Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 179245 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eri Narwati
"Penelitian ini berawal dari pemikiran langkanya basil ekspresi anak dalam bentuk karya lukis anak. Padahal menggambar dan melukis seharusnya menjadi sarana anak-anak mewujudkan ekspresinya. Melalui gambar lukisan anak merefleksikan kemampuan intelektual, perkembangan fisik, persepsi, kreativitas, kepekaan estetiks dan perkembangan sosialnya. Melalui kajian teoritis tentang keberhasilan berekspresi dalam benhrk katya lukis anak, diperoleh veriabel yang diperkitakan mempengarnhi keberhasilan berekspresi, yaitu kreativitas, berga diri dan prodaktivitas. Unhrk itu diajukan empat hipotesis peoalitian yang hams diuji kebenara.naya, hipotesis ten;ebut adalah : L Ada hubungan yang positif dan siguifikan antara kreativitas dan keberhasiian berekspresi dalam benhrk katya seni lukis anak. 2. Ada hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dan keberbasilan dalam bentuk katya seni lukis anak. 3. Ada hubungan yang positif dan signifikan antam harga diri dan keberbasilan berekspresi dalam benhrk katya seni lukis anak 4. Vatiabel kreativitas memberi pengarub lebih besar terhadap keberbasilam berekspresi dibandingkan dengan variable berga diri dan produktivitas. Penelitian ini melibetkan siswa kelas N, V dan VI Sekolah Dasar Amitayus Jl. Sekolah no 6 Jelambar, Jakarta Barat yang mendapat bimbingan khusus Kak Alex dalam melukis dan menggambar, dan anak-anak yang menjadi anggota sanggar D&P Jl. Bintaro Tengah Raya TI/52 Bintaro, Jakarta Sclatan. Sampel penelitian adalah anak-anak yang telah memperoleh penghargaan dalam Iomba gambar/lukis anak, dan mereka yang pemah mengikuti pameran lukis/ gambar sejakbulan Juni 1999- Juni 2000. Untuk mengukur kreativitas, harga diri dan prodnktivitas dignnakan inslrumen yang disusun sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah diuji coba terlebib dahulu terbadap 33 orang anak. Dari basil analisis dengan menggunakan Product Moment Person diperoleh infonnasi bahwa Kreativitas mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan dengan keberhasilan berekspresi (r = 0.698 dengan p = 0.000). Hasil penelitian ini menunjukkan mesltipun pada usia sekolah dasar (7-12 tahun) anak-anak mergalami penurunan kreativitas (creativity drop), tetapi diperoleh data bahwa ada hubungan yang kuat dan signifikan antara kreativitas dan keberbasilan berekspresi dalam bentuk karya seni lukis anak. Dengan demikian hipotesis pertama diterima. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Harga diri mempunyai hubungan yang bermakna dengan keberbasilan berekspresi (r = 0.717 dengan p = 000). Harga diri sangnt mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang baik terhadap upaya peningkatm kernampuan diri sendiri maupnn peningkatan peadayagunaan lingkungan disekitarnya. Dengan demikian hipotesis kedua diterima. Pada penelitian ini diperoleh pula informasi bahwa produktivitas teroyata tidak mempunyai hubungan yang bennakua dengan keberbasilan berekspresi (r = -0.193 dengan p = 0.083) Hal ini tidak sesusi dengan pendapat Ovirk dkk (1976) yaog menyatakan bahwa kemampuan menciptakan produk seni didulrung oleh faktor kemampuan estetika, ketmmpilan alas material dan penguasaan prinsip seni (lnkis). Dengan demukian hipotesis kretiga ditolak. Hipotesis 4 berbunyi :"Variabel kreativitas memberi pengarub yang lebih besar dibandingkan dengan variabel barga diri dan variebel produktivitas. setelah dilakuksn uji dengan menggunakan multipel regresi diperoleh data signifikansi p = 0.028. Angka signifikansi dari variabel kreativitas lebih besar dibandiogkao dengan variabel bargn diri p = 0.006 yang berarti hipotesis 4 ditolak. Berdasarkan basil-basil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran -saran yang diberikan berkaitan dengan : L Sarnpel Penelitian Dalam rnenentukan sampel headaknya diusahakan diwakili oleh lebih banyak murid dari be:rbagai sanggar dan dalarn jumlah yang lebih besar agar diperoleh sarnpel yang lebih bersifat heterogein 2. Alat yang dipakai dalam penelitian Alat ukur ini merupakan alat ukur yang disusun sendiri oleh penulis dan barn pertama kali digunakan kiranya perlu dikembangkan jumlah butir pernyataan agar diperoleh data yang lebih terperinci dan perbaikan-perbaikan pada beberapa item pernyataan dalam alat ukur tersebut 3. Variabel Penelitian a. Mengingat banya 54.1% varian yang dapat dijelaskan dalam variabel penelitian ini sedangkan 46.9% lainnya merupakan sumbangan dari variabel diluar penelitian muka diperlukan adanya penelitian yang lebih mendalam dengan menambabkan variabel-variabel lain yang dianggap memiliki hubungan dengan keberhasilan berekspresi. b. Data yang digunukan untuk variabel keberhasilan berekspresi sebaiknya data primer."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T37924
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranti Widiyanti
"Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan antara harga diri akademik, kreativitas dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun. Latar belakang peneliti melakukan penelitian ini berdasarkan rendahnya mutu pendidikan sekolah dasar di Indonesia. Rendahnya mutu pendidikan dapat dilihat dari salah satu indikator yaitu rendahnya prestasi belajar siswa. Sedangkan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Windham (1990) antara lain adalah karakteristik siswa.
Menurut Ziller (1984), harga diri akademik sebagai salah satu aspek karakteristik siswa dapat mempengaruhi prestasi belajar, begitu pula yang dikemukakan Pujiyogyanti (1985) bahwa banyak siswa yang mengalami kegagalan dalam pelajaran bukan hanya disebabkan oleh tingkat inteligensi yang rendah atau keadaan fisik yang lemah, tetapi dapat disebabkan oleh adanya perasaan tidak mampu untuk melakukan tugas.
Aspek karakteristik siswa lainnya adalah kreativitas. Sebagaimana yang dikatakan oleh beberapa ahli bahwa kreativitas merupakan faktor penting dalam kehidupan. Utami Munandar (1999) mengemukakan mengapa kreativitas begitu bermakna dalam hidup, antara lain karena kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya. Dalam era pembangunan ini tak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan dan kejayaan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan kreatif, berupa ide-ide baru, penemuan-penemuan bare, dan teknologi baru.
Penelitian dilakukan kepada siswa SD kelas tinggi pada satu sekolah dasar di DKI dengan jumlah responden 47 siswa. Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan yang signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar siswa usia 10-12 tahun.
2. Ada hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun.
3. Besarnya kontribusi antara harga diri akademik, kreativitas terhadap prestasi belajar pada anak usia 10-12 tahun
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tujuh instrumen, yaitu : 1) kuesioner harga akademik, 2) tes kreativitas verbal, 3) hasil raport cawu tiga, 4) tes intelegensi sebagai data pendukung, 5) format observasi Iingkungan sekolah, 6) format identitas siswa dan latar belakang keluarga, dan 7) format wawancara dengan orang tua siswa.
Untuk membuktikan hipotesis diatas, analisis data yang dilakukan menggunakan perhitungan secara statistik dengan teknik yang digunakan adalah product moment pearson, untuk menjawab hipotesis 1 dan 2. Sedangkan untuk menjawab hipotesis 3 yaitu besamya kontribusi variabel harga diri akademik dan kreativitas terhadap variabel prestasi belajar, peneliti menggunakan teknik analisis regresi linear ganda.
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer, yaitu program SPSS. Dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun. Nilai koefisien korelasi -0.007 (jauh lebih rendah dari batas toleransi 0.5) dengan tingkat probabilitas 0.951 (jauh diatas batas toleransi 0.05). Dengan demikian hipotesis altematif pertama (Ha 1) ditolak, dan hipotesis null pertama (Ho 1) diterima.
2. Terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas anak dengan prestasi belajar anak usia 10-12 tahun, dengan nilai koefisien korelasi 0,579 (berada diatas batas toleransi 0.5) dan nilai probabilitas 0.000. Dengan demikian hipotesis altematif kedua (Ha 2) diterima dan hipotesis null kedua (Ho 2) ditolak.
3. Terdapat kontribusi antara harga diri akademik dan kreativitas terhadap prestasi belajar anak usia 10-12 tahun dengan diperolehnya besaran kontribusi 30.7% dari gabungan variabel harga diri akademik dan variabel kreativitas secara simultan terhadap prestasi belajar.
Dari hasil penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan bahwa : Ha 1 ditolak, Ha 2 diterima, dan Ha 3 diterima. Ditolaknya hipotesis alternatif satu, yaitu adanya hubungan yang signifikan antara harga diri akademik dengan prestasi belajar karena diperoleh hasil pada beberapa subyek yang memiliki skor nilai akademik tinggi justru cenderung memiliki prestasi belajar yang rendah. Hal ini kemungkinan terjadi karena subyek dalam melakukan penilaian harga diri akademik, tidak mengisi berdasarkan keadaan diri yang sebenarnya melainkan berdasarkan, keadaan diri sebagaimana ia harapkan. Faktor penyebab terjadinya hal tersebut dapat disebabkan karena alat ukurnya yang masih memiliki kelemahan baik dalam bentuk, tata bahasa, atau pernyataan-pemyataan yang tidak relevan.
Pembahasan kesimpulan hasil penelitian akan diuraikan dalam diskusi dan diikuti dengan saran-saran yang terkait dengan variabel penelitian, saran praktis, dan saran kebijakan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T18527
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"The book of "The Introduction of Preventive Conservation on Painting for visual Art Students" explains how to apply preventive conservation techniques for objects of culture and collection,especially paintings
"
ITJOICT
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Solichin Salam
Jakarta: Pusat Studi dan Penelitian Islam , 1994
927 SOL a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maryam Rudyanto
"Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan keberhasilan pendidikan musik, inteligensi dan kreativitas pada murid-murid Sekolah Musik Yayasan Musik Indonesia (YMI). Pada pendidikan di Sekolah Musik, hubungan antara kreativitas dan prestasi musik sangat erat. Tinggi/rendahnya kreativitas musik akan mempengaruhi prestasi murid. Kreativitas musik adalah kemampuan berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam aspek 'musical flexibility', 'musical originality', 'musical syntax' dan 'musicalextensiveness'. Sedangkan prestasi musik adalah nilai yang diperoleh siswa atas dasar penilaian guru terhadap les murid sehari-hari. Penilaian itu mencakup 'hearing', 'sight reading', `improvisasi`, 'aransemen' dan 'performance'.
Subyek penelitian adalah murid-murid Sekolah Musik YMI yang telah mengikuti pendidikan musik kira-kira dua tahun dan berusia 10-15 tahun. Alat penelitian yang dipakai adalah alat ukur berpikir kreatif dalam musik ciptaan Webster dari USA. Oleh karena itu alat ini diadaptasi terlebih dahulu untuk penggunaan di Indonesia. Alat tersebut diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia lalu di uji coba apakah dimengerti dan sesuai dengan budaya anak-anak Indonesia. Selain itu dicari keterandalan dan kesahihannya. Alat penelitian lain yang dipakai adalah CFIT (Culture Fair Intelligence Test) skala 2 bentuk A, tes kreativitas verbal paralel I dan tes kreativitas figural. Ketiga tes ini dipakai dalam rangka melihat hubungan antara berpikir kreatif dalam musik dengan inteligensi dan kreativitas umum.
Hasil penelitian menunjukkan :
  1. Korelasi antara skor berpikir kreatif dalam musik yang tercermin dalam skor 'musical flexibility' (MF), 'musical originality' (MO), 'musical syntax' (MS) dan murid Sekolah Musik YMI tergolong tinggi.(=.63355).
  2. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes inteligensi (CFIT) dimana efek usia dikontrol adalah kecil (=.21587) dan tidak signifi - kan.
  3. Korelasi MF,MC,MS,ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas verbal (TKV) dimana efek usia dikontrol menjadi kecil (=.05855) dan tidak signifikan.
  4. Korelasi MF, MO, MS, ME sebagai satu tes keseluruhan terhadap tes kreativitas figural (TKF) dimana efek usia dikontrol adalah sangat kecil (=.03251) dan tidak signifikan.
Penulis menyarankan untuk meninjau kembali dan mempersingkat sistem tes berpikir kreatif dalam musik meneliti pengaruh atau mengontrol faktor pribadi, motivasi dan lingkungan. Selain itu mengkaitkan dengan tujuan khusus para musisi seperti 'music composition', musical extensiveness' (ME) dengan prestasi musik 'music performance' dan 'music analysis'. Saran lain menyangkut jumlah subyek penelitian, usia subyek penelitian, variasi jenis pendidikan musik yang ditempuh murid dan lokasi pelaksanaan penelitian."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inda Citraninda Noerhadi
"Perubahan sosio budaya yang terjadi di Indonesia pada abad ke-20 menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah memasuki era modernisasi. Berbagai unsur dan kebutuhan kehidupan modern, mulai dari sistem industri, teknologi, dan seni, khususnya seni lukis ikut dalam berbagai perubahan dan mengalami pembaruan. Seni baru-yang dikenal sebagai seni modern-memasuki gelanggang kehidupan pada masyarakat Indonesia.
Seni baru itu diciptakan dan dihidupkan oleh sekelompok anggota masyarakat yang membentuk suatu lingkungan tersendiri di kota-kota besar di Indonesia. Mereka yang mengerjakan seni ini pada mulanya berasal dari sanggar-sanggar yang mengajarkan pengetahuan seni modern, dan kemudian masuk ke berbagai perguruan tinggi di kota-kota besar. Sebagaimana terjadi perubahan dan pembaruan di berbagai sektor kehidupan masyarakat, kehidupan seni modern berkembang dalam kehidupan pencipta dan pencintanya. Sejumlah seniman modern yang terdidik kemudian bermunculan dengan membawa fahamnya masing-masing, dan masyarakat elite Indonesia, kaum terpelajar, para 'connoisseurs' menjadikan seni modern sebagai suatu kebutuhan tersendiri.
Sejalan dengan semangat zaman, masa Orde Baru di Indonesia dengan spirit "pembangunan ekonomi" di berbagai sektor kehidupan telah membawa pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat, terutama para pelaku bisnis dan kaum elite. Di era tahun 1980-an, misalnya, kita mulai menyaksikan pertumbuhan sektor kehidupan bisnis yang berpengaruh pada perkembangan ekonomi di Indonesia. Pada beberapa sektor kehidupan bisnis, seperti perbankan, properti, perhotelan, dan sebagainya telah mempengaruhi kehidupan dunia seni lukis modern yang semula masih terbatas peminatnya. Setelah pemerintah melakukan deregulasi sektor perbankan tanggal 1 Juni 1983, dan upaya peningkatan ekonomi Pakto 1988, dengan kebijaksanaan ini telah berdiri bank-bank swasta nasional, baik bank umum maupun bank perkreditan rakyat, dimana pemberian kredit bank sangat mudah diperoleh, kita mulai menyaksikan munculnya suatu lapisan masyarakat yang berjaya di era ini. Mereka terdiri dari kalangan bisnis, bankir, atau para pengusaha yang sukses.
Kehidupan seni lukis modern Indonesia mau tidak mau terseret ke dalam gelanggang bisnis setelah lapisan masyarakat atas ini mulai membutuhkannya sebagai memiliki nilai investasi di masa depan. Di sisi lain, munculnya gedung-gedung perkantoran baru dan modern, seperti bank-bank dan hotel-hotel berbintang, apartemen-apartemen, menimbulkan kebutuhan yang semakin meningkat akan seni lukis modern. Meningkatnya bursa saham di pasar modal pada akhir 1980-an memberi efek yang besar ke dalam perdagangan seni lukis modern ini ke dalam "boom". Pembutuh lukisan semakin meningkat, dan sejumlah pelaku bisnis mulai terlibat untuk membuka galeri-galeri seni rupa modern yang memperjualbelikan seni ini ke dalam gelanggang bisnis yang milyaran. Timbulnya konglomerasi dan penumpukan modal serta produksi pada segelintir individu atau kelompok pada era ini mengakibatkan kesenjangan ekonomi antara kelompok kaya dan masyarakat miskin, berakibat pula terjadinya kesenjangan sosial.
Situasi di atas saat ini telah kita lihat berlangsung di beberapa sektor ril, antara lain dunia perbankan, pasar modal dan perhotelan. Kegiatan-kegiatan ini sangat terikat pada sistem global dengan bantuan dan sarana teknologi informasi yang memungkinkan dunia bisnis berjalan begitu cepat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi memudahkan konsumen untuk memesan, membeli dan menjual produksi lukisan. Keterkaitan antarnegara dalam kegiatan ekonomi tidak lagi terbatas pada aspek jual beli, tetapi juga pada aspek produksi.
Pembentukan pasar bebas di kawasan ASEAN juga telah memberi dampak bagi perkembangan seni iukis yang merupakan karya intelektual manusia di bidang ilmu seni, saat ini dianggap sebagai komoditas dan melalui perdagangan global memberi peluang pasar yang besar karena memiliki nilai jual yang tinggi. Semua masalah yang berhubungan dengan proses perdagangan karya senipun tidak terlepas dari hukum suatu negara, terlebih lagi apabila karya-karya seni lukis tersebut diperdagangkan antarnegara. Perkembangan ekonomi internasional dengan kecenderungan globalisasi ini jelas akan mempengaruhi perekonomian nasional Indonesia. Banyak peluang tercipta, akan tetapi tidak mustahil akan banyak pula tantangan yang dihadapi.
Berbagai upaya tentu akan dilakukan untuk memperoleh kembali karya seni lukis yang telah dicuri atau hilang, apalagi jika karya tersebut dipalsukan oleh pihak-pihak yang tidak berlangsung jawab, sementara karya-karya lukis modern Indonesia beberapa tahun terakhir ini banyak diperdagangkan di luar wilayah Indonesia. Pada gilirannya diperlukan perlindungan hukum yang efektif dari segala tindak pelanggaran.
Berbagai peristiwa yang menyangkut perdagangan seni lukis menjadi perhatian masyarakat. Di antaranya telah terjualnya sebuah lukisan karya Raden Saleh berjudul "Berburu Rusa" yang dibuat di Paris tahun 1846, melalui Dalai Lelang Christie's di Singapura dengan harga mencapai nilai 5,5 miliar rupiah. Harga lukisan ini memegang rekor tertinggi dengan menyisihkan 135 lukisan karya seniman Indonesia lainnya, serta 34 lukisan karya seniman Singapura dan Malaysia. Dalam lelang tersebut telah terjual pula lukisan karya Hendra Gunawan tanpa tanda tangan dengan harga 1,3 miliar rupiah, dan sebuah?."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
D490
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ronni Rombe
"Jakarta adalah kota besar dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Selain padat penduduk Jakarta juga berasal dari berbagai daerah dan suku dengan perkembangan yang tinggi. Perkembangan masyarakat ini juga menimbulkan berbagai masalah-masalah sosial yang sebelumnya tidak terpikirkan. Salah satu masalah sosial yang seringkali terjadi adalah masalah perkelahian antar pelajar. Dari statistik terlihat bahwa akibat dari perkelahian pelajar inipada tahun 1996 tercatat 73 orang luka ringan, 19 orang Iuka berat,dan 13 orang meninggal, belum lagi kerusakan-kerusakan fasilitas umum lainnya. Umumnya perkelahian yang dilakukan oleh para peiajar ini terjadi karena hal yang sepele, tetapi adanya nilai solidaritas yang tinggi yang ditampilkan melalui tingkah laku konform dalam kelompok kemudian memperkuat tingkah laku mereka. Yang jadi pertanyaan kemudian adalah apakah mereka ini terlibat perkelahian pelajar hanya untuk diterima oleh kelompoknya atau mereka berkelahi memang karena kemauan sendiri dan kebetulan sesuai dengan keinginan kelompok mereka.
Pada masa remaja ini memang ada dorongan yang kuat dari dalam diri remaja untuk dapat diterima oleh kelompok teman sebayanya. Tingkat kesetiakawanan mereka lebih tinggi pada teman sebaya daripada kepada lembaga (SMU/Sekolah). Hal ini mendorong mereka untuk konform dengan harapan dan tuntutan kelompok yang mereka terima. Keinginan untuk konform ini didasari juga oleh adanya norma yang berlaku didalam kelompok dan ketakutan akan sanksi yang akan diberikan kelompok bila individu melanggar norma tersebut.
Konformitas merupakan perubahan tingkah laku dari individu sehingga makin menyerupai tingkah laku kelompok. Konformitas mempunyai 2 bentuk yaitu Acceptance dan Compliance. Pada bentuk konformitas compliance individu bertingkah laku sesuai dengan tekanan kelompok, sementara secara pribadi ia tidak menyetujui tingkah laku lersebut, sedangkan pada bentuk konformitas acceptance, tingkah laku dan keyakinan individu sesuai dengan tekanan kelompok yang diterimanya.
Dalam kaitannya dengan harga diri, individu yang mudah terpengaruh, mudah terbawa arus, tidak memiliki keberanian menolak ajakan teman serta takut kehilangan kawan dikatakan memiliki harga diri yang rendah. Tingkat kesetiakawanan mereka yang tinggi lebih didasari adanya rasa takut dianggap tidak konform dengan tuntutan dan harapan kelompoknya.
Harga diri merupakan penilaian individu terhadap diri, yang kemudian diekspresikan dalam sikap terhadap dirinya tersebut. Harga diri juga dapat diartikan sebagai penilaian antara 2 kemampuan pengenalan diri, yaitu pengenalan seseorang akan kualitas dirinya yang sesungguhnya (actual self ) dan pandangan tentang bagaimana orang tersebut seharusnya (ideal self). Keseimbangan antara actual self dan ideal self ini menentukan bagaimana individu menilai dirinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka dikatakan bahwa individu yang menampilkan konformitas compliance memiliki harga diri yang lebih rendah daripada individu yang menampilkan konformitas acceptance, karena mereka kurang berani menampilkan diri mereka yang sesungguhnya (actual self-nya rendah), kurang memiliki penghargaan yang baik terhadap diri dan mudah untuk mengikuti tekanan kelompok.
Didalam penelitian ini yang ingin dikaji adalah bagaimana hubungan antara bentuk konformitas yang ditampilkan remaja yang terlibat perkelahian pelajar dengan tingkat harga diri yang mereka. Pertanyaan yang ingin dijawab adalah apakah ada hubungan antara tingkat harga diri dengan bentuk konformitas siswa SMU dalam perkelahian pelajar?
Penelitian ini dilakukan di Jakarta terhadap 60 responden. Sampel penelitian ini adalah siswa SMU pelaku perkelahian pelajar, dengan rentang usia antara 15-I9 tahun, dan pernah terlibat dalam perkelahian pelajar dalam 6 bulan terakhir. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur konformitas yang dikonstruk sendiri oleh peneliti dan Self Esteem Inventory dari Coopersmith.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara bentuk konformitas dengan tingkat harga diri yang dimiliki oleh individu, Walaupun demikian terlihat bahwa frekuensi tinggi pada subyek dengan bentuk konformitas acceptance juga dimiliki oleh subyek dengan tingkat harga diri tinggi dan frekuensi rendah terlihat pada subyek dengan tingkat harga diri rendah pula, sedangkan pada bentuk konformitas compliance tidak terlihat adanya perbedaan tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2283
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Herawati
"Penelitian ini bermula dari pemikiran tentang makin diperlukannya sumbangan dari ilmuwan-ilmuwan yang kreatif guna menghadapi tantangan-tantangan di masa depan yang kadang-kadang sukar diramalkan sebelumnya. Pribadi-pribadi yang mampu memberikan sumbangan yang kreatif dan konstruktif diduga adalah pribadi-pribadi yang bermental sehat atau pribadi-pribadi yang mempunyai penyesuaian diri positif. Sementara itu, penelitian tentang stabilitas emosional ataupun penyesuaian diri dari ilmuwan-ilmuwan kreatif dari beberapa penelitian menunjukkan hasil yang berbeda-beda, walaupun melalui kajian teoritis sukar untuk dibuktikan bahwa pribadi yang kreatif mempunyai penyesuaian diri ataupun kesehatan mental yang kurang baik apabila dibandingkan dengan populasi pada umumnya.
Kenyataan tersebut akan diperjelas dengan mengadakan penelitian tentang bagaimana hubungan antara kreativitas dengan penyesuaian diri, di mana inteligensi juga diperhatikan sebagai salah satu variabel yang menurut Scheneiders (1964) ikut mempengaruhi penyesuaian diri seseorang. Dalam penelitian ini mahasiswa dipilih sebagai subjek penelitian mengingat bahwa mahasiswa sebagai calon ilmuwan suatu saat diharapkan dapat memberikan sumbangan yang kreatif bagi masa depan bangsa dan negara.
Melalui kajian teoritis tentang kreativitas, inteligensi dan penyesuaian diri, maka dalam penelitian ini diajukan sepuluh buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 220 orang sampel mahasiswa dari Universitas Surabaya, yang terdiri dari 110 mahasiswa pria dan 110 mahasiswa wanita.
Dari sepuluh buah hipotesis tersebut, ada lima buah hipotesis yang dinyatakan diterima atau terbukti dan lima buah hipotesis lainnya dinyatakan ditolak atau tidak terbukti. Hipotesis-hipotesis yang diterima atau terbukti adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif, inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif secara bersama-sama terhadap penyesuaian diri".
Hipotesis 5:?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan intelegensi?
Hipotesis 6: ?Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan ciri-ciri kepribadian kreatif?
Hipotesis 7: ?Ada perbedaan yanng signifikan pada kemampuan berpikir kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita?
Hipotesis 9: ?Ada perbedaan yang signifikan pada ciri-ciri kepribadian kreatif antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita?
Hipotesis-hipotesis yang ditolak atau tidak terbukti adalah sebagai berikut:
Hipotesis 2 : "Ada hubungan yang signifikan antara kemampuan berpikir kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel inteligensi dan ciri-ciri kepribadian kreatif". Hipotesis 3 : "Ada hubungan yang signifikan antara inteligensi, dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan ciri-ciri kepribadian kreatif".
Hipotesis 4 : "Ada hubungan yang signifikan antara ciri-ciri kepribadian kreatif dengan penyesuaian diri, setelah dikontrol variabel kemampuan berpikir kreatif dan inteligensi".
Hipotesis 8 "Ada perbedaan yang signifikan pada inteligensi antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita".
Hipotesis 10 "Ada perbedaan yang signifikan pada penyesuaian diri antara mahasiswa pria dengan mahasiswa wanita".
Untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini di waktu yang akan datang, penulis menyarankan perlunya perluasan sampel sehingga hasil penelitiannya dapat dimanfaatkan dalam lingkup yang lebih luas, adanya penelitian sejenis dengan menggunakan alat ukur lain untuk mengungkap suatu variabel, serta perlunya penelitian untuk menguji validitas eksternal agar reliabilitas dengan metoda dan teknik lain dari Skala Kepribadian Kreatif dan Skala Penyesuaian Diri yang disusun untuk keperluan penelitian ini."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1991
T2232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratmin, compiler
Jakarta: Museum Basoeki Abdullah: Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, 2009
R 927.598 SUR r (1)
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>