Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 145747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noviana Budiyanti
"Penelitian ini adalah mengenai tingkat organisasi pembelajaran. Tujuan penelitian ini untuk membuklikan bahwa ada hubungan antara orientasi pembelajaran individu, iklim psikologis dan dukungan konteks organisasi dengan tingkat organisasi pembelajaran. Organisasi pembelajaran adalah suatu bentuk organisasi ideal yang merupakan kemampuan organisasi untuk terus menerus dapat menyesuaikan diri dan bertahan dalam menghadapi perubahan di era globalisasi. Penelitian ini perlu dilakukan karena organisasi pembelajaran perlu dikembangkan di setiap perusahaan agar dapat berlahan dan memiliki keunggulan berkompetisi dalam persaingan bisnis yang begitu tinggi.
Penelitian ini mengkaji faktor-faktor yang dibutuhkan dalam mengembangkan organisasi pembelajaran berdasarkan teori Senge - the- Fitth Discipline yang terkenal dengan sebutan ‘ Mr Lerning Organization" Lima disiplin dalam organisasi pembelajaran tersebut adalah personal mastery dan mental models yang merupakan faktor individual; shared vision dan team teaming yang merupakan faktor interaksi sosial-lingkungan; serta system thinking yang merupakan faktor organisasional. Subyek penelitian adalah para kalyawan yang bekerja di beberapa perusahaan dan bidang industri pabrikasi dan jasa-layanan yang telah beroperasi minimal 5 tahun. Subyek penelitian ini diambil dengan Cara convenience sampiing dengan kriteria minimal pendidikan SMU dan telah bekerja minimal satu tahun. Total sampel berjumlah 276 karyawan dan level staf pelaksana sampai manajer. Pengukuran tingkat organisasi pembelajaran menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Rosengarten (1999); orientasi pembelajaran indlvidu (Martinez,1997); iklim psikologis (James & Sells,1981); Dukungan Konteks Organisasi (Chang & Lee, 2000; Edmondson ,1999). Hasil penelitian menunjukkan bahwa orienlasi pembelajaran individu, iklim psikologis dan dukungan konteks organisasi secara bersama memiiiki hubungan yang signihkan dengan tingkat organisasi pernbelajaran. Hal menarik yang ditemukan dalam pénelitian ini bahwa orientasi pembelajaran individu tidak
memiliki hubungan Iangsung dengan tingkat organisasi pembelajaran, tetapi melalui variabei Iain sebagai variabel moderator. Hal ini memperkuat teori Senge (1990) dan Pautzke (1989) bahwa pembelajaran individu secara tidak langsung mempengaruhi organisasi pembeiajaran. Sedangkan faktor yang paling dominan dalam organisasi pembetajaran adalah dukungan konteks organisasi dan iklim psikologis. Hal ini berarti dalam rnewujudkan organisasi pernbelaiaran pendekatan organisasional atau sistem Iebih berperan yaitu perlunya dukungan konteks organisasi yang mendorong individu-individu dalam organisasi unluk berpikir secara holistik dan sistemik, bukan parsial."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandi Rahayu
"Sudah menjadi fenomena yang diterima umum bahwa pembelajaran organisasi
rnemungkinkan perusahaan unluk beradaptasi dengan lebih baik dan lebih cepat
terhadap perubahan lingkungannya I-lanya pembelajaran yang dilakukan di seluruh
level organisasi lah yang mcmungkinkan perusahaan untuk memiliki kecepatan,
inovasi dan kualitas yang dibutuhkannya untuk merespons dengan bail-c ekspektasi-
ekspektasi pelanggannya yang terus berubah_ Pembelajaran telah menjadi satu-satunya
keunggulan kompetitif yang tems berkelanjutan, baik bagi individu-individu dalam
organisasi maupun kolektivitas rnereka; dan berguna untuk tetap menjaga posisi
perusahaan dalam pasar.
Penelitian ini disusun untuk menclaah variabel-variabel yang dianggap
mempengaruhi kinerja pembelajaran organisasi (Y), yaitu pembelajaran individual
(XI) dan pembelajaran kelompok (XZ), hubungan masing-masing variabel bebas (X,
dan (X;) terhadap variabel tergantung (Y) dan kedua variabel (X| bersama-sama dengan X2) terhadap variabel tergantung. Obyek penelitian ini dengan scndirinya
adalah kinerja pembelajaran organisasi PT. KJA dengan populasi sebanyak 132 orang
kaqawan tetap Perusahaan. Dengan menggunakan teknik ?purposive sampling?
berdasarkan rumus Slovin maka dipcroleh sampel sebesar 100 orang_ Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner baku dalam 5 skala Likert, dan telah melalui tahapan uji
validitas serta reliabilitas. Data hasil penelitian diolah secara dcskriptif dengan
mcnggunakan instrumen uji statistik analisis regresi dan korelasional _
Hasil analisis data rnenunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara pembelajaran individu dengan kinerja pembelajaran organisasi_
Begitu pula terdapat hubungan positif yang signitikan antara pembelajaran kelompok
dengan kineaja pembelajaran organisasi dan antara pembelajaran individu dan
kelompok secara bersama-sama dengan kinerja pembelajaran organisasi.
Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja
pembelajaran organisasi dapat ditingkatkan melalui usaha-usaha pcningkatan
kemampuan pembelajaran individu dengan cara melatih strategi pembelajaran
individu, membedkan input agar tiap individu mempunyai penilaian yang positif
terhadap diri mereka sendiri dan mempunyai motivasi yang memadai baik untuk
berhasil maupun untuk menghindari kegagalan. Sebaliknya kinerja pembelajaran
kelompok dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas pertanyaan guna
mendukung pengertian kelompok terhadap masalah dan tugas yang dihadapi,
memperbaiki kemampuan mendengarkan dan refleksi masing-masing anggota
kclompok, meningkatkan kualitas penyampaian dan pemecahkan masalah,
pengambilan tindakan, budaya pembelajaran serta kualitas pemimpin kelompok.

Abstract
It has been widely accepted that organizational learning promotes any
company to better and faster adapt to its turbulent environment changes- Only by
organization wide learning will a company have the speed, innovation and quality
essential to respond with competence to the ever-growing expectations of its clients
and customers. Learning has really become the only sustainable competitive
advantage, individual or collectively to keep on any company?s position in the market.
The aim of this research is therefore to study the relationship between variables
of individual leaming, team learning on the performance of organizational lemming.
The study indicates that there is significant positive relationship between individual
learning and organizational leaming; a significant positive relationship between team
Ieaming and organizational Ieaming performance, and a significant positive
relationship between individual learning and team learning altogether with the
performance of organizational learning. dengan X2) terhadap variabel tergantung. Obyek penelitian ini dengan scndirinya
adalah kinerja pembelajaran organisasi PT. KJA dengan populasi sebanyak 132 orang
kaqawan tetap Perusahaan. Dengan menggunakan teknik ?purposive sampling?
berdasarkan rumus Slovin maka dipcroleh sampel sebesar 100 orang_ Instrumen yang
digunakan adalah kuesioner baku dalam 5 skala Likert, dan telah melalui tahapan uji
validitas serta reliabilitas. Data hasil penelitian diolah secara dcskriptif dengan
mcnggunakan instrumen uji statistik analisis regresi dan korelasional _
Hasil analisis data rnenunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang
signifikan antara pembelajaran individu dengan kinerja pembelajaran organisasi_
Begitu pula terdapat hubungan positif yang signitikan antara pembelajaran kelompok
dengan kineaja pembelajaran organisasi dan antara pembelajaran individu dan
kelompok secara bersama-sama dengan kinerja pembelajaran organisasi.
Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini menyimpulkan bahwa kinerja
pembelajaran organisasi dapat ditingkatkan melalui usaha-usaha pcningkatan
kemampuan pembelajaran individu dengan cara melatih strategi pembelajaran
individu, membedkan input agar tiap individu mempunyai penilaian yang positif
terhadap diri mereka sendiri dan mempunyai motivasi yang memadai baik untuk
berhasil maupun untuk menghindari kegagalan. Sebaliknya kinerja pembelajaran
kelompok dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas pertanyaan guna
mendukung pengertian kelompok terhadap masalah dan tugas yang dihadapi,
memperbaiki kemampuan mendengarkan dan refleksi masing-masing anggota
kclompok, meningkatkan kualitas penyampaian dan pemecahkan masalah,
pengambilan tindakan, budaya pembelajaran serta kualitas pemimpin kelompok."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T6489
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulherman
"Sudah menjadi fenomena yang diterima umum bahwa pembelajaran organisasi untuk beradaptasi dengan lebih baik dan iebih cepat terhadap perubahan lingkungan. Hanya pembelajaran yang dilakukan diseluruh level organisasilah yang memungkinkan pesantren untuk memiliki kecepatan, inovasi, dan kualitas yang dibutuhkannya untuk merespon dengan baik ekspektasi-ekspektasi pelanggan yang terus berubah. Pembelajaran telah menjadi satu-satunya keunggulan kompetitif yang terns berkelanjutan, baik bagi individu-individu dalam organisasi maupun kolektivitas mereka.
Penelitian ini disusun untuk menelaah variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi kinerja pembelajaran organisasi (Y), yaitu pembelajara individual (Xi) dan pembelajaran kelompok (X2), hubungan masing-masing variabel bebas (Xi) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y), dan kedua variabel (Xi bersama-sama X2) terhadap variabel terikat (Y} Objek penelitian ini dengan sendirinya adalah kinerja pembelajaran organisasi Departemen Pendidikan dan Pelatihan Pesantren Daarut Tauhiid dengan populasi sebanyak 53 orang karyawan tetap dan kontrak yang semuanya juga sebagai santri karya dengan melakukan sensus terhadap semua
populasi. Instrumen yang digunakan adalah koesioner bake dalam skala 5 Likert, dan telah melalui tahapan uji validitas serta reliabilitas. Data hasil penelitian diolah secara deskriptif dengan menggunakan instrument uji statistik analisis regresi dan korelasi Spearman's Rho.
Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dengan kinerja pembelajaran organisasi. Begitu pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran kelompok dengan kinerja pembelajaran organisasi. Dan juga terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran individu dan pembelajaran kelompok secara bersamasama dengan kinerja pembelajaran organisasi.

The Relationship Of Individual Learning And Team Learning Toward Organizational Learning ("Case Study At Education And Culture Departement And Daarut Tauhiid Islamic Boarding School Training, Bandung?)It has been widely accepted that organization learning promotes any company to better and faster adapt to its turbulent environment changes. Only by organization
wide learning will a company have the speed, innovation and quality essential to respond with competence to the ever-growing expectations of its clients and customers. Learning has really become the only sustainable competitive advantage, individual or collectively to keep on any company's position in the market.
The aim of this research is therefore to study the relationship between variables of individual learning, team learning on the performance of organizational learning. The study indicates that there is significant positive relationship between individual learning and organizational learning; a significant positive relationship between team learning and organizational learning performance, and a significant positive relationship between individual learning and team learning altogether with the performance of organizational learning."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T 13959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A.Y. Retno Dwidarsih
"Paradigma pembangunan yang semula bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Alam telah berubah menjadi bertumpu pada kekuatan Sumber Daya Manusia, sehingga dalam jangka panjang investasi dibidang pembangunan SDM akan sangat bemilai. Penegasan bahwa pendidikan dan pelatihan akan memberikan kontribusi yang sangat besar pada pembangunan ekonomi didasarkan pada asumsi bahwa kedua hat tersebut akan menghasilkan tenaga kerja yang kompeten dan produktif.
Laju pertumbuhan angkatan kerja Indonesia melebihi laju pertumbuhan kesempatan kerja tetapi dilain pihak banyak jabatan yang diisi oleh Tenaga Kerja Asing (untuk selanjutnya disingkat TKA) karena angkatan kerja yang ada kurang memenuhi persyaratan. Dengan demkian perlu adanya peningkatan dalam pemberdayaan tenaga kerja melalui pelatihan agar jabatan dalam pasar domestik dapat terpenuhi dengan tenaga kerja dalam negeri sekaligus kelebihannya mampu bersaing di pasar internasional. Peranan lembaga pelatihan perlu ditingkatkan agar dapat memberikan nilai lebih yaitu dengan cara dikelola seperti suatu organisasi bisnis dengan cara memperhatikan unsur-unsur manajerialnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan SAM yang terlingkup didalamnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepemimpinan, iklim organisasi dan karakteristik individu dengan kepuasan kerja instruktur di Balai Latihan Kerja (untuk selanjutnya disingkat BLK). Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan populasi penelitian adalah para instruktur BLK se Jawa Barat.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dan iklim organisasi di BLK dengan kepuasan kerja instruktur. Serta terdapat perbedaan yang signifikan antara iklim organisasi dan kepuasan kerja instruktur di BLK tipe A dan BLK tipe B.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka untuk meningkatkan kepuasan kerja instruktur maka disarankan perlunya peningkatan efektivitas kepemimpinan di BLK dan terjaganya iklim organisasi yang kondusif. Peningkatan efektivitas kepemimpinan dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan atau pengembangan pribadi.
Iklim organisasi yang kondusif akan tercipta melalui gaya kepemimpinan yang diterima karyawan, pola interaksi yang positif antar karyawan atau sistem pengelolaan organisasi yang menunjang.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1558
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Divesity in all of organizations is about of gender, age and racism. archieving of understansing diversity and managing diversity must be implemented by system thinking and learning organization."
361 DINA 6:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marantika, Bram
"Organisasi merupakan suatu sistem yang terbuka, yaitu suatu sistem yang memungkinkan adanya interaksi yang dinamis antara suatu sistem dengan lingkungannya (Robbins, 1990). Hal tersebut mengindikasikan adanya hubungan timbal balik antara organisasi dan lingkungannya, ketika lingkungan di sekitar organisasi mengalami perubahan maka organisasi perlu untuk melakukan adaptasi terhadap perubahan lingkungan tersebut. Perubahan yang terjadi terhadap lingkungan di sekitar organisasi yang disebabkan oleh globalisasi, teknologi, maupun situasi politik memaksa organisasi untuk juga melakukan suatu perubahan agar dapat beradaptasi terhadap situasi tersebut. Dalam hal ini, organisasi harus belajar lebih cepat dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan atau organisasi tersebut tidak akan dapat bertahan (Marquardt, 1996) Untuk berhasil dalam mengatasi perubahan yang terjadi pada lingkungannya, maka organisasi perlu untuk merubah dirinya sendiri dengan cara memperhatikan apa yang dibutuhkan, ataupun memperbaiki kesalahan yang mereka perbuat. Untuk itu, organisasi perlu untuk belajar mengenai bagaimana bertindak cepat dalam menghadapi perubahan, mengetahui apakah mereka melakukan kesalahan dan bagaimana cara untuk mengubahnya. Pembelajaran dalam suatu organisasi harus sama ataupun lebih besar daripada perubahan diluar organisasi atau akan menyebabkan organisasi tersebut menurun ataupun tidak dapat bertahan (Revans dalam Marquardt, 1996).
Salah satu cara untuk berhasil dalam menghadapi perubahan yang terjadi pada lingkungan organisasi adalah dengan cara menjadi organisasi pembelajaran. Organisasi pembelajaran itu sendiri menurut Marquardt (1996) adalah suatu organisasi yang belajar secara kolektif dan secara kontinyu merubah dirinya menjadi lebih dapat mengatur dan menggunakan pengetahuan untuk kesuksesan perusahaan. Organisasi pembelajaran dalam melakukan pembelajaran sangat tergantung pada manusia. Manusia menjadi salah satu dimensi penting dalam organisasi pembelajaran dikarenakan pada kenyatannya hanya manusialah yang melakukan pembelajaran.
Di sisi lain, Smith (dalam Mangundjaya, 2001) menyebutkan bahwa hanya individulah yang dapat mengubah keterampilan, perilaku, dan hubungan interpersonal dan hal ini hanya dapat dilakukan pada situasi kerja nyata. Dalam hal ini bukan sisitem, strategi, struktur, visi, budaya dan proses yang dapat berubah, tetapi individu itu sendiri. Dari pernyataan diatas dapat terlihat bahwa manusia merupakan bagian penting dari perubahan.
Judson (2001) menyatakan bahwa ada empat sikap terhadap perubahan, yaitu menerima aktif, menerima pasif (acuh), menolak pasif, dan menolak aktif. Keempat sikap tersebut terlihat dalam perilaku karyawan yang langsung atau secara tidak langsung berpengaruh terhadap perubahan yang terjadi. Misalnya, karyawan yang bersikap menerima aktif akan dengan senang hati dan antusias mempelajari keahlian baru yang diperlukan dalam perubahan yang terjadi, sedang kan karyawan yang bersikap menolak aktif mungkin akan menggelar demonstrasi untuk menggagalkan rencana perubahan yang akan diterapkan oleh perusahaan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil organisasi pembelajaran pada perusahaan X, gambaran sikap karyawan terhadap perubahan, gambaran sebab sikap, hubungan sikap dan sebab sikap, hubungan antara organisasi pembelajaran dan sikap karyawan terhadap perubahan organisasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan sebanyak 45 responden sebagai data penelitian yang berasal dari perusahaan X yaitu sebuah perusahaan BUMN yang bergerak di bidang jasa dan sedang mengalami perubahan organisasi berupa restrukturisasi.
Dalam penelitian ini, sampel adalah karyawan-karyawan yang telah bekerja minimal dua tahun di perusahaan tempatnya bekerja. Lama bekerja dikontrol dengan asumsi bahwa karyawan yang telah bekerja minimal dua tahun telah memiliki cukup pengalaman mengenai perubahan yang telah atau sedang terjadi di perusahaan tempatnya bekerja. Dilihat dari desainnya, penelitian ini dapat digolongkan dalam nonexperimenlal, dengan teknik pemilihan sampel purposive sampling. Dalam penelitian ini, akan dilihat gambaran sikap terhadap perubahan, organisasi pembelajaran dan penyebab sikap menggunakan frekuensi dan mean. Sedangkan untuk melihat hubungan antar variabel, digunakan rumus korelasi Pearson dengan memanfaatkan program Microsoft Excel XP dan SPSS 11.0.
Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara organisasi pembelajaran dan sikap terhadap pembahan organisasi, dan ditemukan hubungan yang signifikan antara penyebab sikap dan sikap terhadap perubahan organisasi. Pada penelitian ini ditemukan bahwa responden bersikap menerima aktif terhadap pembahan dan yang penyebab sikap adalah pengetahuan.
Dari hasil penelitian yang didapat bahwa tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara organisasi pembelajaran dan sikap terhadap perubahan dikarenakan ada faktorfaktor lain yang bisa mempengamhi sikap karyawan terhadap pembahan. Hasil penelitian dimana sikap responden mempunyai hubungan dengan penyebab sikap tahu, dengan teori Galpin (dalam Mangundjaya, 2001) bahwa sikap seseorang disebabkan oleh : tahu, mampu, mau."
Depok: Universitas Indonesia, 2003
S3311
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Jonny
"ABSTRAK
Peneiltian ini bertujuan menguji apakah ada hubungan antara variabel
índependen yaitu tíngkat pendidikan, pengalaman training dan ikiim organisasi
dcngan varíabel dependen, yaitu kinerja instruktur di BLK Bengkulu. Secara lebih
khusus, penelítian ¡ni juga bertujuan untuk menganalisis arah dan signifikansi
hubungan variabel independen dengan variabel dependen dimaksud. Pengumpulan
data dalam penelitian ini menggunakan angket, dengan responden sebanyak 32
orang, yaitu seluruh lnstruktur Latihan Kerja yang ada di BLK Bengkulu. Teknik
analisís data yang digunakan adaiah analisís deskriptif, analisis korelasi dan
analisís regresí.
Hasil anailsis deskriptif menunjukkan bahwa pada umumnya kinerja
mnstruktur BLK Bengkulu tergolong kategori sedang. Tíngkat pendidikan instruktur
cukup bervariasí, mulaí SLTA hingga sarjana (S 1). Pengalaman training instruktur
juga cukup bervanasi mulai 720 jam hina 3200 jam. Iklim organisasi BLK
l3engkulu, menurut persepsi instruktur adalah cenderung kategori cukup kondusif.
Hasil analisis korelasi menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dan
arah hubungan positif antara tingkat pendidikan dengan kinerja instruktur, dengan
koefisien korelasi 0,54 7 pada taraf signifikansi P0,00 1. Antara variabel
pengalaman training dengan kinerja instruktur, juga berkorelasi secara positif
dengan koefisien korelasi sebesar 0,809 pada taraf signifikansi P=0,000. Korelasi
antara ikiim organisasi dengan kinerja instruktur sebesar 0,646 pada taraf
signifikansi P= 0,000. Koefisien determinasi menunjukkan angka 0,867 yang
berarti bahwa sebesar 86,7 persen variasi kinerja instruktur dapat dijelaskan oleh
tingkat pendidikan, pengalaman training dan ikiim organisasi, selebibnya sebesar
15,2 persen, dipengaruhi faktor-faktor lain. Secara lebih terperinci dapat
ditunjukkan bahwa pengalaman training dapat memberi kontribusi paling tinggi,
yaitu sebesar 65,4 persen terhadap kinerja instruktur. Selanjutnya, kontribusi
tingkat pendidikan Si sebesar 10,5 persen, tingkat pendidikan D3 sebesar 8,4
persen dan ikiim organisasi sebesar 2,4 persen terhadap kinerja instruktur.
Dari hasil analisis regresi berganda dummy variabel dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan SLTA, Dl dan D2, mempunyai kontribusi yang sama besarnya
terhadap kinerja instruktur di BLK Bengkulu. Hasil analisis regresi juga
menunjulcjcan bahwa rata-rata kinerja instruktur lulusan D3 lebìh tinggi sebesar
9,022 satuan dan instruktur lulusan SLTA, Dl, dan D2. Kinerja instruktur ulusan
S 1 lebih tinggi sebesar 15,826 satuan dan instruktur [ulusan SLTA, Dl dan D2."
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Faridawati
"Tesis ini membahas hasil penelitian mengenai Hubungan iklim komunikasi Organisasi dengan tingkat kepuasan kerja. Type penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu menggambarkan tentang iklim komunikasi pada organisasi BPKP dan tipe penelitian eksplanatif yang mencoba menjelaskan hubungan antar variabel.
Dengan menggunakan analisis korelasional dicoba dihubungkan antara variabel bebas iklim komunikasi yang meliputi daya dukungan, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan, keterbukaan, tujuan prestasi, yang tinggi ,kedekatan hubungan dengan variabel terikat tingkat kepuasan kerja. Sedangkan yang dijadikan populasi yaitu karyawan teknis yaitu Supervisor dan Ketua tim pemeriksa.
Pemilihan obyek ini didasarkan pertimbangan bahwa pada organisasi tersebut adalah organisasi pemeriksa yang tugasnya sehari-hari sebagai pemeriksa yang selaiu memberikan kritik dan rekomendasi kepada aparat lain yang tentunya organisasi tersebut harus bisa menjalin komunikasi baik itu keluar maupun kedalam sehingga diharapkan dapat memberi wawasan baru dalam organisasi tersebut.
Untuk pengambilan sampel penelitian digunakan tehnik stratified random sampling agar supaya masing-masing bagian dari populasi terwakili secara porposional dan dapat memberi gambaran secara utuh. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa secara umum mayoritas responden Supervisor dan Ketua Tim menilai positif iklim komunikasi Organisasi pada BPKP yang meliputi daya dukung, partisipasi dalam pengambilan keputusan, kepercayaan dan keterbukaan.
Sementara itu aspek-aspek yang berhubungan dengan variabel tujuan prestasi yang tinggi dan kedekatan hubungan ada yang dinilai positip dan ada juga yang dinilai negatif oleh para responder.
Hasil korelasi antara variabel-variabel yang terdapat dalam iklim komunikasi dengan variabel kepuasan kerja yang merupakan gabungan antara responden Supervisor dan Responden Ketua Tim temyata variable-variabel tersebut mempunyai kekuatan hubungan dalam tingkatan relatif kecil terhadap variabel Kepuasan Kerja. Temuan ini memberi indikasi bahwa disamping variabel-variabel iklim komunikasi yang diteliti, diduga ada variabel-variabel lainnya yang ikut mempengaruhi variabel kepuasan kerja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Perbatasari
"Bekerja merupakan aktifitas yang penting dalam kehidupan manusia, karena merupakan sumber identifikasi dirinya untuk mengekspresikan dan mengembangkan Dengan bekerja, manusia akan menemukan esensi individualitasnya. Namun tidak selalu manusia memperoleh apa yang diinginkannya melalui bekerja, karena banyak faktor di luar dirinya yang ikut mempengaruhi tercapainya keinginan tersebut. Faktor di luar diri yang berperan besar dalam menimbulkan pengaruh pada individu antara lain sistem yang berlaku di perusahaan tempatnya bekerja. Adanya perubahan sistem dengan rnenerapkan proses mekanisasi dan otomatisasi dalam dunia kerja membawa dampak pula pada kehidupan individu. Tugas-tugas yang terlalu terspesialisasi menimbulkan perasaan kurang bebas dalam bekerja dan merasa kurang diberi pengendalian yang cukup dalam bekerja. Dengan perkataan lain individu teralienasi (Blazmer, 1964). Individu yang teralienasi merasa 'asing' dengan dirinya sendiri, karena dirinya seolah-olah ?dirampas? oleh kekuatan dari luar. Adanya pemisahan antara aktifitas kerjanya dengan keinginan diri ini menimbulkan perasaan tidak berdaya dan terasing dari pekerjaannya (Marlin Robertson, 1972).
Sedangkan dalam bekerja, individu akan selalu berinteraksi dengan lingkungan kerjanya. Dalam arti bahwa ia akan melakukan penyesuaian diri dengan berusaha memperlajari aturan-aturan dan norma-norma yang diterapkan perusahaan tersebut. Dengan interaksi ini individu akan melakukan peni1aian-penilaian yang akan membentuk persepsi dirinya mengenai iklim organisasi yang ada. Jika individu mempersepsikan bahwa lingkungan kerjanya tidak memiliki kesesuaian dengan nilai-nilai yang ada pada dirinya, maka akan timbul persepsi negatif terhadap iklim organisasi, yang dapat menimbulkan alienasi pada individu. Kondisi ini muncul karena iklim organisasi ikut mempengaruhi munculnya perilaku tertentu pada individu (Tagiuri dan Litwin, 1968).
Skripsi ini ingin melihat hubungan antara persepsi terhadap ikim organisasi dengan tingkat alienasi kerja pada level manajer dan non-manajer, Untuk meneliti masalah tersebut, dipilih subyek penelitian yang bekerja pada perusahaan bidang produksi barang, dengan pendidikan minimal SLTA dan telah mempunyai masa kerja minimal 1 tahun. Tingkat jabatan dibedakan karena ada pendapat dari Blauner (1964) yang mengatakan bahwa tingkat alienasi tinggi biasanya terjadi pada pekerja dengan keahlian sedikit.
Alat yang digunakan adalah skala alienasi hasil modifikasi dari Blauner (1964) dan Robinson dan Shaver (1980), dan alat iklim organisasi dari Litwin dan Stringer (1968). Untuk melihat adanya hubungan tersebut, digunakan teknik korelasi Pearson Product Moment. Sedangkan untuk melihat perbedaannya, digunakan t-test.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan negatif yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap iklim organisasi dengan tingkat alienasi kerjanya. Namun tidak ada perbedaan yang signifikan antara level manajer dan non-manajer, pada persepsinya terhadap iklim orgranisasi maupun pada tingkat alienasi kerjanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
S2313
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verni Yuliaty Ismah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T38318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>