Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48637 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Azizah Resti Permata
"Remaja homoseksual sangat rentan mengalami diskriminasi dari teman sebaya yang berdampak remaja mengalami depresi, harga diri rendah, perilaku kekerasan, dan percobaan bunuh diri. Diskriminasi terjadi karena keyakinan yang negatif terhadap homoseksual yang berawal dari minimnya pengetahuan tentang homoseksual. Penelitian yang menggunakan desain deskriptif sederhana bertujuan menggambarkan tingkat pengetahuan remaja tentang homoseksual.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 76,8% remaja SMA memiliki tingkat pengetahuan yang kurang dan 23,2% memiliki tingkat pengetahuan yang cukup. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk penelitian yang lebih lanjut mengenai tingkat pengetahuan yang dihubungkan dengan sikap remaja terhadap homoseksual untuk pencegahan dini gangguan psikososial pada remaja.

Homosexual teens are vulnerable to discrimination from other teens that resulted depression, low self-esteem, violent behavior, and suicide attempts. Discrimination in homosexual teens occurs because of the negative beliefs toward homosexual and this beliefs stems from the lack of knowledge about homosexuality. Descriptive study using simple descriptive design aims to describe the level of knowledge about homosexual teens.
The result showed that as many as 76.8% of teens who had lack the knowledge level and 23.2% who had sufficient level of knowledge. This study gives recommendation for further research regarding the level of knowledge about homosexual teens associated with the attitudes toward homosexuals for early prevention of violent behavior, depression, low self-esteem, and suicide risk in adolescents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arintowati Hartono Handojo
"ABSTRAK
Homoseksualitas merupakan suatu gejala sosial yang pada akhir abad ke XIX sampai sekarang, acap kali dijadikan sebagai pokok pembicaraan dan tema pembahasan di berbagai media. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya artikel-artikel dalam bermacam-macam Surat Kabar dan Majalah, bahkan pada seminar-seminar baik yang diadakan di luar maupun di dalam negeri oleh berbagai pihak.
Sering tampilnya gejala homoseksualitas sebagai pokok pembahasan dan ulasan-ulasan tersebut menunjukkan bahwa gejala homoseksualitas masih merupakan suatu hal yang unik dan terselubung, yang mengandung kesimpang-siuran anggapan atau pendapat mengenai aspek-aspek sehubungan dengan gejala tersebut, dan yang hingga kini belum dapat sepenuhnya diungkapkan. Dengan sendirinya hal seperti ini banyak mengundang minat, terutama di kalangan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu, untuk melakukan penelitian-penelitian yang lebih mendalam dan lebih terperinci. Apalagi jika dilihat atau diduga adanya kemungkinan bahwa implikasi gejala tersebut pada masyarakat sekarang yang sudah serba kompleks bisa menimbulkan masalah-masalah sosial yang baru.
Tentang kapan dan di belahan bumi mana tepatnya homoseksualitas pertama kali muncul, sampai saat ini belum ada satu sumberpun yang dapat dijadikan sebagai patokan. Yang pasti, homoseksualitas sudah ada sejak jaman di mana peradaban manusia masih sangat rendah dan tradisional.
Menurut sejarah dan beberapa cerita atau "mythos" dari berbagai bangsa yang dapat dijumpai dalam literatur, praktek atau aktifitas kehidupan homoseksual ternyata tidak hanya merupakan aktifitas-aktifitas perorangan, melainkan pernah hidup dan berkembang secara kolektif atau memasyarakat.
Literatur-literatur kuno, memang merupakan salah satu sarana yang dapat dijadikan landasan untuk membuktikan bahwa homoseksualitas benar-benar suatu gejala sosial yang sudah ada sejak lama. Kesaksian literatur paling tua yang pernah ditemukan manusia mengenai gejala homoseksualitas, ialah tulisan yang tertera pada lembaran daun lontar milik bangsa Yunani Kuno. Lembaran lontar yang berumur lebih kurang 4.500 tahun Sebelum Masehi tersebut, mengisahkan kehidupan dewa-dewi bangsa Yunani Kuno. Dan dari kisah ini, diketahui bahwa dalam kehidupan dewa-dewi mereka terjadi praktek-praktek atau aktifitas-aktifitas homoseksual. Barangkali inilah salah satu penyebab mengapa homoseksual pernah membudaya di kalangan masyarakat bangsa Yunani. Kepercayaan mereka terhadap adanya dewa-dewi sebagai perwujudan dari polytheisme yang mereka anut, menyebabkan masyaratkat bangsa Yunani kemudian merefleksikan perilaku dewa-dewinya ke dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Dalam salah satu bukunya yang membahas tentang gejala homoseksualitas, Morton Hunt mengatakan bahwa kira-kira 2.400 tahun yang lalu di Athena, pesta homoseks yang diadakan dan dihadiri oleh orang-orang dari kalangan terhormat seperti misalnya para bangsawan; negarawan; sastrawan atau filsuf-filsuf ternama merupakan tradisi yang lazim dilakukan. Dan masih dalam abad yang sama di suatu daerah sebelah Baratdaya Yunani, penulis ini juga mengungkapkan bahwa bangsa Sparta yang tersohor sebagai bangsa yang gagah dan sangat ahli dalam soal perang, ternyata merupakan orang-orang yang dalam kehidupannya mempunyai kebiasaan untuk melakukan aktifitas-aktifitas homoseksual."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1987
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Adihartono Reksodirdjo
"Since the sexual revolution began in Europe, the sexual discourse i.e. homosexuality, lesbianism, bisexuality and transexuality could be a scientific discourse and many scholars start doing research this area. The development of sexual revolution is also bring up the movement of homosexual revolution communities.
This thesis describes and analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain from the international perspective. The Netherlands is one of the European states which is having a free and liberal sexual tradition because the government could accommodate the sexual attitude into non-bias gender policy. The legalization of homosexuality in the Netherlands took by the French through "French Napoleonic Code at 1811. The code explained that the liberation and marriage of homosexuality is guarantee by policy. This Code is follow by the Dutch government and they make a non-bias gender policy such as Same Sex Marriage Policy and also Prostitution Policy. From the democracy theory, it is visible that the Netherlands have a "Sexual Social Democracy" because they give the tolerance for another aspiration, expression, the difference and human rights.
The liberal democration in the Netherlands, it should be like a pioneer for the other European countries. After Dutch government legalizes the Same Sex Marriage Policy in 2001, Belgium is also legalizing it in 2003. One of the European countries which is surprised all over the world is Spain. Spain is the country in the Mediterranean bay which has a strong Catholic tradition, but the Spanish government could accommodate the homosexual communities with the Same Sex Marriage Policy in 2005. From this point of view, the Netherlands it should be use a "latent" ideology to marketization their liberal democration. This pattern is one of the contemporary powers at the global era which is named Soft Power. This power is like a psychological power because they use values, morals and cultures as a dominant power. The method is to promote the attractive values and cultures, not with the repression but with the persuasion and argumentation.
The method of this research is descriptive. After describing the whole problems then we analyze it from the cases. In the mean time, the data's research technique of this thesis is from books, scientific journals, newspapers, the documents and internet.
In brief, this thesis analyzes the Same Sex Marriage Policy in the Netherlands, Belgium and Spain, complete with the international debates regarding this policy. On chapter 4 and 5, the researcher make a differentiation between homosexual communities in Europe and Indonesia, and this differentiation will be a challenge to advocate them to achieve their rights as a human being.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T18768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noventi Yuningsih
"Skripsi ini membahas tentang wacana homoseksualitas yang terdapat pada film Freier Fall 2013 yang berkaitan dengan konsep heteroseksualitas dan maskulinitas. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif berdasarkan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya konsep heteroseksualitas sebagai konsep yang benar menimbulkan pembagian peran di masyarakat. Konsep pembagian peran ini membentuk perilaku seseorang dalam memainkan peranannya yang sesuai di masyarakat. Hal tersebut menyebabkan homoseksualitas yang berada di luar konsep heteroseksualitas dan maskulinitas dianggap sebagai sesuatu yang salah. Film ini memperlihatkan bagaimana stereotip-stereotip negatif tentang kaum gay terus dipertahankan terutama pada lingkungan yang didefinisikan sebagai zona lingkungan laki-laki maskulin seperti kepolisian. Hal tersebut menyebabkan timbulnya homofobia dan diskriminasi terhadap kaum gay.

This thesis discusses the discourses of homosexuality in the film Freier Fall (2013) in relation with the concept of heterosexuality and masculinity. This research used descriptive analysis based from literature studies. The results from this study showed that the concept of heterosexuality as the right concept creates the division of roles in society. This division of roles shapes the person?s behavior in order to play his appropriated role in society. This causes homosexuality, that lie beyond the concept of heterosexuality and masculinity viewed as something wrong. The film displayed how the negative stereotypes about gays have been maintained especially in environments that identified as masculine male?s zone like law enforcement. These stereotypes created the causes of homophobia and lead to discrimination against gays.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
S59798
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Prasetiowati Utami
"Artikel ini membahas mengenai homoseksualitas yang ditampilkan dalam film Les Chansons d’amour. Film ini menggunakan lagu untuk menggambarkan perasaan para tokoh. Artikel ini mengangkat permasalahan orientasi seksual yang terjadi pada diri Ismaël yang pada awalnya merupakan seorang heteroseksual. Faktor dari dalam dirinya merupakan pemicu utama perubahan orientasi seksualnya, yaitu kesedihan yang mendalam karena ditinggal kekasihnya, Julie.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa homoseksualitas yang digambarkan melalui film Les Chansons d’amour merupakan transformasi orientasi seksual yang disebabkan dari faktor internal, yaitu depresi dan perasaan sedih yang mendalam yang dirasakan karena kehilangan kekasihnya.
Selain itu, lingkungan sekitar juga sangat mempengaruhi perubahan orientasi seksual seseorang. Dalam hal ini, hadirnya sosok pria yang memberikan perhatian, kasih sayang, rayuan-rayuan, serta kedekatan secara intim menyebabkan goyahnya hati dan jiwa Ismael.

This article discusses the homosexuality featured in the film Les Chansons d'amour. Songs in this film are the main media to describe the feelings of the characters. The issue raised in this article is regarding Ismaël’s sexual orientation who was initially a heterosexual. The major trigger that changes his sexual orientation is his deep sadness after losing his girlfriend, Julie.
The results of this research shows that homosexuality in film Les Chansons d'amour is a transformation of sexual orientation caused by internal factors, such as feeling of losing, sorrow, and depression after his girlfriend’s death.
In addition, environment can also have an impact on a person's sexual orientation changes. In this case, the presence of a male figure who gives attention, affection, seduction, as well as intimate relationship which melt Ismael’s heart and soul.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Wiliyanti Ishvara
"Homosexuality has become a common issue nowadays that can be easily encountered in many television shows. This paper examines how the issue of homosexuality is being approached in BBC's Sherlock and its fan-produced fan-fiction. It is interesting that even though the show does not attempt to offer queer representation through its plot lines, there are several queer subtexts that can be found within the show. These queer subtexts work subtly in subverting heteronormative assumptions, and they create recognizable representations of queerness in a form of the show's fan-produced fan-fiction. The show is analyzed using queer theory, and focuses on underlying tone of homoeroticism presented within the episodes between the two main characters Sherlock and John. Meanwhile, the fan-fiction is analyzed by using representation theory (1995) by Stuart Hall. The queer theory (1993) used in this article mainly consists of the definitions and concepts provided by Judith Butler. There are two major points that this paper attempts to make. The first one is to discuss homosexuality subtext represented within several episodes of the show. Sherlock, a detective series, presents several scenes that can be read using queer theory. Secondly, this paper attempts to discuss how fan-produced fan-fiction of BBC's Sherlock is able to approach homosexuality by negotiating the nature of relationship between the two characters mentioned previously."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ezra Ollyn C.
"Keberadaan homoseksual di Indonesia masih belum dapat diterima. Masyarakat masih menganggap homoseksual sebagai sebuah gangguan. Bentuk penolakan ini jika diinternalisasi dapat memberikan dampak negatif bagi harga diri seseorang. Padahal harga diri merupakan komponen esensial bagi kesehatan mental seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan harga diri laki-laki heteroseksual dan homoseksual di Indonesia. Penelitian di Barat menunjukkan bahwa kelompok seksual minoritas (homoseksual) memiliki harga diri yang lebih rendah dibandingkan heteroseksual. Subyek dalam penelitian ini adalah laki-laki heteroseksual dan homoseksual yang berusia antara 20-40 tahun. Harga diri diukur dengan menggunakan Coopersmith Self Esteem Inventory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki homoseksual memiliki harga diri yang lebih rendah dibandingkan laki-laki heteroseksual.

The presence of homosexuals in Indonesia is still not acceptable. Society still regards homosexuality as a disorder. This form of rejection when internalized can adversely affect a person's self esteem. Whereas self-esteem is an essential component for one's mental health. This study aimed to see differences in self-esteem in heterosexual men and homosexual in Indonesia. Research suggests that sexual minority groups (homosexuals) have a lower self-esteem than heterosexuals. The subjects in this study were heterosexual men and homosexual age 20-40. Self-esteem was measured using the Coopersmith Self Esteem Inventory. The results showed that homosexual men have a lower self-esteem than heterosexual men."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45022
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parker, William
Metuchen, N. J.: The Scarecrow Press, Inc., 1977
016.3 PAR h
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ana Pirussa
"Homoseksual bukanlah topik yang tabu lagi. Telah banyak novel yang mengangkat tema ini, contohnya Lelaki Terindah. Beberapa hal pada novel bertema homoseksual yang dapat dibahas adalah bagaimana tokoh memahami dirinya yang baru dan masalah yang berpusat pada kehidupan homoseksual dan lingkungannya. Tokoh yang diangkat adalah seorang heteroseksual yang kemudian berubah menjadi homoseksual tanpa disadarinya. Masyarakat Indonesia yang secara umum masih antipati dengan homoseksual dapat dillihat dari pembahasan novel Lelaki Terindah. Novel ini dapat dijadikan cerminan bagaimana masyarakat Indonesia memperlakukan kaum homoseksual di sekitarnya.

Homosexuality is not a taboo subject anymore. There have been many novels with homosexual as a main topic, for example Lelaki Terindah. Things on the homosexual-themed novel that can be discussed are such how the lead of this novel trying to understand his/her new self and the problems which centered on the homosexuals lifes including their environment. The main subject of this novel is a heterosexual who later turn out to be a homosexual without realizing it. The antipathy toward homosexuals which Indonesian society in general has can still be viewed from the discussion of this novel. This novel can be a reflection of how society in Indonesia treats homosexuals.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Kawulusan, Geraldus Tirta Pratama
"Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat pengaruh berdoa terhadap motif berkorban dalam hubungan dimoderasi oleh authenticity pada 21 individu dengan orientasi homoseksual. Pengukuran pada penelitian ini dilakukan dengan durasi berdoa selama tujuh hari, alat ukur motives of sacrifice oleh Impett, Gable, Peplau 2005 , dan alat ukur authenticity yang digunakan oleh Impett dkk. 2013.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdoa tidak mempengaruhi kedua motives of sacrifice, authenticity tidak mempengaruhi motives of sacrifice dan authenticity tidak memperkuat ataupun memperlemah pengaruh antara berdoa dan motives of sacrifice pada individu dengan orientasi homoseksual.

This study was conducted to see the Effects of Prayer on Motives of Sacrifice Moderated by Authenticity Among 21 Homosexuals. Measurements of variable were performed using the length of participant rsquo s prayer during seven days of experiments, motives of sacrifice inventory used by Impett, Gable, and Peplau 2005, and one item authenticity used by Impett dkk. 2013.
The results show that prayer does not have an effect on both motives of sacrifice, authenticity does not have an effect on motives of sacrifice, and authenticity does not strengthen nor weaken the effect of prayer on motives of sacrifice among homosexuals.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>