Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94484 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Lesmana
"Osteoporosis merupakan kelainan metabolik tulang dan terdapat penurunan massa tulang tanpa disertai kelainan pada matriks tulang yang ditandai nyeri, deformitas tulang, dan kerapuhan tulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran pengetahuan wanita usia dewasa tentang osteoporosis. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel wanita dewasa berjumlah 150 responden. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan osteoporosis didapat tinggi (54%), sedang (45%) dan rendah (1%). Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dasar untuk pengembangan program kesehatan masyarakat dalam memberikan pencegahan primer terkait osteoporosis.

Osteoporosis is a metabolic bone disorder in which the reabsoption rate exceeds the bone mass formation characterized by pain, bone deformity and fragility of bone formation. This study aims to identify knowledge level of osteoporosis in young adult women. This is a descriptive study with cross sectional approach. The subjects was 150 women. The result found that 54% of respondents have a high level of knowledge, 45% moderate level and only 1% of respondents have a poor level of knowledge on osteoporosis. It is recommend to develop the public health programs regarding to primary prevention of osteoporosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S45901
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gustivanny Dwipa Asri
"Wanita postmenopause merupakan populasi yang berisiko osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adalah polimorfisme genetik IL 10. Tujuan Menganalisis hubungan polimorfisme genetik IL 10 C627A dengan risiko osteoporosis pada wanita postmenopause. Bahan dan Cara Penelitian ini menggunakan 100 sampel DNA tersimpan dari serum darah wanita postmenopause SNP dari gen IL 10 C627A diperiksa dengan PCR dan RFLP dengan enzim restriksi RsaI.
Hasil Frekuensi alel polimorfisme mengikuti Hardy Weinberg Equilibrium dan hasil uji statistik dengan Chi Square menunjukkan nilai p 0 322 0 05. Kesimpulan Terlihat gambaran polimorfisme genetik Il 10 C627A namun tidak ada hubungan antara polimorfisme genetik Il 10 C627A dengan risiko osteoporosis.

A population of postmenopausal women at risk of osteoporosis is influenced by various factors one of which is IL 10 genetic polymorphism Objective. This study was conducted to analyze the relationship between genetic polymorphisms IL 10 C627A with the risk of osteoporosis in postmenopausal women. Materials and Method This study used 100 sampels of DNA stored from postmenopausal women SNP from IL 10 C627A was checked by PCR and RFLP with RsaI restriction enzyme.
Result The frequencies of allele polymorphism which followed Hardy Weinberg Equilibrium and the result of Chi square test showed no significant p 0 05 Conclusion. This study showed genetic polymorphism of IL 10 C627A but no correlation between genetic polymorphism IL 10 C627A with the risk of osteoporosis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
S45291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Dwi Honesty Putri
"Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang, yang salah satu penyebabnya adalah faktor genetik. Polimorfisme genetik MTHFR C677T dilaporkan terlibat dalam penurunan Bone Mineral Density. Untuk melihat apakah terdapat gambaran dan polimorfisme MTHFR C677T pada wanita pascamenopause dengan osteoporosis, serta hubungannya, dilakukan analisis polimorfisme pada 100 sampel wanita pascamenopause dengan menggunakan teknik PCR-RFLP. Sampel berada dalam Hardy-Weinberg equilibrium, dengan genotip CC56%, CT40%, TT4% pada kelompok normal, dan genotip CC 74,7%, CT 25,3%, TT 0% pada kelompok osteoporosis. Hasil uji chi-square p>0,05, sehingga disimpulkan terjadi polimorfisme pada wanita pascamenopause dengan osteoporosis, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara keduanya.

Osteoporosis is a condition that is characterized by reduced bone mass. Previous studies have shown that the MTHFR C677T polymorphism may be involved in the development of osteoporosis. The aim of this study was to characterise the distribution of this polymorphism in 100 Indonesian postmenopausal women. The polymorphism was analyzed using PCR-RFLP technique. The observed genotypes were consistent with Hardy-Weinberg equilibrium and included 56% CC, 40%CT and 4%TT for normal postmenopausal women, and 74.7% CC, 25.3% CT, 0% TT for postmenopausal women with osteoporosis. The results suggest that the MTHFR C677T polymorphism is not significantly associated with osteoporosis (p>0.05)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45288
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Ismi Sukmawaty
"Osteoporosis merupakan penyakit yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang Bone Mineral Density BMD dan kerusakan pada jaringan tulang. Salah satu faktor penyebab osteoporosis adalah faktor genetik Polimorfisme IL 8 diketahui berhubungan dengan penurunan masa tulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran polimorfisme genetik IL 8 A251T pada wanita postmenopause dan mengetahui hubungannya dengan risiko osteoporosis. Metode dan jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis laboratorik.
Sampel berasal dari bahan biologis tersimpan Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 sampel DNA wanita postmenopause dengan75 osteoporosis dan 25 sampel normal Pemeriksaan polimorfisme genetik IL 8 A251T ini menggunakan metode Polymorphism Chain Reaction PCR dan dilanjutkan dengan Restriction Fragment Length Polymorphism RFLP dengan menggunakan enzim Vsp1. Hasil pemotongan dianalisis menggunakan elektroforesis dengan bubuk agarose 3 dan divisualisasi menggunakan Gel Doc.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pada kelompok normal terdapat genotip AA 36 genotip AT 20 dan genotip TT 44 Sedangkan Pada kelompok osteoporosis terdapat genotip AA 18,6 AT 46,7 dan TT 37,4. Berdasarkan hasil uji statistic chi square menunjukan hubungan tidak bermakna p 0 05 antara polimorfisme IL 8 dengan risiko osteoporosis. Maka disimpulkan bahwa ditemukan gambaran polimorfisme IL 8 pada wanita postmenopause namun polimorfisme IL 8 tidak berhubungan dengan risiko osteoporosis.

Osteoporosis is indicated by the reduction of Bone Mineral Density BMD and destruction of bone tissue. One of the factors inducing osteoporosis is the genetic factor IL 8 is known to have a correlation with reduction bone mass. The purpose of this study was to determine the distribution of IL 8 genetic polymorphism in postmenopausal woman and the correlation with osteoporosis risk factor This study used descriptive study with laboratorical analysis.
The samples used were the stored biological material. This study used 100 samples of stored DNA of postmenopausal woman. There are 75 samples with osteoporosis and 25 with normal BMD Genetic polymorphism of IL 8 ndash A251T was using PCR RFLP method in which RFLP method used the restriction enzyme Vsp1. Then it was analyzed with electrophoresis using 3 agarose gel and visualized by Gel Doc.
The analysis result showed that the normal group had 23 genotype AA 40 AT and 37 TT In the osteoporosis group had 18,6 genotype AA 4, 7 genotype AT and 37,4 genotype TT. Based on Chi square test showed insignificant correlation p 0 05 between IL 8 genetic polymorphism and osteoporosis risk factor. The conclusion there was a distribution of IL 8 genetic polymorphism in postmenopausal woman but IL 8 genetic polymorphism did not have any correlation with osteoporosis risk factor.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S45286
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Elyani
"Osteoporosis merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat. Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan sifat-sifat khas, berupa massa tulang yang rendah disertai perubahan perubahan mikro arsitektur dan kemunduran kualitas jaringan tulang. Keadaan ini akhirnya akan menyebabkan terjadinya peningkatan kerapuhan tulang dan peningkatan risiko terjadinya patah tulang. Osteoporosis dapat terjadi pada wanita maupun laki-laki. Densitas Massa Tulang (DMT) adalah ukuran kepadatan tulang yang sering digunakan untuk mendiagnosa kesebatan tulang. Uji Densitas Massa Tulang merupakan uji yang paling sering digunakan untuk rnengetahui apakah seseorang berisiko osteoporosis atau tidak. Pengukuran dipusatkan pada tulang belakang, pinggul pergelangan tangan, kaki atau jari tangan. Alat untuk mengukur Densitas Massa Tulang disebut Densitometer Tulang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian osteoporosis pada kelompok vegetarian usia > 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Disain penelitian yang digunakan yaitu disain studi potong lintang (cross-sectional). Penelitian dilaksanakan di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat pada bulan Maret sampai dengan April 2008. Populasi adlah seluruh vegetarian baik laki-laki dan wanita yang dating ke pertemuan rutin kelompok Agama Budha di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat. Sampel yang diperoleh berjumlah 85 orang vegetarian. Osteoporosis diukur dengan alat ukur densitometer tulang Achilles Express/InSight metode kuantitatif ultrasound dengan sensitivitas alat sebesar 97%, diperoleh nilai t-score (osteoporosis: - 2,5 atau lebih kecil Preva1ensi osteoporosis pada penelitian ini s.ebesar 22.4%.
Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara umur dengan osteoporosis pada ketornpok vegetarian (p-value < 0,05). Hasil akhir analisis regresi logistic ganda model prediksi diperoleh 3 (tiga) variabel yang berrnakna sooara signifikan (p-value < 0,05) dan substasi yaitu umur, jenis kelamin dan olah raga, dimana umur p-value = 0,001 (OR: 5,365; Cl 95% : 1,933 - 14,890), jenis kelamin memponyai p-val"e 0,028 (OR : 0,277; Cl 95% : 0,088 - 0,869) dan olah raga p-value = 0,069 (OR : 0,378; Cl95%:0,133 -1,077).
Hasil akhir analisis multivariat rnenunjukkan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan osteoporosis pada kelompok vegetarian usia 35 tahun di Pusdiklat Maitreyawira, Jakarta Barat adalah umur, ke1ompok vegetarian berumur 49,93 tahun akan berpeluang 5,37 kali mengalami osteoporosis dibandingkan dengan kelompok vegetarian yang berumur < 49;93 tahun setelah dikontrol dengan jenis kelamin dan olah raga.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan sampel kelompok vegetarian yang lebih banya.k dengan rnengukur kadar kalsium dalam darah atau dengan intervensi tablet kalsiurn dan menggunakan studi longitudinal ataupun studi eksperimental. Tujuannya untuk mengetahui pengaruh zat glzi terutama kalsium dan fosfor serta faktor lain yang berkaitan dengan osteoporosis.

Osteoporosis is one of public health problems, Osteoporosis is a disease with specific characteristics, such as low bone mass with changes of micro architecture and deterioration of bone tissue quality. This condition will cause the increase of bone fragility and the increase of risk of bone fiacture. Osteoporosis could be happened both on woman and man. Bone Mass Density or Densitas Massa Tulang (DMI) is measurement of bone solidity flat frequently used in making a diagnose of the bone health. DMT test is an examination that most frequently used to assess whether someone has a risk to osteoporosis or not. The measurement focuses on the backbone, hip, wrist, legs or fingers. The tool used in measuring density bone mass is called bone densitometer.
The study aimed to assess factors related to the occurance of osteoporosis on vegetarian group aged 2:35 years old in Pusdildat Maitreyawira, West Jakarta. Study design used cross-sectional design. The study was conducted ill Pusdiklat Maitreyawlra, West Jaknrta from March to April 2008. Population were all of vegetarians hnth men and women who came to regular meeting of Buddhist group in Pusdiklat Maltreyawlra, West Jakarta. Sample in this study were 85 vegetarians. Osteoporosis was measured by bone demirometer: Aehilles Express/Insight using ultrasound quantitative method with tool sensitivity 97%, gained t-score value (osteoporosis:- 2.5 or less). Osteoporosis prevalence in this study was 22,4%. Statistic test showed significant association between age and osteoporosis on vegetarian group (p-value < 0,05%).
Final result of double logistic regression analysis of prediction model was gained 3 (three) variables that had significant association (p-value <0,05%): age (p-value = 0.001 (OR: 5.365; CI 95% : 1.933 - 14.890)), sex (p-value = 0.028 (OR : 0.277 ; CI 95% : 0.088 - 0.869), and exercise p-value = 0.069 (OR : 0.378; CI 95% : 0.133 - 1.077)).
Final result of multivariate analysis showed the most dominant factors associated with osteoporosis on vegetarian group aged > 35 years old in Pusdiklat Maitreyawira, West Java, were age. Vegetarian group age >49.39 years old would have probality 5.37 times to get osteoporosis than those whose age < 49.39 years old after controlled by sex and exercise.
The study recommended the further research using more samples of vegetarian group in measuring calcium level in blood or conducting calcium tablets intervention and using longitudinal or experimental study. 1t was aimed to assess the influence of nutrition especially calcium and fosfor and other factors related to osteoporosis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Faisal Yatim
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2003
616.716 FAT o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fox-Spencer, Rebecca
Jakarta : Erlangga, 2007
616.716 FOX st (2)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handoko
"ABSTRAK
Latar belakang: Penyakit paru obstruktif kronik merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Penyakit komorbid pada PPOK berkontribusi terhadap rendahnya status kesehatan, mempengaruhi lama perawatan bahkan kematian. Osteoporosis merupakan komorbid yang cukup sering ditemukan pada PPOK. Di Indonesia khususnya di RSUP Persahabatan belum ada data prevalens osteoporosis pasien PPOK stabil.
Objektif: Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan angka prevalens osteoporosis pada pasien PPOK stabil di RSUP Persahabatan Jakarta.
Metode: Disain penelitian ini adalah potong lintang. Pasien PPOK stabil yang berkunjung di poliklinik Asma/PPOK RSUP Persahabatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Subjek diperiksa densitas mineral tulang menggunakan dual energy x-ray absorptiometry (DXA) dan diperiksa kadar vitamin D darah. Saat pasien berkunjung, dilakukan anamnesis gejala, eksaserbasi, riwayat merokok, penggunaan kortikosteroid (oral atau inhalasi), komorbid, penilaian status gizi. Selanjutnya dilakukan analisis dengan uji statistik.
Hasil: Subjek terbanyak adalah laki-laki (90,6%) dengan kelompok usia 65-75 tahun (53,1%), riwayat merokok terbanyak (84,4%). Berdasarkan derajat PPOK terbanyak adalah GOLD II (46,9%) dan grup B (50%) dengan menggunakan kortikosteroid sebanyak (65,7%). Pada penelitian ini didapatkan prevalens osteoporosis sebesar 37,5%, artinya lebih dari sepertiga pasien mengalami osteoporosis. Dalam Penelitian ini tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara grup PPOK, derajat PPOK, jenis kelamin, riwayat merokok, riwayat kortikosteroid, usia, kadar 25-OHD, faal paru dengan terjadinya osteoporosis pada pasien PPOK stabil (p>0,05). Pada penelitian ini didapatkan hubungan bermakna pada IMT yang rendah sebagai faktor risiko osteoporosis pada PPOK stabil (p<0,001).
Kesimpulan: Prevalens osteoporosis pada pasien PPOK stabil di RSUP Persahabatan Jakarta adalah 37,5%. Terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara IMT dengan osteoporosis pada pasien PPOK stabil (p<0,001).

ABSTRACT
Background: Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a major cause of morbidity and mortality in the world. Comorbid diseases in COPD contributing to low health status, affecting the duration of treatment and even death. Osteoporosis is a quite often comorbid that found in COPD. In Indonesia, particularly in Persahabatan Hospital there are no data of prevalence on osteoporosis in patient with stable COPD.
Objective: The purpose of this research is to get the prevalence?s data of osteoporosis in patients with stable COPD at Persahabatan Hospital-Jakarta.
Method: The studie?s design was cross-sectional. Patients with stable COPD who came to the Asthma/COPD policlinic at Persahabatan Hospital-Jakarta who meet the criteria of inclusion and exclusion. Subjects had an examined of bone mineral density using dual energy x-ray absorptiometry (DXA) and had an examined of vitamin D blood level. At the time of visit, conducted anamnesis of symptoms, exacerbations, history of smoking, used of corticosteroid (oral or inhaled), comorbid, assessment of nutritional status. Then we did statistical test for analysis.
Results: Subjects were dominated with male (90.6%) in the age group 65-75 years old (53.1%), and smoking history (84.4%). The most degree of COPD of the subject were GOLD II (46.9%) and group B (50%) that using corticosteroid (65.7%). In this study we found prevalence of osteoporosis was 37.5%, meaning that approximately more than one third of the patients have had osteoporosis. There were no statistically significant relationship between COPD group, the degree of COPD, sex, smoking history, history of corticosteroid, age, levels of 25-OHD, pulmonary function with the occurrence of osteoporosis in patients with stable COPD (p>0.05). We found a significant relationship on low BMI as a risk factor for osteoporosis in stable COPD (p<0.001).
Conclusion: The prevalence of osteoporosis in patients with stable COPD in Persahabatan Hospital-Jakarta is 37.5%. There are a statistically significant relationship between BMI with osteoporosis in patients with stable COPD (p <0.001).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Luthfia Yandri
"Osteoporosis merupakan penyakit degeneratif yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang. Salah satu faktor risiko penyakit ini adalah genetik. Gen P16INK4A diduga merupakan salah satu gen yang terlibat dalam penuaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis apakah terdapat gambaran polimorfisme pada penderita osteoporosis beserta hubungannya. Dilakukan analisis dengan PCR-RFLP pada 171 sampel wanita pascamenopause (56 sampel normal dan 115 sampel berisiko osteoporosis). Terdapat 16 (9,4%) genotip CC, 37 (21,6%) genotip CG, dan 118 (69%) genotip GG. Dari uji statistik yang dilakukan, disimpulkan terdapat kejadian polimorfisme gen P16INK4A pada penderita osteoporosis, namun tidak terdapat hubungan polimorfisme gen P16INK4A dengan risiko osteoporosis.

Osteoporosis is a degenerative disease characterized by reduced bone mass. One of the risk factors for this disease is genetic factor. P16INK4A gene is suspected to be one of the genes involved in aging. The aim of this study was to analyze the relationship between P16INK4A gene polymorphism with osteoporosis risk in 171 samples of postmenopausal women (56 normal samples and 115 samples with osteoporosis risk) by using PCR-RFLP method. There are 16 (9.4%) CC genotype, 37 (21.6%) CG genotype, and 118 (69%) GG genotype. From statistical analysis, there is no significant relationship between P16INK4A gene polymorphism with osteoporosis risk.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Sinsin Nuryasini
"Osteoporosis merupakan salah satu isu penting dalam bidang kesehatan masyarakat. Jumlah penderita osteoporosis diprediksikan akan mengalami peningkatan secara tajam seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan angka harapan hidup. Dari berbagai literatur didapatkan angka prevalen osteoporosis berkisar dan 6,5-30,3%. Penderita osteoporosis sangat rentan terhadap fracture. Perempuan merupakan populasi paling berisiko (population at risk) terhadap osteoporosis. Di Indonesia, menurut data WHO tahun 1995, prosentase penduduk perempuan yang masih hidup hingga usia 60 tahun ke atas sebesar 75% sementara laki-laki hanya 16%. Program pencegahan perlu dilakukan untuk memperlambat munculnya osteoporosis.
Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan osteoporosis. Salah satu faktor yang diduga mempunyai efek protektif (pencegah) terhadap kejadian osteoporosis adalah penggunaan pil keluarga berencana (pil KB). Untuk perempuan Indonesia, faktor ini belum pernah diteliti. Padahal jika melihat jumlah pengguna pil KB di Indonesia, ditemukan bahwa prevalen pengguna pil KB pada semua golongan usia cukup tinggi yaitu 14,8-17,1%, dan usia yang mulai menggunakan pil KB adalah 15-19 tahun. Pil KB yang digunakan oleh perempuan Indonesia sebagian besar (77,1%) merupakan jenis pil kombinasi (combined oral contraception) dengan estrogen sebagai komponen utamanya. Dari literatur tentang hubungan estrogen dan osteoporosis ditemukan bahwa peran estrogen adalah menghambat proses resorpsi tulang baik secara langsung dan tidak langsung. Beberapa penelitian tentang hubungan riwayat penggunaan pil kontrasepsi dan osteoporosis pada wanita ras putih masih menunjukkan kontroversi. Berdasarkan hal itu, perlu diteliti hubungan antara penggunaan pil KB dengan osteoporosis primer pada perempuan Indonesia.
Disain penelitian menggunakan kasus kontrol tidak berpadanan dengan jumlah 674 responden dari seluruh data catatan medis pasien di Makmal Terpadu Imunoendokrinologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia sejak Juli 1995 sampai engan Oktober 2000. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana. Kasus dan kontrol diambil dari tempat yang sama dengan jumlah 337 kasus dan 337 kontrol. Kasus didiagnosis dengan menggunakan nilai z yang dihasilkan oleh DEXA (Dual Energy X-ray Absorpliometry). Untuk mendapatkan kasus dan kontrol yang eligible untuk penelitian ini dilakukan proses eksklusi yang meliputi usia kurang dari 40 tahun, catatan medis yang tidak lengkap, penderita osteoporosis sekunder, dan penderita osteoarthritis. Selain faktor riwayat penggunaan pil KB, faktor lain yang diteliti adalah usia, indeks massa tubuh, paritas, status olah raga, status menopause, usia saat menopause, dan lama menopause. Analisis data menggunakan regresi logistik ganda dengan bantuan perangkat lunak Stata versi 6.0 for Windows.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara riwayat penggunaan pil KB dengan osteoporosis primer dan hubungan tersebut tersebut dipengaruhi oleh variabel usia dan usia saat menopause serta berbeda pada strata indeks massa tubuh. Kondisi gemuk pada seseorang yang menggunakan pil KB akan meningkatkan probabilitas terhadap osteoporosis primer secara bermakna daripada bukan pengguna pil KB; sementara kondisi berat badan lebih dan kurang pada pengguna pil KB menurunkan probabilitas terhadap osteoporosis primer. Semakin tinggi usia, usia saat menopause, dan indeks massa tubuh, probabilitas osteoporosis primer semakin rendah. Variabel paritas, status olah raga rutin dan lama menopause tidak berhubungan dengan osteoporosis primer. Diantara variabel di dalam model logistik ganda, variabel yang mempunyai probabilitas paling tinggi terhadap osteoporosis primer adalah usia saat menopause awal. Penelitian ini menggunakan data sekunder sehingga tidak dapat mengontrol sejumah variabel lain yang berpotensi sebagai variabel confounding.
Berdasarkan hasil penelitian maka perlu diadakan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efek dan pil KB dan melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan usia menopause awal dan usia menopause terlambat. Perempuan yang pemah menggunakan pil KB dan mempunyai berat badan yang gemuk pada saat ini disarankan agar menurunkan berat badan; sementara pengguna pil KB yang mempunyai berat badan lebih atau kurang pada saat ini disarankan agar mempertahankan berat badannya dalam rentang berat badan lebih atau kurang. Bukan pengguna pit KB lebih baik mempunyai berat badan yang lebih namun agar menghindari obesitas karena merupakan risiko munculnya penyakit lain. SeIain itu, perempuan pada usia menopause awal sebaiknya memeriksakan densitas mineral tulang agar dapat dilakukan pencegahan dini.

Osteoporosis is a current issue on public health due to the increasing number of osteoporotic patients on the populous countries which has an increasing number of life expectancy. Data published by World Health Organization in 1995 showed that 75% of Indonesian women survived into eldelry age (more than 60 years old) while for Indonesian men the number was only 16%. Women tend to be more susceptible and high-risk for osteoporosis_ Osteoporosis leads to osteoporotic fracture. A public health preventive and health promotion program should be done to delay osteoporosis.
Many studies has been conducted and published for identifying factors associated with osteoporosis. History of oral contraceptive use is one factor, which has a contribution for preventing osteoporosis. To date no literature has shown the effects of history of oral contraceptive use on osteoporosis among Indonesian women. Demographic Health Survey 1997 showed that the prevalence of oral contraceptive use (pills) was 14,8%-17,1% and the age whose starting to use oral contraceptive was 15-19 years. About 77,1% of oral contraceptive used by Indonesian women was classified as type of combined oral contraceptive which contains oestrogen hormone. Oestrogen will directly and indirectly affects bone remodelling. The association between history of oral contraceptive use in white women remains a controversy.
The aim of this study was to determine the association between history of oral contraceptive use among Indonesian women. A case control study was conducted at The Collaborative Laboratory on Immunoendocrinology Faculty of Medicine University of Indonesia Jakarta (MITE FKUI Jakarta). Data was collected from subjects attending the clinic since July 1995 till October 2000. A simple random sampling was used to determine 337 cases and 337 controls among study population. The exclusion criteria for study sample were: age less than 40, incomplete medical records, secondary osteoporosis and osteoarthritis. Both cases and controls were diagnosed using z score of DEXA (Dual Energy X-ray Absorpiiametry) at MTIE FKUI Jakarta. Variables under study were history of oral contraceptive use, age, current body mass index, parity, current exercise, menopausal status, age at menopause, and years since of menopause. Analyzing data used Stata version 6.0 for Windows and the methods of analysis applied multiple logistic regression for unmatched data.
The results showed an association between history of oral contraceptive use and primary osteoporosis after controlling age and age of menopause. The association was significantly different at body mass index level (p<0,05). An oral contraceptive user whose obesity had higher probability to primary osteoporosis than non oral contraceptive users; meanwhile overweight and small body mass index had the smaller probability to primary osteoporosis. The study also found negative association between age, age at menopause and current body mass index with primary osteoporosis (p<0,05). Parity, current exepcise and years since menopause were not statistically significant. The study also found that early age of menopause as the highest probability to primary osteoporosis. The secondary data source caused several potential confounding variables which influenced the study results were not included.
Based on these results, it is very important to conduct further studies to confirm the effect of oral contraceptive use among Indonesian women and to find factors associated with early age of menopause and late age of menopause. Oral contraceptive users whose greater body mass index are recommended to decrease body mass index into a normal range; meanwhile oral contraceptive users whose small body mass index or overweight should maintain their weight. Non oral contraceptive users are better to be overweight. This study also recommends to do early detection of bone mineral density for the early age of menopausal women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>