Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212062 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ichsan Malik
"Variasi individu-individu anggota kelompok kerja serta interaksi individu di dalam kelompok diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas kelompok. Studi ini berupaya untuk melakukan identifikasi dan mendeskripsikan tentang pengaruh dari keanekaragaman atau neterogenitas. Keragaman atau nomogenitas anggota kelompok kerja serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok atau kohesititas kelompok ternadap produktifitas kelompok.
Pada studi ini, 30 orang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari 8 organisasi yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan masalan remaja dan pengembangan masyarakat di Bandung, Jawa Barat digunakan sebagai subyek. Mereka merupakan pengurus inti dari organisasi dan telah 1 tahun atau lebih, aktif mengembangkan program di organisasi.
Studi dilakukan dengan metoda eksperimen lapangan. Data dianaiisa dengan menggunakan analisa statistik non parametik. Hasil anaiisis varian ranking satu arah menunjukkan, bahwa keanekaragaman anggota kelompok kerja Serta keterikatan individu-individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok berpengaruh secara signifikan terhadap produktiritas kelompok kerja.
Hasil analisis ranking bertanda untuk data berpasangan mendapatkan, bahwa kelompok kerja heterogen kohesif secara signifikan lebih produktif dibandingkan kelompok kerja homogen yang kohesit. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kerja yang keanggotaannya beraneka ragam, anggota kelompoknya berasal dari beberapa organisasi, Serta merasa terikat untuk tetap berinteraksi guna mencapai tujuan kelompok, akan jauh lebih produktif dibandingkan kelompok kerja yang anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.
Ada satu hal yang menarik sebagai hasil dari penelitian ini yaitu faktor kohesifitas kelompok ternyata tidak berpengaruh terhadap produktiiitas yang anggota-anggota kelompoknya berasal dari satu organisasi.Namun Studi ini masih perlu lebin dipertajam dan diperluas, dimana kelompok kerja yang diteliti diperbanyak dan di bandingkan kelompok kerja yang misi dan programnya juga berbeda-beda."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Izazi Anwar
"Karya tulis ini meneliti bagaimana budaya dapat mempengaruhi manusia dalam memiliki preferensi tertentu untuk bekerja dalam tim. Untuk lebih spesifik, apakah kolektivisme kelompok anggota dalam memiliki efek pada preferensi untuk kerjasama tim dengan kelompok anggota luar. Salah satu sifat kepribadian, yaitu keterbukaan pikiran, dianggap dapat memoderasi hubungan ini. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan mahasiswa internasional dari University of Groningen dan Universitas Indonesia sebagai sampel. Setelah analisis dijalankan, terungkap bahwa budaya dan sifat kepribadian tidak berpengaruh terhadap preferensi untuk memilih anggota tim. Dengan demikian, hasil penelitian ini dapat memberi implikasi untuk praktek manajerial, salah satunya adalah manajer harus melihat lebih jauh dari factor budaya dan kepribadian dalam mengelola tim multikultural.

This research examined how culture might affect people in having certain preference for teamwork. To be specific, whether collectivism in in groups members has an effect on the preference for teamwork with out groups members. A personality trait, which is open mindedness, is considered to moderate this relationship. The study was conducted using international university students of University of Groningen and University of Indonesia as samples. After the analysis was run, it is disclosed that culture and personality trait does not matter in selecting teamwork members. Thus, this has implications for managerial purpose, one of them being managers should look further from cultural and personality factors in managing multicultural teams.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maharani Puspasari
"Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan feedback environment para anggota tim yang nantinya diharapkan akan dapat meningkatkan kualitas team member exchange sehingga nantinya diharapkan kerjasama antar anggota dalam tim meningkat. Berdasarkan data awal yang diperoleh, diketahui bahwa kerjasama tim pada PT.X masih perlu untuk ditingkatkan. Salah satu hal yang dapat menyebabkannya adalah feedback environment yang belum mendukung terjadinya pertukaran umpan balik antar anggota tim, sehingga dapat menyebabkan kualitas hubungan antar anggota tim menjadi kurang baik, hal ini dapat mengarah kepada kinerja tim yang kurang optimal. Untuk mengetahui apakah asumsi peneliti benar, dilakukan penelitian untuk melihat korelasi antara feedback environment dengan kualitas team member exchange.
Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara feedback environment dan kualitas team member exchange. Berdasarkan hal tersebut, peneliti berusaha untuk meningkatkan feedback environment melalui pemberian pelatihan team building. Untuk mengetahui efek dari pelatihan team building ini, peneliti membandingkan skor alat ukur feedback environment (Steelman, Levy & Snell, 2004) dan kualitas team member exchange (Seers, Petty & Cashman, 1995) antara sebelum dan setelah pelatihan team building. Hasil menunjukkan bahwa pelatihan team building yang diberikan belum berhasil untuk meningkatkan feedback environment dan kualitas team member exchange.

This research is aimed to improve feedback environment poses by team member. By improving feedback environment, researcher assume there will be improvement on team member exchange quality, so team performance will improve also. Based on initial data, result showed that at PT.X, the teamwork still need to improve. One of the reason is the feedback environment poses by team member didn't support feedback exchange between team members, thus it can cause poor team member exchange quality which affect poor team performance. To determine whether the assumption is true, researcher correlates the feedback environment and team member exchange quality.
Result showed that there is a significant and positive correlation between feedback environment and team member exchange quality. Therefore, the researcher improves the feedback environment by giving team building training for PT.X employees. To determine the effect of the training, researcher compare the feedback environment (Steelman, Levy & Snell, 2004) and team member exchange (Seers, Petty & Cashman, 1995) inventory score of before and after the training. Result showed that the training haven't improve whether the feedback environment nor team member exchange quality.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31841
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rizka Giovedi
"Permasalahan kerjasama merupakan salah satu masalah yang dapat menjadi faktor penghambat tercapainya efektivitas tim dalam Organisasi X. Begitu pentingnya tim dalam organisasi, maka perlu bagi organisasi X membentuk tim yang efektif sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan organisasi. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan program team building.
Team building merupakan serangkaian proses yang dilakukan untuk meningkatkan kerjasama anggota dalam suatu tim sehingga efektivitas tim dapat tercapai. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap efektivitas tim adalah faktor kepribadian. Dalam tugas akhir ini, team building akan dilakukan melalui pelatihan "Pengenalan diri sendiri dan orang lain" berdasarkan prinsip-prinsip MBTI. Dalam pelatihan ini, peserta diajak untuk mengenali tipe kepribadian diri sendiri dan tipe kepribadian rekan kerjanya, menentukan tujuan tim, memahami peran serta dan tanggungjawabnya dalam organisasi, serta mengidentifikasi permasalahan yang dapat mengganggu pelaksanaan tugas dan kerjasama di dalam tim.
Dengan adanya usulan rancangan pelatihan ini, anggota Organisasi X diharapkan dapat memahami cara-cara seseorang dalam hal memperoleh energi; mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan informasi; menyelesaikan permasalahan, serta mengambil keputusan sehingga dapat meminimalkan munculnya perbedaan persepsi antar anggota mengenai tugas-tugas yang harus dilakukan dan perilaku yang harus ditampilkan dalam tim. Dengan demikian, diharapkan anggota organisasi X dapat bekerjasama secara lebih baik lagi."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T17863
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ichsan Malik
"ABSTRAK
Variasi individu-individu anggota kelompok kerja serta interaksi individu di dalam
kelompok diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi produktifitas kelompok. Studi
ini berupaya untuk melakukan identifikasi dan mendeskripsikan tentang pengaruh dan
keanekaragaman atau heterogenitas. Tentang keragaman atau homogenitas anggota
kelompok kerja serta keterikatan individu- individu untuk tetap berinteraksi di dalam
kelompok atau kohesifitas kelompok terhadap produktifitas kelompok.
Pada studi ini. 30 orang aktifis Lembaga Swadaya Masyarakat yang berasal dari 8
organisasi yang bergerak dalam kegiatan penanggulangan masalah remaja dan
pengembangan masyarakat di Bandung, Jawa Barat digunakan sebagai subyek.
Mereka merupakan pengurus inti dari organisasi dan telah 1 tahun atau Iebih, aktif
mengembangkan program di organisasi.
Studi dilakukan dengan metoda eksperimen lapangan. Data dianalisa dengan
menggunakan analisa statistik non parametik. Hasil analisis varian ranking satu arah
menunjukkan, bahwa keanekaragaman anggota kelompok kerja serta keterikatan
individu- individu untuk tetap berinteraksi di dalam kelompok berpengaruh secara
signifikan terhadap produktifitas kelompok kerja.
Hasil analisis ranking bertanda untuk data berpasangan mendapatkan, bahwa
kelompok kerja heterogen kohesif secara signifikan Iebih produktif dibandingkan
kelompok kerja homogen yang kohesif. Hasil ini menunjukkan bahwa kelompok kerja
yang keanggotaannya beraneka ragam, anggota kelompoknya berasal dari beberapa
organisasi, serta merasa terikat untuk tetap beninteraksi guna mencapai tujuan
kelompok akan jauh lebih produktif dìbandingkan kelompok kerja yang anggota
kelompoknya berasal dari satu organisasi.
Ada satu hal yang menarik sebagai hasil dan penelitian ini yaitu faktor kohesifitas
kelompok ternyata tidak berpengaruh terhadap produktifitas yang anggota-anggota
kelompoknya berasal dan satu organisasi.
Namun studi ini masih perlu lebih dipertajam dan diperluas, dimana kelompok
kerja yang diteliti diperbanyak dan dibandingkan dengan kelompok kerja yang misi dan
Programnya juga berbeda-beda.
"
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihatul Jannah
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas program team building untuk meningkatkan kerja tim. Mengetahui hambatan atau masalah yang terjadi di organisasi ini dan apa intervensi yang dapat dilakukan maka melalui survey organization blockage kepada 60 karyawan dilanjutkan dengan wawancara kepada CEO, HR manager, kepala unit dan staf maka ditemukan bahwa core problem di PT XX ini adalah lemahnya kerja tim. Intervensi yang dilakukan di organisasi ini adalah program team building diakomodir dari Noe, Hollenback, Gerhart, dan Wright 2009, p307 dengan metode Adventure Learning, Team Training, dan Action Training Noe, 2005 . Untuk mengetahui efek dari program team building ini dilakukan evaluasi kembali kepada karyawan yang hasilnya adalah bahwa program team building ini apabila diadakan secara rutin setahun dua kali akan membawa membawa efek yang positif lebih positif kepada setiap indvidu, yang kemudian menjadi efekyang positif pada kerja tim, sehingga dapat meningkatkan kerja tim di PT XX. Kata kunci: Kerja tim, intervensi, team building.

This study was conducted to determine the effectiveness of team building programs to improve teamwork. Knowing the obstacles or problems that occur in PT XX through the survey organization to 60 employees blockage followed by an interview to the CEO, HR manager, head of the unit and the staff it was found that the core problem in PT XX this is the weakness of teamwork. Interventions in this organization is a team building program accommodated from Noe, Hollenbeck, Gerhart and Wright 2009, P307 method Adventure Learning, Team Training, and Action Training Noe, 2005 . To determine the effect of team building programs have re evaluated to employees that the result is that the team building programs have if held on a regular basis twice a year will bring bring a positive effect to the individual, who later became a positive effect on teamwork, so as to improve teamwork at PT XX."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T47366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Agnes Imelda Wulandari
"ABSTRAK
Institusi X merupakan institusi pendidikan non gelar yang terus berusaha untuk menjadi salah satu yang terbaik dalam dunia pendidikan non gelar di Indonesia. Dengan visi untuk menjadi referensi dan preferensi bagi mitra bisnis dan karyawannya, institusi X berupaya menangkap permintaan pasar dengan menawarkan program pengembangan sumber daya manusia yang siap digunakan di tempat kerja yang mendukung kinerja perusahaan. Tidak tercapainya target pada tahun 2015 serta pensiunnya dua manajer senior secara bersamaan tanpa ada kader turut berperan dalam mempercepat terjadinya restrukturisasi dalam institusi X. Masalah berkembang ketika tim kerja yang baru ini harus memformulasikan SOP untuk timnya. Ketidakjelasan tugas, peran, kurangnya arahan dan pengawasan, serta terhambatnya komunikasi dalam tim karena komposisi tim yang kurang tepat membuat penugasan SOP semakin sulit. Di saat bersamaan, pimpinan sebagai salah satu faktor yang berperan dalam proses pengembangan tim diperlukan untuk mendorong dan memotivasi tim terkait dengan restrukturisasi yang dilakukan. Rancangan intervensi yang diajukan untuk meningkatkan efektivitas tim adalah dengan workshop dan kegiatan mentoring mengenai tugas, peran, dan SOP kepada tim yang direstrukturisasi.

ABSTRACT
Institution X is a non-degree educational institution that strives to be one of the best in the fields of the non-degree education in Indonesia. With a vision to become a reference and preference for business partners and employees, Institution X attempts to capture the market demand by offering human resource development program that is ready to be used in the workplace to support the company's performance. Not achieving its targets in 2015, and the retirement of its two senior managers at the same time without regeneration are some factors to speed up the restructuring process. Problems appear when the new working team has to formulate its own SOP. Unclear tasks, ambigous roles, lack of direction and supervision, and the ineffective communication within the team formulating the SOP assignment makes it more difficult to realize the team effectiveness. At the same time, leadership as one of the factors that plays an important role in the development process of the team is required to encourage and motivate the team members related to the restructuring. The design of interventions is proposed to improve team effectiveness by providing workshops and mentoring activities regarding the tasks, roles, and SOP to the restructured team.
"
2016
T45787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Christyani
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh konflik tugas dan konflik afektif terhadap resistensi karyawan untuk berubah yang terjadi di Bagian PM PT. XYZ. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ford, Ford, dan D?amelio (2008), resistensi karyawan untuk berubah merupakan suatu akibat dari adanya konflik yang terjadi di tempat kerja. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada jenis konflik dalam kelompok (konflik tugas dan konflik afektif).
Tahapan penelitian ini menggunakan tahapan penelitian action research dengan desain penelitian ex-post facto study. Pengukuran konflik tugas dan konflik afektif dilakukan berdasarkan alat ukur Jehn (1995) yang telah diadaptasi oleh Temaluru (2012). Sedangkan pengukuran resistensi karyawan untuk berubah dilakukan dengan menggunakan alat ukur Oreg (2006) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa konflik tugas dan konflik afektif secara bersama-sama berpengaruh (R2 = 69,1%) pada resistensi karyawan untuk berubah. Namun di antara kedua jenis konflik dalam kelompok, konflik afektif memiliki kontribusi yang lebih besar (sr2 = 20%) terhadap sikap resistensi karyawan untuk berubah dibandingkan dengan konflik tugas (sr2 = 1%). Besarnya kontribusi inilah yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar dalam penyusunan intervensi.

The study was conducted to see the effect of task conflict and affective conflict on employee resistance to changes that occurred in PM unit PT. XYZ. Based on the results of previous studies conducted by Ford, Ford, & D?amelio (2008), employee resistance to change is a result of the intragroup conflict. In this study, researchers focused on the type of intragroup conflict (task conflict and affective conflict).
Stages of the research phase of this study using action research to the design of ex-post facto research study. Measurement of task conflict and affective conflict is based on measuring instruments Jehn (1995) which has been adapted by Temaluru (2012). While the measurement of employee resistance to change is done by using a measuring instrument Oreg (2006) which has been adapted into Indonesian.
The results of this study suggest that task conflict and affective conflict jointly affect (R2 = 69.1%) on employee resistance to change. But in between these two types of intragroup conflict, affective conflict has a greater contribution (SR2 = 20%) of employee resistance to change attitudes in comparison to the conflict task (SR2 = 1%). The magnitude of this contribution is used by researchers as a basis in the preparation of the intervention.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30579
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Oryza Sativa
"Komitmen organisasi saat ini menjadi salah satu fokus terpenting bagi manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan. Tindakan afirmatif dapat menjadi strategi yang tepat untuk mencapai komitmen organisasi bagi karyawan. Selain itu, kerjasama tim sebagai faktor signifikan yang mampu mempengaruhi komitmen organisasi diusulkan sebagai variabel mediasi dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi dengan memediasi kerja tim pegawai tetap Perum LKBN Antara. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan survei, menyebarkan kuesioner kepada 582 responden sesuai kriteria sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi, dan kerja tim terhadap komitmen organisasi, serta hubungan positif yang signifikan antara tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi. Kemudian, hasil penelitian juga menyatakan bahwa kerjasama tim secara parsial memediasi pengaruh tindakan afirmatif terhadap komitmen organisasi pegawai tetap Perum LKBN Antara.

Organizational commitment is currently one of the most important focuses for management to achieve company goals. Affirmative action can be the right strategy to achieve organizational commitment for employees. In addition, teamwork as a significant factor capable of influencing organizational commitment is proposed as a mediating variable in this study. This study aims to analyze the effect of affirmative action on organizational commitment by mediating the teamwork of permanent employees of Perum LKBN Antara. This study uses a quantitative research approach with data collection techniques using surveys, distributing questionnaires to 582 respondents according to the sample criteria. The sampling technique used was total sampling. The results of his research indicate that there is a significant positive relationship between affirmative action on organizational commitment, and teamwork on organizational commitment, as well as a significant positive relationship between affirmative action on organizational commitment. Then, the research results also state that teamwork partially mediates the effect of affirmative action on the organizational commitment of permanent employees of Perum LKBN Antara."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seruni Arifah Putri
"Tingginya pertumbuhan tenaga kerja di perusahaan e-commerce diakui oleh Asosiasi E-commerce Indonesia, seiring dengan tingginya pengunduran diri karyawan. Oleh karena itu, komitmen karyawan merupakan masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan e-commerce. Affective organizational commitment dapat ditingkatkan dengan meningkatkan work engagement, yang dapat meningkat jika perusahaan memiliki tempat kerja yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kesenangan di tempat kerja terhadap affective organizational commitment yang dimediasi oleh psychological capital dan work engagement. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui model persamaan struktural terhadap 260 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa workplace fun tidak secara langsung mempengaruhi affective organizational commitment. Selain itu psychological capital berpengaruh negatif signifikan sementara work engagement berpengaruh positif signifikan dalam memberikan pengaruh tidak langsung antara workplace fun dan affective organizational commitment. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan baru bagi perusahaan e-commerce dan praktisi pada umumnya tentang bagaimana meningkatkan affective organizational commitment karyawan dengan menyediakan workplace fun.

The high growth of the workforce in e-commerce companies is admitted by the Indonesian E-commerce Association, along with high employee turnover. Therefore, employees’ affective organizational commitment is an issue that e-commerce companies must face. Affective organizational commitment can be improved by increasing work engagement, which can increase if the company has workplace fun. This study aims to determine the effect of workplace fun on affective organizational commitment mediated by psychological capital and work engagement. This study used a quantitative approach through the structural equation model to 260 respondents. The results showed that workplace fun has not directly affected affective organizational commitment. Psychological capital was negatively significant meanwhile work engagement was positively significant in providing an indirect effect between workplace fun and affective organizational commitment. This study is expected to provide new insight for e-commerce companies and practitioners in general about how to improve employees’ affective organizational commitment by providing workplace fun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>