Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188105 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Khalikul Fadli
"Organisasi Kesehatan Dunla (WHO) dan lembaga khusus untuk menanggulangi AIDS dari PBB (UNAIDS), melaporkan estimasi jum!ah penderita HIV/AIDS di seluruh dunia pada tahun 1990 adaiah 7,8 juta dan pada akhir Desember 2007 mencapai 33,2 juta, 90% berasa1 dari negara berkembang.
Alasan tidak memakai kondom di kalangan gay berbeda-beda ant:ara lain, kondom dapat mengganggu hubungan sek.s dan hubungan seks menjadi tidak nikmat Sedangk:an yang Jainnya tidak percaya keefektifan kondom, atau kondom sering rusak, kesempir.an dan berpori, schingga kondom tidak menjamin untuk tidak tertular Hrv, Selain itu yang menjadi penghambat dalam penggunaan kondom saat seks anal yaitu mengurangi kenyamanan (600/o), pa.sangan seks beresiko rendah (46%), pereaya pada pasangan seks (42%) dan ketidalctersediaan kondom (31%).
Pene!itian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berbubungan dengan konsistensi perilak:u pemakaian kondom pada seks anal di ka1angan gay di Kota Surabaya tahun 2004 2005.
Perilaku (SSP) 2004-2005 dan yang menjadi sasaran atau respondeD adalah lelaki suka lelaki (gay). Desain penelitian yang digunakan dalam peneJitian ini adalah Cross sectional dan analisis yang dilakukan mencakup univariat:. bivariat dan muJtivariat dengan menggunakan regresi logistik.
Hasil penelitian menemukan konsistensi pemakaian kondom pada kelompak gay di Surabaya masih rendah yaitu 22.2%. Berdasarkan hasil analisis multivaria hanya pengetahuan berhubungan dengan konsisrensi pemakaian kondom setelah dikontrol variabel lain, yaitu dengan OR= 2.53 (Cl : 1.082-5.92).
Oulreach program untuk penyuluhan agar dapat meryangkau dan menggalang partisipasi kelompok gay tertutup serta bekerja sama dengan mitra potensial seperti kelompok gay, LSM. panti pijat pria untuk melaku.kan penyuluhan serta diskusi dalam benruk kelompok kecil dan berkesinambungan dan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang H!V/AIDS dan pemakain kondom.

World Health Organization (WHO) and UNAIDS reported estimation of HIVI/AIDS patients throughout !he World in 1990 is 7.8 million and at the end of December 2007 is 332 million and 900"/o of them from development country.
The reason of not to use condom among gays is different, for examples; disturb of sexual activity and not comfortable sexual activity. The other reasons are unconvince of condom affectiveness, or condom often breakdown. narrowness and big size of pori porlbanier of condom usage are less comfortable (60%). low risk partner sexual activity {46%). trust with partner sexual activity (42%) and not available of condom (31%).
The purpose of this study to identified the related factors of consistency of condom usage behavior on anal sex among gays in Surabaya 2004-2005. Data Behavior Survei Surveilen (BSS} 2004-2005 is used on this study, with gays as sample. The design of this study is cross sectional with univariate. bivariate and multivariate analysis by used logistics regression. The result showed consistency of condom usage behavior on anal sex among gays fn Surabaya is low (22.2%). Base on multivariate analysis showed only knowledge related to consistency of condom usage behavior after controlled by other, variables OR2.53 (CI :1.082-5.92).
Outreach program for health education to rengc and look after participation of closed gay groups and corporated with potential partner, like:gay groups, NGO, L men massage provider to conduct sustainability of health education and discussion in the small group in result to promote knowledge of HIV/AIDS and condom usage.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21035
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Abdullah
"Anal sex is the most risky sex intercourse for transmitting HIV infection. Due to fragile anal mucous-membrane (as compared to vaginal mucous-membrane), the receptive anal intercourse would give a higher probability for passing the virus to the blood circulation. To prevent this transmission, the condom use is a must. This study was conducted for the purposes of identifying factors related to condom use during anal sex among gays in Denpasar dan Ujung Pandang, in 2002.
This cross-sectional study used a secondary data borrowed from BSS (Behavioral Sentinel Surveillance) done in Denpasar dan Ujung Pandang, in 2002, by Health Research Center, the University of Indonesia and HIV/AIDS Prevention and Control Project. The study population was gay community committing anal sex and residing in Denpasar dan Ujung Pandang during the past 1 year in the year of 2002. The total sample collected was 155 individuals; 82 from Denpasar (52.9%) and 73 from Ujung Pandang (47, 1%).
The study result showed that the proportion of gay that did not always use condom during intercourse was 87.1%. Based on multivariate analysis, it was found that the gays lacking of HIV knowledge had a probability to avoid using condom 10.8 times higher than knowledgeable gays (95% CI: 1.4-83.2). Gays who like each other were 5.8 times at higher possibility to avoid condom as compared to gays doing sex for money (95% CI: 2.1-15.6). Other variables in the study, i.e. age, education, occupation, marital status, number of sex partners, relationship status, STD's history, source of HIV information, were not found to be associated with condom use.
It is recommended to develop health promotion concerning STDs, HIV/AIDS and the importance of condom use for prevention among gays, through peer group education (supported by leaflet, booklet and interactive media). It is also important to develop cooperation with potential partners, like gay community, NGOs, massage parlors to do continue promotion and small group discussion about HIV/AIDS, how to use condom and lubricants correctly in the gathering places. For HIV researchers, a qualitative study would be useful to conduct in order to understand more deeply factors influencing the condom use."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12653
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Prihastita Rizyana
"Kontak seks komersial mempercepat penularan HIV. Probabilitas pekerja seks terinfeksi HIV lebih tinggi karena beberapa faktor risiko, salah satunya penggunaan kondom secara tidak konsisten. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan faktor individual (umur, pendidikan, negosiasi kondom, lama bekerja, jumlah pelanggan), faktor lingkungan (pelatihan kondom, ketersediaan kondom, tempat mendapatkan kondom, keterpaparan informasi) dengan konsistensi pemakaian kondom pada WPS. Analisis lanjut data Survei Manajemen Rantai Pasokan Kondom (SMRPK) tahun 2013 dengan desain cross sectional pada 3225 WPS langsung dan tidak langsung yang dipilih secara multistage random sampling di 16 Provinsi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan 62,8% konsistensi memakai kondom. Umur WPS, negosiasi kondom, ketersediaan kondom berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom. Variabel negosiasi kondom merupakan faktor paling dominan berhubungan dengan konsistensi pemakaian kondom.dimana WPS yang selalu melakukan negosiasi kondom berpeluang menggunakan kondom secara konsisten 12,6 kali dibandingkan WPS yang tidak selalu negosiasi kondom dengan pelanggannya.

Number of commercial sex can speed up the transmission of HIV. Probability of sex workers are infected with HIV is higher because some risk factors such as a consistency condom use. This study aims to determine the associated of individual factors (age, education, condom negotiation, length in commercial work, number of customers), environmental factors (condoms training, availability, source to get condoms, exposure by information) with the consistency of condom use by FSW’s. According to Supply Management Survey (SMRPK) in 2013, recruited 3225 of direct and indirectly FSW’s through multistage random sampling in 16 Provinces in Indonesia. The results indicated 62.8% consistent condom use. Age, condom negotiation, condom availability significantly correlated with consistency of condom use. Condom negotiation is the most dominant factor related to consistency of condom use after adjusting with age and condom availability. FSW’s whose always negotiated have a 12.6 times consistently of condom use with a clients.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T42746
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Alfio Andhika
"Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki merupakan salah satu populasi kunci pada infeksi Human Immunodeficiency Virus. Di Indonesia, LSL menduduki urutan keempat menurut faktor risiko penularan HIV. Prevalensi HIV di Indonesia pada kalangan LSL meningkat sejak tahun 2010 sampai dengan 2014. Masalah penggunaan kondom pada LSL masih menjadi perhatian di beberapa negara, termasuk Indonesia. Penelitian potong lintang ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom pada LSL di Jakarta dan Depok yang meliputi umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, status hubungan, dan pengetahuan HIV. Penelitian ini menggunakan kuesioner HIV KQ 18 yang telah diuji validitas dan reliabilitas (r=0.804). Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 92 responden. Analisis data meliputi uji univariat dan bivariat. Hasil penelitian ini menunjukkan angka penggunaan kondom sebesar 85.9%. Dari kelima variabel yang diteliti, tidak ada satupun yang memiliki hubungan signifikan dengan penggunaan kondom (p>0.05).

Men who have sex with men is one of the key populations in Human Immunodeficiency Virus infection. In Indonesia, MSM ranked fourth as one of the risk factors for HIV transmission. HIV prevalence among MSM in Indonesia has increased since the year 2010 to 2014. The issue of condom usage among MSM remains a concern in several countries, including Indonesia. This cross-sectional study aimed to analyze the factors associated with condom usage in MSM who lives in Jakarta and Depok including age, education level, occupation status, relationship status, and HIV knowledge. This research used the HIV KQ 18 questionnaire that have been tested for validity and reliability (r = 0.804). The number of samples of this study were 92 respondents. Data analysis including univariate and bivariate. The results of this study indicate the numbers of condom usage is 85.9%. None of the five variables studied has a significant relationship with condom use (p>0.05)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Karyati
"Tujuan penelitian adalah menganalisa berbagai faktor yang mempengaruhi konsistensi wanita penjaja seks (WPS) dalam pemakaian kondom di Kabupaten Pati. Desain cross sectional study digunakan pada penelitian ini dengan populasi WPS di sebuah lokalisasi di Pati sebanyak 76 orang (total sampling). Data dianalisa dengan chi square dan regresi logistik. Ditemukan hubungan signifikan antara karakter pelanggan (p=0,004) dan persepsi kesehatan reproduksi diri (p=0,037) dengan konsistensi pemakaian kondom. Karakter pelanggan merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi konsistensi pemakaian kondom (OR= 14,344). Pendidikan kesehatan reproduksi perempuan seharusnya mentargetkan WPS agar konsisten menggunakan kondom.

The aim of this study was to analyze factors influencing consistency of condom use among female sex workers (FSW) at Pati District. This study used crosssectional design involving 76 FSWs in localization at Pati as population (total sampling). Data was analyzed using chi square and binary regression logistic. It found significant relationships between customer's character and perception of their reproductive health with the consistency of condom use. Cuscomer's character was the most dominan factor (OR=14,344). The women reproductive health education should focus on the FSW so that they can consistently use condoms."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Purwaningsih
"Tren infeksi HIV di Indonesia memperlihatkan adanya peningkatan jumlah infeksi baru terutama di kalangan LSL. Tingginya laju epidemi HIV dapat ditekan dengan menerapkan perilaku seks aman yaitu dengan menggunakan kondom. Efektivitas kondommencapai 95% jika digunakan secara konsisten. UNAIDS (2016) menyebutkan bahwa penggunaan kondom secara konsisten terbukti sulit dicapai di semua populasi. Penggunaan kondom pada kalangan LSL secara global tidak mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom pada LSL dilihat berdasarkan teori perilaku Green (faktor predisposisi, pemungkin, dan penguat). Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dengan sumber data sekunder dari hasil STBP tahun 2018. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi square.Total jumlah sampel penelitian adalah 3.399 LSL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom adalah umur, pendidikan, pekerjaan, persepsi risiko tertular HIV/AIDS, pengetahuan tentang HIV/AIDS, ketersediaan kondom, akses sumber informasi, program pencegahan HIV/AIDS, dan program tes HIV. Oleh karena itu perlu dilakukan pengembanganintervensi HIV/AIDS berbasis internet, memperkuat kerjasama dengan OMS dan tokoh yang dekat dengan LSL (mami/mucikari, komunitas LSL), dan mengembangkan model layanan kesehatan ramah LSL.

HIV infection trends in Indonesia show an increasing number of new infections, especially among MSM. The high rate of the HIV epidemic can be suppressed by implementing safe sex behaviors, especially by using condoms. The effectiveness of condoms reaches 95% if used consistently. UNAIDS (2016) stated that the use of condoms consistently was difficult to achieve in all populations. Condom use among MSM globally has not increased in recent years. This study aims to determine the factors associated with condom use behavior among MSM based on Green's behavioral theory (predisposing, enabling, and reinforcing factors). This cross-sectional study was conducted among 3.399 MSM selected from IBBS 2018. Univariate and bivariate (chi square) analyses were performed to identify factors associated with condom use behavior. The results showed that the factors associated with condom use behavior were age, education, occupation, perceived risk of contracting HIV/AIDS, knowledge about HIV/AIDS, condom availability, access to information sources, HIV/AIDS prevention programs, and HIV testing programs. Therefore, it is necessary to develop internet-based HIV/AIDS interventions, strengthen collaboration with CSOs and figures close to MSM (mothers/pimps, MSM communities), and develop MSM-friendly health service models."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirza Amadea Nugroho
"Salah satu metode yang paling sederhana dan efektif untuk mencegah transmisi HIV dan IMS lainnya ialah pemakaian kondom. Hal ini penting untuk diperhatikan, terutama bagi WPS memiliki perilaku seks berisiko tinggi sehingga berisiko tinggi tertular HIV. Namun, sayangnya penggunaan kondom pada WPS di Indonesia masih belum maksimal, Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku penggunaan kondom pada WPS. Penelitian dilakukan menggunakan desain studi cross sectional untuk menganalisis data 4465 WPS responden STBP 2018-2019. Didapatkan hasil bahwa 46,8% responden memiliki perilaku penggunaan kondom yang baik. Faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan kondom adalah tingkat pengetahuan terkait HIV, keterpajanan informasi terkait HIV, akses pada kondom, persepsi risiko, umur, dan status pernikahan.

One of the simplest and most effective means for HIV transmission prevention is condom usage. This is important to note especially for FSWs who have high risk sexual behavior and thus have high risk of transmitting HIV. However, condom usage among FSWs in Indonesia is still not optimum. Therefore, this study aims to find out which factors are associated with condom usage among FSWs. A cross-sectional study was conducted to analyze the data acquired from IBBS 2018-2019 on 4465 respondents. This study showed that 46,8% of respondents have consistent condom usage. Factors associated with condom usage among FSWs are HIV knowledge, exposure to HIV information, access to condoms, risk perception, age, and marital status."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suliyani Suwardi Pawiro
"Infeksi Menular Seksual (IMS) saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Gonore dan klamidia merupakan IMS yang banyak terjadi, dan seringkali bersifat asimtomatik, namun manifestasinya dapat menyebabkan penyakit serius lainnya secara sistemik. Sebagian besar komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) melakukan seks anal, sehingga dianggap sebagai suatu kelompok berisiko untuk terinfeksi gonore dan klamidia. Infeksi yang sering terjadi adalah di daerah anus (proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah pasangan anal dengan proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia pada LSL. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada tahun 2011, dengan metode pengambilan sampel Respondent Driven Sampling. Dari 750 sampel yang ada, sampel yang eligible sebanyak 644, karena data terisi lengkap. Prevalens kasus proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia adalah sebesar 32,4%, dengan hasil bivariat yang menunjukkan bermakna secara statistik adalah variabel pendidikan, sumber pendapatan utama, dan penggunaan kondom. Setelah dilakukan uji stratifikasi, didapatkan ada interaksi variabel dikontak oleh petugas lapangan dan jumlah pasangan seks anal terhadap hubungan jumlah pasangan seks anal dengan proktitis gonore dan/atau klamidia. Analisis multivariat yang digunakan adalah cox regression. Hasil akhir hubungan jumlah pasangan seks anal dengan proktitis gonore dan/atau klamidia yang didapatkan setelah mengontrol penggunaan kondom serta interaksi dikontak oleh petugas lapangan dan jumlah pasangan seks anal adalah prevalence ratio (PR) sebesar 1,219 (95% CI 0,883-1,681). Tingginya jumlah pasangan seks anal serta rendahnya penggunaan kondom konsisten dan dikontak oleh petugas, maka perlunya upaya kerjasama dengan berbagai pihak untuk peningkatan kesadaran setia pada satu pasangan, kemudahan akses kondom dan pemberian pelayanan kesehatan pada komunitas LSL untuk mencegah terinfeksi gonore dan klamidia.

Sexually Transmitted Infections (STIs) is currently still be a public health problem worldwide. Gonorrhea and chlamydia are the common STIs happen. Most cases are asymptomatic, but its manifestations can cause other serious systemic illnesses. Most men who have sex with men (MSM) having anal sex, treated as a high risk group for gonorrhea and chlamydia infection. Infection commonly occurs in the anal area (gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis). The aim of this study is to estimate the correlation of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis in MSM. Study design is crosssectional. Respondents are taken from Jakarta, Bandung, and Surabaya in 2011, by Respondent Driven Sampling method. Among 750 samples available, the eligible sample is 644 (complete data). Prevalence of gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis cases is 32,4%. Results of bivariate analysis showed statistically significant variables are education, source of income, and the use of condoms. There is interaction variables of being contacted by health workers and number of anal-sex partner to the correlation of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis. Cox regression was used for multivariate analysis. The end result is the prevalence ratio (PR) of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis after controlling confounder use of condom and interaction of being contacted by health workers and anal-sex partner number is 1,219 (95% CI 0,883-1,681). It is needed policy and collaborative action from all sectors to prevent gonorrhea and chlamydia infection by increased awareness of faithful to one partner, improve condom accessibility and delivery of health services easiness for MSM community. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khusnul Khotimah
"Prevalensi HIV pada kelompok Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL) selalu meningkat setiap tahun dan kelompok ini memiliki risiko tinggi untuk terinfeksi HIV. Promosi penggunaan kondom konsisten merupakan strategi untuk pencegahan HIV pada LSL. Penelitian ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom konsisten pada LSL yang memiliki pasangan tetap, pasangan tidak tetap dan pasangan komersial. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dari data Surveilans Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) untuk LSL tahun 2013. Dari 602 LSL yang terpilih, konsistensi penggunaan kondom sebulan terakhir pada pasangan seks tetap 31.9%, pasangan seks tidak tetap 36.4%, dan pasangan seks komersial 42.4%. Pada analisis multivariabel menunjukkan bahwa faktor yang berasosiasi signifikan pada LSL dengan pasangan seks tidak tetap yaitu pengetahuan komprehensif (aOR = 1.89 95% CI : 1.1-3.1), sumber informasi media (aOR = 2.7, 95% CI : 1.1-6.7), dan informasi dari petugas ahli (aOR = 4.2, 95% CI : 1.9-9.2) meningkatkan penggunaan kondoom konsisten. Sedangkan pada pasangan seks komersial yaitu sumber informasi dari petugas ahli (aOR = 3.5, 95% CI : 1.1-11.1) dan persepsi LSL bahwa dirinya rentan tertular HIV (aOR = 2.88, 95% CI : 1.1-7.4). Intervensi ke depan harus fokus pada populasi kunci terutama LSL di semua jenis pasangan seks dan fokus pada promosi penerimaan masyarakat tekait norma pro-kondom.

HIV prevalence among men who have sex with men (MSM) increased current year and MSM are population at high risk for HIV infection. Promoting consistent condom use (CCU) is a key reduction strategy for HIV prevention among MSM. This thesis report the factors associated with CCU among MSM with regular, casual and comercial partners. This thesis used cross-sectional design from Integrated Biological and Behaviour Surveillance for MSM 2013. Among 602 MSM was selected, CCU last month with regular partners is 31.9%, casual partners is 36.4%, and comercial partners is 42.4%. in multivariabel analysis showed factors were associated with condom use in casual partners are comprehensive knowledge (aOR = 1.89 95% CI : 1.1-3.1), information source from media (aOR = 2.7, 95% CI : 1.1-6.7), and source from health professional (aOR = 4.1, 95% CI : 1.9-9.2) were more likely to report consistent condom use. In comercial partners are source from health professional (aOR = 3.5, 95% CI : 1.1-11.1) and perceived for HIV infection (aOR = 2.88, 95% CI : 1.1-7.4). HIV intervention need to focus in key population especially MSM with all types of sex partners and it is important promote social acceptance pro-kondom norm."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S58836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Ayu Prameswari
"Penggunaan Kondom secara konsisten merupakan salah satu cara untuk mencegah penyakit menular seksual pada populasi kunci. Rata-rata pembeli jasa seks pada populasi yang menjual seks paling banyak adalah pada WPSL, kemudian diikuti oleh WPSTL, LSL, dan penasun. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pengetahuan tentang HIV-AIDS, risiko, dan pencegahannya dengan konsistensi penggunaaan kondom pada wanita pekerja seks langsung di 9 kota di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data STBP 2013. Populasi penelitian ini adalah seluruh WPSL yang ada di 9 Kota yang menjadi tempat pelaksanaan survei. Sampel penelitian yang diteliti adalah WPSL yang berusia >15 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penggunaan kondom pada WPSL di 9 Kota di Indonesia pada tahun 2013 adalah 36,3% dan prevalensi WPSL yang memiliki pengetahuan baik adalah 55,9%. WPSL yang memiliki pengetahuan baik tentang HIV-AIDS, risiko, dan pencegahannya berisiko 3,2 kali untuk memiliki perilaku konsisten menggunakan kondom setelah dikontrol faktor konfounding. Faktor konfonding dalam hubungan pengetahuan HIV, risiko dan pencegahannya dengan konsistensi penggunaan kondom dalam penelitian ini adalah pendidikan (OR=1,732), persepsi (OR=1,305), jumlah pelanggan (OR=0,737), ketersediaan kondom (OR=1,826), akses kondom gratis (OR=1,970), dan menawarkan kondom (OR=31,523). Dibutuhkan penelitian lanjut dengan faktor-faktor tambahan yang diduga menjadi determinan perilaku penggunaan kondom secara konsisten.

Consistency in condom usage is one of the ways to prevent sexually transmitted infection in key population. The average client of sex services in populations that provides most prostitution service is the Direct Female Sex Workers (DFSW), followed by Indirect Female Sex Workers (IFSW), MSM and IDUs. This study is conducted to identify the association between knowledge of HIV-AIDS, its risks, and its prevention with consistency of condom usage on direct female sex workers in 9 cities in Indonesia. This study used cross sectional study design and used data of IBBS 2013. Population of this study is all of DFSW in 9 cities where the survey is held. Meanwhile, the DFSW taken as samples for this study are 15 years old or above who meet the inclusion and exclusion criteria.
The result shows that the prevalence of consistency of condom usage on DFSW in 9 Cities in Indonesia is 36.3% and the prevalence of DFSW which has good knowledge of HIV-AIDS, its risk, and its prevention is 55.9%. The DFSW who has good knowledge of HIV-AIDS, its risk, and its prevention has 1=3.2 time higher chance of consistency in condom usage after the confounding factors are controlled. The confounding factors in association between knowledge of HIV-AIDS, its risk, and its prevention and consistency of condom usage are education (OR=1.732), perception (OR=1.305), number of guest (OR=0.737), condom availability (OR=1.826), free condom access (OR=1.970), and offering condom to guest (OR=31.523). Further study is needed with more factors that determine consistency of condom usage on DFSW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62134
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>