Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bambang Widio Abiseno
"Global TV merupakan pemsahaan televisi yang baru bcrkcmbang dimana perusahan belum memiliki sistem yang mapan_ Dalam sebauh report, Global Tv juga tcmasuk perusahaan televisi yang bclum mcmiliki keuntungan. Dan untuk menghidupi dirinya Global TV masih menerima subsidi dari MNC group. Dengan keadaan seperti itu sulit bagi karyawan untuk memiliki kenaikan gaji atau bonus. Namun agar temp merasa puas dan nyaman maka perlu adanya iklim komunikasi yang sehat. Untuk itu perlu diketahui faktor - faktor dar] iklim komunikasi_ menurut Redding, yaitu Dukungan Pimpinan terhadap Anggota, Pengarnbilan Keputusan yang Partisipasifl kepercayan, Keterbukaan dan Keterusteangan, dan Tujuan Prestasi yang Tinggi yang mempengaruhi kepuasan komunikasi. Dari kelima faktor iklim komunikasi itu, ternyata yang paling berpengaruh terhadap kepuasan komunikasi dalam perusahaan televisi seperli Global TV adalah Pengambilan Keputusan yang Partisipasii] dan Tujuan Prestasi yang Tinggi memiliki pengaruh yang cukup kuat, serta kepercayaan mcmiliki pengaruh namun pengamhnya lemah. Sedang, sisanya tidak memiliki pengaruh. Namun dari penelitian ternyata factor-faktor iklim komunikasi yang ditellti hanya merniliki pengaruh sebesar 65,9% sehingga perlu diteliti factor Iain yang berpengaruh.

Global TV is the company that still developing. They don’t have establish system organization. Based on report in 2007, Global TV is one of broadcast company that doesn’t earn profit. And then they keep running as company because of their big holding company MNC Group. Witj this condition, is hard for the employee to get their salary rising or get bonus. So, if the company want the employee get comfortable and satisfaction, they should build a good communication climate. For that, there a five factors of communication climate, base on Redding, can be affect to the communication satisfaction- The factors is supprtiveness, participation, trust, openhearted, and high achievement of goal. which factor that should company avoid to make employee satisfaction. From the five factors, the most factors that can affect communication satisfaction strongly are Partcipation and high achievement. Trus also can affect communication satisfaction of employee, but the affect si weak. And the others doesn’t have affect to the communication satisfaction. But The affect of all factors only 65,9% and the rest can be affected by other factors that are not identify in this research."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33841
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yenni Patmawati
"Kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadi salah satu indikator keberhasilan kinerja sebuah organisasi teknologi informasi dan komunikasi, baik di sektor swasta maupun instansi pemerintah, termasuk Kementerian Luar Negeri Kemlu . Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan Pustekinfokom KP sebagai organisasi pengelola teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu menjadikan kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerjanya. Namun, Pustekinfokom KP tidak pernah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna internal pegawai Kemlu terhadap layanan teknologi informasi dan komunikasi.
Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pengguna layanan teknologi informasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran dengan melakukan wawancara dan penyebaran kuesioner. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Model SEM sehingga didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu. Dari hasil analisis data tersebut diperoleh bahwa faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pengguna layanan teknologi informasi dan komunikasi di Kemlu adalah produk teknologi informasi. Produk teknologi informasi juga memiliki hubungan positif dengan faktor lainnya, yaitu dukungan teknologi informasi dan kehandalan teknologi informasi.

User satisfaction of information and communication technology services has become one of key performance indicators of an information and communication technology organization, both in private and government sectors, including in the Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia. Center for Information and Communication Technology Ministry and Representative Pustekinfokom KP as the organization of information and communication technology management in the Ministry of Foreign Affairs of Republic of Indonesia, makes user satisfaction of information and communication technology services as one of its key performance indicators. However, Pustekinfokom KP never know the factors that affect the internal user satisfaction employees satisfaction of information and communications services.
Therefore, the purpose of this study is to analyze the factors that affect user satisfaction of information and communications technology services. The research method used is a mixed method by conducting interviews and distributing questionnaires. Data analysis was done by using Structural Equation Model SEM to obtain the factors that influence user satisfaction of information and communication technology service in the Ministry of Foreign Affairs. The results obtained are factors that affect user satisfaction of information and communication technology services in the Ministry of Foreign Affairs is information technology IT product. IT product has positive relationship with other factors, namely information technology IT support and information technology IT reliability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2018
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Sekar Djati
"Kondisi lingkungan internal suatu organisasi tidak terlepas dari intcraksi komunikasi para pegawainya. Adanya hubungan antar pegawai secara vertikal dan horizontal di dalam organisasi pada akhimya menciptakan suatu iklim, yaitu: iklim komunikasi organisasi.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kondisi internal suatu organisasi perlu kiranya disimak bagaimana kinerja organisasi dan sistemnya. khususnya yang berkaitan dengan iklim komunikasi dan kepuasan kerja para pegawai. Adapun kepuasan dan ketidakpuasan pegawai tergantung beberapa faktor motivasi, salah satu faktor yang harus dipikirkan adalah harapan dan kebutuhan pribadi tiap-tiap pegawai.
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah ingin mengetahui mengenai kepuasan kerja pada karyawan yang bekerja pada lingkungan lembaga pemerintah. Dalam hal ini penelitian dilakukan di Media Center Lembaga Informasi Nasional. Apakah kondisi di lingkungan tersebut berhubungan dengan kepuasan kerja atau tidak?
Kerangka pemikiran yang dipergunakan adalah mengenai iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja. Iklim komunikasi meliputi dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, keterbukaan, kepercayaan, dan lujuan kinerja tinggi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menekankan pada tipe penelitian deskriptif, yaitu menjabarkan bagaimana iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja Staf di Media Center Lembaga Informasi Nasional. Dalam penelitian ini data yang diperoleh dilakukan melalui wawancara pada enam narasumber yaitu lima orang Staf dan seorang Kepala Media Center Lembaga Informasi Nasional.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa para Staf Media Center yang memiliki masa tugas lebih lama tampaknya tidak lagi memiliki kepuasan kerja di kantornya. Hal ini dikarenakan adanya kecenderungan bahwa yang bekerja lebih lama belum mendapatkan apa yang diharapkannya. Terutama yang berkaitan dengan imbalan, penghargaan dan kesejahteraan serta yang sudah lama berkarir, mereka biasanya berharap memperoleh posisi jabatan struktural, namun harapannya tidak terpenuhi.
Dari hasil penelitian juga diketahui bahwa Staf yang kerjanya belum sampai 10 tahun, tampak memiliki pemikiran yang positif dan lebih terbuka dalam mengungkapkan sesuatu yang menjadi beban pekerjaannya. Sehingga pihak atasan selalu merespon dan informasi yang berkaitan dengan potensi kerja selalu tergali. Mereka mampu membuktikan mendapat kepercayaan dan dukungan dari atasan dan mampu mencapai prestasi tinggi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22002
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarah
"Analisis perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
merupakan suatu cara untuk mengetahui kondisi perkembangan TIK dan
faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi TIK di berbagai bidang. Pada tugas
akhir ini akan dicari faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi perkembangan
TIK pada bidang rumah tangga, pendidikan, dan bisnis di Jakarta Selatan.
Pada awal analisis, dilakukan analisis cluster berdasarkan sejumlah variabel
pada availability of infrastructure to use ICTs. Dan analisis regresi logistik
dilakukan untuk menyelidiki faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
TIK di tiap-tiap bidang, dan diperoleh faktor yang mempengaruhi
perkembangan TIK di bidang rumah tangga adalah jumlah pendapatan, di
bidang pendidikan adalah uang bangunan, sedangkan di bidang bisnis
adalah jumlah infrastruktur TIK. Dan terakhir, dilakukan penggambaran
kondisi perkembangan TIK di tiap-tiap kecamatan di Jakarta Selatan
berdasarkan tiap-tiap bidang dengan menggunakan metode Geographic
Information Systems (GIS).
"
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S27710
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sari
"Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keinginan remaja dalam membeli produk kosmetika "PUTERI". Penelitian dilakukan di wilayah Jakarta Timur. Penelitian tentang sikap dan keinginan dalam konteks perilaku membeli produk ini didasarkan pada teori-teori penerimaan dan pemrosesan pesan, teori Komunikasi Pemasaran, dan teori Perilaku Konsumen: proses pembelian.
Penelitian dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survey. Populasi penelitian adalah remaja putri usia 15-21 tahun, sampling dilakukan secara sistematik random yang didahului pengklasteran berdasarkan wilayah. Data digali menggunakan kuesioner yang disusun berdasarkan Skala keinginan membeli. Kemudian uji statistik menggunakan faktor analisis dan regresi.
Hasil uji statistik faktor analisis menunjukkan bahwa dari sepuluh variabel, tereduksi menjadi 4 faktor yang dominan (surrogate variable). Pada uji kekuatan hubungan antara variabel independent (Harga, tempat, jenis dan uang), dengan variabel dependen (keinginan membeli) didapatkan r pearson's sebesar 0,964. Uji regresi menunjukkan diantara variabel independen, yang paling besar pengaruhnya terhadap variabel dependent, adalah variabel harga produk. Kesimpulannya, faktor yang mempengaruhi keinginan membeli adalah faktor harga.
Kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Mustika Ratu antara lain, melalui media massa, kerjasama dan sponsorship, serta mengadakan event-event khusus. Strategi komunikasi pemasaran yang sebaiknya diterapkan oleh Mustika Ratu, sesuai dengan kondisi obyektif yang ada, dengan menggunakan bauran pemasaran (marketing mix), dengan mengaplikasikan beberapa atau seluruh elemen strategi komunikasi pemasaran, yang meliputi pemilihan pasar, perencanaan produk, penetapan harga, sistem distribusi, dan promosi."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T8018
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Setiawati
"Studi kasus ini penulis lakukan terhadap satu-satunya Taman Rekreasi Laut/pantai yang ada di Jakarta. Pada saat krisis ekonomi melanda Indonesia pada 1997, maka taman Taman Rekreasi Jaya Ancol ini tidak terkecuali mengalami imbasnya. Akibat dari ini, maka Taman Rekreasi ini mengalami penurunan jumlah pengunjungnya, walaupun upaya untuk meningkatkan jumlah pengunjung telah dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui promosi media, namun hasilnya masih jauh dari apa yang diharapkan. Tidak itu saja, manajemen Taman Rekreasi Jaya Ancol juga mencoba menggerakkan para peminat dari segala umur, pendidikan dan kawasan.
Dilihat dari pokok permasalahannya, disamping karena imbas krisis ekonomi, Taman Impian Jaya Ancol juga terlalu banyak yang ingin ditangani, sementara daya dukung dana masih terbatas. Sementara itu Strategi Komunikasi Pemasarannya kurang atau sama sekali belum terintegrasi, sehingga ada kecenderungan manajemen TIJA hanya mengkonsentrasikan atau percaya kepada satu kekuatan medium saja. Dalam promosi pemasarannya, kurang memperhatikan inovasi-inovasi dalam teknik-teknik komunikasi pemasaran terpadu, kemudian juga promosi melalui pelayanan marketing Public Relations hampir sama sekali tidak disentuh.
Dalam membahas hasil penelitian ini, penulis menggunakan alat analisisnya yang dituangkan sebagian besar dalam kerangka pikir dan memanfaatkan beberapa konsep dan teori yang berkaitan langsung dengan komunikasi pemasaran, antara lain penulis meminjam kerangka pikir dari Schultz cs tentang komunikasi pemasaran terpadu, sementara komunikasi pemasarannya sendiri menggunakan karya dari Cohen yang menggunakan konsep SOSTAC Untuk memahami ini semua, karena studi ini bobotnya lebih kepada manajemen komunikasi, maka pemahaman tentang proses komunikasi pemasaran juga merupakan awal dari semua analisis yang dilakukan dengan meminjam kerangka konsep atau model komunikasinya Lasswell yang diaplikasikan ke dalam proses komunikasi pemasaran sampai kepada bagaimana -pecan yang efektif itu hares disusun. Teori-teori lain yang mendukung kerangka pikir ini penulis juga pergunakan antara lain yang berkaitan dengan pemasaran (seperti dari Stanton, Mowen dan dan Henry Assel tentang consumer behavior dan marketing action). Sementara yang berkaitan dengan manajemen pemasaran penulis iebih banyak meminjam dari pemikirannya Kotler. Karena tesis ini bicara tentang perencanaan, maka teori perencanaan dari Alan Hankock, terutama dari John Middleton dan Stephen Robins. Teori-teori motivasi dan media exposure juga disinggung.
Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metnda yang biasa dilakukan dalam penelitian social. Sifatnya kuantitatif, namun analisisnya penulis tempuh dengan Cara deskriptif. Tanpa menggunakan pembuktian suatu hipotesis tertentu dan pula tidak menggunakan analisis statistik. Disinilah letak dari kelemahan penelitian ini, karena baru disadari kemudian bahwa dalam penentuan populasi dan sampelnya kurang memperhatikan unsur-unsur kelompok di antara para pengunjung.
Sebagai akhir dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ternyata para peminat untuk berekreasi adalah kelompok usia muda, dan umumnya prang Indonesia mempunyai budaya untuk berekreasi sebagai bagian dari kebutuhan hidupnya. Kendala utamanya adalah rendahnya penghasilan hidup rata-rata perbulannya. Motivasi ke Ancol sebagian besar karena butuh rekreasi pada hari-hari besar/libur. Sementara TIJA perlu mengoptimalkan promosi pemasarannya melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu, marketing public relations dan perlu suatu perencanaan yang lebih matang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10804
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Ayu My Lestari
"Penerapan komunikasi SBAR perawat diruangan saat serah terima belum optimal, kurang lengkapnya informasi saat operan dapat menyebabkan terjadinya miskomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dalam menerapkan komunikasi SBAR saat serah terima diruangan. Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap 161 responden dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara usia (p-value 0,006), lama kerja (p-value< 0,037), sikap (p-value 0,002) dan lingkungan fisik (p-value 0,007) terhadap penerapan komunikasi SBAR diruangan. Kesimpulan penelitian adalah terdapat hubungan faktor usia, lama kerja, sikap, dan lingkungan fisik dengan penerapan komunikasi SBAR. Tidak terdapat hubungan antara faktor tingkat pendidikan dan dukungan pepimpin dengan penerapan komunikasi SBAR. Sikap positif perawat merupakan faktor yang paling dominan dan paling berkontribusi dalam menerapkan komunikasi SBAR yang efektif (OR 2,916). Penelitian ini merekomendasikan pelaksanaan sosialisasi rutin mengenai format SBAR, peningkatan pengawasan dan supervisi ketua tim atau kepala ruangan terhadap perawat pelaksana saat serah terima pasien. Manajemen rumah sakit juga dapat memberikan reward atau penghargaan bagi perawat yang memiliki sikap positif terhadap penerapan komunikasi SBAR. Tersedianya format SBAR yang memadai sehingga mengurangi hambatan dalam pelaksanaan komunikasi.

The application of SBAR communication for nurses during handover is not optimal, incomplete information during passes can cause miscommunication. This study aims to determine the factors that influence nurses in implementing SBAR communication during handover. This cross-sectional study was conducted on 161 respondents with a sampling technique using purposive sampling. The results of the analysis showed that there was a significant relationship between age (p-value 0.006), length of work (p-value 0.037), attitude (p-value 0.002) and physical environment (p-value 0.007) to the application of SBAR communication. The conclusion of the study is that there is a relationship between age, length of work, attitude, and physical environment with the application of SBAR communication. There is no relationship between education level and leadership support factors and the application of SBAR communication. The nurse's positive attitude is the most dominant and most contributing factor in implementing effective SBAR communication (OR 2.916). This study recommends the implementation of routine socialization regarding the SBAR format, increased supervision and supervision of the team leader or head of the room to the implementing nurse during patient handover. Hospital management can also provide rewards or rewards for nurses who have a positive attitude towards the implementation of SBAR communication. The availability of an adequate SBAR format so as to reduce obstacles in the implementation of communication."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Purwanto
"Penelitian ini berangkat dari masalah yang dihadapi oleh Badan Keluarga Berencana Nasional yaitu cukup banyak wanita kawin (Pasangan Usia Subur) usia 15-45 tahun yang belum bersedia dan tidak menggunakan alat kontrasepsi untuk pengaturan kelahiran.
Keikutsertaan wanita kawin untuk mengikuti KB (menggunakan alat kontrasepsi) dikarenakan mereka mengetahui ada program KB (yang sebelumnya tidak ada) dan adanya tindakan (menerima/meniru atau menolak). Faktor-faktor tersebut berhubungan erat dengan aspek komunikasi, baik komunikasi melalui media massa, maupun komunikasi non media massa seperti komunikasi intra pribadi, antar pribadi dan komunikasi kelompok, serta faktor diluar unsur komunikasi (demografi) seperti umur, jumlah anak hidup dan pendidikan.
Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dan pengaruh faktor pengetahuan, persepsi, sikap dan faktor demografi serta untuk mengetahui perbedaan pengaruh (faktor penentu) antara komunikasi media massa dengan faktor komunikasi non media massa terhadap keikutsertaan wanita kawin dalam Keluarga Berencana.
Menurut Rogers dan Svenning (1969) bahwa komunikasi merupakan suatu aspek penting dalam perubahan sosial, dan bahkan komunikasi merupakan kunci dari perubahan itu sendiri. Peran media massa sangat dominan pada tahap awal untuk menumbuhkan `awarness' terhadap suatu inovasi ham. Untuk mencapai tahap pengenalan yang lebih dalam terhadap KB dan bahkan sampai pada tindakan mengadopsi KB, maka peran komunikasi intra, antar pribadi maupun kelompok sangat penting. Komunikasi intra personal, seseorang melakukan adaptasi biologik yaitu belajar mengenai aspek fisik dan biologik dalam lingkungan (Miler,1966).
Komunikasi antar pribadi lebih merupakan proses `kebersamaan' karena keberhasilan tergantung pada ada tidaknya pengertian bersama (Rogers dan Kincaid, 1995). Sedangkan untuk mcncapai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti berbagi informasi, pemeliharaan atau pemecahan masalah, dan untuk menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat maka komunikasi kelompok sangat berperan (Michael Burgoon dan Michael Ruffner, 1990).
Faktor non komunikasi (pendidikan dan pengetahuan inovasi) mempunyai pengaruh terhadap keikutsertaan dalam KB dan menentukan kemampuan seseorang untuk dapat memperhitungkan untung ruginva mengadopsi suatu inovasi (Rogers, 1976).
Penelitian ini menggunakan data sekunder hasil penelitian SDKI tahun 1994 yang dilakukan di 27 propinsi di Indonesia. Responden penelitian ini adalah wanita kawin usia 15-49 tahun dengan jumiah sampel penelitian sebesar 28,168 responden. Pengolahan data menggunakan SPSS Window, dan teknik analisis data menggunakan Analisis Diskriminan, yaitu untuk mengetahui secara sekaligus variabel independen atau diskriminator yang paling berperan menentukan variabel dependen atau kreterionnya. Terdapat 10 variabel independen. Hasil analisis diskriminan terhadap 10 variabel indpenden tersebut diatas menunjukan:
1. Lima variabel dari 10 variabel independen mempunyai tingkat signifikasi (< 0,05) dengan keikutsertaan keluarga berencana. Variabel tersebut adalah jumlah anak lahir hidup, pengalaman KB (PENGKB), pengetahuan KB (PENGETKB), komunikasi kelompok (KOMKEL), dan variabel wilayah/geografis (Jawa Bali dan Luar Jawa Bali).
2. Dilihat dari derajat hubungan dengan fungsi diskriminan, hanya variabel `Pengalaman KB (KOMKEL) yang mempunyai hubungan/korelasi 'sangat kuat' atau `sangat tinggi' (r = 0.98). Variabel jumlah anak hidup (CEB), komunikasi kelompok (KOMKEL) dan pengetahuan KB (PENGETKB) mempunyai korelasi yang `cukup' (r = 0.41 -- 0.70), Sedangkan variabel 'wilayah' korelasinya hampir tidak ada yaitu r = < 0.20.
3. Tampak jelas perbedaan pengaruh antara wilayah Jawa Bali dan Luar Jawa Bali (variabel wilayah sebagai variabel kontrol), dimana variabel pengalaman KB (PENGKB) lebih dominan-perannya di Jawa Bali, sedangkan variabel CEB, pengetahuan KB (PENGETKB) dan komunikasi kelompok (KOMKEL) lebih dominan pengarunya di wilayah Luar Jawa Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Dyah Arumsari
"Informasi yang disampaikan untuk khalayak internal dalam hal ini pegawai dari suatu perusahaan menjadi salah satu bagian dari kegiatan Public Relations. Keberhasilan dari penyampaian informasi ini sangat tergantung dari materi yang disampaikan, media dan metode yang digunakan. Sehingga setiap perusahaan akan terus berupaya untuk dapat menciptakan komunikasi yang efektif dalam penyebaran informasi kepada seluruh pegawai.
Aspek keingintahuan dari pegawai terhadap segala macam informasi yang berkembang di perusahaan menjadi hal yang sangat lumrah di suatu perusahaan, aspek kecepatan dan ketepatan menjadi dasar dari penerimaan informasi oleh setipa pegawai. Kebutuhan informasi akan dicari oleh pegawai melalui media yang disediakan oleh perusahaan tersebut, dengan melihat materi yang disampaikan, serta metode penyampaian informasi tersebut.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai sejauhmana peran komunikasi internal untuk menciptakan ikim komunikasi dua arah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui materi keberadaan media komunikasi internal, mengetahui sampai sejauhmana frekuensi mencari informasi melalui media tersebut, mengetahui tingkat efektif dari penggunaan media dan metode dalam penyampaian informasi. Sementara itu kerangka teori yang digunakan adalah teori-teori komunikasi, termasuk komunikasi organisasi, terpaan media massa dan rangkaian kegiatan serta strategi public relations.
Penelitian ini dilakukan dengan memakai pendekatan kuantitaif dan dilaksanakan dengan metode survey, sedangkan populasi penelitian adalah pegawai Telkom di wilayah Divisi Regional V Jawa Timur, yang ditarik sebagai sampel sebanyak 351 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis deskriptif dan crosstab sebagai dasar pembuatan analisa 1 kesimpulan, yang diperoleh dari perhitungan jawaban kuesioner dan studi pustaka.
Dan hasil penelitian, ternyata secara umum komunikasi internal yang dilakukan oleh Public Relations Divisi Regional V Jawa Timur telah mampu memenuhi iklim terciptanya komunikasi dua arah. Hampir seluruh pegawai telah mengetahui, memahami, dan memilih serta memanfaatkan keberadaan media komunikasi internal, sebagai sumber informasi.
Survey menunjukkan bahwa untuk frekuensi pencarian informasi, pegawai menunjukkan rata-rata sering mencari informasi melalui media komunikasi internal yang ada. Pada Media yang dianggap efektif untuk penyampaian informasi secara umum adalah dengan tatap muka, baik itu melalui cara Coffee Morning, Sharing 1 Pertemuan yang tidak formal ataupun kunjungan kerja langsung dari Top Manajemen ke unit-unit kerja di lapangan.
Sedangkan bila informasi yang berisi kebijakan perusahaan yang strategis, pegawai memilih tatap muka dengan rata-rata di atas dari setengahnya {limapuluh persen). Adapun informasi yang berisi produk dan layanan operasional cenderung menunjukkan pegawai menginginkan informasi itu disebar dengan menggunakan metode melalui perantara atau media, dalam hal ini melalui Web-In.
Terpaan media kepada khalayak internal pada penelitian ini, sudah dinilai sangat positif, dalam arti responden sudah merasakan keberadaan media komunikasi internal sebagai sumber dalam perolehan informasi. Sedangkan Rekomendasi yang disampaikan, perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai efektivitas komunikasi internal dengan melihat perbandingan pada perusahaan-perusahaan lain yang dapat dikaitkan dengan teori dari ilmu komunikasi. Hal ini dapat memberikan masukan kepada manajemen dari suatu perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya untuk menyampaikan informasi kepada khalayak internal atau pegawainya secara tepat dan efektif.

Information submitted for internal community in this respect is employees of certain company, becomes a part of Public Relation function. Success of information dissemination is very much depended on the material to be disseminated, media and method used for such purpose. Therefore every company shall continuously put effort to create effective communication in information dissemination to all employees.
Employee?s willingness to know every news and current information which occurs in the company is a usual tendency in a company. Speed and accurate aspect become a basis for employees in accepting and understanding any information passed onto them. Information needs of employees shall be sought by such employees through media which is provided by the company by considering the informed material and method in passing such information to the related employees.
Base on the above mentioned paradigm, therefore the writer is attracted to conduct observation concerning how far the internal communication system role in creating two ways communication. This observation has intention to find out and realize the internal communication media existence, to find out how far the frequency in seeking information through such media facilities, to find out effectiveness and efficiency of such media facilities existence in disseminating information. Meanwhile the theories used which underlining this study is communication theories including organizational behavior communication, mass media practice and series of activity of public relations.
This observation is conducted by using quantitative approach with survey method meanwhile observation population is Telkom employees of Regional V Division of East Java and has used 351 respondents for intention of this study. To reach study objective descriptive analysis is used as well as crosstab as a basis for making analysis or conclusion gained from questioner calculation and glossary observation.
From the study result, in is found that generally internal communication conducted by Public Relations of Regional V Division of East Java has been capable to meet and satisfy two ways communication system. Almost all of employees understand, realize and choose to use such internal media facilities as source of information.
Survey shows that in respect of frequency of seeking information, the employee?s shows that averagely the employees often seeking information through available internal communication. Media which is deemed as effective to pass information generally is through face to face information transfer whether through Coffee Morning, Sharing I informal Meeting or direct visitation from Top Management to working units.
Meanwhile for information which contains strategic company policies, the employees chose to prefer face to face system with attendant rate is more than half (fifty percent). Meanwhile information which contains product and operational services tends to show that employees want the information is disseminated through facilitator or media in this case id through Web-In.
Media utilization for internal purpose is deemed very positive in the meaning that respondents have felt and tasted the internal media facility as a source in getting information. Meanwhile as for recommendation to be given by this study is further observations concerning internal communication activities needs to be undertaken by considering and comparing with other companies which can be approached by communication theories. This can give inputs to management of the Company to be able to conduct it's functions in disseminating information to the internal community or any of company employees effectively and precisely.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21519
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdur Rahman Irsyadi
"Perubahan kebijakan pemerintah di bidang BUMN sebagai konsekuensi dari perkembangan global ternyata membawa dampak yang cukup kuat terhadap kondisi internal perusahaan, yaitu yang menyangkut iklim komunikasi dan gaya kepemimpinan. Variabel-variabel itu sangat berkaitan dengan kepuasan komunikasi karyawan perusahaan.
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Huhungan iklim Komunikasi (Birokratis) dan Gaya Kepemimpinan Paternalistik dengan Kepuasan Komunikasi Karyawan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan iklim komunikasi (birokratis) dan gaya kepemimpinan paternalistik dengan kepuasan komunikasi karyawan PT Sarinah (Persero). Beberapa teori yang dipergunakan untuk membahas hal tersebut, seperti teori iklim komunikasi (Kreps, Tagiuri, Dennnis, dan Redding) dan teori gaya kepemimpinan (latter, Bass dan Avilio, Curtis, dan Sondang), pada dasarnya menyatakan bahwa iklim komunikasi yang kondusif di dalam perusahaan dan penggunaan gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan perusahaan memberikan dorongan yang kuat ke arah pembentukan karakter perusahaan yang berkinerja tinggi.
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan dilaksanakan dengan metode survei Dengan populasi karyawan Kantor Pusat perusahaan tersebut diambil sejumlah sample sebagai sumber penggalian data. Sebanyak 105 responden. Untuk mencapai tujuan penelitian digunakan analisis Korelasi Product Moment dan uji signifikasi statistik dengan menggunakan SPSS 10.00.
Dari hasil uji statistik menunjukkan bahwa baik iklim komunikasi (birokratis)' dan gaya kepemimpinan paternalistik secara bersama-sama memiliki hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,006 lebih kecil dari 0,05. Sementara itu gaya kepemimpinan paternalistik mempunyai hubungan lebih kuat dengan nilai R Korelasi Product, Moment sebesar 0,853 dibandingkan dengan nilai R Korelasi Product Moment iklim komunikasi (birokratis) sebesar 0,774 dengan kepuasan komunikasi karyawan di perusahaan tersebut. Namun demikian penelitian ini terdapat kelemahan karena hanya dilakukan secara one shot terhadap responden serta diperlukan observasi lebih lama dengan disertai wawancara mendalam."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T10702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>