Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 199036 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Anggraini
"Masih rendahnya disiplin kerja perawat di rumah sakit rnerupakan suatu indikator masih kurang kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat. Keberhasilan rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai dengan meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dominan mempengaruhi mutu rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu aspek kekuatan SDM itu dapat tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempunyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
Peningkatan disiplin kerja perawat dapat dilakukan melalui berbagai upaya diantaranya dengan meningkatkan kepuasan remunerasi, dan pola gaya kepemimpinan hal ini juga disesuaikan dengan karakteristik individu dari perawat. Demikian halnya yang dilakukan oleh Rumah Sakit Dr. Moh. Hoesin Palembang untuk meningkatkan disiplin kerja perawat PNS.
Disain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat PNS di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berjumlah S4 orang dari 540 orang perawat yang menjadi populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan variabel karakteristik individu yang signifikan adalah umur, pendidikan, dan lama kerja perawat PNS memiliki hubungan dengan tingkat kedisiplinan perawat PNS di RSMH Palembang, kemudian variabel gaya kepemimpinan demokratis serta persepsi kepuasan remunerasi Perawat PNS. Hal ini terlihat dari nilai signifikansi variabel pada analisis bivariat yang lebih kecil dari alpha 5%. Hasil penelitian ini teruji pada tingkat keyakinan 95% dengan alha 5%.
Dampak dari penelitian ini adalah adanya informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan untuk RSMH Palembang khususnya bagian manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja perawat sehingga akan meningkalkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

The low of nursing hospital discipline ability is become an indicator of less service nursing quality which accepted by society. Hospital achievement in run marked the function showed by the height of hospital service quality. Dominant factor that influences hospital quality is human resource. One of the strength aspects of this can be found in attitude and behaviors discipline due tue discipline has strong impact towards an organization to pursue success in achieve aim that planned.
Enhancing the discipline of nursing can be done in various things, such as increasing the satisfaction of remuneration, and this matter of leadership style pattern also accustomed with individual characteristics of nurse. However, such the things done by dr. Moh. Hoesin Palembang that to increase nurse discipline work of PNS.
Design of analytical that used is doing survey with quantitative approaching. Sample in this research is some of PNS nurse RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang that number 84 person from 540 nurses which become a population. Data collecting is done with distribute questioners.
The research result shows individual characteristics that have variable significant. For instance age, education, and how long PNS nurse has relationship connection with nurse discipline level at RSNH Palembang, then democratic leadership style variable with satisfaction perception remunerasi nurse PNS. This matter is seen from value signifikansi variable in bivariate analysis smaller than alpha 5%. This result, confidence analytically in level 95% with alha 5%.
Impact of this research is hopefully give useful information existence upon which deliberation to RSMH Palembang, especially management part to increase quality of the discipline of nurse, thus will increase well-being service quality for society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T21090
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Anggraini
"Masih rcndahnya disiplin kerja perawat di rumah sakit merupakan suatu indikator masih kurang kualitas pelayanan keperawatan yang diterima oleh masyarakat. Keberhasailan rumah sakit dalam mcnjalankan fhngsinya ditamdai dengan meningkatnya mutu pelayanan rumah sakit. Faktor yang dominan mempengaruhi mutu rumah sakit adalah sumber daya manusia. Salah satu aspek kekualan SDM itu dapal tercermin pada sikap dan perilaku disiplin, karena disiplin mempxmyai dampak yang kuat terhadap suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan yang direncanakan.
Peningkatan disiplin kerja perawat dapat dilakukan mclalui berbagai uapayta diantaranya dengan meningkatkan kepuasan remunerasi, dan pola gaya kepemimpinan hal ini juga disesuaikan dengan kazakteristik individu dari perawat. Dcmikian halnya yang dilakukan oleh Rurnah Sakit Dr.Moh.l-loesin Palembang untuk meningkatkan disiplin kerja perawat PNS.
Disain penelitian yang digunakan adalah survey dengan pendekatan kuanlitatiti Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari perawat pns di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang berjumlah 84 orang dari 540 orang perawat yang menjadi populasi. Pengumpulan data dilakukan dcngan menyebarkan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan Variabel Karakteristik individu yang signiflkan adalah umur, pcndidikan, dan Iama kerja perawat PNS memiliki hubungan dengan tingkat kedisiplinan perawat PNS di RSMH Palembang, kemudian variabel gaya kepemimpinan demokratis Sena persepsi kepuasan remunerasi perawat PNS. Hal ini lerlihat dari nilai signifikansi variabel pada analisis bivariat yang lebih kecil dari alpha 5%. Hasil penelitian ini teruji pada tingkat keyakjnan 95% dengan alha 5%.
Dampak dari pcnelitian ini adalah adanya informasi yang berguna sebagai bahan pertimbangan untuk RSMH Palembang khususnya bagian manajemen keperawatan untuk meningkatkan kualitas disiplin kerja pcrawat sehingga akan mcningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

The low of nursing hospital discipline ability is become an indicator of less service nursing quality which accepted by society. Hospital achievement in run marked the function showed by the height of hospital service quality. Dominant factor that influences hospital quality is human resource. One of the strength aspects of this can be found in attitude and behaviors discipline due tue discipline has strong impact towards an organization to pursue success in achieve aim that planned.
Enhancing the discipline of nursing can be done in various things, such as increasing the satisfaction of remuneration, and this matter of leadership Style pattern also accustomed with individual characteristics of nurse. However, such the things done by dr. Moh. Hoesin Palembang that to increase nurse discipline work of PNS.
Design of analytical that used is doing survey with quantitative approaching. Sample in this research is some of PNS nurse RSIIP dr. Mohammad Iloesin Palembang that number 84 person from 540 nurses which become a population. Data collecting is done with distribute questioners.
The research result shows individual characteristics that have variable significant. For instance age, education, and how long PNS nurse has relationship connection with nurse discipline level at RSMH Palembang, then democratic leadership style variable with satisfaction perception remunerasi nurse pns. This matter is seen from value signifikansi variable in bivariate analysis smaller than alpha 5%. This result, confidence analytically in level 95% with alha 5%.
Impact of this research is hopefully give useful information existence upon which deliberation to RSMH Palembang, especially management part to increase quality ofthe discipline of nurse, thus will increase well-being service quality for society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T34304
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asnidar
"Intensive Care Unit ICU merupakan area tersendiri dan mempunyai stressor yang dapat menyebabkan masalah psikologis baik pada klien, bahkan juga pada keluarga klien. Sehingga membutuhkan kemampuan bertahan resiliensi dan social support yang memadai dari pelayanan kesehatan setempat, khususnya caring perawat. Penelitian dilakukan untuk melihat hubungan persepsi perilaku caring perawat yang diterima keluarga klien di ICU terhadap resiliensi keluarga. Metode Penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional pada 37 keluarga klien di ICU RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Hasil uji korelasi Pearson didapatkan nilai r = 0,504 dengan p value < 0,05 sehingga mengartikan adanya hubungan yang bermakna antara persepsi keluarga klien tentang perilaku caring perawat terhadap resiliensi keluarga. Hasil penelitian menyarankan pihak rumah sakit untuk memaksimalkan peningkatan mutu terutama perawat sebagai orang yang pertama dan sering berhubungan dengan klien dan keluarga.

ICU is a specialized unit in hospital that having a spesific stressor which is psychological problem that perceived by clients and the family member. Therefore, they need a resillence ability and social support from nurses. This study examined the correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. The design of this study using correlational descriptive with cross sectional approach. This participants of this study consisted of 37 client's families in ICU RSUP Mohammad Hoesin Palembang. The data has been collected by a questionnaire. Pearson were used for analyzes data and result shows r 0,504, p value 0,05 which indicates a correlation between perception of nurse's caring behaviour accepted by client's family member in ICU to family resilience. Recommendation for hospital is to increase the quality of nursing care as a primary indicator of hospital quality service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S67378
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarti Oktasia
"Depkes RI (1997) memperkirakan terdapat 1.000.000 ibu yang mengalami komplikasi obstetri setiap tahunnya, dan menyebahkan sekitar 20.000 terjadinya kematian ibu.
Komplikasi obstetri dapat terjadi pada masa hamil, persalinan dan nifas. Masa nifas merupakan masa kritis, baik bagi ibu maupun bayi. Penyebab terjadinya komplikasi obstetri pada masa nifas ini antara lain karena perdarahan, infeksi dan eklampsia. Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya perdarahan masa nifas, salah satunya adalah retensio plasenta.
Retensio plasenta adalah tertahan atau belum lahirya plasenta dalam waktu 30 menit setelah kelahiran bayi (Manuaba, 1998). Penyebab dan faktor predisposisi terjadinya retensio plasenta antara lain karena atonia uteri, adanya bekas jaringan parut pada dinding rahim dan penanganan yang salah pada kala III. Hal ini berkaitan erat dengan anemia, paritas dan penolong persalinan. Terdapat kecenderungan peningkatan jumlah kasus perdarahan masa nifas setiap tahunnya di RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang, dari 15 kasus pada tahun 1999 sampai 76 kasus pada tahun 2001 dengan penyebab terbanyak adalah retensio plasenta (70 kasus) dan belum diketahuinya atau belum ada penelitian tentang retensio plasenta di RS ini . Oleh karena itu diadakannya penelitian tentang hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan kejadian retensio plasenta di rumah sakit ini.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia, paritas dan penolong persalinan dengan retensio plasenta di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 1999-2001.
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif cross-sectional, dengan metode pengumpulan data secara kuantitatif yang menggunakan data sekunder (catatan medik). Sampel penelitian ini berjumlah 150 ibu dengan kasus rujukan yang mengalami komplikasi masa nifas (perdarahan, infeksi dan eklampsia).
Hasil penelitian menunjukkan estimasi proporsi kejadian retensio plasenta adalah 46,7% dari keseluruhan besar sampel. Ada hubungan antara anemia (OR = 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), paritas (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 - 1,15) dan penolong persalinan (OR = 2,84; 95% CI = 2,24 - 2,90) dengan kejadian retensio plasenta.
Disarankan agar wanita hamil mengkonsumsi tablet besi, diadakannya penyebarluasan KIE kepada masyarakat oleh tenaga pemberi pelayanan kesehatan tentang manfaat tablet besi dan bahaya dari anemia, pemilihan tempat dan jenis penolong persalinan, diadakannya pelatihan dan pendidikan berkelanjutan bagi bidan/perawat bidan serta pembinaan/supervisi kepada tenaga penolong persalinan.
Daftar bacaan : 55 (1977-2001)

The Relationship Between Anemia, Parity and Birth Attendant with to Evidence Placenta Retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001Indonesia Health Department (1997) estimate 1.000.000 mothers who had obstetric complication every year, and caused about 20.000 death mother.
Obstetric complication could happen on pregnancy, labor and post partum. Post partum is the critical phase for mother and the baby. The etiology of obstetrics complication on post partum are follows : bleeding, infection, and eclampsia. There are many factors which caused post partum bleeding, one of this factors is placenta retention.
Placenta retention is stand or not already horn of placenta in 30 minutes after baby born (Manuaba, 1998). Causes and predisposing factor of placenta retention are uterine atony and the wrong management of the third stage of delivery .That are related with anemia, parity and birth attendants. Bleeding cases trend to be increases every year in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital, from 15 cases in 1999 up to 76 cases in 2001 which the mostly caused is placenta retention (70 cases) and unknown. Research about placenta retention in this hospital has never been studied. The study must be done about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in this hospital.
The aim of this study is to get information about relationship between anemia, parity and birth attendant with to evidence placenta retention in dr. Mohammad Hoesin Palembang General Hospital Year 1999-2001.
This study was descriptive study with cross sectional design. Data collection method quantitatively which used secondary data (medical record). Total sample was 150 mothers who had post partum complication (bleeding, infection, and eclampsia).
The result of study show that mother proportion with retention placenta 46,7% from all sample size. There are relationship between anemia (OR= 6,88; 95% CI : 5,00 - 8,75), parity (OR = 0,49; 95% CI : 0,17 -1,15) and birth attendant (OR = 2,84; 95% CI : 2,24 -2,90).
It is recommended for pregnancy women to consumed iron, disseminated KIE to the community, by the health provider, iron purpose and iron deficiency, how to choice of place and delivery provider. It's also necessary the training and to be continued of education development for the midwifery/nurse and establishment/supervision to the delivery provider.
Reference : 55 (1977-2001)"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T5181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitrirachmawati
"Supervisi adalah suatu bentuk pengawasan yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja petugas melalui proses yang sistematis meliputi pemberian motivasi, komunikasi dan bimbingan. Penelitian ini menggunakan desain observasional dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan stratified simple random sampling. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara fungsi supervisi kepala ruangan dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam melakukan SOP identifikasi pasien Hasil penelitian mempergunakan uji Chi Square membuktikan ada hubungan yang bermakna antara motivasi, komunikasi dan bimbingan dengan kepatuhan perawat pelaksana menjalankan SOP identifikasi pasien. (p value < α). Kesimpulan dari penelitian ini, adalah fungsi supervisi kepala ruangan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kepatuhan perawat dalam melakukan identifikasi pasien sesuai dengan SOP.

Supervision is a form supervisory that aim to improve the staf performance through a systematic process in the provision of motivation, communication and guidance. This study used an observational design with cross sectional approach using stratified random sampling. The purpose of this study was to determine the relationship between the function of head room supervision with the compliance of nurses in performing SOP patient identification. The result of this research using Chi Square test to prove there is a significant correlation between motivation, communication and guidance to compliance of nurses in implementating SOP of patient identification (p value < α). The conclusion of this study is that the functions of the supervision of head room have a very important role to improve the nurses complaince in conducting the patient identification based on the SOP."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marta Hendry
"Tesis ini membahas mengenai sejauh mana budaya keselamatan pasien pada residen. Desain penelitian cross sectional dengan analisis mixed method. Subjek penelitian seluruh residen dengan instrumen kuisioner HSOPS. Hasil penelitian menyimpulkan dimensi budaya keselamatan pasien yang paling rendah adalah dimensi respon tidak menghukum terhadap kesalahan (18%). 12 dimensi keselamatan pasien tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin dan tingkat kelas residen (p> 0,05), tetapi sebagian besar dipengaruhi oleh asal departemen.

The tesis focus about the patient safety culture among the resident. This is a cross sectional design research with mix method analysis where all the residen of Medical Faculty of Sriwijaya University as the research subject with HSOPS quesionaire as an instrument. The lowest culture dimension is nonpunitive response to errors (18%). The twelve dimension of patient safety did not influenced by the gender and class level of resident (p>0.05), but majority influenced by the departement catagory"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eddy Susanto
"Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang ada anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan risiko terjadinya Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Keadaan BBLR ini merupakan masalah yang sangat serius didalam penanganannya, oleh karena bayi dengan BBLR disamping berakibat pada cacat fisik maupun mental, serta berakibat tingginya angka kematian neonatal. Sehingga Para ahli menyatakan bahwa proporsi BBLR dapat dipergunakan sebagai prediktor angka kematian neonatal disebabkan oleh BBLR.
Anemia dalam kehamilan bukan merupakan penyebab tunggal terjadinya BBLR, tetapi terdapat variabel lain yang mempunyai hubungan untuk terjadinya BBLR meliputi: jarak kelahiran, umur ibu, paritas, kurang energi kronis pemeriksaan antenatal BB, TB tekanan darah dan sebagainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya hubungan anemia ibu hamil sebagai variabel independen utama dan faktor lain dengan kejadian BBLR sebagai variabel dependen dengan dikontrol oleh variabel independen lainnya meliputi umur, jarak kelahiran, riwayat kehamilan (prematur/abortus), paritas dan pemeriksaan antenatal.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh melalui telaah data selama satu tahun dimulai pada bulan Januari - Desember tahun 2000 pada bagian Rekam Medik RSUP Mohammad Hoesin Palembang. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 6 Maret sampai 4 April tahun 2001.
Desain studi yang dipilih dalam penelitian ini adalah kasus kontrol dengan jumlah sampel sebanyak 503 ibu-ibu yang melahirkan tunggal dan spontan dengan rincian 97 responder lahir dengan BBLR (kasus) dan 291 ibu-ibu yang melahirkan tunggal dan spontan dengan berat bayi lahir normal sebagai kontrol.
Hasil penelitian disajikan secara naratif, deskriptif dan analitik, dan didapatkan data bahwa dari ibu yang melahirkan spontan sebanyak 97 BBLR dan ibu hamil yang terkena anemia sebanyak 392 orang dan 6 orang tidak terdata. Dari hasil analisis bivariat diperoleh adanya hubungan secara statistik antara jarak kelahiran (p = 0,039), anemia (p = 0,014), dan riwayat kehamilan prematur (p = 0,000) dengan BBLR. Pada analisis multivariat terdapat 6 variabel independen yang memenuhi syarat untuk dimasukkan dalam uji regresi logistik ganda (p<0,25), yaitu anemia., jarak kelahiran, riwayat prematur, riwayat abortus, paritas, dan pemeriksaan antenatal sebagai model awal. Hasil analisis regresi logistik ganda dengan metode enter dan setelah dilakukan uji interaksi, mendapatkan adanya variabel dominan yang berhubungan dengan BBLR, yaitu riwayat prematur (p = 0,000; OR = 9,994) setelah dikontrol oleh Anemia/Hb.
Oleh karena riwayat prematur yang paling besar hubungannya terhadap kejadian BBLR, maka perlu ditingkatkannya informasi dalam bentuk KIE melalui program PKMRS MH Palembang kepada Ibu hamil yang berkunjung untuk memeriksakan kehamilannya di Rumah sakit terutama bagi ibu bamil yang pernah mempunyai riwayat prematur mengingat ibu tersebut berpeluang besar (10 kali lipat) untuk melahirkan BBLR pada bayi berikutnya.

Relationship between Anemia in Pregnant Mothers and Other Factors with the Occurrence of Low Birth Weight Infant (LBW) at Public Hospital of Dr. Mohammad Hoesin Palembang Year 2000Based on the theory and the result of previous research, anemia in pregnant mothers could result in LBW. This is serious problem because those babies with low birth weight could increase neonatal mortality rate.
Anemia during pregnancy was not the only cause of LBW. There were other factors related to the occurrence of LBW which include birth space, age of mother, parity, inadequate of body weight, body height as well as blood pressure.
The purpose of this research was to know relationship between anemia in pregnant mothers and other factors which include age of mother, birth space, pregnancy record (premature/abortion), parity and antenatal examination, with the occurrence of LBW.
This research used secondary data which taken by analyzing the data for a year, since January to December 2000 at medical record of Public Hospital of Dr. Mohammad Hoesin Palembang. The research used case control design with 503 samples. Samples were those mothers with single and spontaneous deliveries which consists of 97 respondents which LBW (cases) and 291 respondents with normal birth weight (control).
According to the result of the research it was known that there were 97 cases with LBW, 392 cases with anemia while 6 cases were not recorded. From bivariat analysis it was known that there were significant relationship between birth space (p = 0,039), having anemia (p = 0,014), premature delivery (p = 0,000) with the occurrence of LBW. Based on multiple logistic regression by using enter method and after conducted interaction test, it was known that the most dominant variable to the occurrence of LBW was premature delivery record (p = 0,000; OR = 9,994) after controlled by anemia/Hb level.
In order to succeed the prevention and solving program of anemia in pregnant mothers, it was suggested to intensity KIE program (communication, information and education) to the community especially to pregnant mothers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8433
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patiyus Agustiansyah
"ABSTRAK
Nama : Patiyus Agustiansyah/NPM 1506706023Program Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Analisis dan Implementasi Lean pada Persiapan OperasiKanker Ginekologi di RSUP dr. Mohammad HoesinPalembangIndonesia saat ini memiliki beban kanker ginekologi besar yaitu insidensi,morbiditas dan mortalitasnya. Salah satu penanganan kanker ginekologi adalahpembedahan yang akan membantu kesintasan pasien. Waktu tunggu penjadwalanoperasi kanker ginekologi hendaklah memperhatikan progresifitas kankersehingga waktu tunggu operasinya tidak melebihi 2 minggu. Waktu tungguoperasi menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit.Tujuan penelitian ini adalah,untuk menganalisis waktu tunggu penjadwalan operasi kanker ginekologi diRSUP dr. Moehammad Hoesin Palembang dengan menggunakan prinsip Lean.Hasil penelitian menunjukan penegakan diagnosis selama 43.844 menit dan waktutunggu operasi selama 66.700 menit, dengan menerapkan prinsip lean makapenegakan diagnosis 10.328,5 menit dan waktu tunggu operasi 10.325 menit.Kesimpulan penelitian, pada current state terdapat 26 aktifitas; 12 aktifitas VA value added ratio / VAR waktu 0,46 ; VAR jarak 89,6 dan 14 aktifitas NVA waste pasien dan 4 waste aktifitas petugas. Aliran proses yang menghambat bottle neck terdapat di pendaftaran, di poliklinik, di pemeriksaan penunjang dandi bagian praoperatif waktu tunggu paling lama . Future State memiliki 15aktifitas VA VAR waktu 33 ; VAR jarak 95,8 dengan 8 aktifitas NVA waste aktifitas pasien dan 0 waste aktifitas petugas, dengan waktu tunggudiagnosis 10.328,5 menit sedangkan waktu tunggu penjadwalan operasi 10.325menit. Hasil perbandingan current state dengan future state didapatkanpeningkatan aktifitas value added sebanyak 7,7 dengan penurunan waktutunggu 81,3 dan penurunan jarak tempuh 0,42 . Analisis akar masalahpenyebab waktu tunggu lama penjadwalan operasi kanker ginekologi di RSMHdikarenakan kekurangan SDM registrasi, rekam medis, DPJP dan keterbatasaninfrastruktur CT scan, kamar operasi dan instrumen dan kelemahan mengelolaproses penjadwalan operasi tersebut. Saran peneliti adalah peningkatan kinerjadan penambahan SDM, membuat regulasi untuk memprioritaskan pelayananpasien kanker ginekologi, serta integrasi Sistem Informasi Manajemen RumahSakit di setiap unit pelayanan.Kata Kunci : prinsip lean, value added VA , non value added NVA , waste,waktu tunggu penegakan diagnosis, waktu tunggu operasi, kanker ginekologi

ABSTRACT
Name Patiyus Agustiansyah NPM 1506706023Program Studi Hospital Administration StudyTitle Lean Analysis and Implementation of Gynecology CancerOperative Scheduling in General Hospital dr. MohammadHoesin RSMH PalembangIndonesia currently has gynecologic cancer burden in the incidence, morbidityand mortality. One of gynecological cancer treatment is surgery which will helpthe survival rate of patients. The waiting time of gynecological cancer surgeryscheduling should bu focused to cancer progression so the waiting time should notexceed 2 weeks. The waiting time operation illustrates the quality of hospitalservices.The purpose of this study was to analyze the waiting time of gynecologiccancer surgery scheduling in RSMH by using the principles of Lean. The resultsshowed that establishing diagnosed need 43,844 minutes and the waiting timeoperation was 66,700 minutes. By applying Lean then the diagnosis establishing10,328.5 minutes, and operations waiting times 10,325 minutes. The studyconclusion showing for 26 activities of current state with 12 VA activities VARtime 0.46 VAR range for 89.6 and 14 NVA activities with 14 patient rsquo swastes activities and 4 employee wastes activities. The process flow whichinhibits bottle neck were lies in the stage of registration, at the outpatient clinic,at the laboratory examination and at the preoperative division the longest waitingtime . The waiting time for diagnosis process were 43.844 minutes, while thewaiting time scheduling of operation process were 66.700 minutes. Future Statehas 15 VA VAR time of 33 VAR range of 95.8 with 8 NVA activities and 8patients waste activity and 0 employee waste activities. The waiting time for adiagnosis process were 10328.5 minutes, while the waiting time for operationscheduling process were 10.325 minutes. The comparison between the currentstate to the future state resulted increasement of the VA activity for 7.7 with areduction in waiting time for 81.3 and mileage decrease of 0.42 . Analysis ofroot problems revealed that the long waiting times for scheduling process ofgynecologic cancer surgery in RSMH were due to lack of human resourcesquantity registration, medical records, doctor in charge and the lack ofinfrastructure CT scan, operating rooms and instruments and managerialweaknesses in managing the process of scheduling the surgery. Researcherssuggest to improve the performance of existing recruitment human resources,make regulations of a priority of gynecologic cancer patients, as well as theintegration of Hospital Management Information System in each unit.Keywords lean principles, values added VA , non value added NVA , waste,value added ratio, waiting time for establishing diagnosis, surgery waiting times,gynecological cancer"
2016
T47272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinambela, A.N. Dahlia
"Pendahuluan: Agitasi merupakan kejadian umum yang dialami pasien di ruang intensif, bersifat fluktuatif, terjadi kapan saja baik siang maupun malam hari sejak hari pertama menjalani perawatan di ruang intensif serta bisa berlanjut pada hari-hari berikutnya. Salah satu intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan agitasi adalah pemberian terapi komplementer berupa terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot terhadap penurunan agitasi pasien di ruang perawatan intensif. Metode: Desain penelitian quasy eksperiment pre post test design with control group. Metode pemilihan sampel yakni consequtive sampling dengan jumlah sebanyak 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi yang memenuhi kriteria inklusi berupa pasien berusia di atas 18 tahun, pasien dengan skala agitasi RASS ≥ 2, memiliki kemampuan mendengar yang baik dan berkomunikasi secara nonverbal (pada pasien terintubasi dapat dengan mengangkat jari, mengedipkan mata, atau menganggukkan kepala) jika ada pertanyaan peneliti pada saat pengumpulan data; GCS ≥ 9; tidak menggunakan sedasi minimal 3 jam sebelum perlakuan dan tidak menggunakan agen penghambat neuromuskuler. Instrumen penelitian dengan menggunakan Richmond Agitation Sedation Scale dalam mengumpulkan data agitasi sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan uji Wilcoxon terdapat perbedaan rerata yang bermakna pada skor agitasi sesaat setelah (p<0,001: α:0,05) dan 3 jam setelah perlakuan (p=0,007: α:0,05). Hasil uji Mann Whitney menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna tingkat agitasi antara kelompok kontrol dan intervensi sesaat setelah dan 3 jam setelah perlakuan (p<0.001; α:0.05). Kesimpulan: Intervensi kombinasi terapi musik relaksasi dan aromaterapi citrus bergamot sebagai bagian dari terapi komplementer dapat digunakan untuk menurunkan agitasi pada pasien di ruang intensif.

Agitation is a common occurrence experienced by patients in intensive care, is fluctuating, occurs at any time of the day or night since the first day of treatment in the intensive care unit and can continue in the following days. One intervention that can be used to reduce agitation is the provision of complementary therapy in the form of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy. Objective: This study aims to identify the effect of relaxation music therapy and bergamot citrus aromatherapy on reducing patient agitation in the intensive care unit. Methods: Quasy experimental research design pre post test design with control group. The sample selection method is consequtive sampling with a total of 50 respondents, divided into control groups and intervention groups who meet the inclusion criteria such as patients over 18 years of age, patients with RASS agitation scale ≥ 2, have good hearing ability and communicate nonverbally (in intubated patients can be by raising a finger, winking, or nodding the head) if there are researcher questions at the time of data collection; GCS ≥ 9; not using sedation at least 3 hours before treatment and not using neuromuscular blocking agents. The research instrument used the Richmond Agitation Sedation Scale in collecting agitation data before and after treatment. Results: Based on the results of bivariate analysis with Wilcoxon test, there is a significant mean difference in agitation score immediately after (p<0.001: α: 0.05) and 3 hours after treatment (p=0.007: α: 0.05). The Mann Whitney test results showed that there was a significant difference in the level of agitation between the control and intervention groups shortly after and 3 hours after treatment (p<0.001; α: 0.05). Conclusion: The combined intervention of relaxation music therapy and citrus bergamot aromatherapy as part of complementary therapy can be used to reduce agitation in patients in the intensive care unit."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chaera Maya Sari
"Kelelahan merupakan gejala yang paling menyusahkan bagi pasien gagal jantung dan dapat memperburuk kondisi pasien gagal jantung. Intervensi yang dapat digunakan untuk menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung yaitu pemberian terapi komplementer dan alternatif. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan kelelahan pada pasien gagal jantung. Desain penelitian quasi eksperiment pretest posttest with control group. Metode pemilihan sampel menggunakan consequtive sampling dengan jumlah 50 responden, dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok intervensi. Fatigue Severity Scale (FSS) digunakan untuk mengumpulkan data (intervensi dilakukan selama 7 malam). Sebelum dan sesudah intervensi, kuesioner diisi oleh semua pasien. Kelompok intervensi diberikan aromaterapi peppermint, sedangkan kelompok kontrol diberikan intervensi standar rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok intervensi terjadi penurunan yang bermakna (p < 0,05: α 0,05) pada skor kelelahan. Terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi. Aromaterapi dengan minyak essensial peppermint dapat menurunkan kelelahan pada pasien gagal jantung, sehingga penggunaan wewangian ini dianjurkan.

Fatigue is the most troublesome symptom for Heart Failure patients and can worsen the condition of heart failure patients. Intervention that can be used to reduce fatigue in Heart Failure patient is complementary and alternative therapy. The purpose of this study was to identified the effect of peppermint aromatherapy on reducing fatigue in Heart Failure patient. Study design was quasi experiment with pretest posttest control group. The sample selection used consequtive sampling method with 50 respondents, divided into intervention and control group. The intervention group was given peppermint aromatherapy, while the control group with standard hospital intervention. The results showed that in the intervention group there was a significant decrease (p < 0.05: α 0.05) in the fatigue score. There was a significant difference between the intervention group and the control group after being given the intervention. Aromatherapy with peppermint essential oil can reduce fatigue in heart failure patients, so the use of this fragrance is recommended."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>