Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41973 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Keliat, Budi Anna
"ABSTRAK
Hubungan perawat - klien yang terapeutik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman untuk memperbaiki emosi klien. Dalam hubungan ini perawat memakai sifat diri sendiri dan teknik pendekatan yang khusus dalam bekerja dengan klien untuk memberi pengertian dan merubah perilaku klien.
Secara umum tujuan hubungan terapeutik ditujukan untuk perkembangan klien : (Stuart dan Sundeen, 1987 h.96).
1. Kesadaran diri, penerimaan diri, dan penghargaan diri yangnmeningkat
2. Pengertian yang jelas tentang indentitas diri, dan integrasindiri ditingkatkan
3. Kemampuan untuk membina hubungan intim, interdependen, pribadi dengan kecakapan menerima dan memberi kasih sayang.
4. Meningkatkan fungsi dan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan pribadi yang realistis."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1991
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wida Kuswida Bhakti
"Keterampilan perawat dalam menjalin hubungan terapeutik perawat klien merupakan kompetensi perawat profesional. Fenomena yang ada di RSU Samsudin, SH Sukabumi berdasarkan hasil pengkajian Kornite Keperawatan terhadap kepuasan kiien didapatkan bahwa 75% klien (n-IOO) menyatakan perawat hanya datang jika dipanggil atau memberikan tindakan. Rumusan masalah penelitiannya adalah belum diketahuinya hubungan karakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi hubungan fcarakteristik perawat dan metoda penugasan asuhan keperawatan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien di RSU Samsudin, SH Sukabumi.
Responden penelitian ini adalah 78 perawat pelaksana dari 10 ruang perawatan penyakit dalam dan bedah serta ruang perawatan anak. Metoda yang digunakan dalam penelitian adalah Cross Sectional. Instrumen penelitian berbentuk fcuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti yang mengacu pada pedoman pelaksanaan hubungan terapeutik perawat klien yang disusun oleh Bagian Keperawatan Jiwa FIKUI. Hasil uji coba instrumen didapatkan nilai reliabilitas pada aipha=0?9738 dan validitas r >0,364.
Hasil analisis univariat didapatkan tingkat pendidikan responden 52,6% lulusan SPK/SPR, selebihnya lulusan Dill Keperawatan. Jenis Kelamin responden yang terbanyak adalah perempuan (80,8%). Responden yang pernah mengikuti pelatihan hubungan terapeutik perawat klien sebesar 14,1%. Pemahaman perawat tentang nilai-nilai yang berhubungan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien rata-rata baik (mean=3,8). Perawat yang bertugas di ruang perawatan yang menggunakan metoda penugasan asuhan keperawatan fungsional sebesar 51,3% dan selebihnya bertugas di ruangan dengan metoda penugasan tim primer, Perawat yang telah melaksanakan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien dengan baik sebanyak 19,2%.
Hasil anafisis didapatkan ada perbedaan skor rata-rata pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien yang signifikan pada variabel tingkat pendidikan, jenis kelamin dan pelatihan. Skor rata-rata perawat lulusan Dili lebih tinggi dari lulusan SPK. Untuk jenis kefamin, skor rata-rata perawat perempuan lebih tinggi dari perawat laki-laki. Adapun berdasarkan pelatihan, perawat yang pernah mengikuti pelatihan skor rata-ratanya lebih tinggi dari yang belum mengikuti pelatihan. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda didapatkan pefatihan dan jenis kelamin berhubungan secara signifikan dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien. Kesimpulan variabel pelatihan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan pelaksanaan fase-fase hubungan terapeutik perawat klien.
Disarankan bag! manajer dalam pelayanan keperawatan untuk mengintensifkan pelatihan bagi seluruh perawat dan peningkatan pendidikan bagi perawat lulusan SPK/SPR. Untuk perawat laki-laki pefatihan ditindaklanjuti dengan bimbingan dan pengarahan yang optimal."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Idawati
"Recent health service should ti-y to grant comprehensive service, in line with technology demand and society interest, clients have resumed to pay attention to profits of hospital providing qualified service, efficient cost and satisfaction to its clients. A hospital, if dose not pay attention to its client?s satisfaction, will diminish its clients and eventually will suffer a financial loss. One of many factors influencing client?s satisfaction is client-nurse communication.
The survey at Karya Bhakti Hospital, Bogor indicated that its clients have felt satisfied, yet they still have complaint on that the communication between nurses and clients in inpatient unit has not been active. In consequence, this research was to prove that there was a relation between nurse-client communication and a level of client?s satisfaction with the nursing service. The used method was descriptive correlation and the data collecting utilized cross sectional. The sample of research was 100 people who were patients of inpatient unit of Karya Bhakti Hospital, Bogor. The research was conducted in June and July 2001. The instrument of this research broke down into three part, namely: first client?s characteristics; second, nurses? communication toward client; and third, client?s satisfaction.
Characteristics of respondent were: age between 15-73 years old of age, mostly women educational level ranging from elementary to university, mostly from new patients who got service at first; and length of caring ranging from 3-12 days. The research was conducted at four inpatient units. The result of communication variable implied that the clients often got empathy, involved in planning and decision making lfl controlled caring process, entrusted and often got detail, systematic and transparent information as well as rewarding as an individu in nurse communication (Confirmation). The result finding at satisfaction level showed that the level of corespondent?s satisfaction was high enough. Their characteristic did not indicate a significant relation with the level of satisfaction There was a significant Connection between nurse-client COflhrfltiflication (confirmation) and client?s satisfaction on detail-systematic information granting (transparency) as well as attitude to appreciate client as an indivìdu (confirmation).
Based on the research, it is recommended that policy makers of the hospital should remain this achievement. And ¡t should be enhanced so the entire staffs of the hospital could run communication well and it could be remained by rewarding to executing nurse whom has carried his/her communication well, emphasizing to all hospital to do so. And they should establish teamwork that handles matter of communication in a hospital and compose a program which focuses on information restructuring such as health education through discharged planning that is adjusted with individual needs.
It is suggested that nurses should carry out nursing care using excellent communication. And create a program that control and facilitate communication program in environment of care. For further research, it is recommended that this result should be base of the following research using more complete method such as experiment equation or by direct-qualitative-interview on factors influencing clients? satisfaction. Due to the fact that this research had analyzed the content of communication, so the further research is recommended to ilivestigate some relations between nurse-client communication techniques and achievement of nursing service quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
T4578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian determinan komunikasi terapeutik perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan di ruang bedah RSCM Jakarta dilaksanakan pada 14-31 Desember 2006
pada 100 perawat. Penelitian deskriptif korelasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang berhubungan (determinan) dengan komunikasi terapeutik perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
memberikan kuesioner kepada responden. Hasil analisis univariat didapatkan 78%
perawat bedah di RSCM menggunakan komunikasi terapeutik perawat dengan baik.
Untuk melihat apakah ada hubungan bermakna dari variabel bebas dan variabel terikat
digunakan uji chi square. Hasil uji chi square bivariat persepsi (p value 0,027), nilai-
nilai (p value 0,01) ada hubungan dengan komunikasi terapeutik perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang bedah RSCM Jakarta. Sedangkan usia
(p value 0,095), budaya (p value 0,346), pengetahuan (p value 0,792), dan lingkungan
(p value 0,693) tidak ada hubungan dengan komunikasi terapeutik perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan di ruang bedah RSCM Jakarta. Perlu dilakukan
penelitian tentang keterampilan komunikasi terapeutik dilihat dari dimensi responsif dan tindakan Serta pola asuh yang diterapkan oleh orang tua dengan kemampuan komunikasi perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5546
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Akbar
"Perilaku kekerasan adalah gejala positif dari skizofrenia yang menjadi penyebab utama klien dirawat. Di RSJ Tampan priode tahun 2011 - 2012 ditemukan 1218 klien yang dirawat kembali dengan diagnosa perilaku kekerasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pelaksanaan askep sesuai standar dengan kemampuan keluarga dan klien yang di rawat diruang MPKP RSJ Tampan. Penelitiaan ini menggunakan desain cross sectional dengan total sampel 45 perawat, 30 klien prilaku kekerasan dan 30 keluarga. Data wawancara digunakan untuk mengkonfirmasi hasil. Responden untuk wawancara 10 orang dari klien dan keluarga klien. Uji analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Pearson Corelation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan dan erat antara penerapan MPKP oleh perawat terhadap tanda, gejala dan kemampuan pasien pada klien perilaku kekerasan. Pemberian asuhan keperawatan yang sesuai standar meningkatkan pelayanan kepada klien dan keluarga.

Violent behavior is the positive symptoms of schizophrenia are a major cause of the client being treated. Handsome RSJ years in the period 2011 - 2012 found that clients were treated back in 1218 with the diagnosis of violent behavior. This study aims to determine the relationship of the implementation of nursing standards in accordance with the ability of families and clients are treated in PNPM RSJ Handsome. This penelitiaan using crosssectional design with a total sample of 45 nurses, 30 clients and 30 family violent behavior. Interview data is used to confirm the results. Respondents to interview 10 people from the client and the client's family. Test analysis used in this study is the Pearson Correlation test. The results showed a significant correlation between the implementation of PNPM and closely by nurses on signs, symptoms and the patient's ability violent behavior on the client. Appropriate nursing care standards improve services to clients and families."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41487
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pudjiati
"Rumah sakit sebagai pemberi jasa pelayanan harus dapat memuaskan masyarakat sebagai pengguna jasa. Kepuasan adalah perbandingan antara harapan klien dengan kenyataan yang diterima oleh klien.
RSU FK-UKI Jakarta dengan BOR tahun 2001 (51%) masih lebih rendah dari BOR tahun 2000 (52%), target BOR Rumah Sakit 60%. Belum tercapainya BOR yang ditargetkan dan hasil pelatihan komunikasi terapeutik yang belum memuaskan (47%), merupakan salah satu indikator ketidakpuasan klien. Kepuasan klien belum pernah dilakukan penelitian di rumah sakit. Selanjutnya penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Tujuan penelitian ini adalah diidentifikasinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien di ruang rawat inap RSU FK-UKI Jakarta.
Metode penelitian adalah deskriptif korelasi dengan desain cross sectional, dan menggunakan 2 kuesioner yaitu kuesioner A untuk mengukur data demografi, pribadi, keluarga, sosial ekonomi, budaya dan berat ringannya penyakit klien dengan isian. Kuesioner B mengukur harapan dan kenyaaan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien pada fase perkenalan/orientasi, kerja dan terminasi dengan isian skala Likert. Uji coba kuesioner B dilakukan pada 30 orang klien yang dirawat inap di RSU FK-UKI Jakarta yang tidak termasuk ke dalam responden penelitian. Untuk menguji validitas dilakukan tehnik korelasi product moment dengan hasil kuesioner tentang harapan r 0,368 - 0,791 dan kenyataan r 0,383 - 0,725 terhadap hubungan terapeutik perawat klien, sedangkan uji reliabilitas dilakukan Alpha Cronbach dengan hasil kuesioner tentang harapan a 0,9460 --0,9430; dan kenyataan a 0,9411 - 0,9385 terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Artinya kuesioner B tersebut mempunyai tingkat validitas dan reabilitas yang tinggi.
Populasi dalam penelitian berjumlah 109 orang, sedangkan jumlah sampel yang diikutsertakan penelitian sebanyak 95 orang klien, dengan kriteria inklusi: klien dewasa dan yang dinyatakan pulang, kesadaran klien composmentis, klien mampu berkomunikasi verbal. Pengambilan sampel dari: kelas I, II dan III, dan Cara pengambilan sampel secara random.
Analisis data penelitian terdiri dari analisis univariat, bivariat, multivariat dan analisis diagram kartesius. Hasil penelitian sebagai berikut: sebagian besar klien mempunyai umur antara 20-40 tahun, perempuan, pendidikan menengah (tamat SLTA), pekerjaan wiraswasta/swasta, penghasilan antara 500 ribu - I juta, suku Jawa, dirawat di kelas III, lama dirawat lebih dan 5 hari, belum pernah sakit, penyakit sedang. Harapan paling tinggi pada fase terminasi dengan skor rata-rata 3,35 dan harapan paling rendah pada fase kerja dengan skor rata-rata 3,26. Kenyataan paling tinggi pada fase terminasi dengan skor rata-rata 2,99 dan kenyataan paling rendah pada fase kerja dengan skor rata-rata 2,85: Total rerata harapan 3,31 dan total rerata kenyataan 2,92 terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Kepuasan terhadap hubungan terapeutik dengan rata-rata skor 88,37, dan 25 orang klien (26,3%) mengatakan puas terhadap hubungan terapeutik perawat klien, artinya ada sebagian klien yang mencapai nilai 100 untuk kepuasan. Selanjutnya berdasarkan analisis bivariat bahwa variabel pilihan ruang rawat (kelas I, II dan III) dan keadaan penyakit (berat, sedang, ringan) mempunyai hubungan yang bcrmakna dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien, dan masing-masing dengan p value 0,035 dan 0,050. Kedua variabel yang bermakna pada analisis bivariat dilakukan analisis multivariat secara bersama dengan hasil tidak ada satu pun yang paling berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Analisis diagram kartesius menunjukkan bahwa pelaksanaan hubungan terapeutik perawat klien pada fase kerja dinilai sangat penting oleh klien, sedangkan pelaksanaannya belum memuaskan klien (12,6%), fase terminasi sudah dilaksanakan sesuai dengan kepentingan dan harapan klien sehingga dapat memuaskan klien (46,3%), fase perkenalan/orientasi masih dianggap kurang penting bagi klien dan kualitas pelaksanaannya belum memuaskan (32,6%).
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hubungan terapeutik perawat klien di ruang rawat inap RSU FK-UKI Jakarta adalah sebagai berikut: sebanyak 25 orang klien (26,3%) menyatakan puas terhadap hubungan terapeutik perawat klien, artinya ada sebagian klien mempunyai nilai 100%, faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien adalah: pilihan ruang rawat (kelas I, II, dan III) dan keadaan penyakit (berat, sedang, ringan) namun keduanya tidak ada yang paling berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien. Fase terminasi sudah dilaksanakan dan dipertahankan, dan fase kerja belum memuaskan klien, fase perkenalan/orientasi dianggap kurang penting dilaksanakan.
Untuk meningkatkan kepuasan klien maka pimpinan RSU FK-UKI Jakarta disarankan melaksanakan sosialisasi tentang hasil penelitian kepada seluruh tenaga staf keperawatan, peningkatan program pengembangan sumber daya keperawatan melalui pendidikan dan pelatihan tentang komunikasi khususnya hubungan terapeutik perawat klien, agar perawat pelaksana memahami tentang pentingnya pelaksanaan hubungan terapeutik sehingga perawat pelaksana mampu menerapkan komunikasi khususnya hubungan terapeutik perawat klien terutama pada saat melaksanakan pelayanan keperawatan. Bagi peneliti lain dapat dilakukan penelitian dengan metode kuasi eksperimen sehingga tergali lebih dalam tentang faktor apa yang berhubungan dengan kepuasan klien terhadap hubungan terapeutik perawat klien.
Daftar bacaan 56 (1983 - 2001)

Analysis Factor's Related To Client's Satisfaction Toward Nurse - Client Therapeutic Relationship in Patient Care at RSU FK - UKI Jakarta.As an institution that gives services in treatment, a hospital should be able to satisfy the client, as the customer service. Satisfaction is a comparison between client's hope and reality obtained.
BOR in 2001 at RSU FK-UKI Jakarta (51%) is still lower than those in 2000 (52%), the target of BOR is 60%. Enriched BOR target and unsatisfied result of therapeutic communication training (47%) is an indicator of client unsatisfied. There has not been done research in this hospital. Then, the writer wants to know about factors that related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship. The purpose of this research is to identify factors related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship in patient care at RSU FK-UKI Jakarta.
The research method is correlation descriptive with cross sectional design, and using two questioners: questioner A to measure demographic data, and personal: family, social economic, culture and condition of client's illness with filler. Questioner B measures hope and reality of client toward nurse-client therapeutic relationship in introduction/orientation phase, working phase and termination phase with Likert scale filler. The questioner B test was done to 30 clients in overnight patient care at RSU FK-UKI Jakarta who do not include as respondent in this research. To test validity is used moment product correlation technique with the result of hope r 0,368 - 0,791 and reality obtained r 0,383 - 0,725 toward nurse - client therapeutic relationship, meanwhile re ability test is used Alpha Cronbach with the result of hope a 0,9460 - 0,9430; and reality a 0,9411 - 0,9385 toward nurse client therapeutic relationship. It means that the questioner B has a high validity and re ability rate.
The population in this research is 109 clients and total sample is 95 clients, with inclusion criteria: client, who is adult, permitted to go home, compos mentis consciousness, can verbal communication. Sample, which is taken from three classes: class I, class II, and class III, is randomly taken.
Analysis data of research consists of univariate, bivariate, multivariate and Cartesian diagram analysis. The result is that most of client's aged are between 20-40 years old, women, high school graduates, entrepreneurs, between 500 thousands-1 million rupiahs earnings, Javanese, taken care in class III, more than 5 days taken care, never ill, and medium illnesses. The highest average score of hope is 3,35 in the termination phase and the lowest average score of hope is 3,26 in the working phase. The highest average score of reality is 2,99 in the termination phase and lowest average score of reality is 2,85 in the working phase. Total average of hope is 3,31 and total average of reality is 2,92 toward nurse - client therapeutic relationship. Satisfaction toward therapeutic relationship has an average score 88,37 and 25 clients (26,3%) satisfied toward nurse-client therapeutic relationship, it means that there is a half clients reaching grade ? 100 for satisfaction. Based on bivariate analysis, variable of choice of patient care (class I, II, and III) and condition of illness (heavy, medium, and light) have a meaningful relationship with client's satisfaction toward nurse-client therapeutic relationship, and p values of each are 0,035 and 0,050. Both of meaningful variables in the bivariate analysis were done multivariate analysis together with result that no one is the most related to client's satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship. Cartesian diagram analysis shows that nurse-client therapeutic relationship in the working phase is evaluated important by clients, meanwhile the implementation of it has not satisfied clients (12,6%), those in the termination phase has been done as suitable as client's importance and hope so it can satisfy clients (46,3%) and those in the introduction /orientation phase is still evaluated unimportant for client and having an unsatisfied implementation quality.
From the result of research, it can be concluded that toward nurse-client therapeutic relationship in overnight patient care at RSU FK-UKI Jakarta: client's satisfaction toward nurse-client therapeutic relationship are 25 clients (26,3%) satisfied, it means that there is client who has 100% grade, factors that related satisfaction toward nurse - client therapeutic relationship are: choice of patient care room (class I, II, and III) and condition of illness (heavy, medium, and light) but no one of them is the most related to nurse - client therapeutic relationship. Termination phase has been done and maintained but the working phase has not satisfied clients, and the introduction/orientation phase is still evaluated unimportant to be done.
To increase client's satisfaction, the chief of RSU FK-UKI Jakarta is suggested to socialize the result of research to all nursing care staff, to raise the nursing care resources development program through education and training about communication especially nurse - client therapeutic relationship, to make nurse manager understands the importance of doing therapeutic relationship so the nurse manager is able to communicate especially nurse - client therapeutic relationship specially in doing nursing care services. Another researcher can do research by using experiment question method so it can be known more what factors related to client's satisfaction toward nurse client therapeutic relationship.
Bibliography list 56 (1983 -2001)
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T5885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Komunikasi keperawatan merupakan wahana utama dalam praktek keperawatan yang
dilakukan antar :
- Perawat - Pasien
- Perawat - Keluarga pasi en
- Perawat - Perawal
- Perawat - Dokter
- Perawat - dengan petugas lain yang terkait
Pada makalah ini akan diuraikan secara operasional percakapan yang efektif untuk
pelayanan prima bagi ?customer external? khusus pasien dan keluarganya dan
?customer internaI?, khusus perawat dan dokter.
Pada akhir pembelajaran perawat peserta pelatihan (perawat) mampu melakukan
hubungan interaksi yang terapeutik dengan pasien, keluarga pasien, perawat, dan
dokter."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2004
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Asmi S.J.
"Penelitian ini dilaksanakan untuk melihat tingkat kemandirian perawatan stoma. Penelitian ini meneliti hubungan antara posisi stoma dengan tingkat kemandirian perawatan stoma klien ostomi. Dcngan penelusuran studi literatur tentang posisi stoma dan tingkat kemandirian. Pertanyaan penelitian ini dirumuskan apakah ada hubungan antara posisi stoma tingkat kemandirian perawatan stoma.
Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan populasi klien di ruang perawatan bedah lantai 3/5 RSUPN Cipto Mangunkusumo dengan jumlah sampel 17 orang. Persetujuan penelitian didapat dari responden, Data dikumpulkan dengan menggunakan metode observasi dan pengisian kuisioner. Analisa data menggunakan rumus Spearmen?s Rank Order Correlation Cocfisient dengan hasil rendah. Hal ini menggambarkan tidak ada hubungan antara posisi stoma dennn tingkat kemandirian perawatan stoma klien ostomi. Usia responden berkisar 16 - 60 tahun dengan masa menyandang stoma kebanyakan kurang dari satu tahun."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA4971
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Dokter dan perawat memiliki kepuasan dan kebanggaan tersendiri dalam
berkarya, tapi mereka sering dihadapkan pada masalah yang sama, yaitu mereka tidak
dapat bekerja sama dengan baik sehingga menghambat usaha mereka untuk membantu
pasien. Sejak dulu berulang kali dirasakan perlunya menjalin kolaborasi yang baik antara perawat dan dokter.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi Faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan kolaborasi yang baik antara perawat dan dokter, mengetahui sejauh mana
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kolaborasi antara perawat dan dokter, dan memperoleh informasi faktor-faktor mana yang paling mempengaruhi. Desain penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif eksploratif, dengan responden 10 orang dokter dan 10 orang perawat di ruang IRNA A lantai V kiri dan ruang IRNA B lantai III kanan.HasiI penelitian yang telah diperoleh melalui kuesioner terhadap responden yang memenuhi syarat menunjukkan bahwa faktor-faktor yang lebih berpengaruh (250%) pelaksanaan kolaborasi yang baik antara perawat dan dokter di ruang rawat inap adalah sikap meminta informasi, sikap memberi informasi, sikap memberi pendapat, sikap meminta pendapat, sikap memberi usul, pengambilan keputusan, memberi pendidikan, memberi dukungan/persetujuan, orientasi, waktu, tatap muka, dan komunikasi lewat telepon. Diantara faktor-faktor tersebut, faktor yang paling mempengaruhi adalah orientas, dalam hal ini mengarahkan komunikasi pada topik pembicaraan (95%).
Mengingat penelitian ini masih dapat dikembangkan dengan mempertimbangkan
variabel lain, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi penelitian
berikutnya."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5066
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Peran merupakan seperangkat perilaku yang diharapkan secara sosial berhubungan
dengan individu pada berbagai kelompok sosial, dimana bila peran berlebih dapat
menimbulkan stress peran. Stress peran terjadi bilamana terdapat ketidaksesuaian,
keticlakseimbangan atau tidak tersedianya waktu untuk menyelesaikan (Stuart &
Sudden, 1998). Perawat yang juga berperan sebagai ibu saat mengalami kelelahan akan
mempengaruhi kinerjanya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien
(Swansburg, 2000). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
antara peran sebagai ibu dirumah dengan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan
asuhan keperawatan di RS Fatrnawati Jakarta. Dalam penelitian ini responden yang
diambil sejumlah 60 orang perawat pelaksana, menggunakan desain deskriptif korelasi
dengan uji chisquare dan korelasi rank spearman. Sebagian besar (68,8%) peran perawat
sebagai ibu di di RS Fatmawati adalah sesuai dengan kinerja baik. Ada hubungan
bermakna antara peran sebagai ibu dengan kinerja perawat pelaksana di RS Fatmawati
Jakarta. Makin sesuai peran ibu maka kinerja sebagai perawat semakin meningkat.
Perawat pelaksana agar dapat menjalankan penarnpilan peran yang sesuai sebagai ibu,
karena dant meningkatkan kinerja sebagai perawat. Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut dengan instrumen yang Iebih baik dan jumlah sampel yang Iebih banyak dalam
variabel yang sama."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5727
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>