Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151434 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Tiatri
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan kenyataan dalam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan materi
pelajaran dasar. Pentingnya penguasaan materi pelajaran khususnya Matematika dan Bahasa Indonesia membuat pengkajian terhadap faktor-faktor yang berperan terhadap prestasi belajar menjadi perlu. Dua faktor yang diteliti adalah faklor corak interaksi gum-
siswa dan motivasi berprestasi. Secara teoritis, kedua hal tersebut berperan terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini dikaji peran corak interaksi guru-siswa yang dipandang dari sudut penerapan prinsip Mediared Learning Experience (MLE) oleh guru terhadap
prestasi belajar siswa, peran motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar, dan kaitan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa
Sampel penelitian adalah para siswa kelas lima di enam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak SO siswa, yang ditetapkan melalui teknik accidental sampling. Pengarnbilan data dilakukan melalui skala yang disusun sendiri
oleh peneliti. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS,menggunakan analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip MLE oleh guru tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Namun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa
penelitian ini mengukur pcnerapan MLE yang dilakukan secara alami, bukan mengukur hasil suatu intervensi yang terstruktur, intensif dan bertarget.
Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berperan terhadap prestasi belajar, khususnya Matematika. Penerapan prinsip MLE oleh guru dan motivasi berprestasi pun ditemukan memiliki korelasi yang cukup kuat Di lain pihak, ditemukan
hasil bahwa penerapan prinsip MLE dan motivasi berprestasi secara bersama-sama tidak memiliki peran yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Walau tidak ditemukan peran yang signifikan dan penerapan prinsip MLE oleh guru terhadap prestasi belajar, ditemukan hubungan yang signifikan antara penerapan
prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa Motivasi berprestasi ini pada gilirannya berperan terhadap prestasi belajar. Karena itulah penelitl tetap menyarankan
agar prinsip-prinsip MLE tetap dikaji dan dikuasai oleh para guru, digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif para siswa, dan sebagai cara mempengaruhi motivasi berprestasi siswa.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar dilakukan pengkajian terhadap peran penerapan prinsip MLE, dengan MLE yang dilaksanakan melalui intervensi yang terstruktur, intensif, bertargct. Disarankan juga agar menggunakan metode kualitatif, dan
pengkajian peran penerapan prinsip MLE terhadap variabel tujuan pendidikan lainnya."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Tiatri
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara tujuan pendidikan dengan kenyataan dalam pendidikan dasar di Indonesia, yaitu kurangnya penguasaan materi pelajaran dasar. Pentingnya penguasaan materi pelajaran khususnya Matematika dan Bahasa Indonesia membuat pengkajian terhadap faktor-faktor yang berperan terhadap prestasi belajar menjadi perlu. Dua faktor yang diteliti adalah faktor corak interaksi gurusiswa dan motivasi berprestasi. Secara teoritis, kedua hal tersebut berperan terhadap prestasi belajar.
Dalam penelitian ini dikaji peran corak interaksi guru-siswa yang dipandang dari sudut penerapan prinsip Mediated Learning Experience (MLE) oleh guru terhadap prestasi belajar siswa, peran motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar, dan kaitan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Sampel penelitian adalah para siswa kelas lima di enam Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Grogol Petamburan sebanyak 50 siswa, yang ditetapkan melalui teknik accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui skala yang disusun sendiri oleh peneliti. Data yang diperoleh diolah dengan program komputer SPSS, menggunakan analisis regresi dan korelasi Pearson (Pearson Product Moment Correlation).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan prinsip MLE oleh guru tidak berperan signifikan terhadap prestasi belajar. Namun, dalam hal ini perlu dicatat bahwa penelitian ini mengukur penerapan MLE yang dilakukan secara alami, bukan mengukur hasil suatu intervensi yang terstruktur, intensif dan bertarget. Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi berperan terhadap prestasi belajar, khususnya Matematika. Penerapan prinsip MLE oleh guru dan motivasi berprestasi pun ditemukan memiliki korelasi yang cukup kuat. Di lain pihak, ditemukan hasil bahwa penerapan prinsip MLE dan motivasi berprestasi secara bersama-sama tidak memiliki peran yang signifikan terhadap prestasi belajar.
Walau tidak ditemukan peran yang signifikan dari penerapan prinsip MLE oleh guru terhadap prestasi belajar, ditemukan hubungan yang signifikan antara penerapan prinsip MLE oleh guru dengan motivasi berprestasi siswa. Motivasi berprestasi ini pada gilirannya berperan terhadap prestasi belajar. Karena itulah peneliti tetap menyarankan agar prinsip-prinsip MLE tetap dikaji dan dikuasai oleh para guru, digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kemampuan kognitif para siswa, dan sebagai cara mempengaruhi motivasi berprestasi siswa.
Saran untuk penelitian selanjutnya, agar dilakukan pengkajian terhadap peran penerapan prinsip MLE, dengan MLE yang dilaksanakan melalui intervensi yang terstruktur, intensif, bertarget. Disarankan juga agar menggunakan metode kualitatif, dan pengkajian peran penerapan prinsip MLE terhadap variabel tujuan pendidikan lainnya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T37947
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Revilla Malik
"Penelitian ini bertolak dari adanya kesenjangan antara kemajuan yang pesat di era globalisasi dengan pengembangan sumher daya manusia di Indonesia, karena pendidikan formal di sekolah tidak dapat mengejar kemajuan ilmu pengetahuan dan teknnlogi yang demikian cepatnya. Oleh karena itu, peran Kelompok ilmiah Remaja
(KIR), sebagai kegiatan ekstrakudkuler diperlukan untuk mengisi kekurangan materi pelajaran yang diterima siswa di kelas. Di samping itu KIR juga memiliki peran terhadap peningkatan prestasi belajar siswa, karena KIR memiliki tiga bidang kajian
dalam kegiatannya, yaitu bidang matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA),
ilmu pengetahuan sosial (IPS), dan aplikasi teknologi (Aptek). Melihat pentingnya manfaat partisipasi siswa dalam kegiatan KIR, membuat pengkajian tentang peran
partisipasi siswa dalam KIR terhadap prestasi belajar menjadi perlu.
Penelitian ini untuk mengkaji beberapa faktor psikologis yang dianggap
memberi sumbangan terhadap prestasi belajar. Dari beberapa faktor psikologis yang perlu mendapat perhalian adalah inteligensi dan motivasi berprestasi. Inteligcnsi penting diteliti karena adanya angggapan bahwa siswa yang berpanisipasi dalam KIR
adalah siswa-siswa yang memiliki prestasi yang baik di kelasnya dan memiliki inteligensi yang tinggi. Adapun motivasi berprestasi juga dianggap panting karena melalulkegiatan KIR siswa memperoleh kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi pengembangan dirinya. Pengalaman dan hasil yang mereka peroleh dalam kegiatan
tersebut akan internalisasikan dalam dirinya, yang pada akhirnya ditujukan untuk mencapai prestasi yang baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk meneliti
sumbangan inteligcnsi, motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR terhadap prestasi belajar siswa remaja.
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas l dan II SMUN di wilayah Jakarta Timur yang berpartisipasi dalam kegiatan KIR Sampel berjumlah 83 omng yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Data tentang kemampuan tes inteligensi
diperoleh dari hasil tes Standard progresive Marrics (SPM). Adapun data tentang motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR diperoleh dari kuesioner motivasi bcrprcstasi dan partisipasi siswa dalam KIR. Sedangkan data tentang prestasi
belajar siswa diperoleh dari nilai rata-rata evaluasi hasil belajar (EI-IB) cawu II.
Analisis data dilakukan dengan memanfaatkan program Statistic Package for Social Science (SPSS).
Penelitian ini menunjukkan bahwa inteiigensi memberikan sumbangan yang
signihkan terhadap prestasi belajar. Adapun motivasi berprestasi dan partisipasi siswa dalam KIR tidak memberikan sumbangan signifikan terhadap prestasi belajar, baik pada saat dihitung sendiri maupun bersama-sama.
Walaupun tidak ditemukan sumbangan yang signifikan dari motivasi
berprestasi dan partisipasi siswa terhadap prestasi belajar, namun ditemukan hubungan yang positif antara motivasi berprestasi dan partisipasi siswadalam KIR.
Motivasi berprestasi ini pada gilirannya memberikan sumbangan terhadap prestasi belajar Oleh karena itu, peneliti menyarankan agar kegiatan KIR dikelola secara
optimal, sehingga dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikir dan mengembangkan motivasi berprestasi para siswa remaja.
Untuk penelitian lebih lanjut disarankan melakukan pengontrolan terhadap aspek sekolah (guna metode, sarana sekolah) agar hasil penelitian dapat digeneralisir
secara lebih luas Di samping itu, untuk mendapatkan hasil yang layak untuk keperluan generalisasi hendaknya penelitian juga dilakukan di beberapa SMUN di berbagai wilayah Jakarta."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38348
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusdiana
"ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran mengenai rendahnya prestasi belajar bahasa Arab siswa madrasah tsanawiyah. Padahal bahasa Arab adalah matapelajaran yang penting dan menjadi syarat bagi seseorang yang ingin membaca al-Qur‘an dengan lancar dan benar (karena al~Qur'an berbahasa Arab) untuk mendalami ajaran Islam.
Melalui kajian teoritis tentang prestasi belajar bahasa Arab, diperoleh variabel yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan prestasi belajar, yaitu sikap yang meliputi sikap siswa dan sikap orang tua (ibu) dan penilaian siswa terhadap kompetensi guru serta motivasi belajar. Untuk itu diajukan lima hipotesis penelitian yang harus diuji kebenarannya. Hipotesis tersebut adalah:
1. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap siswa terhadap matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab.
2, Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap orang tua (ibu) terhadap matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab.
3. Ada hubungan yang dan positif antara penilaian siswa terhadap kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dengan prestasi belajar bahasa Arab
4. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar bahasa Arab.
5. Ada hubungan yang signifikan dan positif antara sikap siswa, sikap orang tua(ibu),penilaian siswa terhadap kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dan motivasi belajar dengan prestasi belajar bahasa Arab.
Penelitian ini melibatkan siswa kelas dua madrasah Tsanawiyah se-Kota Pontianak
Serta orang tua (ibu) khususnya. Sampel penelitian adalah mereka yang telah terjaring lewat kriteria sampel, sebanyak 305 orang siswa dan 305 orang tua (ibu) siswa.
Untuk mengukur sikap siswa, sikap orang tua (ibu), penilaian siswa terhadap kompetensi guru, motivasi belajar dan prestasi belajar digunakan instrumeu yang disusun
sendiri oleh penulis, yang sebelum digunakan telah terlebih dahulu diuji-coba pada 40 Siswa.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Pearson Product Moment diperoleh informasi bahwa sikap siswa mempunyai hubungan yang negatif dan signifikan dengan prestasi belajar (r= -,095 dengan p < 0.05).
Selanjutnya hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa jika siswa memperoleh prestasi belajar yang memadai justru tidak diimbangi dengan sikap yang positif terhadap matapelajaran bahasa Arab. Dengan demikian, hipotesis pertama ditolak. Selanjutnya hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap orang tua (ibu) mempunyai hubungan yang hampir tidak berarti dan tidak signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r= ,001 dengan p < 0.05). lni menunjukkan sikap-sikap yang ditunjukkan orang tua (ibu) tidak berkorelasi dengan prestasi belajar bahasa Arab. Dengan demikian, hipotesis kedua ditolak.
Pada penelitian ini pula diperoleh hasil bahwa penilaian siswa terhadap kompetensi guru tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r = ,034 dengan p < 0.05). Hasil ini menunjukkan bahwa berdasarkan penilaian siswa terbukti lidak ada hubungan yang signifikan antara kompetensi guru pada matapelajaran bahasa Arab dengan presiasi belaiar siswa. Dengan demikian hipotesis ketiga ditolak. Selanjutnya hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar bahasa Arab (r 1 ,499 dengan p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prestasi belajar memiliki hubungan yang erat dengan rnotivasi belajar siswa. Dengan demikian hipotesis keempat diterima.
Terakhir hasil penelitian membuktikan bahwa sikap siswa, sikap orang tua (ibu),penilaian siswa terhadap kompetensi guru dan motivasi belajar mempunyai hubungan yang sangat bermakna dengan prestasi belajar bahasa Arab (R = ,503 dengan p < 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap~sikap yang ditunjukkan siswa, ibu dan kompetensi guru serta motivasi belajar siswa sangat berhubungan dengan prestasi belajar.
Dengan demikian hipotesis kelima diterima.
Berdasarkan hasil penelitian, kesimpulan dan diskusi dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Guru diharapkan menyiapkan strabegi mengajar yang khusus untuk mengalasi image negatif yang ada pada siswa.
2. Guru diharapkan dapat mendesain dan melaksanakan proses belajar-mengajar dengan format yang lebih baik.
3. Guru dapat meningkatkan kreaktivitas dalam mengajar.
4. Guru dapat lebih menunjukkan kompetensinya dalam matapelajaran bahasa Arab.
5. Guru diharapkan mampu mempertahankan bahkan meningkatkan motivasi belajar siswa yang telah baik dengan menyajikan bahan pelajaran semenarik mungkin.
6. Pihak sekolah diharapkan dapat melaksanakan beberapa kegiatan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa khususnya dalam matapelajaran bahasa Arab."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T37949
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rose Mini Adi Prianto
"Pemerintah menyadari pentingnya kebutuhan pendidikan bagi rakyatnya agar siap menghadapi tantangan dalam era globalisasi yang tengah melanda dunia. Pendidikan dirasakan sangat penting untuk mengembangkan potensi seseorang. Tujuan pendidikan pada hakikatnya adalah mengusahakan suatu lingkungan dimana setiap anak didik diberi kesempatan untuk mewujudkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, baik sesuai dengan kebutuhannya maupun kebutuhan masyarakatnya (Utami Munandar, 1990). Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia agar tercipta manusia Indonesia yang cerdas, kreatif dan berprestasi di berbagai bidang.
Hal ini tidak hanya berlaku untuk anak yang normal saja tetapi juga berlaku bagi anak-anak yang mengalami cacat maupun anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa. Selama ini pemerintah telah mengusahakan berbagai pendidikan dan pelatihan ketrampilan bagi anak-anak cacat agar bisa maju dan berkembang. Dengan mengusahakan berbagai sarana dan alat bantu yang dibutuhkan. Namun bagi anak-anak dengan kemampuan yang unggul belum dapat mengembangkan potensinya dalam suatu sekolah khusus karena pemerintah selama ini hanya menyediakan sekolah-sekolah umum, sehingga anak-anak dengan kemampuan unggul berkembang bersama anak-anak normal. Anak-anak yang tergolong cerdas dan berbakat menjadi kurang dapat mencapai prestasi yang seharusnya ditampilkan karena rangsangan yang kurang sesuai. Sedangkan mereka memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan sesuai bakat dan minatnya.
Sistem pendidikan di Indonesia pada dasarnya juga mendukung perlunya perhatian khusus bagi anak-anak yang mempunyai kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Hal ini telah dikemukakan dalam GBHN tahun 1993 dan Pasal 8 ayat 2 UU Pendidikan No. 11 tahun 1989.
Secara implisit hal-hal tersebut mengisyaratkan perlunya menyelenggarakan sekolah unggul sebagai salah satu alternatif untuk melayani anak-anak yang berbakat unggul, atau disebut juga anak-anak dengan kemampuan dan kecerdasan luar biasa.
Secara khusus, sekolah unggul bertujuan menghasilkan keluaran pendidikan yang memiliki keunggulan dalam hal-hal sebagai betikut, yaitu (a) keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa; (b) nasionalisme dan patriotisme yang tinggi; (c) wawasan IPTEK yang mendalam dan luas; (d) motivasi dan komitmen yang tinggi. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Fatimah
"Prestasi belajar matematika siswa dipengaruhi oleh faktor yang berada dalam diri siswa dan faktor yang berada di luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa diantaranya adalah faktor psikologis.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji beberapa faktor psikologis yang dianggap sangat memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP. Diantaranya adalah faktor self efficacy dan motivasi berprestasi. Siswa dengan self efficacy tinggi memperlihatkan prestasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki self efficacy rendah (Zimmerman, 1990) dan siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan tergerak untuk melakukan usaha dalam mencapai prestasi belajar yang tinggi.
Penelitian ini dilakukan terhadap siswa kelas I SMPN 45 Cengkareng_ Sampel berjumlah 190 orang yang diperoleh dengan teknik accidental sampling. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuesioner dengan gaya Likert skala 5 yang terdiri dari alat ukur self efficacy dan motivasi berprestasi. Sedangkan prestasi belajar matematika diambil dari nilai raport kelas I semester I.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa self efficacy dan motivasi berprestasi memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar matematika siswa di SMP, sebesar 23,4%.
Saran yang diajukan untuk penelitian seianjutnya adalah: sebaiknya dilakukan penelitian yang lebih luas tentang prestasi belajar matematika, agar didapatkan gambaran faktor-faktor lain yang ikut memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar matematika. Mengenai sampel sebaiknya diambil dari beberapa sekolah sehingga lebih dapat digeneralisasikan."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Rofiq
"Pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sebagai bentuk peradaban, pela ksanaan pendidikan tidak terlepas dari penyiapan seseorang menjadi individu yang siap dalam menghadapi kehidupan yang harus dijalaninya. Dalam perkembangannya pelaksanaan pendidikan sudah memasuki rana dimana dibutuhkan proses perencanaan yang matang sehingga dapat menghasilkan keluaran pendidikan yang sesuai dengan yang diharapkan. Pendidikan semacam ini lebih menitikberatkan pada proses formal yang diselenggarakan oleh lembaga resmi yang bernama sekolah dengan perencanaan yang matang, waktu yang teralokasikan dengan baik dan tempat serta situasi yang memungkinkan untuk dapat diselenggarakannya proses pendidikan secara baik dan berhasil dengan maksimal. Beberapa komponen dalam penyelenggaraan pendidikan harus dipersiapkan dengan baik dan terencana yang meliputi kurikulum, tenaga pengajar, siswa, dana, sarana prasarana pendidikan, media pengajaran, dan tenaga pembantu pendidikan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa faktor kendala mungkin ditemui dari komponen yang ada dimana pada akhirnya hal itu dapat mengurangi efektifitas dan menurunkan tingkat keberhasilan penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum, tenaga pengajar, dan motivasi stake holder merupakan ketiga komponen yang perlu mendapat prioritas dalam penyiapan sebelum pendidikan diselenggarakan. Bukan merupakan suatu pekerjaan yang mudah untuk menyiapkan ketiga komponen diatas karena banyak keterkaitan faktor lainnya yang saling berpengaruh. Diyakini bahwa kurikulum, kemampuan guru dan motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan proses pendidikan. Namun demikian perlu adanya penelitian yang bisa membuktikan keyakinan diatas. Hal-hal yang berkaitan dengan kurikulum, kemampuan atau kompetensi guru dan motivasinya diurai secara mendalam berdasarkan teori-teori yang ada untuk membuktikan sampai seberapa jauh pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dalam suatu proses pendidikan.
Hakekat dari pencapaian prestasi pendidikan membawa implikasi mendalam bagi yang bersangkutan sebagai individu dalam menjalani kehidupannya. Secara sosial kemasyarakatan, seseorang yang memiliki prestasi belajar yang baik tentunya akan lebih dibutuhkan karena memiliki sumberdaya manusia yang lebih tinggi dibanding individu yang tidak mempunyai kemampuan pengetahuan. Dengan semakin banyaknya individu yang berkualitas maka akan semakin baik dan kuat suatu bangsa dalam menghadapi tantangan dan persaingan internasional. Hal inilah yang dinamakan dengan Ketahanan Nasional suatu bangsa dibidang sumberdaya manusia. Dalam penelitian ini, meskipun data diperoleh dari hasil studi kasus disuatu daerah dan tidak bisa digeneralisasikan untuk digunakan semua daerah, namun diharapkan dapat memberikan masukan penting bagi pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan khususnya pendidikan menengah sesuai data yang diperoleh.

Education is an integral part of human life. As a form of civiliszation, tehe implementation of education can not be separated from the preparation of someone to be an individual who is ready to face the real life. Since the implementation of educational development has entered the shutter which requires a well-considered planning process so it can produce education output that appropriate with the expected. This kind of education is more focused on the formal process conducted by official agencies named school with well considered planning, time allocated, the location and situation that allows for the convening of the educational practices can be prepared with good and planned include curriculum, faculty, students, funding, education infrastructure, teaching media, and education helper.
In practice, several factors might be encountered from existing components that ultimately can reduce the effectiveness and reduce the level of success of education provision. Curriculum, faculty, and motivation is the third component of stakeholder that need to be given priority in the preparation before the education was held. Not an easy task to prepare the three components above because they are interrelated with other factors that influence each other. It is believed that curriculum, theacher capability and motivation play as an important role in the success of the educational process. However research that could prove the belief is needed. Problems that relating to the curriculum, teacher skills and motivation or teacher's competence analysis in depth on the basis of existing theories to prove how far the influence to the student achievement educational process.
The nature of educational achievement provound implications for the person as an individual in living their lives. The social community, someone who has a good learning achievement would be more necessary because it has a higher human resources than individuals who had no ability knowlwdge. With the increasing number of individuals who are qualified, the better and stronger a nation in fascing the challenges and international competition. It called national people resilience in the human resources. In this study, although the data obtained from case studies and give some important input for the parties relating to the education, especially secondary education according to the data obtained.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29663
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Indrawati
"ABSTRAK
Salah satu tujuan pendidikan adalah mendorong pertumbuhan dan
perkembangan kreativitas peserta didik (Utami Munandar, 1999). Belajar piano
menipakan salah satu cara mengembangkan aktivitas dan kreativitas anak. Karena
selain dibutuhkan keterampilan membaca not balok, anak juga dilatih dalam ketepatan
koordinasi jari, tangan, dan lengan (latifah Kodijat, 1993).
Dengan adanya berbagai faktor keterampilan yang diperlukan dalam
pembelajaran piano, maka penguasaan terhadap suatu alat musik (dalam hal ini
piano), diperlukan motivasi guna menunjang prestasi anak dalam belajar piano.
Dengan adanya motivasi dalam diri seseorang, diprediksi memudahkan orang tersebut
dalam melakukan pekeijaannya (Pintrich & Schunk, 1996).
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peran motivasi intrinsik dan
motivasi ekstrinsik terhadap prestasi siswa yang belajar piano.
Subyek penelitian adalah siswa di sekolah Musik Modem Kawai Jakarta yang
berusia 8-10 tahun, yang telah belajar piano selama dua hingga tiga tahun. Jumlah
sampel sebanyak 30 orang yang terdiri dari 22 orang perempuan dan 8 orang laki-laki.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah incidental sampling. Alat yang
digunakan untuk mengukur motivasi adalah kuesioner yang disusun sendiri oleh
peneliti melalui penilaian beberapa ahli motivasi. Sedangkan alat untuk mengukur
prestasi adalah hasil ujian siswa yang memiliki beberapa kriteria penilaian, yakni
scales, compulsory, selection, dan aural.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa skor skala motivasi
ekstrinsik berkorelasi negatif dengan skor prestasi belajar piano Dengan demikian
maka ada peran yang negatif dan signifikan antara motivasi ekstrinsik dan prestasi
belajar piano siswa.
"
2003
S2848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunanto
"Ada tiga permasalahan pokok dalam penelitian ini, yaitu (a) Adakah perbedaan motivasi berprestasi antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (b) Adakah perbedaan kebiasaan belajar antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (c). Adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dan bukan unggulan pada kelas unggulan di SMU Negeri Jakarta 48. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta.
Cara mengumpulkan data mengenai Motivasi Berprestasi dan Kebiasaan Belajar siswa berdasarkan kuesioner tertutup dengan one-shot model, sedangkan data prestasi belajar diperoleh dari kantor Tata Usaha sekolah dengan melihat lager ( daftar nilai rapor) caturwulan satu tahun ajaran 2001-2002. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa skor dalam bentuk skala interval. Analisa data menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif yang digunakan adalah penyajian nilai rata rata (mean) yang berupa tabel dan grafik garis. Sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menganalisis data sampel dengan tujuan ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi.
Data tersebut dihitung dengan rumus t-test untuk uji beda mean dan diperoleh temuan sebagai berikut : (1) kelompok siswa kelas unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan, (2) kelompok siswa kelas satu unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan, (3) kelompok siswa kelas dua unggulan memiliki mean Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi Belajar lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa kelas bukan unggulan. Oleh karena itu berdasarkan pengolahan data dapat disimpulkan terdapat perbedaan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas dua unggulan dengan bukan unggulan di SMU 48 Jakarta
Sedangkan untuk signifikansi data diperoleh temuan sebagai berikut : (I) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar yang signifikan antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta . (2) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi dan Prestasi belajar lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi dan Prestasi belajar yang signifikan antara kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. Sedangkan untuk kebiasaan belajar nilai P-value sebesar 0,209 nilai ini lebih besar dari 0,05 maka Ho gagal ditolak atau tidak ada perbedaan Kebiasaan Belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. (3) Nilai Sig.(2-tailed) atau P-value untuk Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau ada perbedaan Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar dan Prestasi belajar yang signifikan antara siswa kelas dua unggulan dengan siswa kelas dua bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta.
Atas dasar hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut (1) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta (2) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi dan prestasi belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. Sedangkan untuk kebiasaan belajar, tidak ada perbedaan Kebiasaan Belajar antara siswa kelas satu unggulan dengan siswa kelas satu bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta. (3) Terdapat perbedaan yang signifikan motivasi berprestasi, kebiasaan belajar dan prestasi belajar antara siswa kelas dua unggulan dengan bukan unggulan di SMU Negeri 48 Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T2011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh layanan konseling dan motivasi berprestasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Penelitian menggunakan desain treatment by level 2X2 menggunakan analisis data ANAVA dan Turkey. Kesimpulan penelitian : 1) Terdapat perbedaan signifikan hasil belajar matematika antara siswa yang diberi layanan konseling individu dan kelompok, 2) Terdapat interaksi antara layanan konseling dengan motivasi dengan motivasi berprestasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, 3) Hasil belajar matematika dengan layanan konseling individu lebih tinggi daripada konseling kelompok, 4) Hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi berprestasi belajar siswa rendah yang diberi layanan konseling individu lebih rendah daripada layanan konseling kelompok."
JURPEND 14:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>