Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164432 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kiki Rachmanissa
"Kepatuhan terapi antiretroviral (ARV) merupakan faktor utama keberhasilan manajemen terapi. Terapi ARV yang diminum seumur hidup diperlukan dukungan untuk menjaga kepatuhan. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) terhadap kepatuhan terapi ARV pada penderita HIV & AIDS di Jakarta Timur. Desain penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan potong lintang. Jumlah responden berpartisipasi 96 orang dengan teknik non random sampling convenience. Instrumen yang digunakan adalah AACTG dan FSSQ Duke-UNC yang dimodifikasi. Hasil analisis Chisquare tidak ada hubungan KDS dengan kepatuhan ARV (p= 1,00; α = 0,05; OR = 1,150). Hasil ini merekomendasikan program dari LSM dan pelayanan kesehatan untuk membantu kepatuhan terapi ARV dari sesama ODHA melalui KDS rutin.

Adherence antiretroviral (ARV) therapy is a major factor in successful of this therapy management. ARV therapy that taken for life is required support system to maintain adherence. This study aimed to show the relationship between peer support group and arv adherence in patient with HIV and AIDS in East Jakarta. This study used descriptive correlation design with cross sectional. The number of sampel was 96 respondents, who was collected with no-random sampling with convinience techique. The instrument used was AACTG and FSSQ Duke-UNC modified. The result of chi-square analysis showed that there was no relation between peer support group with ARV adherence (p=1,00; α=0,05; OR=1,150). Because of that NGO and health service have to make program to enhance ARV therapy adherence with participations from peer support group regularly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47786
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Yunita
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuikinerjaDokter
Penanggung Jawab Pasien (DPJP) sebagai staf pengajar oleh
peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di
Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo pada bulan Januari hingga Juni 2013 dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Metode Desain penelitian ini adalah potong lintang menggunakan
kuesioner yang sudah divalidasi, dengan responden peserta
PPDS di ruang rawat, poliklinik, dan instalasi gawat darurat
Departemen Obstetri dan Ginekologi RSCM pada bulan
Januari - Juni 2013.
Hasil Penelitian ini menghasilkan 131 kuesioner yang diisi oleh 40
peserta PPDS. Sebanyak 58.78% responden menyatakan
kinerja DPJP sebagai pembimbing sudah baik, sementara
46.56% menyatakan fungsi DPJP sebagai pendidik sudah
sangat baik. Terdapat hubungan antara lamanya DPJP
menjadi konsultan dengan kinerja DPJP, bahwa DPJP yang
menjadi konsultan kurang atau sama dengan 10 tahun
dinilaimemilikikinerja lebih baik. Terdapat hubungan yang
bermakna antara cara komunikasi langsungdan sering dengan
kinerja DPJP yang sangat baik. Faktor lain yang dinilai pada
penelitian ini, yaitu tahap PPDS, tempat penugasan DPJP,
dan jabatan DPJP tidak menunjukkan hubungan yang
bermakna.
Kesimpulan Secara keseluruhan, dari ketiga fungsinya, kinerja DPJP
dinyatakan baik. Hasil ini dinilai dari 2 sisi yaitu dari faktor
DPJP maupun faktor PPDS, dan diketahui bahwa kinerja
DPJP dipengaruhi oleh lamanya menjadi konsultan, dan juga
intensitas dan cara diskusi dengan PPDS.

Objective To assess the performance of Doctors-In-Charge of Patients
(DICPs) as teaching staffby doctors enrolling in the Specialty
Doctor Education Program (PPDS) in The Department of
Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital
during the period of January to June 2013 as well as to
explore the factors influencing their performance.
Study design It is a cross-sectional study using a validated-questionnaire.
Respondents of the study are doctors enrolling in the
Specialty Doctor Education Program (PPDS) or generally
referred to as residents in the inpatient rooms, outpatient
clinic and emergency department of the Department of
Obstetrics and Gynecology of Ciptomangunkusumo Hospital
(RSCM) on January - June 2013.
Results The study outcome was 131 questionnaires filled by 40
residents. The result showed that 58.78% of respondents
stated that the performance of DICP as a counselor had been
good, while 46.56% stated that DICP’s function had been
very good. There was a relationship between the duration of
DICP’s role as consultants with their performance, in which
DICPs who had been consultants for 10 years or less were
assessed to have better performances. There was also a
significant relationship between the communication
methodand frequency of DICPs and their performance. Other
factors assessed are resident’s level of PPDS education, point
of DICP’s assignment, and job position of DICPs did not
show significant relationship.
Conclusion Among its three functions, DICPs’ performance was
considered as good. The result was assessed from two sides,
including DICP factors and residents’ factors, and it was
known that the performanceof DICP was influenced by the
duration of their role as consultants; and their intensity of
interaction and way of discussions with their residents.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriasari Oktora
"Studi ini memfokuskan pada komunikasi dokter pasien dalam proses pengobatan dan penyembuhan pasien. Dugaan malpraktek yang kerap muncul akhir-akhir ini mengisyaratkan akan semakin kritisnya masyarakat kita dalam memandang masalah kesehatan.
Komunikasi yang diperlukan disetiap aspek kehidupan, mulai diperhatikan oleh para ahli medis, dan dianggap sebagai salah satu cara menyembuhkan pasien dari sisi psikologis. Jarak yang terbentang antara dokter dengan pasien dulunya dikarenakan penguasaan ilmu yang tidak seimbang kini akan diperdekat dengan cara berkomunikasi dan menjalin hubungan baik. Penelitian ini ingin menjawab beberapa pertanyaan, anlara lain yaitu tentang bagaimana komunikasi dokter pasien yang terjadi?, bagaimana komunikasi yang diinginkan dokter dan pasien?, bagaimana komunikasi menjadi faktor yang membantu proses penyembuhan pasien, bagaimana komunikasi menjadi faktor yang membantu menghindari dugaan malpraktek. Pola hubungan dilihat dengan menggunakan teori penetrasi sosial, sedangkan kemampuan berkomunikasi dapat dilihat dengan ketrampilan mengirimkan informasi kepada pasien (Informed Consent).
Penelitian ini dilakukan di 2 bagian Penyakit Dalam yaitu bagian Geriatri dan bagian Alergi Imunologi. Pihak yang menjadi nara sumber adalah para dokter dan pasien yang terlibat di bagian tersebut. Diambil masing-masing satu kasus namun dengan hasil yang dianalisa secara holistik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Dari penelitian dapat dilihat bahwa para dokter maupun pasien sadar bahwa komunikasi merupakan hal yang penting dalam proses penyembuhan pasien, dan dapat menjadi salah satu cara untuk menghindari isu dugaan malpraktek.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa, dokter dan pasien di Indonesia perlu membina dan mengembangkan hubungan yang baik dengan mensosialisaslkan komunikasi dikalangan kedokteran maupun pasien. Dokter harus mengerti kewajiban dan haknya begitu juga dengan pasien. Dokter yang dinilai memiliki kemampuan yang baik adalah selain mampu mengobati pasien dengan baik, juga mengembangkan kemampuan komunikasinya."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T22360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silverman, Jonathan
"The Third Edition is one of two companion books on improving communication in medicine which together provide a comprehensive approach to teaching and learning communication skills throughout all levels of medical education in both specialist and family medicine. Since their publication, the first edition of this book and its companion, Teaching and Learning Communication Skills in Medicine, have become texts in communication skills teaching. This substantially expanded third edition has been fully updated in relation to the current literature and revised to reflect the explosion of research on healthcare communication since the second edition was published in 2004. It incorporates considerable evidence in support of the skills of the Calgary-Cambridge Guides, offering a comprehensive and now even more evidence-based delineation of the skills that make a difference when communicating with patients. It explores the specific skills of doctor-patient communication and provides wide-ranging evidence of the improvement that those skills can make to health outcome and everyday clinical practice. It is unique in providing a secure platform of core skills which represent the foundations of doctor-patient communication"
London: CRC Press, 2013
610.696 SIL s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Waxman, Jonathan
"The elephant in the room is a collection of short stories that creatively communicate the cancer patient’s journey. The stories, based on real-life accounts, are built around the idiosyncratic relationships between patients and their doctors. Using humor, empathy and wisdom, Jonathan Waxman explores the very human side of cancer as well as providing expert commentary on the clinical aspects of diagnosis and therapy of this disease. These stories comfort and entertain, inform and engage, and are a treat to read for anyone whose life has been affected by cancer."
London : Springer, 2012
e20425935
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Noorina Prametty Mahdayuni
"Tujuan dari penyelenggaraan praktik kedokteran keluarga adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan para pasiennya melalui upaya pencegahan penyakit dari faktor risiko yang dimiliki oleh pasien tersebut. Untuk memenuhi hal tersebut, tentulah diperlukan suatu perilaku yang harus dijalani oleh pasien agar dirinya selalu sehat.
Dan penelitian terdahulu terungkap bahwa ada hubungan antara interaksi dokter-pasien dengan kepatuhan pasien dimana. komunikasi yang terjadi pada setiap konsultasi yang dilakukan adalah berhubungan dengan banyak faktor seperti bahasa, dan budaya ataupun kebiasaan hidup sehari-hari dari pasien tersebut. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini lebih menekankan pada cin pelayanan dokter keluarga yang lebih bersifat promotif, dan preventif .serta cara pasien menjalankan perilaku kesehatan berdasarkan interaksi dokter-pasien yang dilakukannya.
Penelitian ini bertujuan.untuk memahami, dan memberikan gambaran mengenai pola interaksi antara dokter keluarga dengan pasien di Klinik Dokter Keluarga (KDK) milik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia yang terletak di wilayah Kayu Putih, serta memahami bagaimana cara pasien menjalankan perilaku sehatnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dalam format studi kasus. Oleb karena itu daftar pertanyaan?disusun menjadi pedoman wawancara mendalam, dan 'FGD (Focus Group, Discussion). dalarn rangka memperoleh data-data kualitatif yang dipadukan dengan data hasil pengamatan/observasi.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Pertama, dalam berinteraksi dengan pasiennya, para dokter keluarga di KDK FKUI Kayu Putih sesuai dengan standard praktik dokter keluarga berusaha untuk memandang pasien secara keseluruhan, tidak hanya dan segi penyakitnya saja. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan kelimanya menerapkan hampir semua jenis hubungan dokter-pasien. Balk yang berdasarkan gejala fisiologis pasien seperti yang dikemukakan oleh Szasz dan Hollander (1956), `Convincing Tactics' yang dikemukakan oleh Hayes dan Bautista (1976), 'pengetahuan dokter terhadap permasalahan pasien' yang disebutkan oleh Stewart dan Buck, 'Engineering Model', 'Priestly Model', dan juga `Contractual Model' yang dikemukakan oleh Robert Veatch (1972), dan juga `Conflict Model'-nya Freidson. (1970). Hal., tersebut- terjadi karena disesuaikan dengan kondisi dart setiap pasien pada scat melakukan kunjungannya.
Kedua, belum memasyarakatnya arti `dokter keluarga' di kalangan pasien khususnya beberapa pasien KDK FKUI Kayu Putih, dan juga akibat perasaanperasaan yang dibawa oleh pasien tersebut akibat kondisi 'sakit' yang dimilikinya, akhimya menimbulkan sikap pasif yang merupakan hambatan dalam interaksi yang dilakukan.
Ketiga, latar belakang seorang pasien, seperti tingkat pendidikan yang rendah, faktor biaya, serta tingkat pemahaman pasien yang berbeda-beda terhadap pendekatan yang dilakukan oleh dokter keluarga dapat menimbulkan cara yang berbeda-beda pada dirt pasien dalam menjalankan perilaku kesehatannya.
Rekomendasi terhadap basil penelitian ini adalah suatu usulan untuk membentuk Community. Based Health Development Program dengan tujuan menjadikan KDK FKUI Kayu Putih benar-benar dapat dimaksimalkan keberadaannya oleh masyarakat sekitar. Selain itu, para staff, khususnya dokter keluarga di klinik ini, dituntut pula untuk menerapkan kemampuan baik di bidang medis, dan sosial demi tercapainya kepatuhan atas perilaku yang diharapkan atas dirt pasien. Model tersebut juga mengarah pada upaya mandiri dalam bidang kesehatan seperti tercantum dalam misi yang tercantum dalam misi Indonesia Sehat 2010."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T 19916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anik Istiyani
"ABSTRAK
Pasien yang terpasang ventilator mengalami kesulitan berbicara sehingga mengalami gangguan dalam berkomunikasi dan menggunakan suatu metode dalam berkomunikasi. Penelitian ini menggunakan desain crossectional dengan sampel 45 responden dan tekhnik pengumpulan data purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan metode komunikasi yang digunakan pasien yaitu menunjuk atau membuat isyarat dengan tangan yang digunakan 100% responden, menulis atau menggambar yang digunakan 40% responden, menggerakkan bibir atau mencoba untuk berbisik yang digunakan 91% responden, ekspresi wajah yang digunakan 84% responden, dan menggerakkan kepala, ya atau tidak yang digunakan 93% responden. Metode komunikasi lain yang digunakan adalah mengetuk tempat tidur. Perawat diharapkan mengetahui metode komunikasi yang digunakan pasien yang terpasang ventilator sehingga dapat memberikan penjelasan tentang pilihan metode komunikasi sesuai keadaan pasien serta menyediakan media sesuai metode komunikasi yang dipilih.

ABSTRAK
Patients who have difficulty speaking with mechanical ventilation so that impaired communication and uses a method of communicating. This study used crosssectional design with a sample of 45 respondents and data collection purposive sampling technique. The results showed that method of communication used by patients to refer or make a gesture with the hand were used 100% by the respondents, writing or drawing were used 40% by respondents, moving his lips or trying to whisper were used 91% by respondents, the facial expression were used 84% by respondents, and move his head, yes or not were used 93% by respondents. Another communication method which was used by the patient is knocking on the bed. Nurses are expected to know the method of communication used by patients with mechanical ventilation in order to provide an explanation of the preferred method of communication according to the situation of patients and provide appropriate media communication method selected."
2016
S64205
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Permata Rezeki
"ABSTRAK
Tesis ini membahas bagaimana komunikasi dokter dalam memberikan informasi kepada pasien di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Dengan spesialisasi penyakit jantung dimana kondisi penyakit tersebut sangat mendekati dengan kematian, sehingga tidak hanya memiliki kemampuan secara profesionalisme, tetapi juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan paradigma postpositivistik. Melalui wawancara dan observasi terhadap seorang dokter, dapat disimpulkan bahwa dokter dalam kegiatan pelayanan medik mampu mengaplikasikan pendekatan komunikasi ?patient centered style? dengan baik. Dengan mendengarkan keluhannya dengan seksama, yang dibantu dengan memperhatikan komunikasi verbal dan non-verbal yang ada pada pasien. Dalam penelitian ini melihat hambatan komunikasi dokter dan pasien dalam memberikan informasi melalui kegiatan pelayanan medik di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

ABSTRACT
With specialization of heart disease where the disease condition is very close to death, so doctors not only has the professional capacity but also have good communication skills. This research uses qualitative research methods Through in-depth interview and observasion with a doctors, it can be concluded that the doctors has establishing communications with good enough for the patient. The doctor could implemented communication approach ?patient centered style? in medical servicesses process well. Listen carefully to the complaint, which is assisted by obsrving verbal and non-verbal communication that exist. In this study also learn about barriers to communication between doctor and patient in providing information through the activities of medical service in the Hospital Cardiovascular and Blood Vessel Harapan Kita.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35563
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniendita Rahmawati
"Skripsi ini membahas mengenai tanggung jawab hukum dokter dan rumah sakit terhadap pasien gawat darurat yang dinyatakan Dead on Arrival. Permasalahan dalam skripsi ini adalah bagaimana tanggung jawab dokter dan rumah sakit dalam hal terjadi kesalahan atau kelalaian yang dilakukan oleh seorang dokter dalam menangani pasien Dead on Arrival. Metode penelitian yang penulis gunakan ialah yuridis normatif dengan tipologi deskriptif. Data yang penulis gunakan diperoleh melalui studi kepustakaan dan wawancara dengan narasumber terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pasien Dead on Arrival berlaku ketentuan hukum tentang pasien gawat darurat. Sehingga, dokter tidak memiliki kewajiban informed consent sebelum melakukan pertolongan, namun tetap harus melakukan pencatatan rekam medis pasien. Rumah sakit bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan gawat darurat, rekam medis, serta atas kesalahan dokter yang dipekerjakannya. Penulis menggunakan Putusan Nomor 248/Pdt.G/2015/PN. Jkt. Sel terkait pasien Dead on Arrival. Majelis Hakim dalam memutus perkara seharusnya dapat mempertimbangkan seluruh pokok permasalahan dan ketentuan hukum terkait secara agar putusan yang dihasilkan dapat memenuhi rasa keadilan dan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.

This thesis discusses the legal responsibilities of physician and hospital towards emergency patients who are declared dead on arrival. Problems in this thesis are the liabilities of physician and hospital in case of errors or omissions done by the physician while dealing with dead on arrival patients. The research method used in this research is normative with descriptive typology. The data in this research are obtained through literature study and interview with relevant experts. The results showed that on dead on arrival patients apply the legal provisions of emergency patients. Thus, physicians do not have informed consent obligation prior to rescuing, but still have to record the treatments given on patient 39 s medical record. The hospital is responsible for the provision of emergency services, administration of medical records, as well as the errors of the physicians they employed. The author uses verdict number 248 Pdt.G 2015 PN. Jkt. Sel related to dead on arrival patient. The Panel of Judges should be able to consider all the issues and related legal provisions in order to make an equitable verdict which achieves justice and legal certainty.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Uswatun Hasanah
"Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le; 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen/reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen/reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value = 0,049.

Penelitian ini bertujuan untuk megevaluasi penulisan asesmen dan reasesmen pada hari libur oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP dan hubungannya dengan kontinutas pelayanan menggunakan Clinical Pathway dengan rencana hari rawat le 5 hari. Design yang digunakan adalah crosssectional dengan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui telaah data sekunder rekam medis 368 pasien secara real time dengan kerangka waktu sesuai dengan ketentuan pengisian asesmen yaitu 1 x 24 jam setelah pasien masuk rawat inap dan setiap hari untuk pengisian reasesmen. 31,7 asesmen dan 13,5 asesmen dan reasesmen ditulis oleh Dokter Penanggung Jawab Pasien DPJP pada hari libur. Tidak ditemukan adanya hubungan antara penulisan asesmen reasesmen dengan pemeriksaan laboratorium, radiologi dan pemberian terapi obat. Penulisan asesmen reasesmen secara signifikan berhubungan dengan lama hari rawat pasien, P Value 0,049.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68510
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>