Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7766 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Enno Rizkya Farahzehan
"Perubahan terjadi pada organisasi. Guna menyukseskan perubahan, organisasi perlu memerhatikan komitmen individu untuk berubah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan melihat pengaruh komunikasi perubahan dan kepercayaan pada organisasi terhadap komitmen untuk berubah, serta untuk melihat perbedaan pengaruh diantara kedua faktor tersebut terhadap komitmen untuk berubah. Pengukuran komitmen untuk berubah menggunakan Commitment to Change Inventory Herscovitch dan Meyer, 2002 . Sementara itu, pengukuran komunikasi perubahan menggunakan Change Communication Questionnaire Harp, 2011 dan kepercayaan pada organisasi menggunakan Organizational Trust Inventory Cummings dan Bromiley, 1996 . Penelitian dilakukan pada 238 karyawan perusahaan perbankan dan non-perbankan asuransi di Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh komunikasi perubahan terhadap komitmen untuk berubah ? = .236, p = .000, p

Changes occur in the organization. In order to succeed the change, organization need to pay attention to individual commitment to change. This study was conducted with the aim of seeing the effect of change communication and organizational trust on commitment to change, and which of the two factors that have greater effect. Measurement of commitment to change using Commitment to Change Inventory Herscovitch and Meyer, 2002 . Meanwhile, the measurement of change communication using Change Communication Questionnaire Harp, 2011 and organizational trust using Organizational Trust Inventory Cummings and Bromiley, 1996 . The study was conducted on 238 employees of banking and non banking insurance companies in Jakarta. The results of the study indicate the effect of change communication on commitment to change .236, p .000, p"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Mohammad
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh yang terjadi antara learning organization terhadap kinerja pegawai dengan employee engagement sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Data penelitian diperoleh dari data sekunder dan survei yang dilakukan pada 83 pegawai Ground Handling PT. Gapura Angkasa dengan menggunakan metode non-probablity sampling dengan metode accidental. Penelitian ini menggunakan analisis regresi dengan causal step dan sobel test untuk menguji pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung diantara variabel-variabel utama. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa learning organization mempunyai pengaruh pada kinerja pegawai secara signifikan. Hasil penelitian ini juga menunjukan adanya indikasi bahwa learning organization dapat mempengaruhi employee engagement, disisi lain employee engagement juga dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Hasil analisis penelitian ini juga mengindikasikan bahwa learning organization secara tidak langsung mempengaruhi kinerja pegawai dengan employee engagement sebagai variabel Intervening.


Aims of this study is to analyze the effect between learning organizations on employee performance with employee engagement as a intervening variable. This study uses a quantitative approach. The data obtained from secondary data and surveys conducted on 83 Ground Handling employees of PT. Gapura Angkasa using non-probablity sampling, with the accidental method. This study uses regression analysis with causal step and sobel test to examine the direct and indirect effect between the main variables. The results indicate that the learning organization has a significant influence on employee performance. The results of this study also indicate that there is an indication that learning organizations can affect employee engagement, on the other hand employee engagement can also affect employee performance. the analysis of this study also indicate that learning organizations indirectly affect employee performance with employee engagement as a Intervening variable.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Widya Sari
"Tesis ini berupaya untuk mengisi kesenjangan literatur dengan mereplikasi penelitian terdahulu terkait perilaku komunikasi pegawai (Employee Communication Behavior) berupa megaphoning yakni pembagian informasi secara sukarela pegawai tentang pencapaian organisasi (megaphoning positif) dan kelemahan organisasi (megaphoning negatif) pada instansi pemerintah, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) pada situasi krisis. Penelitian ini berdasarkan komunikasi organisasi dalam membangun dan memelihara hubungan yang dapat memengaruhi perilaku publik yakni perilaku pegawai sebagai publik internal. Karena komunikasi saja tidak dapat menjamin hubungan yang baik dalam jangka panjang, diperlukan strategi yang dapat membangun hubungan secara menyeluruh. Strategi manajemen hubungan dalam penelitian ini berupa keaslian organisasi (organizational authenticity), pemberdayaan pegawai (employee empowerment), kualitas hubungan pegawai organisasi (employee-organization relationship) untuk membangun hubungan antara organisasi dan pegawai. Penelitian ini dilakukan karena belum ada yang menguji tentang Employee Communication Behavior pada lembaga pemerintah. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif melalui survei kepada pegawai di Sekretariat DJP, sebanyak 202 data terkumpul untuk diolah menggunakan metode SEM-PLS. Hasilnya, variabel yang memiliki keterkaitan signifikan dengan megaphoning positif maupun negatif secara langsung ialah organizational authenticity dan employee-organization relationship. Sedangkan employee empowerment tidak signifikan secara langsung berkaitan dengan megaphoning positif maupun negatif. Employee-organization relationship terbukti signifikan memediasi hubungan organizational authenticity dan employee empowerment dengan megaphoning positif maupun negatif.

This thesis attempts to fill the gap in the literature by replicating previous research to employee communication behavior, megaphoning, the voluntary sharing of information by employees about organizational achievements (positive megaphoning) and organizational weaknesses (negative megaphoning) in government, the Directorate General of Taxes (DJP) in crisis situations. This research is based on organizational communication in building and maintaining relationships that can influence employee behavior as internal public. Communication cannot guarantee a good relationship in long term, a strategy is needed that can build relationships as a whole. The relationship management strategy in organizational authenticity, employee empowerment, and the quality of employee-organization relationships to build relationships between the organization and employees. This research was conducted because no one had tested employee communication behavior in government institutions. This research using a quantitative approach through a survey of employees at the DJP, 202 data were collected to be processed using the SEM-PLS method. Variables that have a significant relationship with positive or negative megaphoning directly are organizational authenticity and employee-organization relationship. Meanwhile, employee empowerment is not directly related to megaphoning positive or negative. Employee-organization relationship is proven to significantly mediate the relationship between organizational authenticity and employee empowerment with megaphoning positive and negative."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinka Syamdia Putri
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan dengan menggunakan variabel mediasi learning culture. Komunikasi Organisasi diukur dengan beberapa indikator dari Riggio 2009 , untuk learning culture diukur menggunakan konsep oleh Denison 1990 , dan yang terakhir untuk kinerja karyawan menggunakan pengukuran kinerja yang diterapkan di CNOOC SES Ltd. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitaif, pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner dengan jumlah responden sebanyak 183. Analisis data dilakukan dengan analisis regresi serta analisis mediasi causal step dan sobel test.
Hasil penelitian menunjukan bahwa komunikasi organisasi mempengaruhi learning culture secara signifikan. Komunikasi organisasi mempengaruhi kinerja karyawan secara signifikan. Learning Culture mempengaruhi kinerja karyawan secara signifikan. Berdasarkan hasil uji mediasi yang telah dilakukan, learning culture mempengaruhi hubungan komunikasi organisasi dan kinerja karyawan sebagai mediasi secara signifikan.Kata kunci: Komunikasi Organisasi, Learning Culture, Kinerja Karyawan.

This study aims to examine the effect of organizational communication on employee performance by considering learning culture as a mediating variable. Organizational communication is measured by several indicators from Riggio 2009 , learning culture measured by several indocators from Denison 1990 , and employee performance using performance measures implemented at CNOOC SES Ltd. This study uses quantitative approach, collecting data by distributing questionnaires to 183 respondents. Data analysis was done by regression analysis and mediation analysis causal step and sobel test.
The results showed that organizational communication affect learning culture significantly. Organizational communication affects employee performance significantly. Learning Culture affects employee performance significantly. Based on mediation analysis, learning culture affects the relationship of organizational communication and employee performance significantly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S68573
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Wirawan
"Organisasi perlu berubah. Efektivitas perubahan hanya dapat dicapai dengan adanya komitmen perubahan. Hal ini disebabkan karena komitmen perubahan merupakan faktor penting bagi kesuksesan perubahan. Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan penelitian terhadap faktor yang mempengaruhi komitmen perubahan, yaitu dalam hal ini keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi terhadap komitmen perubahan. Pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur Commitment to Change Inventory (CCI), Organizational Justice Scale (OJS), dan Organizational Trust Inventory (OTI). Tiga alat ukur tersebut memiliki reliabilitas yang baik dan validitas item yang cukup baik.
Responden penelitian berjumlah 278 karyawan tetap yang bekerja di perusahan yang sedang berubah, dengan karakteristik berusia 20 - 56 tahun, memiliki tingkat pendidikan minimal SMA, memiliki jabatan minimal sebagai staf, dan telah bekerja minimal dua tahun.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keadilan organisasi dan kepercayaan organisasi memiliki pengaruh positif dan berkontribusi terhadap komitmen perubahan (R2 = 0,249, p < 0,05) dan dimensi dari komitmen perubahan, yaitu afektif (R2 = 0,269, p < 0.05), kontinuans (R2 = 0,071, p < 0,05), dan normatif (R2 = 0,187, p < 0.05).
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kepercayaan organisasi memiliki kontribusi yang lebih besar daripada keadilan organisasi, baik terhadap komitmen perubahan secara keseluruhan maupun terhadap dimensi dari komitmen pada perubahan, yaitu afektif, kontinuans, dan normatif.

Organizations need to change. Effectiveness of the change can only be achieved with commitment to change. Commitment to change is an important factor for the success of change. Based on this, researcher conducted a study of factors influencing commitment to change, which in this case organizational justice and trust in organization.
The objective of this study study was to find the influence of organizational justice and trust in organization on commiment to change. Measurements used in this study are using Commitment to Change Inventory (CCI), Organization Justice Scale (OJS), and Organizational Trust Inventory (OTI). That three measurements have good reliability and quite good in item validity.
The participants of this study are 278 permanent employees that is working in changing company, with the age range within 20 - 56 years old, have the basic education at least from high school level, have structural position at least as staff, and had been working in that company for at least two years.
Results showed that both organizational justice and trust in organization are positively related and have contributed to commitment to change (R2 = 0,249, p < 0,05) and also their three dimensions, such as affective (R2 = 0,269, p < 0.05), continuance (R2 = 0,071, p < 0,05), and normative (R2 = 0,187, p < 0.05) commitment to change.
The results also show that the influence of trust in organization is stronger than organizational justice to commiment to change and also their three dimensions, affective, continuance, and normative commitment to change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S47756
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widha Dintariana
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Kantor Pusat PT. Pertamina (Persero) Direktorat Sumber Daya Manusia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah 80 orang karyawan Kantor Pusat PT. Pertamina (Persero) Direktorat Sumber Daya Manusia dengan menggunakan convenience sampling. Instrumen penelitian ini menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan.

The purpose of this research is to analyze the effect of corporate culture on employee performance in Head Office PT. Pertamina (Persero) Directorate of Human Resource. This research use quantitative method. Sample in this research is 80 person employees in Head Office PT. Pertamina (Persero) Directorate of Human Resource with convenience sampling. This research uses questionnaire, that data analyzed with simple linear regression. This research show corporate culture has a significant positive effect on employee performance.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Trestasya Kusumah
"Salah satu kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai visi dan misinya adalah penerapan nilai-nilai inti dalam seluruh sektor bisnisnya (Collins, 2001). Oleh karena itu, organisasi perlu secara pro-aktif giat memberikan sosialisasi nilai-nilai inti agar nilai-nilai inti ini tertanam dalam diri karyawan dan diharapkan bisa muncul dalam perilaku karyawan. Sebagai organisasi di bidang logistik, PT. X memiliki nilai-nilai inti yang diharapkan dapat menjadi cerminan perilaku bagi karyawannya. Akan tetapi, saat ini banyak dari karyawan yang tidak menyadari pengertian dari nilai-nilai tersebut sehingga timbul perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Salah satu faktor adalah minimnya informasi yang diberikan pihak PT. X mengenai nilai tersebut dan belum pernah ada sebelumnya kegiatan sosialisasi yang khusus berkaitan untuk memperkenalkan nilai inti.Berdasarkan keadaan tersebut, peneliti memberikan intervensi sosialisasi nilai inti terhadap para karyawan menggunakan media visual statis. Dengan adanya intervensi tersebut, diharapkan bahwa media visual statis mampu meningkatkan kesadaran nilai inti hanya pada domain kognitif karyawan saja. Target domain kognitif diberikan karena menurut teori sikap tricomponent attitude model, domain ini merupakan tahap pertama yang paling penting agar karyawan bisa menyadari nilai inti PT. X. Pada pelaksanaannya, intervensi sosialisasi nilai inti juga memasuki sebagian level afektif. Hasil penelitian yang menggunakan metode pengambilan data kuantitatif dan kualitatif memberikan informasi bahwa intervensi sosialisasi nilai inti dengan menggunakan media visual statis tidak memberikan pengaruh yang signifikan dan hanya berfungsi sebagai pengingat kembali atau reminder dari nilai inti PT. X yang sudah dilupakan oleh karyawannya.
One of the successful keys that the organization applies in order to achieve its vision and mission is the core values application in its every business sector (Collins, 2001). In regards to this situation, an organization requires a pro active socialization within their core values for their employees and expect it to appear frequently on their employee behavior at work. As one of the leading logistic companies, X company comprises six core values that were expected to appear on their employee's behavior. Unfortunately, many of the employees don't possess any awareness of these core values. One of the factors is the lack of information on core values that X company provide to their employees. Moreover, there had never been any socialization activity conducted that specializes in company core values. Regarding the situation, the researcher decided to offer an intervention for employees, specializing in core values socialization using visual static media. The intervention is expected to increase core values awareness on employees' cognitive level, with the support of the visual static media. Cognitive domain was the objective for this research as referred to tricomponent attitude model theory, where this domain is the first and the most important stage. This will result in employees' awareness for X company core values. During the intervention's implementation, it is found that core values socialization also manages to 'penetrate' half of the affective level. Two kinds of methods that is applied for this reseach; quantitative and qualitative. These methods provide important results, that socialization intervention using visual static media didn't contribute any significant influence and it solely functions as a reminder for the X company employees.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
T38292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rindang Ayu
"Organisasi harus melakukan perubahan agar terus dapat bertahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh persepsi individu terhadap kesiapan organisasi untuk berubah, kesiapan individu untuk berubah, dan psychological empowerment terhadap komitmen perubahan organisasi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu alat ukur Commitment to Change Inventory (CCI) yang dikembangkan oleh Herscovitch dan Meyer (2002), alat ukur Organizational Readiness for Change Questionnaire yang dikembangkan oleh Ramnayaran (2011), alat ukur Individual Readiness for Change Scale yang dikembangkan oleh Hanpachern (1997), dan alat ukur Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) yang dikembangkan oleh Sprietzer (1995). Responden dalam penelitian ini berjumlah 175 yang merupakan karyawan dari 2 perusahaan konstruksi di Jakarta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi individu terhadap kesiapan organisasi untuk berubah dan kesiapan individu untuk berubah memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen pada perubahan organisasi. Sedangkan variabel psychological empowerment tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap komitmen pada perubahan organisasi. Variabel yang paling berpengaruh terhadap komitmen pada perubahan organisasi adalah kesiapan individu untuk berubah.

Organizations in order to survive need to change. This study was conducted to identify the impact of individual perception to organizational readiness for change, individual readiness for change, and psychological empowerment due to organization’s commitment to change.
This study used a quantitative approach, and collected the data using Commitment to Change Inventory (CCI, Herscovitch and Meyer (2002), Organizational Readiness for Change Questionnaire (Ramnayaran, 2011), Individual Readiness for Change Scale (Hanpachern,1997), and Psychological Empowerment Questionnaire (PEQ) (Sprietzer, 1995). The study was conducted at state owned organization, with 175 respondents.
The result showed that both individual perception to organizational readiness for change and individual readiness for change had significant contribution to Commitment to Change. On the other hand, psychological empowerment variables had no significant effect on the commitment to change. Furthermore, the study also showed that individual readiness for change is the major contributor to Commitment to Change.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wike Pramudya Arlini
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah sumber umpan balik komunikasi yang diberikan oleh 5 sumber yang terdiri atas supervisor, tugas, penilaian kinerja, rekan sekerja dan the self berpengaruh terhadap motivasi kerja pegawai, serta mengetahui dari sumber umpan balik komunikasi yang ada, sumber mana berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi pegawai, dikaitkan dengan teori harapan.
Seperti diketahui bahwa perusahaan senantiasa bemsaha meningkatkan motivasi kerja pegawainya yang diharapkan dapat mempengaruhi kinerja mereka. Pada penelitian ini, motivasi dijelaskan dengan melihat Porter-Lawler Model of Work Motivation yang mengatakan bahwa tingkat motivasi seseorang berdasarkan atas nilai yang diberikan seseorang atas suatu ganjaran. Serta melihat pada expectancy theory / teori harapan yang dicetuskan oleh Vroom yang mengatakan bahwa kuamya motivasi seseorang untuk menampilkan kinerja yang terbaik dipengaruhi oleh persepsi dirinya bahwa upaya yang dikeluarkannya / dilakukannya disesuaikan dengan kinerjanya, kinerja tersebut kemudian akan membawa mereka kepada suatu ganjaran tertentu yang bernilai bagi mereka.
Komunikasi memainkan peran yang sangat penting dalam membenluk motivasi dengan meyakinkan melalui pemberian informasi guna membentuk suatu perasaan akan peluang bahwa kinerja akan membawa kepada ganjaran yang bernilai bagi mereka.
Penelitian ini merupakan suatu hasil pengamatan atas beberapa masalah yang muncul dalam organisasi ketika komunikasi mengenai informasi setelah kinerja tidak banyak diberikan dan dianggap tidak banyak berpengaruh pada penilaian akhir, tidak berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan tidak adanya suatu umpan balik komunikasi yang diberikan kepada karyawan ketika seseorang berhasil maupun ketika seseorang melakukan suatu perilaku yang tidak sesuai dengan yang diharapkan perusahaan. Walaupun penilaian kinerja bukan merupakan satu-satunya bentuk umpan balik kinerja, namun secara tradisional hal tersebut terkait dengan hubungan kinerja dengan ganjaran seperti yang dijelaskan pada teori harapan.
Penelitian ini berfokus pada motivasi kerja dan peran dari tiap sumber penyedia umpan balik yang ada di konteks organisasi. Pada diskusi dari lima sumber umpan balik (umpan balik diri, umpan balik tugas pekerjaan, umpan balik rekan kerja, umpan balik supervisor dan umpan balik penilaian kinerja), setiap sumber umpan balik dijelaskan definisi serta kaitannya dengan motivasi.
Teknik sampling yang digunakan adalah stratlfied random sampling, dengan populasi karyawan Kantor Besar BNI dan unit analisis karyawan tetap Kantor Besar BNI dengan kerangka sampel sebanyak 200 responden yang diambil secara acak pada 16 divisi yang ada di Kantor Besar.
Dalam memproses 200 data responden dilakukan dua tahap, yakni analisis deskriptif atas karakteristik responden dan analisis statistik, mencakup analisis pearson correlation untuk memastikan motivasi kerja pegawai dan melihat pengaruh sumber umpan balik mana yang berpengaruh secara signitikan terhadap motivasi kerja, dan analisis regresi untuk mencari hubungan sesungguhnya yang paling signifikan atas dimensi sumber umpan balik dan dimensi motivasi kerja.
Dari lima dimensi sumber umpan balik komunikasi, ditemukan bahwa berdasarkan uji hipotesis terlihat bahwa dari lima sumber umpan balik, yang berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja pegawai adalah umpan balik diri, umpan balik supervisor, umpan balik rekan kelja dan umpan balik penilaian kinerja. Sedangkan umpan balik tugas pekerjaan tidak berpengaruh signifikan terhadap motivasi. Bila dikaitkan dengan teori, umpan balik tugas pekerjaan tidak berpengaruh signifikan ketika seseorang cenderung memiliki eksternal locus of control, yaitu mereka menganggap bahwa hal-hal yang terjadi pada mereka bukan karena nasib semata, tetapi ada faktor ekstrenal lain yang mempengaruhinya. Selain itu umpan balik yang diharapkan lebih kepada ganjaran yang bemilai (reward) ketimbang penilaian atas kompetensi.
Perbedaan atas jenis pekerjaan Officer dan Asisten membawa perbedaan pula alas motivasi kerja. Terintepretasikan bahwa ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan atas jenis pekerjaan yang berbeda terkait pula terhadap tantangan yang dihadapi dalam pekerjaan yang pada intinya membedakan atas hasil yang dicapai (ganjaran atas hasil penilaian) artinya hal ini membawa pengaruh didalam ragam tingkat motivasi bekerja.
Dalam melihat pengaruh variabel bebas : (X1) Umpan Balik Diri, (X2) Umpan Balik Tugas Pekeljaan, (X3) Umpan Balik Rekan Kerja, (X4), Umpan Balik Supervisor dan (X5) Umpan Balik Penilaian Kinerja terhadap perubahan variabel terikat (Y) Motivasi kerja adalah 14,6%. Artinya hanya mampu menjelaskan variasi dari variabel dependent sebesar 14.6% sedangkan sisanya sebesar 85,4% mampu dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam pengujian. Berdasarkan nilai F untuk mengetahui nilai uji atas variasi variable bebas dapat menjelaskan nilai variable terikat sebesar 5.507 pada level 0,01 (2 tailed). "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22201
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>