Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152950 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nancy Cahya Hadmawati
"Rumah Sakit sebagai tempat berkumpulnya orang sehat dan sakit mempunyai potensi bahaya, salah satunya adalah bahaya biologi. Adanya banyak pasien TBC dengan pcmeriksaan DTA posit if di RS A mcmungkinkan terjadinya penularn terhadap pekerja di RS khususnya perawat yang bertugas merawat pasien pasien TBC. Di RS ini belum ada SMK3 dan PK 3RS dan tidak pernah dilakukan pemeriksaan kesehatan pra kerja dan berkala. Desain awal penelitian ini adalah cross sectional yang bersifat deskriptif, dilakukan terhadap 65 sampel yang didapal dari perhilungan rumus estimasi, dan karena hasil yang terdeteksi tbc hanya 5 orang, maka dilanjutkan dengan studi kasus dengan wawancara mendalam terhadap kelima orang tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi penyakit tbc pada perawat di RS ini adalah 7,7 % dengan umur bervariasi, pendidikan D3 (>50 %) dan lama kerja bervariasi, minimal 1 tahun, maksimal 16 tahun. Gambaran factor risiko pada perawat ini adalah tingkat pengetahuan perawat tentang tbc yang kurang (20 %), belum mendapat vaksinasi BCG (80%), status gizi kurang (20%), dan hanya kadang-kadang memakai masker waktu kerja (100%) dan pemakaian ruang isolasi yang belum tepat.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah prevalensi perawat tersangka tbc adalah 7,7% dan ini dipengaruhi oleh banyak factor antara lain status gizi, vaksinasi BCG, pemakain masker pada saat kerja. Selain itu adanya ruang isolasi juga memegang peranan penting. Pendidikan dan pengetahuan yang tinggi tidak menjamin seseorang terhindar dari penyakit tuberculosis, harus diimbangi dengan fasilitas dan upaya pencegahan melalui perilaku dehat dan aman.

The hospital as the place where healthy and sick people meet has the potential hazards and one of them is biological hazard. The presence of many TBC patients witb medical,examination of positive smear BTA in the Dr. Adjidarmo's Hospital enable the happening of contagion to all workers in ihe hospital, particularly to the nurses who take care of tbc palienls in direct contact In this hospital, thew is neither "System of Management of Occupational Health and Safety" nor "Committee of Hospital's Occupational Health and Safety" and examinations of heaith have never been held yet pre work and periodically. The initial design of this research is descriptive cross section of 65 samples obtained from lhe formulation estimate, and since there are only 5 samples that have been infected with tbc, the following step therefore should be continued in case study by interviewing them intensively and thoroughly.
The results of the research indicate that tbc disease is prevalent among the nurses of this hospital and the prevalence is 7,7% those who are examined vary in age (from 25 up to 49 years), education attaintment (more than 50% hold D3 diplomas), years of service (at least 1 year and at most 16 years). The accounts of the risk factor are as follows : insufficient knowledge of tbc disease (20%), getting no BCG-vaccination (80%), bad nutrition status (20%), using masks rarelyin working (100%), and improper usage of isolation wards.
In conclusion of this research, the prevalence of tbc disease for the suspected nurses reaches 7,7%, and it’s caused by influence of many factors, for axamples nutrition status, BCG vaccination, and the use of msks when working. Besides the matters mentioned above, the isolation wards for the hospitas will play the important role. Further more, either appropriate knowledge or education in medical field is no guarantee of being protected from tbc disease without keeping a balance between those mentioned above and preventive measures as well asa facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T11539
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Oni Isnenti
"Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Angka kematin ibu juga merupakan salah satu target yang telah ditentukan dalam tujuan pembangunan mellenium yaitu tujuan ke 5 meningkatkan kesehatan ibu dimana target yang akan dicapai sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai ¾ resiko jumlah kematian ibu yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. Dan 11 % kematian ibu disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia.
Penelitian ini bertujuan untuk memperolah gambaran kejadian Preeklampsia dan Eklampsia berdasarkan karakteristik ibu hamil di RSUD Dr.Adjidarmo Rangkasbitung Kabupaten Lebak Provinsi Banten tahun 2012.
Penelitian ini menggunakan desain studi laporan serial kasus yang dilakukan pada bulan November Tahun 2012. Sampel penelitian adalah pasien ibu hamil di ruang bersalin yang tercatat di rekam medis pada bulan Januari sampai dengan September tahun 2012 dan terdiagnosa preeklampsia dan eklampsia.
Hasil penelitian kejadian Preeklampsia dan Eklampsia berdasarkan karakteristik ibu didapatkan proporsi kejadian preeklampsia sebesar 83,1% (157 ibu hamil) dan pada Eklampsia 16,9% (32 ibu hamil). Pada proporsi ibu yang mengalami Eklampsia lebih banyak pada ibu hamil yang berumur <20 tahun dan antara 20-35 tahun, yang bekerja, riwayat menggunakan KB dan tidak menggunakan KB, juga pada ibu yang primigravida dibandingkan dengan ibu hamil yang mengalami preeklampsia.

Maternal Mortality Rate (MMR) is one of the indicators to look at the health status of women. Figures kematin mother is also one of the targets specified in the mellenium development goals aim to 5 to improve maternal health in which the targets to be achieved by 2015 is reduce by three quarters the maternal mortality risk is equal to 102 per 100,000 live births. And 11% of maternal deaths caused by preeclampsia and eclampsia.
This study aims to gain an overview Preeclampsia and Eclampsia events based on maternal characteristics in hospitals Dr.Adjidarmo Rangkasbitung Lebak Banten Province in 2012.
The design of this research study reported case series conducted in November 2012.The research sample was pregnant patient in the delivery room was recorded in the medical record in January to September in 2012 and diagnosed with preeclampsia and eclampsia.
The results Preeclampsia and Eclampsia events based on maternal characteristics obtained proportion of 83.1% incidence of preeclampsia (157 pregnant women) and in Eclampsia 16.9% (32 pregnant women). On the proportion of women who experienced more Eclampsia in pregnant women aged <20 years and between 20-35 years old, who work history using family planning and do not use family planning, as well as a primigravida mothers compared with mothers who had preeclampsia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44629
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Kartika
"Penelitian ini dilatarbelakangi adanya keterlambatan dalam penyelesaian klaim BPJS di RSUD Dr.Adjidarmo. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif dan observasi ini menemukan bahwa 85,56% berkas klaim sudah siap dalam bentuk txt file (soft copy). Namun, merujuk kepada Pedoman Implementasi JKN ternyata penyelesaian klaim rawat inap di RSUD Dr.Adjidarmo dinyatakan tidak tepat waktu. Penyebabnya adalah kurang SDM tenaga dokter dan verifikator BPJS, masalah kelengkapan dokumen klaim, tata letak ruang yang belum memadai, SIM-RS yang belum terintegrasi. Rumah Sakit memerlukan waktu untuk menyesuaikan perubahan sistem aplikasi INA-CBGs. Diperlukan kebijakan/prosedur tetap yang mengatur kepastian tugas, tanggungjawab dan wewenang setiap unit klaim. Disarankan agar meninjau kembali isi perjanjian kerjasama, menetapkan SOP dan mengembangkan monitoring dan evaluasi demi perbaikan kinerja penagihan klaim di RSUD Dr.Adjidarmo.

This research has done to respond challenge on the claim handling in RSUD Dr.Adjidarmo in the first three months of JKN implementation. This study used a qualitative approach and observation. The study revealed that 85,56% of the claims were ready in txt file. However, if we refer to MOH guideline, it is found that all claims were not timely ready. Inacuracy of the Inpatient claim settlement in Adjidarmo’s Hospital was caused by the lack of human resources/ doctors, personnel BPJS verifier, incomplete documents, layout of manager office, fragmented hospital information system, changing INA-CBGs application system and the absence of procedures and policies. It is expected that BPJS will set up policies and procedures to improve claim handling as well as develop monitoring and evaluation instruments."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karleanne Lony Primasari
"Jaminan Kesehatan Nasional merupakan implementasi dari UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional di bidang kesehatan dengan konsep Universal Health Coverage yang memaksa pesertanya mengikuti sistem rujukan berjenjang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang komprehensif, murah dan terjangkau namun berkualitas. Belum effektifnya sistem rujukan yang ada di Indonesia, membawa berbagai permasalahan dalam dunia kesehatan dan berdampak pada penumpukan pasien di fasilitas kesehatan lanjutan yang berakibat pemanfaatan tenaga terampil dan peralatan canggih secara tidak tepat guna dan menurunnya kualitas pelayanan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan arah penelitian pada Sistem Rujukan Jaminan Kesehatan Nasional RSUD dr. Adjidarmo di kabupaten Lebak. Metode analisa yang digunakan adalah Content Analysis berdasarkan triangulasi metode, triangulasi sumber dan triangulasi teori.
Dengan menganalisis aspek yang terdapat didalamnya, hasil penelitian dan pembahasan dibagi dalam 2 komponen, yaitu Karakteristik Sistem Rujukan Medis dan Sistem Rujukan Berjenjang. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa pada Karakteristik Sistem Rujukan Medis implementasi Jaminan Kesehatan Nasional membawa perbaikan dalam sistem rujukan di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak walaupun belum signifikan dan dari komponen Sistem Rujukan Berjenjang, perbaikan baru nampak pada aspek kebijakan dan prosedur, sehingga masih diperlukan upaya yang keras untuk meningkatkan aspek lainnya untuk menciptakan sistem rujukan yang lebih baik.

National Health Insurance is an implementation of the Law No. 40 of 2004 on National Social Security System in the field of healthcare with the concept of Universal Health Coverage that forced participants to follow a tiered referral system for health services are comprehensive, affordable, cheap and quality.
The ineffectiveness of the existing referral system in Indonesia, bringing a variety of health problems in the world and have an impact on the accumulation of patients in healthcare facilities resulting in continued utilization of skilled personnel and sophisticated equipment is not appropriate and the declining quality of health care.
By analyzing aspects contained therein, the results obtained and the discussion is divided into two components, namely the Medical Referral System Characteristics and Referral System Tiered,. From the results of the study showed that the implementation of the Medical Referral System Characteristics of National Health Insurance to bring improvements in the referral system in Public Hospital of dr. Adjidarmo Lebak although not significant and tiered referral system components improvements just occured in both policy and procedures, so that a strong effort is still needed to improve other aspects of creating a better referral system. It is expected that the results of this study may be one of the input for the management of hospitals and related institutions in improving various aspects related to the successful implementation of a tiered referral system in Lebak district in order to achieve Universal Health Coverage in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T43015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ai Yeni Herlinawati
"Penyakit Ginjal Kronik (PGK) merupakan masalah yang mendunia. Pasien PGK yang menjalani hemodialisis biasanya mendapatkan resep yang banyak dan ini mempunyai risiko tinggi menyebabkan Masalah Terkait Obat (MTO). Tujuan penelitian ini adalah mengevaluasi intervensi apoteker terhadap MTO yang berhubungan dengan kadar hemoglobin, ureum dan kreatinin. Desain penelitian yang digunakan adalah Pre eksperimental dengan pre post design secara prospektif. Penelitian dilakukan terhadap satu kelompok uji, total responden penelitian 76 orang. Penelitian ini dilakukan di poli rawat jalan hemodialisis RSUD dr. Adjidarmo kabupaten Lebak selama periode Januari sampai maret 2017. MTO dinilai berdasarkan Pharmaceutical Network Europe (PCNE) V.6.2, tahun 2010. Jumlah MTO yang diidentifikasi adalah 256 masalah, Setelah dilakukan intervensi, jumlah MTO turun menjadi 71 masalah (menurun sebesar 72,26%). Terdapat perbedaan bermakna pengaruh intervensi apoteker terhadap penurunan jumlah MTO sebelum dan sesudah intervensi dengan p < 0,05. Terdapat perbedaan bermakna kenaikan rerata hemoglobin yang disebabkan oleh intervensi apoteker terhadap MTO dengan p < 0,05, selisih kenaikan rerata hemoglobin setelah intervensi selama 3 bulan adalah 0,84 g/dl. Rerata kadar hemoglobin setelah intervensi 3 bulan naik 8,29%. Terdapat perbedaan kadar ureum setelah dilakukan intervensi, tetapi tidak bermakna secara klinis dengan p > 0,05 (OR 1,37 p 0,517). Perubahan masalah terkait obat yang diakibatkan oleh intervensi apoteker bisa menurunkan kadar ureum 1,37 kali nya dibanding sebelum intervensi. Rerata kadar ureum setelah intervensi selama 3 bulan turun 30,05%. Terdapat perbedaan bermakna kadar kreatinin setelah dilakukan intervensi dengan p < 0,05 (OR 0,196, P 0,049). Perubahan masalah terkait obat yang diakibatkan oleh intervensi apoteker bisa menurunkan kadar kreatinin 0,196 kali nya dibanding sebelum intervensi. Rerata kadar kreatinin setelah intervensi selama 3 bulan turun sebesar 9,91%. Faktor perancu untuk kadar hemoglobin adalah stadium PGK dengan p < 0,05 dan status gizi dengan p < 0,05. Faktor perancu untuk kadar ureum adalah status gizi dengan p < 0,05. Dengan demikian intervensi apoteker terhadap MTO bisa membantu keberhasilan terapi pasien hemodialisis di RSUD dr. Adjidarmo Kabupaten Lebak

Chronic Kidney Disease (CKD) is a worldwide problem. PGK patients undergoing hemodialysis usually get many prescriptions and this has a high risk of causing Drug Related Problems (DRP). The aim of this study was to evaluate the pharmacists' interventions on DRPs relating to hemoglobin, urea and creatinine levels. The research design used was Preeksperimental with pre post design prospectively. The study was conducted on one test group, total of 76 respondents. This research was conducted in outpatient hemodialysis dr. Adjidarmo hospital Lebak district during the period January to March 2017. The DRP was assessed on the basis of Pharmaceutical Network Europe (PCNE) V.6.2, 2010. The number of DRPs identified was 256 problems. After intervention, the number of DRPs fell to 71 problems (decreased 72.26%). There was a significant difference in the effect of pharmacist intervention on decreasing the number of DRP before and after intervention with p <0.05. There was a significant difference in mean increase of hemoglobin caused by pharmacist intervention on DRP with p <0.05, the difference of mean hemoglobin increase after intervention for 3 months was 0.84 g/dl. Mean hemoglobin levels after 3 month intervention increased 8.29%. There was a difference in urea after the intervention, but not clinically significant with p> 0.05 (OR 1.37 p 0,517). Changes in drug-related problems resulting from pharmacist interventions can lower ureum 1.37 than before intervention. Mean urea levels after 3 month intervention decreased 30.05%. There was significant difference of creatinine level after intervention with p <0,05 (OR 0,196, P 0,049). Changes in drug related problems resulting from pharmacist interventions may decrease the creatinine level 0.196 compared to before intervention. Mean creatinine level after 3 months intervention decreased by 9.91%. Confounding factor for hemoglobin level was PGK stage with p <0,05 and nutritional status with p <0,05. The confounding factor for urea is nutritional status with p <0.05. Thus, pharmacist intervention on DRP can help the success of hemodialysis patient therapy in dr. Adjidarmo hospital district Lebak"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Elda
"Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa telah terjadi pergeseran terhadap pola pembayaran pengguna jasa Rumah Sakit, dari membiayai sendiri menjadi menggunakan pihak ketiga yaitu Asuransi Kesehatan dan banyaknya kendala yang dihadapi dalam menjalin kerjasama dengan PT Askes terutama pada keterlambatan dokumen klaim. Keterlambatan ini berdampak pada berkurangnya target pendapatan rumah sakit untuk disetorkan pada kas daerah pada akhir tahun anggaran.
RSUD Dr. Adjidarmo adalah Rumah Sakit type C dengan kapasitas 120 tempat tidur, terletak dipusat kota Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Pada penelitian ini, peneliti melakukan analisis faktor-faktor input yaitu SDM, dana. material, dan metode dengan keterlambatan dokumen klaim Askes melalui proses tahapan manajemen piutang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif analitik yaitu melalukan pengamatan langsung pads PPATRS (Program Pelayanan Administrasi Terpadu Rumah Sakit), wawancara mendalam dan telaah dokumen pada sistem manajemen Rumah Sakit. Penelitian ini dilakukan dilingkungan RSUD Dr. Adjidarmo dan Asissten Area Manager (AAM) PT. Askes cabang Lebak dari bulan Februari sampai dengan bulan April 2006 dengan menggunakan data rekapitulasi keterlambatan dokumen klaim tahun 2005.
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu input, proses dan output sesuai dengan kerangka konsep pada metodologi penelitian. Pada pembahasan diungkapkan basil penelitian yang didapat, dibandingkan dengan teori, dengan paneliti terdahulu serta judgement dari peneliti.
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu adanya keterlambatan yang sangat bermakna pada penyelesaian dokumen klaim obat rawat jalan dan rawat imp, dimana kendalanya terdapat pads tahap pembebanan dan penataan dari unsur SDM, material dan metode. Kendala tersebut berupa kurangnya tenaga pelaksana untuk penyelesaian klaim obat rawat imp dan rawat jalan, kurangnya sarana penunjang dan belum adanya kerjasama yang baik diantara unit terkait. Tidak adanya kepastian tugas, tanggungjawab dan wewenang pada petugas penatalaksana klaim obat merupakan kendala yang cukup berarti. Dengan dibentuknya Tim Pengendali Askes, diharapkan kendala-kendala tersebut dapat diatasi.

The background of this study was based on fact that have frictioned to pattern payment of Hospital service client, from out pocket became to Health Insurance as the third party and many problem faced in braiding cooperation with PT Askes especially at claim document delayed. This delay affect in decreasing hospital targets budget at end of the year.
RSUD Dr. Adjidarmo was a type C hospital with 120 beds where located in Rangkasbitung downtown, Sub-Province Lebak Province Banter'.
In this research, researcher made analysis of input factors that were man, money, material, and method with delay in claim document Askes through receivable management step process.
This research was qualitative research with analytic descriptive method by doing direct observation at PPATRS (Intire Program Administrative Services of Hospital), in-depth interviews and document study at Hospital management system. This Research was done in RSUD Dr Adjidarmo environment and Asissten Area Manager (AAM) PT. Askes branch Lebak from Februari up to April 2006 and used back up data of 2005.
The result and discussion from this research were divided in three parts, that were input, process and output according to framework concept at research methodology. The result compared with theory, previous researcher and also judgment from researcher.
Conclusion of this research was delay in drug claim document of out-patient and in-patient where the problem came from in house phase and billing phase, and from variable of human resources, material and method. The problems were lack of employees, especially in drug claim, lack of supporter medium and there was no good cooperation among related units. Inexistence certainty of duty, authority and responsibility was a meaningfull enough problem. By forming of Askes Controller Team, expected the problem could be resolved.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iin Presetiawati
"Ketidakpatuhan terapi diabetes melitus (DM) dapat menimbulkan komplikasi kronis. Konseling dan booklet adalah bentuk edukasi yang dapat diberikan pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pemberian konseling dan booklet terhadap tingkat kepatuhan melalui penurunan kadar hemoglobin terglikasi (HbA1C) dan penurunan skor kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) pada pasien DM tipe 2. Penelitian merupakan pre-experimental yang dilaksanakan secara prospektif di RSUD dr. Adjidarmo pada bulan maret sampai bulan mei tahun 2014. Sampel penelitian adalah pasien DM tipe 2 berjumlah 30 orang yang masuk kriteria inklusi dan eksklusi dan diberikan intervensi konseling dan booklet. Kepatuhan diukur terhadap skor MMAS-8 dan kadar HbA1C sebelum dan sesudah 10 minggu pemberian intervensi. Skor MMAS-8 sebelum intervensi adalah sebesar 2,63±1,50, dan sesudah intervensi terjadi penurunan menjadi 0,7±1,18. Kadar HbA1C sebelum intervensi adalah sebesar 11,31±2,95, dan sesudah intervensi terjadi penurunan menjadi 8,12±2,79. Hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan uji Wilcoxon untuk MMAS-8 dan HbA1C. Hasil analisis menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (p<0,001) terhadap kadar HbA1C dan skor MMAS-8 antara sebelum dan sesudah intervensi, dengan demikian penelitian ini mengindikasikan bahwa pemberian konseling dan booklet efektif meningkatkan kepatuhan pasien DM tipe 2.

Non-compliance on diabetes mellitus medication leads to chronic complications. Counseling and booklet is a form of education that can be given to patients with type 2 diabetes. The Study aimed to evaluate the effectiveness of counseling and booklet on the level of compliance through reduced levels of glycated hemoglobin (HbA1C) and questionnaire scores of Morisky Medication Adherence Scale (MMAS-8) in patients with type 2 diabetes mellitus. This study was a pre-experimental prospectively conducted from march to may 2014 at RSUD dr. Adjidarmo. The samples were type 2 diabetic patients were 30 people who entered inclusion and exclusion criteria and given counseling intervention and booklet. Compliance is measured against the MMAS-8 scores and HbA1C levels before and after 10 weeks of administration of the intervention. MMAS-8 scores before and after intervention is 2,63±1,50 and 0,7±1,18. HbA1C levels before and after is 11,31±2,95 dan 8,12±2,79. The measurement results were analyzed using the Wilcoxon test for MMAS-8 and HbA1C. The analysis showed significant difference (p<0,001) of the value of HbA1C and MMAS-8 scores between before and after intervention, this study therefore indicates that the provision of counseling and booklet improve patient compliance with type 2 diabetes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
T46669
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad
"Persalinan pada dasarnya merupakan proses alamiah yang sudah merupakan tugas seorang ibu yang harus dihadapi. Namun demikian, tidak jarang terjadi penyimpangan, sehingga keadaan ini bukan saja menimbulkan risiko bagi ibu, tetapi juga berisiko terhadap bayinya. Salah satu risiko yang mungkin terjadi bagi bayi akibat persalinan ini adalah afiksia neonatorum.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia memperkirakan prevalen afisia neonatorum sedang dan berat di Indonesia setiap tahun sekitar 144.900 bayi. Sementara itu data pada Rumah Sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000 terungkap kejadian asfiksia neonatorum sedang dan berat tahun 1999 sebesar 24,9 % meningkat menjadi 45,9 % pada tahun 2000.
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari register ibu dan register bayi di Rumah SakitUmum Dr.Adjidarmo Rangkasbitung tahun 2000. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Faktor lain meliputi umur ibu saat bersalin, paritas, berat badan bayi lahir, kelainan plasenta, persalinan tindakan, kelainan letak dan kasus rujukan diduga mempengaruhi hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Desain yang digunakan adalah case control. kelompok kasus adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung selama tahun 2000 dengan nilai Apgar menit pertama kurang dari 7. Sedangkan kelompok kontrol adalah bayi yang lahir di Rumah sakit Umum Dr. Adjidarmo Rangkasbitung periode selama 2000 dengan nilai Apgar menit pertama 7 sampai 10.
Dari keseluruhan sampel, bayi yang lahir dengan mengalami persalinan lama pada kelompok kasus proporsinya hampir lima kali lebih besar (43%) dibanding kelompok kontrol (8,5%). Terbukti adanya hubungan bermakna antara persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum. Bayi yang lahir dengan asfiksia neonatorum, setelah dikontrol persalinan tindakan dan kasus rujukan berperan sebagai confounder, atau mempunyai pengaruh terhadap hubungan persalinan lama dengan kejadian asfiksia neonatorum.
Perlunya dilakukan persalinan tindakan sesegera mungkin,apabila diketahui ibu bersalin telah mengalami persalinan lama. Kegiatan lainnya adalah perlu terus dilakukan upaya penyuluhan kepada masyarakat, khususnya ibu hamil untuk selalu melakukan perawatan ante natal yang baik selama kehamilannya guna mendeteksi secara dini penyulit persalinan.

The Connection Between Long Duration Childbirth rith Neonatorum Asphyxia Case to Newborn Baby at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000Delivering a baby or childbirth, basically is a natural process as a mother's duty that have to deal with. In such a case, sometimes there is childbirth deviations have risks that could be dangerously to mothers and also to newborn babies. One of this risks is Neonatorum Asphyxia.
Ministry of Health Republic of Indonesia has predicted that medium and heavy cases of Neonatorum Aphyxia in Indonesia are about 144.900 cases. In the same cases, RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitungs Neonatorum Asphyxia in 1999 is 24,9% and increasing to 45,9% in 2002.
This research was using the secondary data that sourced on numbers of mothers and babies registration data at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000. The main goal of this research is to find out the connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia case. Others factors that could make effect are; mother's age, paritas, baby's weight, placenta disorder, breech delivery, and referral cases had presumed to influrnce the long duration childbirth with Neonatorum Asphyxia cases.
The research's design that used by the writer is case control design. The cases group is numbers of babies that born at RSU Dr. Adjidarmo Rangkasbitung in 2000 with Apgar value less than 7. Whereas the control group is number of babies with Apgar value range at 7 - 10.
From all samples, the babies that born with long duration childbirth at the cases group have the proportion cases five times bigger (43%) than the babies at control group (8,5%). It shows that there's connection between long duration childbirth and Neonatorum Asphyxia cases. The babies with Neonatorum Asphyxia cases from long duration childbirth have 3.053 probability odds times than the babies without Neonatorum Asphyxia cases, after being controlled by maternity acts and referral cases. Maternity acts and referral cases it also predicted had taken part as cofounder, or influence to long duration childbirth and Neonatorum aphyxia cases.
The maternity acts must be conducted as soos as possible if a long duration childbirth has been detected. Another actions that should be done and continued are public information or illumination acts, especially to pregnant mothers, to always take care of their pregnancy by doing the best ane natal caring along hers/their pregnancy to pre-detect and prevent maternity or childbirth problems.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widi Aprianti
"Rumah sakit merupakan sarana utama dalam meningkatkan derajat kesehatan bagi masyarakat, sehingga pelayanan yang diberikan harus maksimal agar terciptanya kepuasan dan kesetaraan kesehatan bagi seluruh masyarakat. Penelitian ini membahas mengenai pelayanan kesehatan di RSUD dr. Adjidarmo pada saat pasien melakukan registrasi atau pendaftaran di instalasi rawat jalan dengan menggunakan metode queuing system. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sistem antrian yang diterapkan oleh rumah sakit dan waktu tunggu rata-rata pasien yang akan melakukan registrasi atau pendaftaran rawat jalan, sehingga dapat memberikan peningkatan pelayanan kepada pasien dengan pengurangan waktu tunggu. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menambah jumlah server atau petugas loket pendaftaran pasien jaminan dan menghapus proses panggilan pasien pendaftaran online akan mengurangi total rata-rata waktu tunggu pasien jaminan sehingga tercipta kesetaraan waktu tunggu rata-rata antar pasien jaminan dan pasien umum.

Kata kunci: Sistem Antrian, Simulasi Arena, Pelayanan Rumah Sakit


Hospitals are the main means of improving the health status of the community, so that the services provided must be maximized in order to create satisfaction and health equality for the whole community. This study discusses health services at RSUD dr. Adjidarmo when a patient registers or registers at an outpatient installation using the queuing system method. The purpose of this study was to analyze the queuing system implemented by the hospital and determine the average waiting time of patients who will register or register for outpatient so that it can improve of the service to patients by reducing the waiting time. The results of this study indicate that by increasing the number of servers or clerks at the insurance patient registration counter and eliminating the online registration call process, it will reduce the total average waiting time for patients so as to create an average waiting time equality between insurance patients and general patients."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Fathoni
"Pendahuluan: Pandemi COVID-19 sangat mempengaruhi seluruh dunia. Pengaruh tersebut juga dirasakan oleh rumah sakit, sehingga tingkat kepuasan tenaga kesehatan menjadi sangat penting untuk dapat dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Pada tahun 2020 dan 2021 RSUD Dr. Adjidarmo mengalami kesulitan pada masa pandemi, hal ini terlihat pada turunnya angka kunjungan pasien Instalasi Gawat Darurat (IGD). Kunjungan pasien IGD pada tahun 2019 berjumlah 19.271 pasien, sedangkan pada tahun 2020 berjumlah 13.682 pasien dan pada tahun 2021 berjumlah 11.374. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan tingkat kepuasan kerja tenaga kesehatan terhadap kinerja di RSUD Dr. Adjidarmo. Metode penelitian: Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan metode analisis kuantitatif. Penelitian berlokasi di RSUD Dr. Adjidarmo Kec. Rangkasbitung, Kab. Lebak, Banten, dan dilakukan pada bulan Juni tahun 2022. Penelitian ini menggunakan instrumen Job Satisfaction Survei (JSS) oleh Spector tahun 1994 dengan 36 pertanyaan yang sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Penilaian kepuasan kerja yang dilakukan untuk menilai kepuasan kerja tahun 2021, sehingga diberikan penjelasan kepada responden bagaimana perasaannya terhadap kepuasan kerja setelah melihat penilaian hasil kinerja pada tahun 2021. Hasil dan diskusi: Kepuasan kerja secara umum dari tenaga kesehatan di RSUD Dr. Adjidarmo adalah 134,38 dengan jumlah tenaga kesehatan yang puas sejumlah 84 responden atau sebesar 35,3%. Tinggi rendahnya hasil kepuasan kerja ini kemungkinan disebabkan perbedaan tempat penelitian, jumlah dan jenis profesi responden, standar gaji tenaga kesehatan, serta waktu penelitian sebelumnya yang dilakukan sebelum kondisi pandemi COVID-19. Pada hasil analisis bivariat mencari hubungan kepuasan kerja dengan kinerja didapatkan hasil nilai p >0,05. Dengan demikian kepuasan kerja secara umum tidak berhubungan dengan hasil kinerja. Pada hasil penelitian dengan analisis multipel regresi logistik untuk menguji sejauh mana kesembilan komponen kepuasan kerja (pekerjaan itu sendiri, penghargaan dan pengakuan, promosi, gaji, supervisi, manfaat kerja, kebijakan dan prosedur, hubungan interpersonal dengan atasan, dan hubungan interpersonal dengan rekan kerja) diperiksa untuk memprediksi hasil kinerja. Didapatkan hasil nilai p >0,05 untuk seluruh komponen kepuaan kerja, dengan demikian komponen kepuasan kerja tidak berhubungan dengan hasil kinerja. Hal ini kemungkinan disebabkan faktor organisasi, profesionalisme tenaga kesehatan dan sistem penilaian kinerja.

Introduction: The COVID-19 pandemic has greatly affected the whole world. This influence is also felt by the hospital, so that the level of satisfaction of health workers is very important to be maintained or even increased. In 2020 and 2021 Dr. Adjidarmo regional public hospital experienced difficulties during the pandemic, this was seen in the
decrease in the number of patient visits to the Emergency Room (ER). The number of ER patient visits in 2019 was 19,271 patients, while in 2020 the number was 13,682 patients and in 2021 the number was 11,374. The purpose of this study was to analyze the relationship between the level of health workers' goals on performance in Dr. Adjidarmo regional public hospital. Research method: This study used a cross-sectional design with quantitative analysis methods. The research is located in Dr. Adjidarmo regional public hospital, Rangkasbitung Districts, Lebak Regency, Banten Province, and conducted in June 2022. This research uses the Job Satisfaction Survey (JSS) instrument by Spector in 1994 with 36 questions translated into Indonesian. Job satisfaction assessment is carried
out to assess job satisfaction in 2021, so that an explanation is given to respondents how job satisfaction is after seeing the performance results in 2021. Results and discussion: General job satisfaction of health workers at Dr. Adjidarmo regional public hospital is 134.38 with a number of satisfied health workers as many as 84 respondents or 35.3%.
This high or low job satisfaction result may be due to differences in research locations, the number and type of respondents' professions, salary standards for health workers, and the time of previous research conducted before the COVID-19 pandemic. In the results of the bivariate analysis looking for the relationship between job satisfaction and
performance, it was found that p-value > 0.05. Thus job satisfaction in general is not related to performance results. In the results of research with multiple logistic regression analysis to examine the extent to which the nine components of job satisfaction (the wrok itself, rewards and recognition, promotions, salary, supervision, fringe benefits, policies
and procedures, interpersonal relationships with superiors, and interpersonal relationships with coworkers) examined to predict performance outcomes. The results obtained p-value
> 0.05 for all components of job satisfaction, thus the component of job satisfaction is not related to performance results. This is probably due organizational factors, professionalism of health workers and performance appraisal system.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>