Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212072 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salfida Mariani
"Puskesmas merupakan satuan unit terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat ternasuk masyarakat miskin. Dalam era globalisasi ini setiap organisasi dituntut untuk dapat berkompetisi dan mempunyaj daya saing sehingga organisasi tersebut dapat mempertahankan keberadaannya. Pelayanan yang dihasilkan dari organisasi puskesmas merupakan kerjasama antara pimpinan puskesmas dan staf puskesmas, dari basil kerjasama yang baik akan menghasilkan pelayanan yang bennutu. Peran pimpinan puskesmas terhadap kemajuan organisasi sangat utama dan pimpinan harus mampu rnemberikan kepuasan kerja terhadap staf dalam organisasi, kepuasan kerja staf dalam organisasi akan menciptakan suatu pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan hubungan antara kepemimpinan kepala puskesmas dan kepuasan kerja staf puskesmas dalam melaksanakan Program Jaringan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin di Kabupaten Serang Tahun 2007. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif terhadap 144 staf puskesmas dari 38 puskesman di Kabupaten Serang.
Analisis yang digunakan adalah univariat, bivadat dan multivariat dengan uji statistik Chi square dan Regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase kepuasan kerja (total) staf puskesmas menggunakan cut of point mean sebesar 50,9o/a, kepuasan kerja tertinggi pada dimensl kepuasan kelja 1erhadap gaji (60,5%) dan terendah pada dimensi kepuasan ketja terhadap pembagian jasa medis (35)1%). Mayoritas kepala puskesmas menampilkan gaya kepemimpinan transaksional (55,3%) dikoinbinasikan dengan gaya kepemimpinan transformasional (52.6%).
Dari hasil uji bivariat diperoleh ada hubungan bermakna antara gaya kepemimpioan transformasional terhadap kepuasan kerja staf puskesmas (P=0,02). Ada hubungan bermakna antara gaya kepemimpinan transaksional terhadap kepuasan kerja staf puskesmas (P= 0 04) Dimensi kepemimpinan yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kepuasan keija staf adalah dimensi attributed charismatik (P= 0,001), dimensi idealized influence (P= 0,024), dirnensi intelectual stimulation (P= 0,025), dimensi individualized consideronce (P= 0,008), dimensi Cl)nfingen reward (P= 0,020), dimensi laissez faire (P= 0,038). Foktor konfonding tidak mempunyai hubungan bermakna terhadap kepuasan kerja staf puskesmas.
Hasil uji statistik multivariat didapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi hubungan kepemimpinan kepala puskesmas dan kepuasan kerja staf puskesmas adalah kepemimpinan transfonnasional dengan dinlensinya attributed charismatik. Persepsi gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh terhadap kepuasan kerja staf disarankan kepada kepala puskesmas agar meningkalkan gaya kepemimpinan transformasional terutama dimensi attributed charismatik, perlu memperkenalkan gaya ini kepada para calon kepala puskesmas melalui pelatihan kepemimpinan. Para kepala puskesmas agar lebih memperhatikan pembagian jasa medis kepada stafnya dan disesuaikan dengan beban kerja yang diemban para staf, sehingga kepuasan kerja staf dapat meningkat, tetap menjaga dan meningkatkan hubungan antar staf yang sudah baik.

Central public health as a leading unit which give health care services to the whole society including the impecunious. in globalization era, every organization have to be able to compete and also have the competitive ability so that the organizations are able to maintain the existance. The service that produced by central public health organization a cooperation between heed central public health and staff; the result from this cooperation will produce a service quality. The role of the head puskesmas to organization progress is very important which he gave the work satisfaction to staff and mixed the individual target to be improve a part organization target, therefore work satisfaction of staff on organization will improve the service quality to society.
The aim of this research are to get picture and the relation between head to puskesmas leadership and work satisfaction of puskesmas staff to execute the JPKMM program in Serang district in 2007. This research uses cross sectional desaign with quantitative approach for 144 puskesmas staf from 38 puskesmas in Serang district. Analysis type that used are univariat, bivariate and multivariate with Chi square and double logistics regresi statistic test.
The resu1t of this research indicates that percentage of work satisfaction (totalize} staff puskesmas staf use 50.9% cut off point mean the highest work satisfaction at dimension of work satisfaction to salary (60,5%) and lowest at dimension of work satisfaction to share of medical service fee (35,1%). Majority of head puskesmas presents transactional style leadership (55,3%) combined with transformational style leadership (52,6%).
The result from bivariate test obtained that there is significant relationship between transformational style leadership to work satisfaction of puskesmas staff (P= 0,02). Significant relationship also found has a transaktional leadership style to work satisfaction of puskesmas (P= 0,04) Leadership dimension which have significant relationship to work satisfaction of puskesmas staff is attributed charismatik dimension (P= 0,001), idealized influence dimension (P= 0,024), intellectual stimulation dimension (P= 0,025), individualized considerance dimension (P= 0,008), contingen reward dimension (P= 0,020), laissez faire dimension (P= 0,038). Confounding factor has no significant relationship to work satisfaction ] puskesmas of staff.
The result from multivariate statistic test obtained that the most dominant factor influence the relation between head puskesmas leadership and work satisfaction of puskesmas staff is transformational leadership with its attributed cbarismatik dimension. Leadership styles Perception have influence to work satisfaction of puskesmas staff, it is suggested to head puskesmas to improve transformational styles leadership especially attributed charismatic dimension, this leadership styles must introduced was to head puskesmas candidate through a leadership training. Heads puskesmas have to concerned more to share of about medical service fee to its staff raised up and also have to maintain and improve the relation among that has been good.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11538
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irina Auruma
"Diantara tahun 2002 - 2005, terjadi konflik/unjuk rasa staf di 7 Puskesmas di wilayah Kabupaten Bekasi. Berdasarkan survei awal yang dilakukan penulis untuk membuktikan dugaan penyebab terjadinya konflik, ternyata tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas masih rendah, yaitu hanya 56,17%, serta adanya hubungan yang positif antara kepemimpinan dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Survei yang sejenis belum pernah dilakukan di Kabupaten Bekasi. Penelitian ini bertujuan membuktikan adanya hubungan kepemimpinan transfomasional, transaksional dan laissez faire terhadap tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas di 34 Puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi.
Desain penelitian merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional, yang dilakukan di seluruh Puskesmas di Kabupaten Bekasi. Data dikumpulkan dari seluruh Staf Puskesmas yang berjumlah 681 orang dan 33 Kepala Puskesmas pada tahun 2006. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi Square dan uji korelasi sedehana.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuasan kerja Staf Puskesmas sebesar 2,9% (dengan cut-off point 80%) dan 49,6%(dengan cut-off point nilai tengah). Peralatan kerja Puskesmas merupakan faktor kepuasan kerja Staf yang mempunyai nilai terendah. Mayoritas Kepala Puskesmas menampilkan kepemimpinan transformasional yang dikombinasikan dengan kepemimpinan transaksional. Ada hubungan yang bermakna antara dimensi attributed charissmatik dari kepemimpinan transformsional dengan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Staf Puskesmas yang mempersepsikan dimensi attributed charismatic Kepala Puskesmasnya "kuat" mempunyai peluang untuk merasa lebih puas dalam bekerja. Hubungan ini mungkin masih dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, latar belakang profesi Staf Puskesmas, serta besamya insentif dan tunjangan hari raya yang diterima.
Dimensi attributed charismatik dari kepemimpinan transformasional mampu meningkatkan kepuasan kerja Staf Puskesmas. Perlunya pengenalan tipe kepemimpinan ini kepada para Kepala Puskesmas. Hal ini dapat digunakan dalam seleksi calon Kepala Puskesmas dan pelatihan-pelatihan kepemimpinan bagi orang¬-orang yang akan dipromosikan menjadi pimpinan dalam organisasai kerjanya. Peralatan kerja Puskesmas yang mempunyai skor kepuasan terendah, perlu menjadi perhatian semua pihak yang terkait.

By the years of 2002 - 2005 there were conflicts/demonstrations in 7 Public Health Centers in Bekasi district. Based on preliminary survey conducted by the author to proved that the assumption of conflict caused, the level of job satisfaction among Public Health Center staffs was low, i.e. only 56,17%, and there was positive correlation between leadership and job satisfaction of Public Health Center staffs. A similar survey has not been conducted yet in Bekasi district. This survey attempts to prove the existence of the correlation between transformational, transactional and laissez faire leadership to the level of job satisfaction in 34 Public Health Centers in Bekasi district.
The Research design was a descriptive-analytic research with cross-sectional approach, which carried out to all Public Health Centers in Bekasi district. Data were collected from all 681 staffs and 33 Public Health Center heads in 2006. These were analyzed by using univariat and bivariat analyses with Chi Square and simple corelation test.
The study proved that respondents with job's satisfaction only 2,9% (with cut-off point 80%) and 49,6% (with mid-value cut-off point). The instrument of Public Health Center was a job-satisfaction factor with the lowest value. The majority of Public Health Center heads performed a transformational leadership combined with transactional one. There was an important correlation between attributted charismatic dimension of transformational leadership with employee job-satisfaction. Public Health Center staffs which have a perception about their Public Health Center head's attributed charismatic dimension as strong, have a chance to feel more satisfied in their job. This perhaps was influenced by the factors of age, sex, education and profession background of Public Health Center staff, and the amount of incentives and THR.
Attributed charismatic dimension of transformational leadership tends to increase the employee's job-satisfaction. It is necessary to introduce this type of leadership to the head Public Health Centers. This can be applied in the selection of the Public Health Center head candidates, and leadership training for those that will be promoted to be a leader in their work organization. It is necessary for all related sides to pay attention to the instrument of Public Health Center that has the lowest value in job-satisfaction score.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20061
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bairizal
"Secara umum dapat dikatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya penurunan mutu pelayanan di puskesmas disebabkan relatif rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja. Selaras dengan hal ini karakteristik individu diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas.
Penelitian dengan desain cross sectional melalui analisa kuantitatif, dilakukan untuk mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan berdasarkan tingkat kepuasan staf puskesmas, serta mengetahui hubungan karakteristik individu berdasarkan; (umur, pendidikan, jumlah anak, jumlah tugas pokok, jumlah tugas tambahan, lama tugas di puskesmas, golongan pangkat, jumlah penghasilan dari puskesmas, fasilitas dari puskesmas dan tingkat pengetahuan) dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas kota Jambi.
Beberapa variabel yang diduga sebagai sumber pemenuhan kebutuhan dan sumber kepuasan kerja staf dibatasi pada aspek; finansial, afiliasi sosial, peningkatan karir, aspek pekerjaan, sarana pekerjaan dan aspek keorganisasian dengan pengukuran penelitian adalah total skor variabel dengan menggunakan skala liken pada kategori jawaban; sangat memenuhi kebutuhan, memenuhi kebutuhan, agak memenuhi kebutuhan, tidak memenuhi kebutuhan, sangat tidak memenuhi kebutuhan dan total skor tingkat kepuasan pada kategori jawaban; sangat puas, puas, agak puas, tidak puas, sangat tidak puas. Hasil penelitian ini diperoleh beberapa temuan sebagai berikut :
1). Secara umum dapat dikatakan bahwa tingkat pemenuhan kebutuhan staf dapat dikategorikan tinggi, (53,8%) menyatakan memenuhi kebutuhan, dan tingkat kepuasan staf puskesmas dapat dikategorikan sedang, (35,2%) mengatakan agak puas.
2). Dari 10 karakteristik individu yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan staf terdapat 5 variabel (umur, lama tugas, golongan pangkat, jum!ah anak dan jumlah tugas tambahan) dengan taraf signifikan (p = 0,0001).
3). Dan terdapat 5 variabel diduga pula mempunyai hubungan dengan tingkat kepuasan kerja staf ( umur, lama tugas, golongan pangkat, tingkat pendidikan dan jumlah anak) pada taraf signifikan ( p = 0,0001).
4). Secara bersama terdapat 2 variabel karakteristik individu yang berhubungan bermakna berturut-turut dengan tingkat pemenuhan kebutuhan staf puskesmas yaitu: karakteristik golongan pangkat dan tugas tambahan (P = 0,001), Artinya dapat ditafsirkan pula bahwa secara umum tingkat pemenuhan kebutuhan staf puskesmas akan berkurang atau menurun jika golongan pangkat dan tugas tambahan staf puskesmas bertambah.
5). Dan terdapat 2 variabel karakteristik individu yang berhubungan bermakna berturut-turut dengan tingkat kepuasan kerja staf puskesmas yaitu: karakteristik golongan pangkat dan tingkat pendidikan. Artinya dapat ditafsirkan pula bahwa secara umum tingkat kepuasan staf puskesmas akan bertambah tinggi jika tingkat pendidikan staf puskesmas semakin tinggi, tetapi seiring dengan meningkatnya status golongan pangkat staf tingkat kepuasan mereka ditafsir menjadi turun.
Rekomendasi Kebijakan yang penting dari hasil penelitian ini, terutama ditingkat dinas, peningkatan sumber daya manusia melalui rencana peningkatan karir, evaluasi terhadap kinerja dan melakukan beberapa kegiatan pelatihan dan ditingkat operasionalisasi puskesmas, agar selalu dilakukan pemantuan terhadap karakteristik yang diduga mempunyai hubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan dan tingkat kepuasan kerja sebagai alternatif pemecahan masalah staf.

In general, it can be said that one important factor related to low quality of service in health centre is low level of work satisfaction and their need fulfillment. On the other hand work satisfaction and need fulfillment is also related to individual characteristic.
This study is a cross sectional research with quantitative approach, which is cruducted examine need fulfillment and work satisfaction and to observe relationship between these variable with individual characteristics such as age, level of educations, number of children, number of main tasks, additional tasks, years of work experience, level of seniority, salary, facilities to fulfill the job and level of work knowledge.
Both dependent variables (i.e., need fulfillment and work satisfaction) are measured by several indicants such as financial, social affiliations, career development, working cruditing organization support, likert scale with 5 level answers were used.
This study showed results as follows:
1. In general, need fulfillment is high (53,8%) and moderate satisfaction level (35,2%).
2. Five characteristics variables are significantly related to need fulfillment at P=.0001 (age, years of exp, seniority, no of child, and additional task).
3. Five characteristics variables are significant related to work satisfactions at p=4,0001 (Age, years of experience, seniority, level of education and number of children).
4. Multivariable statistic with linear regression showed 2 variables reversely related to need fulfillment, which are seniority and additional task (at p 5 0,0001). It meant that the high seniority or the move additional task given to the employers will decrease score of need fulfillment.
5. Multivariable statistic with linear regression showed 2 variables very reversely related to need fulfillment, which are seniority and level of education (at p s 0,0001). It meant that the high seniority or that meant is level of staff work satisfaction, that the high seniority given to employers will decrees score of staff work satisfactions.
This study recommends several important policy and managerial action, as follows: at district level, District Health Organization (DHO) should develop human resource plan that includes career development, valid performance evaluation and training development and at operational level, head of Puskesmas should always monitor level of operating and factor related to it.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana
"Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui bagaimana suatu variabel Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan dengan Motivasi Kerja pegawai di Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta.
Dalam penulisan ini diajukan tiga hipotesis. Pertama adalah adanya Kepuasan Kerja Pegawai dalam meningkatkan kinerja pegawai, di Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta, Kedua adalah Kepemimpinan dalam rangka mendorong dan meningkatkan efektifitas dan produktivitas kinerja pegawai, Ketiga adalah dengan semakin tinggi kepuasan kerja dan kepemimpinan akan memotivasi kinerja pegawai daiam meningkatkan efektivitas, produktivitas dan kualitas kerja pegawai. Penelitian ini terilhami dari adanya teori Amstrong tentang kebutuhan intrinsik dan entrinsik, di mana setiap proses organisasi untuk mencapai tujuannya harus memenuhi suatu kebutuhan dan memberikan suatu motivasi sumber manusianya yang ada di dalamnya untuk pengembangan organisasi tersebut.
Populasi penelitian ini adalah semua pegawai di lingkungan Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia DKI Jakarta. Data penelitian ini menggunakan Modul/Program Analisis dari SPSS (Statistical Product and Service Solution) for Windows, dari penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa faktor Kepuasan Kerja dengan Motivasi Kerja mempunyai hubungan positif yang signifikannya cukup baik, dan koefisien korelasinya dan koefisien determinasinya juga cukup baik, untuk variabel Kepemimpinan dengan Motivasi kerja juga didapatkan hasil cukup baik atau mempunyai hubungan yang cukup baik dengan koefisien korelasi dan koefisien determinasinya juga cukup baik artinya mempunyai korelasi atau hubungan positif, demikian halnya kedua variabel secara bersama-sama yaitu Kepuasan Kerja dan Kepemimpinan dengan Motivasi mempunyai korelasi yang cukup baik dengan koefisien korelasi dan koefisien determinasinya cukup baik. Semakin baik tingkat hubungan Kepuasan Kerja ataupun Kepemimpinan baik sendiri-sendiri atau secara bersamaan dengan Motivasi Kerja akan semakin baik manfaatnya dalam peningkatan kualitas kinerja pegawai.
Demikian gambaran umum hasil penelitian penulis, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan bahan renungan atau catatan baik itu untuk semua pihak dan sekaligus sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan kinerja pegawai pada Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM DKI Jakarta.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat baik dalam pengembangan ilmu pengetahuan ataupun kepentingan dalam pelaksanaan kegiatan kerja organisasi khususnya.

This research aims to explore how variables of Job Satisfaction and Leadership relate to the motivation of work of the Employee in the Law Service and Human Rights Division in the District Office of Department of Law and Human Rights DKI Jakarta.
In this writing is raised [by] three hypothesis, First is the existence of Job Satisfaction Officer in improving officer performance, in the Law Service and Human Rights Division in the District Office of Department of Law and Human Rights DKI Jakarta, second is Leadership for the agenda of pushing and improving officer performance productivity and effectiveness, Third is with excelsior satisfaction of leadership and job will motivate officer performance in improving effectiveness, quality and productivity work officer. This research is inspired from existence of opinion thrown by Amstrong (2003:45), concerning intrinsic requirement and extrinsic, where each; every organizational process to reach the target of him have to fulfill a requirement and give a motivation of source of the human being for the development of organization.
this Research population is all officers in the Law Service and Human Rights Division in the District Office of Department of Law and Human Rights DKI Jakarta. This Data Research use Module/program analyze from SPSS (Statistical Product Service Solution and) Windows for Ver.13, of the research get result of that factor Satisfaction of Job with Motivation Job have positive relation which isn't it good enough him, and the correlation coefficient of and the coefficient of good enough him also, for the variable of Leadership with motivation work was also got by good enough result or have good enough (relation/link) with the correlation coefficient and coefficient of good enough him also mean having positive relation or correlation, that way the things of both variable by together that is Satisfaction of Job and Leadership with Motivation have good enough correlation with the correlation coefficient and coefficient of good enough him, Good progressively relation storey; level Job Satisfaction and or good Leadership by self or concurrently with Job Motivation will good progressively the benefit of in improvement of officer performance quality.
That way the image of public result of research of writer, hopefully can useful and contemplative materials or that good note for all sides and at the same time upon which evaluate in improvement of officer performance at Division in the District Office of Department of Law and Human Rights DKI Jakarta.
This Research is also expected can give good benefit in development of science and or importance in execution of organizational working activity of him.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muadi
"Iklim kerja dalam sebuah organisasi terbentuk dari persepsi pekerja terhadap kebijakan, dukungan, kejelasan organisasi, penghargaan dan tanggungjawab. Iklim organisasi selanjutnya akan menciptakan iklim kerja yang dapat mempengaruhi pekerja terhadap kepuasan kerja dan produktivitas kerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan antara iklim kerja, dan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja perawat Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap BRSUD Waled Cirebon yang berjumlah 141 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang disusun berdasarkan elemen-elemen iklim kerja, kepuasan kerja, dan produktivitas kerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan seluruh pernyataan dalam kuesioener adalah valid (0,3705- 0,9266) dan reliabel (0,9709). Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat Hasil penelitian adalah 50,4% perawat mempunyai persepsi baik tetang iklim kerja, 51,8% perawat puas dalam bekerja dan 53,2% bekeija produktif. Adanya hubungan yang bermakna antara iklim kerja dan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja perawat.Variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas keija adalah kepuasan kerja, kejelasan organisasi, dan tanggung jawab serta jenis kelamin sebagai variabel confounding. Variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas kerja (p value=0,000; OR=13,784). Saran: penelitian ini diharapkan bagi pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan iklim kerja yang baik guna mencapai kepuasan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja melalui sosialisasi tentang visi, misi, tujuan organisasi dan perbaikan komunikasi antar petugas kesehatan di rumah sakit.

Work climate in organization is formed from the staffs perception upon policy, support, organizations clarity, reward and responsibility. In tum it will create a working climate influencing the staff with else job satisfaction and with productivity of nursing staff. The research was descriptive the relationshif between work climate and job satisfaction with productivity of the nursing staff. The research was description correlation through cross sectional approach. The research used total population which have fulfilled inclusion criterias were 141 nurses. The instrument applied to this study was modified a instrumenL The validity and reliability test of the work climate instrument, job satisfaction instrument and productivity of the nursing staff instrument was validity and productivity of the nursing staff instrument was validity (0,3705-0,9266) and reliability (0,9709). The result of univaried analysis described, nurses who perceived good to the work climate 50,4%, who had good job satisfaction 51,8% and 53,2%. The productivity of nursing staff. The conclusion of this study showed that there was significant relationship between work climate and job satisfaction with productivity of nursing staff. Therefore the dominant variables that correlated with productivity of nursing staff was job satisfaction (p value = 0,000; OR = 13,784)from this result can be suggested for direction hospital, it was increased work climate to satisfaction job and increasing work conditioning quality through communication effectiveness."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26581
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muadi
"ABSTRAK
Iklim kerja dalam sebuah organisasi terbentuk dari persepsi pekerja terhadap kebijakan, dukungan, kejelasan organisasi, penghargaan dan tanggungjawab. Iklim organisasi selanjutnya akan menciptakan iklim kerja yang dapat mempengaruhi pekerja terhadap kepuasan kerja dan produktivitas kerja perawat. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan hubungan antara iklim kerja, dan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja perawat. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap BRSUD Waled Cirebon yang berjumlah 141 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang disusun berdasarkan elemen-elemen iklim kerja, kepuasan kerja, dan produktivitas kerja. Hasil uji validitas dan reliabilitas didapatkan seluruh pernyataan dalam kuesioener adalah valid (0,3705-0,9266) dan reliabel (0,9709). Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian adalah 50,4% perawat mempunyai persepsi baik tetang iklim kerja, 51,8% perawat puas dalam bekerja dan 53,2% bekerja produktif. Adanya hubungan yang bermakna antara iklim kerja dan kepuasan kerja dengan produktivitas kerja perawat.Variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas kerja adalah kepuasan kerja, kejelasan organisasi, dan tanggung jawab serta jenis kelamin sebagai variabel confounding. Variabel kepuasan kerja merupakan variabel yang paling berhubungan dengan produktivitas kerja (p value=0,000; OR=13,784). Saran: penelitian ini diharapkan bagi pihak manajer rumah sakit mempertahankan dan meningkatkan iklim kerja yang baik guna mencapai kepuasan kerja dan meningkatkan produktivitas kerja melalui sosialisasi tentang visi, misi, tujuan organisasi dan perbaikan komunikasi antar petugas kesehatan di rumah sakit.

ABSTRACT
Work climate in organization is formed from the staffs perception upon policy, support, organizations clarity, reward and responsibility. In turn it will create a working climate influencing the staff with else job satisfaction and with productivity of nursing staff. The research was descriptive the re1ationshif between work climate and job satisfaction with productivity of the nursing staff. The research was description correlation through cross sectional approach. The research used total
population which have fulfilled inclusion criteria were l41 nurses. The instrument applied to this study was modified a instrument. The validity and reliability test of the work climate instrument. job satisfaction instrument and productivity of the nursing staff instrument was validity and productivity of the nursing staff instrument was validity (0,3705-0,9266) and reliability (0,9709). The result of unvaried analysis described, nurses who perceived good to the work climate 50,4o/o, who had good job satisfactions 5 I ,8% and 53,2%. The productivity of nursing staff. The conclusion of this study showed that there was significant relationship between work climate and job satisfaction with productivity of nursing staff, Therefore the dominant variables that correlated with productivity of nursing staff was job satisfaction (p value = 0,000; OR""' 13,784)from this result can be suggested for direction hospital. it was increased work climate to satisfaction job and increasing work conditioning quality through
communication effectiveness.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T29144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Helda
"Bagi suatu organisasi pendidikan, sorang staf tetap yang professional yang mampu bekerja efektif dan efesien merupakan asset sumber daya manusia yang sangat berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu kepuasan kerja dan pegawai tersebut patut untuk diperhatikan. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Pekerja yang tidak puas terhadap pekerjaan mereka dapat mengakibatkan 2 (dua) hal yaitu :
1. Pegawai itu keluar dari organisasi, keluar atau pindahnya tenaga kerja dapat mengakibatkan kerugian baik moral maupun materiil karena pegawai itu juga membawa keluar pendidikan, pengalaman, dan efisiensi kerja yang biasa dilakukan pada organisasi tsb,
2. Pegawai itu terus bekerja namun karena ketidakpuasannya cenderung berperilaku : meningkatnya tingkat kemangkiran, menurunnya semangat kerja, menurunnya kesetiaan terhadap organisasi, dan perilaku negatif lajnnya yang dapat merenggangkan hubungan antara karyawan dan manajer.
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (umur, lama pendidikan, jenis kelamin, pengalaman) dan organisasi (gaji, jabatan) dengan kepuasan keria dilihat dari faktor primer(gaji, kondisi kerja fisik, rekan kerja, keamanan, supervisi) dan faktor sekunder ( prestasi, tanggung jawab, pengakuan ).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional dengan responden staf pengajar tetap Akademi Perawatan Swasata di Palembang. Sampel sebanyak 70 (tujuh puluh) orang, pengumpulan data dilakukan dengan jalan menggunakan pertanyaan terstruktur yang ada dalam kuesioner.
Analisis statistik dilakukan dengan univariat, bivariat dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat hubungan variable bebas dengan variable terikat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur dengan faktor primer sehingga didapatkan setiap kenaikan umur responden sebanyak 10 tahun akan mengurangi skor kepuasan kerja sebanyak 1,2.
Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara lama pendidikan dengan faktor primer sehingga didapatkan bahwa setiap kenaikan 10 tahun Iama pendidikan yang ditempuh responden akan mengurangi skor kepuasan kerja dilihat dari faktor primer sebesar 7,4. Ada hubungannya arntara lama pendidikan dengan kepuasan kerja dimana sedap kenaikan lama pendidikan akan mengurangi skor kepuasan kerja sebesar 8,1.
Peneliti menyarankan untuk menempatkan staf sesuai dengan pendidikannya, melakukan penyesuaian system penggajian serta memberikan jaminan keamanan seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua.

An educational organization, a profesional full time staf member who capable of working effectively and effiently is a valuable asset of human resource to promote the educational qualification Job satisfaction is a employee feelings about whether his or her job is enjoyable or not A employee who is not satisfied with his or her job may result 2 things :
1) The employee may with draw from the organization This means a moral and material loss on the side ofthe organization, as the employee will take his education, working experience as he worked in organization, or
2) The employee may continue working in the organization, but as he will be unsatisfied with his job, he tends to : work relunctanly, reduce his working spirit, and reduce his loyality to the organization.
The objectives of this research is to enqmlore the relation between the individual characteristic relation ( age, education span, sex, experience) and organization ( salary, position) to the job satisfaction. Seen from the factors of primer ( perseption of the salary, physical working condition, co- workers, security, supervision ) and secondary factor (prestige, responsibility, selfactualization ).
This research is conducted by using cross-sectional design with the respondent of the permanent member of teaching staff of Private Nursing Academy in Palembang. There are 70 samples, the data collection is done by using the structured questionares.
Statistical analysis is done with univariate, bi-variate with the simple linear regression to explore the free variable relation with the dependent variables.
The result of the research shows there is a significant relation between the education and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years education of the respondent decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor of 7,9 and between the age and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years of age decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor 1,2. And there is relation between education and job satisfaction and found that an increasing of 10 of education decrease the score of job satisfaction 8,1.
To increase the job satisfaction this research Suggested that :
- make the adjusted about the salary
- to provide the benefit such as health and life insurance
- to provide the opportunity to the staif to take higier education.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metha Nilawati
"Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara gaya kepemimpinan demokratik dengan kepuasan kerja karyawan , PT. Waskita Karya Tbk dimana gaya kepemimpinan demokratik sebagai variabel yang bebas dan kepuasan kerja merupakan variabel yang terikat. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jumlah responden 70 karyawann. Uji validitas menggunakan KMO Bartlett, sedangkan uji reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach, dengan menggunakan teknik analisis korelasi Rank Spearman.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat diketahui bahwa variabel gaya kepemimpinan demokratik memiliki korelasi positif dengan variabel kepuasan kerja karyawan, nilai sebesar 0,666 dan dapat diartikan bahwa gaya kepemimpinan demokratik memiliki hubungan yang kuat dengan kepuasan kerja karyawan pada PT. Waskita Karya Tbk proyek pembangunan world class university Indonesia.

Research in this thesis aims to determine relationship between democratic leadership style and job satisfaction at PT Waskita Karya Tbk in project development of world class university Indonesia which democratic leadership style as a independent variable and job satisfaction as a dependent variable. This study uses a quantitative approach with the number of 70 respodents . Validity test is using the KMO Bartlett, whereas reliability test use Cronbach Alpha, and using Spearman rank correlation analysis techniques.
Results of this research shows that the variable of democratic leadership style has a positive correlation with job satisfaction variables, while values of 0.666 and the relationship could be interpreted that democratic leadership style has a strong relationship with job satisfaction at PT Waskita Karya Tbk in Project Development of World Class University Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44692
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nurul Kurniasih
"Persaingan bisnis di sektor keuangan meningkat seiring dengan adanya penurunan pertumbuhan ekonomi dan krisis global. Keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan menjadi salah satu variabel penting yang dapat meningkatkan keunggulan bersaing perusahaan guna memenangkan persaingan bisnis. Skripsi ini membahas hubungan antara keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan di PT. PG Asset Management. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keterikatan kerja dan kepuasan kerja karyawan PT. PG Asset Management.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain eksplanatif. Data dikumpulkan melalui survei dengan teknik total sampling pada seluruh karyawan tetap yang memiliki lama kerja minimal satu tahun di PT. PG Asset Management. Responden penelitian berjumlah 36 karyawan.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa keterikatan kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan, serta memiliki kekuatan hubungan yang erat dengan kepuasan kerja.

Competition in the financial sector has increased. Work engagement and job satisfaction become an important variable that can be used by organizations to win the business competition. This research has a purpose to analyze the relationship between work engagement and job satisfaction among employees in PT. PG Asset Management. Unlike previous studies, this study only focused on analyzing the relationship between work engagement and job satisfaction without involving the intermediate variables.
This research is a quantitative research and the data consists of a questionnaire study, litelatur’s review, and interviews with relevant respondents. The data were collected by means of survey with total sampling technique to all of permanent employee who have worked for minimum of one year in PT. PG Asset Management.
The result of this research shows that there was a significant and positive relationship between work engagement and job satisfaction among employees in PT. PG Asset Management. The strength of the relationship between this two variables is classified as "strong" based on Criteria of Correlation Coefficient Guildford (Guilford's Emprirical Rule).
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47422
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ldia Elizabeth
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubngan antara pelanggaran kontrak psikologis menurut perawat dengan intention to quit dan kepuasan kerja perawat rumah sakit x. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross sectional dan melibatkan 61 perawat sebagai responden. Instrumen yang digunakan dalam pengmpulan data adalah kuesioner yang terdiri dari kuesioner pelanggaran kotrak psikologis, intention to quit dankepuasan kerja. Analisis data menggunakan uji chi-square dan hasil penelitian menunjukanbahwa kepuasan kerja dalam aspek pengawasan memiliki hubungan dengan intention to quit. Dari penelitian ini disarankan agar mengupayakan komunikasi lebih lanjut antara pihak Rumah Sakit X dan perawat mengenai aspek-aspek kontrak psikologis terutama yang dianggap masih kurang agar terbentuk kepuasan kerja dan menurunkan niat untuk berhenti perawat.

This study aims to determine the relationship between psychological contract breach according to nurse, intention to quit and nurse; job satisfication in X Hospital 2011. This study uses a quantitative approach with cross sectional design and involved 61 nurses as respondents. Instrumens used in data collection is a questionnaire consisting of psychological contract breach, intention to quit and job satisfication in terms of rewards and promotional opportunities have a relationship with psychological contract breach. In addition, rewards and supervision aspects of job satisfication have a relationship with intention to quit. It is suggested to seek further communication between X Hospital and nurses about psychological contract aspects that are considered primarily is still lacking so that it can improve nurses' job satisfication and lower intentions to quit."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29506
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>