018 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS). Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat melalui analisis tabulasi silang. Kemudian, analisis inferensial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara inferensial. Model analisis inferensial yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi multinomial logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan terperangkap dalam jarak perjalanan yang lebih pendek dan waktu perjalanan yang lebih singkat apabila pendapatan laki-laki lebih tinggi, meskipun ia memiliki status kerja formal di setiap wilayah metropolitan. Pendidikan laki-laki yang lebih tinggi, moda transportasi publik maupun privat yang digunakan perempuan, dan jumlah anggota rumah tangga juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap terjebaknya perempuan dalam mobilitas kerja di wilayah metropolitan.

Metropolitan cities provide to easy access for intercity and inter-districts to connect with each other and it has an impact on urban communities to carry out nonpermanent mobility. This study aims to identify how much female workers in double career households are spatially trapped than men. Spatial entrapment is the phenomenon of being trapped by women in shorter distances and shorter travel times. This study uses micro data from the 2018 National Labor Force Survey (SAKERNAS) conducted by the Central Bureau of Statistics (BPS). The research uses quantitative approach, descriptive analysis and inferential analyses. Descriptive analysis to see the relationship between the independent variable and the dependent variable through cross tabulation analysis. Then, inferential analysis is used to determine the effect of the independent variable on the dependent variable inferentially. The inferential analysis model used in this study is multinomial logit regression. The results show that women are trapped in shorter travel distances and shorter travel times when men's income is higher, even though they have formal employment status in each metropolitan areas. The higher education of men, the modes of public or private transportation used by women, and the number of household members also have a significant effect on women's entrapment in work mobility in metropolitan areas."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqika Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan pola mobilitas non-permanen tenaga kerja di kawasan metropolitan antara sebelum dan selama pandemi Covid-19. Penelitian ini juga menganalisis pengaruh faktor individu dan faktor daerah asal dan tujuan pekerja terhadap keputusan pilihan pola mobilitas non-permanen selama pandemi. Adapun data yang digunakan adalah Sakernas 2019, 2020, dan 2021. Metode penelitian menggunakan regresi multinomial logistik. Hasil penelitian menunjukan terjadi penurunan pola mobilitas non permanen di kawasan metropolitan Indonesia selama pandemi melanda. Faktor yang mempengaruhi pola mobilitas komuter selama pandemi adalah usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, sektor lapangan pekerjaan, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB. Sementara, faktor yang mempengaruhi pola mobilitas sirkuler selama pandemi melanda adalah usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, status pekerjaan, bekerja di sektor manufaktur, klasifikasi daerah tempat tinggal, serta pertumbuhan PDRB.

This research aims to analyze the changes in the patterns of non-permanent labor mobility in metropolitan areas before and during the Covid-19 pandemic. The study also examines the influence of individual factors and factors related to the workers' origin and destination areas on the decision to choose non-permanent mobility patterns during the pandemic. The study utilizes data from Sakernas (National Labor Force Survey) for the years 2019, 2020, and 2021. The research methodology employed in this study is multinomial logistic regression. The findings of this research reveal a notable decline in non-permanent mobility patterns in Indonesian metropolitan areas during the pandemic. Factors that influence commuter mobility patterns during the pandemic include age, gender, education level, employment status, employment sector, residential area classification, and regional gross domestic product growth. Meanwhile, factors that affect circular mobility patterns during the pandemic include age, gender, marital status, education level, employment status, working in the manufacturing sector, residential area classification, and regional GDP growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sapruddin
"Sejak awal proses pembangunan di Indonesia sektor pertanian telah memainkan peran penting terutama berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja dan sebagai sumber devisa bagi negara lewat produk-produk ekspor yang dihasilkan. Salah satu implikasi kemajuan pembangunan adalah berkurangnya peran sektor pertanian akibat berkembangnya sektor-sektor lain yang pada gilirannya mendorong perpindahan tenaga kerja dari sektor pertanian. Proses keluarnya pekerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian merupakan sesuatu yang wajar dan ini dialami oleh banyak negara di dunia.
Untuk Indonesia yang memiliki potensi pertanian yang besar perpindahan pekerja pertanian ke sektor lain perlu dicermati untuk menjaga agar pekerja yang tetap berada di sektor pertanian adalah pekerja yang berkualitas (umur muda dan berpendidikan lebih baik). Pekerja pertanian yang berkualitas diperlukan untuk mengembangkan sektor pertanian yang memiliki potensi besar tetapi masih belum digarap secara maksimal. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas pekerja keluar sektor pertanian.
Studi ini bertujuan untuk mengetahui kecenderungan mobilitas pekerja keluar sektor pertanian ke sektor non pertanian, mengetahui faktor-faktor yang mendorong dan menghambat mobilitas pekerja dari sektor pertanian dan mengetahui distribusi perpindahan pekerja sektor pertanian ke sektor non pertanian.
Analisis terhadap kecenderungan pekerja pertanian keluar ke sektor non pertanian dilakukan dengan menggunakan data Survai Aspek Kehidupan Rumah Tangga Indonesia (Sakerti) tahun 1993 dan tahun 1997. Data Sakerti (1993 dan 1997) merupakan data panel (responden tahun 1993 diwawancarai kembali pada tahun 1997) sehingga memungkinkan dilakukannya analisis dengan atribut individu yang sama pada kedua tahun pengamatan. Studi ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis inferensial untuk melihat fator-faktor yang mempengaruhi mobilitas pekerja keluar sektor pertanian menggunakan model regresi logistik bitter.
Dari analisis deskriptif beberapa temuan penting adalah terjadinya kecenderungan yang terus meningkat pekerja pertanian keluar ke sektor lain dan adanya lapangan pekerjaan yang secara konsisten merupakan penampung terbanyak pekerja pertanian. Antara tahun 1990-1997 persentase pekerja pertanian yang pindah ke sektor lain meningkat dari 4,8 persen di tahun 1990 menjadi 6,1 tahun 1995 dan 11,6 persen pada tahun 1997.
Kecenderungan pekerja pertanian keluar sektor non pertanian makin meningkat seiring peningkatan pendidikan pekerja pertanian. Sedangkan hubungan yang sebaliknya dijumpai dengan umur pekerja, artinya makin tua umur pekerja pertanian mobilitas persentase pekerja keluar sektor pertanian dijumpai makin menurun.
Dari analisis inferensial dijumpai variabel-variabel yang pengaruhnya signifikan terhadap mobilitas pekerja keluar sektor pertanian adalah pendidikan, daerah tempat tinggal, keberadaan usaha tani rumah tangga, upah pekerja non pertanian, wilayah tempat tinggal, interaksi status pekerjaan dengan pendidikan dan interaksi umur dengan pendidikan. Dari variabel-variabel yang signifikan tersebut dapat disimpulkan faktorfaktor yang mendorong mobilitas pekerja keluar sektor pertanian adalah pendidikan, lokasi tempat tinggal, wilayah tempat tinggal dan upah non pertanian. Sedangkan faktor penghambat hanyalah keberadaan usaha tani rumah tangga."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11395
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryo Prabowo
"Tujuan dari studi ini adalah untuk mengukur ketimpangan penghasilan dan faktor-faktor yang mengakibatkan ketimpangan penghasilan antara tahun 2007 dan 2014. Menggunakan data yang berasal dari Indonesian Family Life Survey (IFLS) tahun 2007 dan 2014, ditemukan bahwa perbedaan penghasilan antara tahun 2007 dan 2014 adalah sebesar 13.2 percentage points. Kontribusi endowment factors lebih signifikan daripada unexplained factors. Lebih lanjut, dekomposisi pada level penghasilan yang berbeda menunjukkan bahwa efek endowment factors pada ketimpangan penghasilan semakin mengecil pada tingkat penghasilan yang lebih tinggi.

The purposes of this study are to measure the earnings difference and the factors that influence earnings difference between 2007 and 2014. Using data sourced from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) in 2007 and 2014, it was found that that the income gap between 2007 and 2014 was 13.2 percentage points. Endowment factor contribution is more significant than unexplained factors. Furthermore, decomposition at different income levels shows that the endowment factor's effect on earning difference is getting smaller at higher income levels."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Syukur
"Aktivitas penyeberangan di pelabuhan Bakauheni berlangsung selama 24 jam, untuk melayani penumpang orang dan barang pada jalur pelayaran antara pelabuhan Merak dan Bakauheni. Selanjutnya dari pelabuhan Bakauheni pelaku perjalanan akan melanjutkan perjalanan dengan moda angkutan umum yang tersedia yaitu, bus non ac, bus ac, dan travel/taksi. Ketiga moda ini tersedia selama 24 jam dan mempunyai karakteristik yang berbeda seperti, tingkat pelayanan, waktu tunggu di terminal, waktu tempuh, dan ongkos.
Untuk mengetahui pertimbangan pelaku perjalanan dalam memilih moda angkutan umum yang disukai, dibuat skenario dengan metoda stated preference masing-masing angkutan umum. Untuk menentukan fungsi utilitas guna peramalan model dalam memilih alternatif moda yang bersaing digunakan model teori probabilitas yaitu analisis logit model. Pendekatan matematis yang digunakan dalam menghitung proporsi perjalanan yang akan memilih suatu moda tertentu digunakan multi nomial logit model. Pengolahan data dilakukan dengan metoda analisis regresi versi minicab release 10. 15 extra.
Dari hasil analisis yang diperoleh diketahui bahwa, pelaku perjalan cenderung memilih ongkos sebagai pertimbangan utama dalam menentukan pilihannya, selanjutnya waktu tunggu (wt) di terminal. Kondisi saat ini diantara ketiga moda yang paling disukai pelaku perjalanan untuk setiap maksud perjalanan adalah bus non ac. Dan skenario - skenario yang ditawarkan untuk masing-masing moda angkutan umum, yang paling disukai pelaku perjalanan adalah skenario II untuk bus ac, yaitu bila ongkos diturunkan dari Rp 6.500 menjadi Rp 6.000. Sedangkan untuk moda angkutan taksi/travel, bila ongkos Rp 9.000, penumpang tidak diantar sampai didepan pintu, pilihan naik menjadi 26%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8084
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: The Indonesian Institute Center for Public Policy Research, 2008
R 338.9598 Ind
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Vinsencia
"Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Go Public Sektor Non Finansial di Bursa Efek Indonesia Periode 2007 - 2011” Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang terjadi antara karakteristik perusahaan (institutional ownership, risk, firm size, profit, fixed asset, dan growth) terhadap kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan. Sebab dalam hubungannya dengan usaha mengurangi biaya agency cost, terdapat peranan kebijakan hutang dan kebijakan dividen sebagai alat monitoring. Sedangkan risk, firm size, profit, fixed asset, dan growth sebagai variabel independen yang memiliki pengaruh terhadap pengukuran kebijakan hutang dan kebijakan dividen perusahaan. Penelitian ini menggunakan model regresi Least Square dan analisis dilakukan dengan menggunakan aplikasi Eviews pada kedua variabel dependen tersebut. Terdapat 53 (lima puluh tiga) perusahaan sebagai sampel sampel penelitian pada periode tahun 2007 hingga 2011. Hubungan yang mempengaruhi terlihat secara signifikan terjadi pada variabel institutional ownership dan fixed terhadap kebijakan hutang serta pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen dari variabel fixed dan growth. Hasil ini mendukung 2 (dua) hipotesis penelitian, dan penelitian ini menyarankan agar manajemen perusahaan teliti mempertimbangkan angka fixed asset perusahaan serta institutional ownership ketika akan mengambil keputusan terhadap kebijakan hutang serta dengan seksama mempertimbangkan fixed asset dan growth terkait dengan keputusan terhadap kebijakan dividennya. Kata kunci: kebijakan hutang, kebijakan dividen, kepemilikan institusional, tata kelola perusahaan, biaya agensi

ABSTRACT Name : Veronica Vinsencia Student ID : 1006818091 Study Programe : Business Administration Title : “The Analysis of the Influence of Firm Characteristic Of Debt Policy and Dividen Policy at Go Public Company Listed on Non Financial Sector in Indonesia Stock Exchange from 2007 - 2011” The study was conducted to determine the effect that occurs between the Firm Characteristc (Institutional ownership, risk, firm size, profit, fixed assets, and growth) of the debt policy and dividend policy of the company. Related conjunction with efforts to reduce the cost of agency costs, there is the role of debt policy and dividend policy as a monitoring tool. As for risk, firm size, profit, fixed assets, and growth as an independent variable that has an influence on the measurement of debt policy and dividend policy of the company. This study uses Least Square regression models and the analysis performed using Eviews application on both the dependent variable. There are 53 (fifty-three) of the company as a sample in the sample period 2007 to 2011. The relationship looks significantly affect occurs in institutional ownership variable and fixed debt policy and a significant effect on the dividend policy of fixed and variable growth. These results support the 2 (two) hypothesis of the study, and this study suggests that the company's management carefully consider the fixed rate assets and institutional ownership when the company will make a decision on debt policy and carefully consider the fixed assets and the growth associated with the decision on dividend policy. Keyword: debt policy, dividend policy, institutional ownership, corporate governance, agency costs."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>